Kiran bukan seorang yang awam dalam bidang sihir. Meskipun tingkat kesaktiannya di dalam budidaya energi Pesona ungu, baru di level satu, tapi pelatihan dan tingkat kewaspadaannya terbilang tinggi untuk level satu.Setelah merasakan getaran halus dan merasakan energi asing, Kiran berjingkrak-jingkrak melalui lorong-lorong buku yang kuno dan remang-remang dengan penerangan lampu minyak itu. Suara langkahnya menyatu dengan kesunyian, terhanyut oleh kehadiran buku-buku yang menyimpan banyak Teknik dan rahasia kuno didalamnya.Kiran merasa dadanya berdegup kencang ketika ia menyelinap diantara rak demi rak buku, dengan aroma kertas usang yang di beri pengawet khusus dengan arome yang terasa asing.Dan sosok itu berdiri membelaknagi Kiran, sosoknya tampak tinggi membentuk siluet."Kena kau!" bisik Kiran, mata penuh keberanian. Ia senang karena memergoki sosok asing yang mengeluarkan energi sihir yang kuat itu. Tanpa sadar, Kiran mengeluarkan The Tempest, tongkat sihir yang tahu-tahu saja t
Sejak seminggu lalu, Kiran telah mengukir kemajuan yang luar biasa dalam menghafal sepuluh mantra serangan dan sepuluh mantra pertahanan. Meskipun semua mantra tersebut termasuk dalam kategori mantra kelas nol, namun keistimewaannya tak bisa diabaikan. Itu adalah mantra kuno yang berasal dari suku Devari yang terkenal sebagai suku penyihir.Pada hari terakhir latihan, Master Cho melihat hasil usaha Kiran dan menyatakan, "Kamu sepertinya sudah siap untuk berlaga di Tambang Eliksir Nipanan. Sihir serangan dan pertahananmu sudah sangat memadai untuk menghadapi pertarungan di sana."Sejak pagi hari, Kiran menunjukkan seluruh kemampuannya, menggabungkan sihir serangan dan pertahanan, dan Master Cho memberikan pujian yang tulus atas kemajuan Kiran."Namun, untuk mempermudah pertarungan, sangat disarankan untuk meningkatkan skill CAST-mu. Dan cara termudah untuk meningkatkannya adalah melalui eliksir," jelas Master Cho kepada Kiran, di tengah latihan intensif mereka di ruang khusus yang dipe
Perjalanan berikutnya tidak lagi memiliki pengalaman yang berarti. Kereta kuda itu berlari cepat menuju Tambang Nipanan tanpa kendala apapun. Tidak ada monster atau makhluk iblis yang berani menghalangi jalannya kereta, apalagi penyamun atau penjahat jalanan. Seolah semua telah merasa ketakutan dan memilih untuk tidak berurusan dengan penumpang kereta tersebut, seorang panglima perang yang disebut Master Cho yang dibuktikan kekuatannya melalui sang murid; Kiran!Malam Pun berlalu dengan tenang, suara ayam hutan menandai kedatangan pagi. Kereta kuda itu, kini mulai menapak tanah berbatu menuju puncak bukit Nipanan. Sepanjang jalan melintasi bukit berbatu, membuat seisi kereta berguncang.Kiran merasa mual, namun tak berani mengungkapkannya. Apalagi ia melirik sang master yang tampak hanya bersemedi, seolah tak terusik dengan guncangan itu.Pada sore hari, saat matahari hampir tenggelam, itu adalah titik puncak dimana Kiran merasa ingin mengeluarkan sesuatu dan mulutnya.Tiba-tiba saja,
Kiran melompat ke dalam pusaran hitam yang berputar-putar seperti lubang hitam di ruang angkasa.WUSH!Tubuhnya tiba-tiba lenyap.Pemandangan di sekitarnya berubah menjadi cahaya yang berkilauan, seolah-olah petir melintas di langit. Meskipun pengalaman ini baru, Kiran tetap menatap lorong perjalanan singkat itu dengan percaya diri. Ia mencoba merasakan sensasi dalam jalur portal yang dengan pesat terasa menjadi akrab dengannya.BLAM!Saatnya berubah dalam sekejap mata. Kiran merasa tubuhnya terhempas keras keluar dari lorong bercahaya perak tersebut. Beruntungnya, Kiran selalu siaga.Tap - tap!Dia tersadar ketika sedang jongkok dengan tangan dan kaki berpijak ke tanah. Dan ia sadar bahwa itu adalah satu ruangan luas yang sepertinya kosong. Ada banyak Lorong-lorong yang terlihat didepan mata, yang merupakan pintu keluar dari ruang kedatangan itu."Proses perjalanan melalui portal black hole begitu cepat. Jika aku kurang waspada, tubuhku bisa terbentur keras di tanah ini," batin Kiran
Namanya Makhel, seorang Pengendali air berusia 16 tahun. Wajahnya cukup menarik dihiasi rambut abu-abu, dengan postur tubuh yang kecil, namun ia terlihat kekar. Namun Makhel ini memiliki karakter yang sangat menjengkelkan, yang membuat banyak orang tidak suka padanya. Dia adalah jenius terbaik dari Klan Scarlett Call di Kota Tengzhi. Semua anak muda dan ahli sihir di Klan ini tidak bersekolah di akademi atau sekolah sihir, mereka berlatih di dalam Klan dengan Teknik dan sihir turun temurun.Makhel inilah yang membokong dan menyerang Kiran. Dan karena hanya berlatih di dalam Klan tanpa bergaul dengan dunia luar, Makhel tak tahu bahwa Kiran adalah pemenang turnamen sihir.Kembali pada saat Kiran diserang oleh Waterbender, Makhel, yang sebelumnya membuatnya terkejut. Kiran baru saja akan memetik Elixir berwarna hijau ketika serangan tak terduga itu menghantamnya.BRAK!Kiran terjerembab dan mencium lantai tanah, kepala pusing, dan bintang-bintang berwarna perak tampak memenuhi benaknya.
Matahari bersinar cerah, dan burung-burung beterbangan di langit biru. Di atas bukit-bukit Tambang Nipanan, para remaja satu per satu muncul dari dalam tambang, menghembuskan debu dan menghentakkan kakinya di tanah.BOOM!Kiran terhempas dan berguling di atas tanah yang berdebu. Untungnya, dia memiliki tingkat kecekatan yang baik meskipun masih rendah, memungkinkan Kiran untuk dengan cepat mendapatkan keseimbangan dan berdiri meski kakinya masih terasa goyah.Kiran melihat sekelilingnya dan merasa lega. Master Cho masih menunggunya, menatapnya dengan rasa penasaran yang jelas terpancar di wajahnya."Apa saja elixir yang kamu bawa?"++++Master dan murid itu mencari tempat berlindung dari mata tajam banyak orang.Di tempat seperti ini, menjaga diri dan menyembunyikan hasil panen dan jarahan dari mata cemburu orang lain adalah tindakan bijaksana. Meskipun elixir di Pertambangan Nipanan mungkin hanya berharga bagi penyihir pemula, akan tetapi membangun fondasi pesona sihir tingkat satu a
Di dalam gua nomor delapan yang terletak di dalam perut bumi Tambang Nipanan, terlihat sepuluh penyihir muda tengah berjuang melawan Monster Elixir. Terdengar deru angin yang membelah ruang, bersamaan dengan suara hentakan kutukan dan elemen api serta air yang dilepaskan oleh sepuluh penyihir muda melawan Monster Elixir.Monster Elixir adalah makhluk yang dikendalikan oleh sistem dalam tambang ini. Bentuknya sangat aneh, dengan kaki dan tangan yang menyerupai ranting kayu. Meskipun monster ini tidak memiliki kemampuan serangan, poin kesehatannya sangat tinggi, mencapai 20.000 HP. Tantangannya adalah untuk mengalahkan monster ini dalam waktu maksimal lima belas menit. Jika HP monster tidak mencapai nol, tidak akan ada hadiah yang diberikan.Namun, jika para penyihir berhasil mengalahkan Monster Elixir dalam waktu lima belas menit, semua yang telah menyebabkan kerusakan akan menerima hadiah berupa satu elixir berwarna hijau. Dalam beberapa kasus tertentu, Monster Elixir mungkin juga mem
Pada saat itu, di dalam perut bumi, di suatu tempat yang dikenal sebagai Tambang Nipanan, Kiran menyamar dalam ilusi. Ia tampak menyatu dengan dinding tambang, sebagian tubuhnya terlihat seperti dedaunan hijau, dan ada elixir-elexir berwarna putih yang tidak mencolok.Dengan detak jantung yang cepat, Kiran menatap dua elixir berwarna safir. "Apakah ini nyata?" dia berkedip sekali lagi."Elixir jenis langka tipe serangan dan yang paling langka, tipe kecerdasan!"Hati Kiran penuh kebahagiaan. Baru semalam, ia mendengar penjelasan dari sang master tentang pentingnya elixir kecerdasan bagi penyihir level satu, dan hari ini, elixir tipe langka itu ada di tangannya. Dan yang lebih hebat lagi, elixir tersebut berwarna biru!Kiran meletakkan dua elixir langka tersebut dengan hati-hati.Kemudian, ia mengakhiri ilusi dan mencari tiga elixir lain untuk memenuhi kuota harian. Setiap penyihir diizinkan untuk mengumpulkan lima elixir sehari.Di bawah dedaunan hijau yang lebat, Kiran menemukan elixi
Pagi yang dingin di Hutan Cemara, ketika angin berdesir membawa bunga salju yang jatuh ke permukaan tanah, menutup semua bekas pertempuran semalam. Kini, yang terlihat hanyalah pemandangan putih dan kelabu sejauh mata memandang.Kiran berjalan berkeliling di perkemahan, ditemani oleh Roneko. Sepanjang perjalanan, ia tak henti-hentinya bertanya dan meminta Roneko, sang Kyuubi, menceritakan kejadian semalam."Roneko, ceritakan sekali lagi. Apakah Anda yakin bahwa sosok Phoenix api itu adalah manifestasi dari perbuatan sihir tingkat tinggi, yang aku rapalkan?" Kiran tetap tidak percaya.Dengan senyuman menyeringai, wajah putus asa, karena tuannya selalu tidak percaya dengan perkataannya, Roneko menegaskan. "Tuanku Kiran, bukankah anda sendiri sudah mendengar, bahkan Zephyr sudah bersaksi bahwa anda memiliki sihir yang tidak terduga – sihir Phoenix emas. Jadi, untuk apa bertanya berulang kali?"Masih dengan wajah polos dan tidak percaya, Kiran menyahuti, "Masalahnya, aku hanya melakukan r
Beruntung, ketika Zephyr mendekati Roneko yang terbaring di tumpukan salju, ia terlihat masih bernafas, meskipun dalam keadaan tidak sadarkan diri. Beberapa pasukan dari Hutan Ternola, seperti puluhan Silent Owl – burung hantu kerdil, datang membantu.Roneko ini dibawa kembali ke tempat para penghuni Ternola dalam keadaan tidak sadarkan diri, diangkut oleh sekitar lima puluh Silent Owl.Sesuai dengan julukan mereka ‘SILENT’, setiap gerakan sayap puluhan burung hantu itu tidak meninggalkan bunyi atau suara sama sekali. Zephyr berjaga-jaga, mengikuti puluhan Silent Owl dan Roneko, agar tidak terjadi serangan balas dendam dari pihak Nymph, yang pemimpinnya baru saja dimusnahkan oleh Roneko.---Di cakrawala, pertempuran antara Phoenix Emas dan sosok Raksasa Es Ymir mencapai puncaknya.Suara deru gelombang es yang dihasilkan oleh sihir Ymir terdengar menggema, ketika dia melepaskan ribuan hujan kristal es ke arah Phoenix Emas.*WUSH!*Sekali lagi, api berwarna emas keluar dari mulut Phoen
Beberapa menit sebelum Elang bermata perak itu pergi, setelah dia menerima perintah dari Pemimpin Kaum Nymph, Roneko Sang Kyuubi memperhatikan semua kejadian antara si mata perak dengan Kaum Nymph.Saat semua pihak terpaku pada kejadian pertempuran di cakrawala, itulah pertarungan antara Raksasa Es - Ymir melawan Siluet Phoenix Emas, pada yang bersamaan pemimpin Nymph mencoba mencari kesempatan. Diam-diam dia memanggil Elang mata perak untuk mengabarkan keadaan genting mereka, pada penguasa di Istana Es.Siapa menyangka. Dari pihak Hutan Ternola sendiri, Roneko memperhatikan semua kejadian yang terjadi dengan penuh kewaspadaan.Ketika melihat sinar berwarna kelabu berkelebat dari kelompok Nymph, terabang cepat ke arah cakrawala, pada saat itulah sosoknya yang mengenakan gaun berwarna merah ikut berkelebat, mengejar Elang Mata Perak.Sebaliknya di pihak Nymph, detik genting seperti itu tidak terlewatkan dari pandangan Pemimpin Nymph.Dengan mata menyala, mulut yang terbuka lebar, dia b
Angin bertiup kencang pada malam yang dingin. Realm Wonderland dilanda hawa dingin membeku, atmosfer di satu tempat, dekat Hutan Cemara, penuh dengan aura menakutkan.Pada saat semua pihak dari Hutan Ternola merasa aman dalam lindungan perisai cermin ajaib, tiba-tiba suara teriakan panik terdengar.“Lihat! Cermin sihir akan retak!”Seketika keadaan menjadi kacau.Semua makhluk di balik perlindungan sihir 100 Twilight Turtles menjadi panik.“Seseorang harus mengambil tindakan! Jika tidak, kita semua akan tewas!”“Oh, masih adakah kekuatan sihir yang dapat mengalahkan makhluk terkutuk itu?”Suara hantaman tinju Ymir terdengar bertalu-talu, diiringi gemerincing retakan cermin sihir membuat semua panik.Pada saat mereka meraung dalam ketakutan, tiba-tiba ada satu sosok tubuh melesat terbang ke arah cermin kristal yang retakannya semakin besar… bahkan mungkin sebentar lagi akan pecah.“Siapa itu?”“Darimana datangnya sosok makhluk berwarna emas itu?”“Cahaya tubuhnya sangat menyilaukan!”S
TRING TRING TRINGSuara dawai harpa berdenting lembut ketika jemari Pemimpin Nympha memainkan nada-nada yang aneh. Para Nymph yang tersisa tampak khusyuk, menggumam dalam nada yang tidak jelas, seolah-olah bernyanyi dengan lirik dan nada yang sangat rendah. Bulu kuduk semua orang meremang.“Sihir terkutuk!”“Mereka memanggil makhluk gaib!”Ketakutan merayap di antara penghuni Hutan Ternola.Pada saat itu, langit di cakrawala seketika berubah menjadi gelap. Awan hitam bergulung-gulung, menghalangi cahaya rembulan dan sinar bintang jatuh ke permukaan tanah.Tiba-tiba, udara menjadi lebih dingin. Air yang menggenang tampak membeku, ketika aura dingin merayap, memenuhi atmosfer di tepian hutan cemara itu.Suara langkah kaki terdengar dari kejauhan, bunyinya sangat jeras membuat tanah bergetar, sepihan salju tersisa, dan percikan air seketika runtuh ke tanah.Tap – tap – tap!Dari arah utara, semua makhluk menyaksikan dengan mulut ternganga.“Ymir!”“Raksasa Es!”Ymir adalah raksasa dari e
Pada saat itu, api berwarna merah keemasan yang muncul dari tubuh Kiran, bukanlah api yang terlihat seperti api biasa, api yang mampu dikobarkan oleh Merak Api, meski berusia lima ratus tahun sekalipun.Ini adalah api yang aneh, api keabadian yang jarang dilihat oleh mahluk lain. Api berwarna seperti emas.Roneko, sosok Kyuubi penguasa chakra api, tentu saja yang paling dahulu sadar akan hal ini. Dia berada paling dekat dengan Kiran tatkala cahaya keabadian, dengan hawa panas yang aneh, menyeruak dari tubuh Kiran.“Tuan. Ini adalah api abadi. Bukan api yang dapat dikeluarkan oleh mahluk kontrak sejenis Merak api sekalipun…” kata Roneko tidak percaya.Dalam pandangan Kyuubi itu, mahluk yang muncul dari jiwa Kiran, itu sama sekali bukan Merak api.Meskipun itu masih sejenis burung, tapi Roneko berani memastikan, “Itu sama sekali bukan Merak. Itu Burung yang aneh. Sayangnya wujud itu seperti terkurung dengan selubung sihir, yang membuatnya terlihat sangat misterius,” batin Roneko.Pada s
Malam itu, ketika hawa dingin merayap dengan kelopak es turun dari langit, Diolos si Pegasus tiba-tiba merasa sangat mengantuk.Dia membatin penuh rasa penasaran. "Tidak biasanya aku mengantuk sejak awal malam," pikir Diolos. Dia meringkik dan bertanya pada Kiran, yang tampaknya juga terpengaruh kantuk, sibuk merentangkan alas tidur di bawah pohon cemara, langit malam menjadi atapnya.Merasa terganggu dengan suara Diolos yang seperti merengek, Kiran menegur Pegasus itu. “Tidurlah, Diolos. Perjalanan kita masih panjang. Istana Es penyihir Putih ada di batas Realm Wonderland ini. Anda membutuhkan tenaga ekstra besok hari!” setelah memberi nasehat, Kiran segera tertidur.Alas jerami kering yang di pintal seperti tikar menjadi tempat tidurnya, sementara selimut bulu angsa, perlengkapan termewah saat ini, mencoba memberikan perlindungan dari dingin malam kepada semua mahluk dari Hutan Ternola. Malam itu, tak seorangpun terganggu dalam tidurnya, meski bunga salju mulai gugur dari langit.Di
Pada malam sebelum kejadian aneh, ketika Kiran dan dua kelompoknya, bersama dengan Zephyr dan pasukan perang dari Hutan Ternola tiba, tempat yang luas ini tampak cocok untuk didirikan tenda darurat. "Kita akan beristirahat hingga pagi menjelang, baru melanjutkan perjalanan menuju Istana Utara!" teriak Zephyr dengan tegas. "Akhirnya beristirahat juga..." anggota-anggota pasukan perang khusus itu merasa lega ketika pemimpin perang, Zephyr, memberikan perintah. Dengan cekatan, tentara perang dari berbagai ras segera mendirikan tenda darurat, sementara yang lainnya menyiapkan makanan, yang semuanya berupa pil, dan menyodorkan air kepada setiap anggota perang. Masing-masing ras memiliki tenaga khusus yang mengatur akomodasi, jumlahnya sepuluh mahluk per ras. Di Hutan Ternola di Realm Wonderland ini, di mana keajaiban terjadi di luar nalar dan akal sehat, makanan seperti yang dikonsumsi oleh mahluk di luar realm bukan lagi prioritas utama. Di setiap ras di dalam Realm ini, mereka memil
Tet – tet – tet…Suara mirip terompet terdengar ketika lima ratus pasukan Silent Owl bersiul seperti nyanyian perang. Suara kepakan sayap ratusan Silent Owl ini dengan sengaja diperdengarkan, menimbulkan suara gema seperti bunyi ribuan capung terbang, membuat gentar perasaan siapapun yang mendengarnya.Menyusul suara derap kaki pasukan Breeze Foxes – rubah pengendali angin tampak membuka jalan dengan berbaris rapi membelah Hutan Ternola. Selanjutnya, memimpin pasukan di belakang dan berjalan di jalanan yang penuh tumpukan salju. Sesekali pasukan Breeze Foxes itu meniup siulan, lalu angin berhembus kencang dan membawa pergi tumpukan salju, sehingga jalanan ke utara menjadi bersih, membuat pasukan di belakang berjalan lancar.Di sisi kiri dan kanan jalanan, tampak ribuan makhluk penghuni Hutan Ternola yang menonton iring-iringan pasukan magical beast – yang tampak seperti parade perang pasukan manusia.Seribu pasukan Spark Sprites – mahluk kecil yang dapat memanggil percikan listrik ber