Ima terus memeluk dua anak Firman yang nampak masih cukup ketakutan dengan kedatangan dari warga. Dia mencoba menenangkan Sandra dan Sandi. Sehingga keduanya bisa lebih tenang dengan situasi yang ada. Ima meyakinkan Sandra dan Sandi untuk tidak takut dengan apapun. Semuanya akan baik-baik saja.Pak RT memulai perundingan itu dengan meminta alasan logis dari para warga yang ingin meminta kedua anak Firman untuk pergi dari kampung. Pak RT akan mengabulkan semua permintaan warga, jika semuanya membuat alasan yang logis untuk dirinya.Beberapa warga mulai bersaksi di hadapan pak RT dan pak Kiayi. Mereka semalam melihat sosok kuntilanak yang benar-benar meneror mereka. Tak hanya itu, para warga juga mulai di serang oleh kuntilanak yang mereka yakini berasal dari Firman..Kesaksian itu semakin di pertegas oleh Tini dan Lutfhi. Dia sebagai saudara dari Firman mengatakan jika memang kakaknya tersebut melakukan pesugihan terhadap kuntilanak. Itu bisa di buktikan dengan beberapa benda yang ada
Hasil perundingan tetap mengharuskan dua anak Firman untuk tetap pergi dari kampung. Keduanya harus segera meninggalkan kampung untuk memenuhi tuntutan warga yang khawatir akan teror Kuntilanak di kampung mereka.Berat bagi kedua anak Firman untuk pergi dari rumah Darwis dan Ima. Mereka harus berpisah dengan kedua orang yang sudah mereka anggap sebagai orangtua mereka sendiri. Apalagi Sandi yang sudah begitu nyaman dengan Ima, terlihat berat saat harus berpisah dengan perempuan berusia 50 tahun tersebut. Sandi tak kunjung henti meneteskan air mata kesedihannya. Bagaimana dia harus kehilangan meninggalkan sosok Ima yang selama ini begitu baik pada dirinya.Sandra menangis juga, tapi dia lebih sedikit tegar. Mungkin dia sudah paham betul apa yang akan terjadi pada dirinya. Mengingat keberadaan dari Sandra dan Sandi memang menjadi sorotan tersendiri bagi warga kampung. Sandra dan Sandi di anggap sebagai dua anak pembawa sial bagi kampung. Sehingga Sandra dan Sandi pun harus segera pergi
Firman kembali bermimpi buruk. Bahkan di mimpi buruk keduanya ini, Firman benar-benar tak bisa membayangkan apapun lagi. Dia terlihat begitu ketakutan saat sesosok mahluk menyeramkan menyerupai monster mengejar dirinya. Mahluk itu berusaha membunuh Firman dengan kedua tangan yang di penuhi darah dan nanah.Firman segera bangun dari tidurnya. Dia berteriak dengan begitu kencangnya. Hingga terdengar ke segala penjuru rumah sakit.Beberapa petugas rumah sakit jiwa yang mendengar suara teriakan dari seorang Firman, langsung menghampiri Firman. Mereka ingin tahu apa yang terjadi pada sosok Firman yang berteriak dengan begitu kencang tersebut.Begitu petugas itu datang, Firman langsung menyerang petugas itu dengan benda-benda yang ada di dalam ruangan Firman. Mulai dari piring kotor, hingga sendok dan garpu yang di lemparkan pada petugas. Firman melihat sosok petugas itu layaknya sosok Sarman yang dia bunuh.Petugas itu tetap tenang dengan segala upaya yang di lakukan oleh Firman. Dia terli
Lukas harus menumpang sebuah mobil untuk bisa ke bangunan sekolah yang di buatnya. Kini Lukas sudah tidak tinggal bersama dengan kedua orangtuanya. Dia harus tinggal bersama dua anak Firman yang di usir warga menjauh dari kampung mereka.Ini tentu jadi tantangan tersendiri bagi seorang Lukas. Pasalnya jarak kontrakan baru Lukas dengan bangunan sekolah cukup jauh. Sehingga Lukas harus bisa menumpang mobil untuk bisa sampai di bangunan sekolah miliknya tersebut.Lukas terlihat begitu bahagia saat sudah sampai di bangunan sekolahnya. Dia tersenyum dengan begitu lebar saat melihat bangunan sekolahnya yang kembali di bangun menggunakan uang warisan seorang Darwis. Lukas berharap bangunan sekolah yang akan di bangun oleh dirinya tidak akan mengalami musibah seperti sebelumnya. Ini yang di harapkan oleh seorang Lukas.Seorang perempuan renta menghampiri seorang Lukas. Dia membawa sepiring gorengan yang akan di berikan pada pegawai yang tengah membangun sekolah milik Lukas. Perempuan tua itu
Tak hanya Lukas yang mengecek bangunan sekolahnya saja. Seorang Lutfhi pun datang ke tempat proyek pembangunan perumahan yang tengah di garap oleh seorang Baim. Lutfhi dengan pakaian super mewah, berjalan bersama dengan Tini menyisir setiap bangunan rumah yang masih setengah jadi tersebut.Lutfhi bertemu dengan beberapa pekerja yang terlihat bekerja dengan begitu giat saat melihat kedatangan dari Lutfhi dan Tini. Mereka pun terlihat begitu bersemangat di tengah terik matahari yang begitu menyorot area perumahan.Melihat tukang bangunan itu, Lutfhi menjadi ingat saat dia juga bekerja sebagai tukang bangunan. Lutfhi merasa itu adalah momen paling menyenangkan dalam hidupnya. Bisa menjadi seorang tukang bangunan yang membangun bangunan rumah dengan gaji yang minim.Begitu juga Tini, dia merasa pernah menjadi seorang istri tukang bangunan. Dia menunggu Lutfhi untuk pulang membawa uang. Namun gajinya masih di tahan oleh bossnya sendiri. Itu adalah kenangan tersendiri bagi seorang Tini. Dia
Saung yang sedikit berantakan, di buat Baim semakin berantakan lagi. Dia melempar semua barang yang ada di saung tersebut. Tak lupa dia juga mengumpat kata-kata kasar pada seorang Lutfhi yang memarahinya. Dia mengatakan Lutfhi adalah sosok yang sombong. Dia baru memiliki harta yang sedikit, tapi sudah bisa jauh lebih sombong dari perkiraan seorang Baim. Pria yang besar kepala.Baim merobek bon belanja yang Lutfhi temukan. Dia begitu menyesali telah menyimpan bon belanja tersebut. Padahal jika dia membakar atau merobek bon belanja tersebut. Sudah pasti Lutfhi tidak akan menemukan bon itu. Sehingga Lutfhi tidak tahu, jika Baim melakukan korupsi pada proyek tersebut.Ini menjadi hari yang buruk bagi seorang Baim. Anak buahnya memanggil Baim, dia mengatakan ada seseorang yang mengalami kecelakaan kerja. Dia terjatuh dari tangga yang memiliki ketinggian 4 meter. Pekerja itu meringis kesakitan, hingga harus segera di bawa ke rumah sakit.Baim dan pekerja itu langsung melihat pekerja lainnya
Firman begitu ketakutan saat arwah gentayangan dari Sarman terus mengejar dirinya. Dia tak kuasa saat melihat kedua mata Sarman yang menyala berwarna merah terang. Dia terlihat begitu tak kuasa dengan wajah seram dari Sarman.Pelarian dari seorang Firman akhirnya berujung saat dia berada di sebuah jalan buntu. Firman tidak bisa kabur lagi dari kejaran seorang Sarman yang membawa sebuah celurit besar. Dia siap membunuh seorang Firman yang juga telah membunuh dirinya. Ini akan menjadi pembalasan yang paling setimpal bagi seorang Sarman."Kamu harus mati sepertiku Firman. Kamu harus mati." ujar Sarman dengan wajah marahnya."Tidak, aku tidak ingin mati di tanganmu Sarman. Tidak akan pernah." balas Firman dengan penuh keyakinan.Sarman tersenyum dengan begitu hebatnya. Dia mulai menaikkan tangan menuju leher Firman. Mungkin satu atau dua cekikan kuat di leher Firman akan membuatnya mati. Ini harus di lakukan oleh seorang Sarman sebagai balas dendam. Sehingga Sarman harus melakukan hal ter
Beberapa orang mulai mendatangi rumah Lutfhi untuk meminta menjadi bagian dalam usaha bakso yang di geluti oleh Lutfhi. Mereka begitu tertarik untuk bergabung bersama dengan Lutfhi dalam berjualan bakso dengan gerobak. Beberapa orang itu begitu antusias saat di izinkan masuk ke dalam istana rumah seorang Lutfhi. Mereka begitu kagum akan megahnya rumah Lutfhi tersebut.Mereka pun begitu nyaman saat duduk di atas sofa rumah Lutfhi. Ini mungkin akan jadi pengalaman paling mengesankan bagi mereka yang baru pertama kali ke rumah Lutfhi yang luas. Sehingga mereka begitu antusias saat bertemu dengan seorang Lutfhi yang di kenal sedikit sombong tersebut.Para calon karyawan Lutfhi itu terlihat sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan Lutfhi. Sosok Lutfhi di anggap sebagai sosok pengusaha sukses yang mengawali karirnya dari titik paling rendah. Itu yang membuat mereka begitu kagum terhadap Lutfhi yang memiliki banyak kemampuan.Wajah mereka langsung berseri saat Lutfhi mulai menghampiri m
Sehari sebelum Sandi kembali ke sekolah. Lukas sudah menyempatkan diri untuk datang ke sekolah. Kedatangan dari Lukas tak lain adalah untuk membuat semua teman-teman Sandi tidak memojokkan seorang Sandi. Lukas mengatakan jika Sandi sangat berusaha untuk bisa keluar dari tekanan yang di hadapi olehnya saat ini.Lukas begitu berharap para guru serta seluruh siswa bisa menerima seorang Sandi sebagai teman mereka. Tidak mengingatkan Sandi akan ayahnya. Sehingga Sandi bisa sekolah dengan baiknya. Tidak akan ada tekanan yang besar untuk Sandi.Seluruh guru tentunya setuju dengan apa yang di minta oleh seorang Lukas. Begitu juga para murid yang siap menerima seorang Lukas apa adanya. Tidak ada yang akan mengingatkan seorang Sandi akan apa kesalahan dari ayahnya. Semuanya akan melupakan kesalahan yang telah di lakukan oleh ayahnya. Tidak akan ada orang yang menghina Sandi dengan apa yang di lakukan oleh Firman.Sandi yang awalnya ragu saat berada di depan gerbang sekolah. Langsung merasa sena
Baim mendatangi rumah adiknya, kedatangan dari seorang Baim tentunya untuk mengajak sang adik berdiskusi. Mungkin dengan berdiskusi dengan adiknya, tidak akan ada lagi kesalahpahaman yang mungkin akan terjadi antara Baim dengan adiknya tersebut. Ini menjadi hal yang harus di lakukan oleh Baim. Dia tak bisa memutuskan semuanya sendiri, perlu pertimbangan dari adiknya dalam memutuskan apa yang akan dia ambil.Baim duduk di teras rumah adiknya. Salah seorang keponakan Baim yang bernama Mira mulai datang menghampiri Baim dengan wajah sumringah. Dia senang dengan kedatangan dari seorang Baim ke rumahnya. Mengingat Baim yang kerap memberikan seorang Mira hadiah.Baim pun menyempatkan diri untuk bermain bersama dengan Mira terlebih dahulu. Sebelum dia meminta Mira untuk memanggil ibunya menemui Baim. Mira pun langsung melaksanakan tugas yang di berikan oleh Baim pada dirinya. Dia segera masuk kedalam rumah, untuk memanggil ibunya yang sebenarnya sedang masak makan siang.Mira menarik tangan
Sandi menatap wajahnya dengan penuh rasa gembira. Dia terlihat begitu bahagia akan datang ke sekolah. Mungkin sudah cukup lama Sandi tidak datang ke sekolah. Hingga Sandi pun harus mengulang kembali pelajaran yang pernah dia pelajari.Sandi berharap keputusan dari dirinya untuk kembali ke sekolah akan menjadi keputusan yang baik. Sehingga Sandi tidak akan menyesali apa yang telah di ambil oleh dirinya. Dia akan menyukai keputusan untuk kembali ke sekolah. Tidak akan ada masalah atau apapun yang akan membuat dirinya merasa kurang nyaman dengan semuanya.Lukas menghampiri Sandi yang masih terus menatap wajahnya di depan cermin. Dia kembali meyakinkan Sandi untuk tetap yakin pada keputusan dari dirinya untuk kembali ke sekolah. Lukas meminta Sandi untuk menebalkan telinganya. Tidak ada yang harus Sandi takutkan, semuanya akan baik-baik saja untuk Sandi. Dia tidak harus khawatir dengan semua yang mungkin akan terjadi pada dirinya. Semua itu akan baik-baik saja seperti biasanya.Sandi sema
Lutfhi masih begitu merasakan rasa sesak yang teramat di lehernya. Cekikan Genderuwo itu benar-benar membuat dia kesulitan bernapas. Hingga Lutfhi berusaha untuk menetralisir kesulitan dari dirinya itu dengan menarik napas sepanjang mungkin. Sebelum membuangnya secara perlahan.Lutfhi benar-benar kesal dengan Genderuwo miliknya sendiri. Genderuwo yang haus akan tumbal itu, tak pernah bisa bersabar. Padahal Lutfhi sedang berusaha mencari cara agar bisa menumbalkan seorang Baim untuk Genderuwo tersebut. Namun Genderuwo itu terlalu tidak sabar. Sehingga dia terus meminta Lutfhi untuk segera melakukan apa yang dia minta.Lutfhi yang terus berusaha menjadikan Baim sebagai tumbal berikutnya. Tak pernah diam, dia terus berusaha. Namun Lutfhi belum menemukan momen yang tepat untuk membuat Baim menjadi salah satu tumbal yang akan Lutfhi persembahkan pada Genderuwo miliknya. Lutfhi masih cukup berusaha untuk membuat semuanya menjadi lebih baik lagi.Tini yang melihat Lutfhi kesal, menghampiri L
Mendengar ibu dari Baim masuk rumah sakit, Darwis pun langsung mengajak seluruh anggota keluarganya untuk datang menjenguk ibu Baim. Tentu kedatangan dari Darwis dan keluarganya adalah untuk memberikan dukungan penuh pada ibu Baim yang masih terbaring lemas di atas ranjang.Baim menyambut baik kedatangan dari keluarga Darwis itu. Dia sangat senang, akhirnya ada dari pihak keluarga Kinasih yang akhirnya datang menjenguk ibunya. Mengingat istrinya sendiri yang hingga kini belum datang untuk menemui ibu mertuanya tersebut."Senang rasanya bisa melihat Kak Darwis, Kak Ima serta Lukas datang menjenguk Ibu saya. Ini benar-benar luar biasa buat Saya." ujar Baim."Kami juga senang bisa datang menjenguk ke sini. Maafkan kami baru bisa datang menjenguk hari ini." balas Darwis.Darwis pun melihat kondisi dari ibu Baim yang masih begitu lemas. Dia terlihat begitu merasakan kesakitan yang teramat besar. Hingga Darwis pun merasa iba dengan apa yang di lihatnya. Darwis benar-benar merasakan kesediha
Satu koper uang hasil dari usaha bakso yang di miliki oleh Lutfhi, di setorkan pada sebuah bank ternama. Itu hanya satu dari keuntungan yang di hasilkan oleh Lutfhi. Dia masih banyak memiliki usaha lainnya yang memiliki omzet penjualan yang begitu tinggi. Sehingga mimpi Lutfhi menjadi salah seorang terkaya di desanya pun dengan begitu cepatnya tercapai.Beberapa orang pun melihat Lutfhi dengan tatapan yang penuh kekaguman. Mereka menganggap Lutfhi adalah seorang pengusaha yang benar-benar hebat. Dia memiliki banyak uang hasil dari usahanya tersebut. Tanpa mereka tahu, jika Lutfhi selama ini di bantu oleh sosok Genderuwo berbadan besar.Lutfhi semakin sesumbar saat banyak orang yang mulai mengajak ngobrol. Di luar bank, Anton yang merupakan seorang pensiunan karyawan pabrik gula. Meminta tips pada seorang Lutfhi dalam membuka usaha. Dia ingin uang pensiun yang di miliki oleh dirinya, di gunakan untuk membuat sebuah usaha. Mungkin Lutfhi bisa memberikan sedikit saran pada seorang Anton
Adik dari Baim terlihat terkejut saat menerima biaya tagihan rumah sakit yang harus di bayar oleh Baim. Ini terlihat seperti sebuah perampokan yang cukup besar. Biaya yang mahal harus di bayarkan oleh dirinya dalam pengobatan dari ibunya tersebut.Adik Baim itu memberikan kartu ATM dari suaminya untuk membayar sebagian biaya rumah sakit ibunya. Namun uang yang ada di kartu ATM suaminya hanya mampu membayar biaya perawatan itu 5 persen saja. Itu di bantu dengan sedikit tabungan yang di miliki oleh suaminya. Ini benar-benar jadi hari yang buruk bagi keluarga besar Baim.Adik Baim pun membawa kertas berupa biaya tagihan untuk ibundanya. Mungkin saja Baim memiliki uang untuk membayar biaya rumah sakit yang semakin hari, semakin membludak tersebut.Adik Baim berjalan menuju Baim yang tengah menyuapi ibunya dengan bubur. Dia terlihat begitu antusias saat menyuapi ibunya tersebut. Namun melihat ibunya yang sudah mulai kembali bersemangat. Adik Baim itu tidak langsung memberikan kertas tagiha
Itu menjadi sebuah hal mungkin berat bagi seorang Sandi. Bagaimana dia di hina dengan begitu buruknya oleh seorang Tini. Padahal Tini sendiri adalah bibi dari Sandi. Namun rasa benci seorang Tini terhadap Firman, telah membutakan rasa ibanya pada seorang Sandi. Hingga Tini dengan begitu kerasnya menghina Sandi.Sandi cukup tertekan dengan apa yang di lakukan oleh seorang Tini pada dirinya. Dia merasa Tini sangat buruk dalam memperlakukan dirinya. Padahal Sandi adalah keponakan dari Tini. Namun Tini justru malah membuat Sandi patah semangat lagi untuk sekolah.Sandi sedikit kesal pada seorang Tini. Bagaimana juga apa yang di katakan oleh Tini adalah sebuah antitesis dari apa yang selama ini Lukas lakukan. Tini membuat semangat seorang Sandi benar-benar turun. Padahal Lukas terus memompa semangat Lukas untuk terus mengebu-gebu dengan apa yang di lakukannya. Semua upaya yang di lakukan oleh Lukas adalah bagian dari apa yang Lukas sebut sebagai sebuah motivasi maju untuk Sandi."Aku pikir
Firman begitu tenang saat perawat mulai menyuapkan satu sendok makanan ke dalam mulutnya. Firman pun terlihat makin bisa di kendalikan oleh perawat itu saat dia mulai berinteraksi dengan perawat itu. Apalagi perawat pria itu melayani seorang Firman dengan penuh ketulusan. Itu yang membuat seorang Firman terlihat begitu bahagia berada di dalam perawatan sang perawat.Angin entah dari mana tiba-tiba datang menghantam kaca jendela ruang perawatan Firman. Seketika angin itu mulai menerbangkan gorden yang ada di kamar perawatan seorang Firman. Hingga perawat itu sempat panik dengan gemuruh angin yang tiba-tiba datang begitu saja.Angin yang tiba-tiba datang menghantam seluruh ruangan perawatan dari Firman itu. Membawa juga sebuah bayangan hitam yang ketika di lihat dari dekat adalah sosok kuntilanak yang acap kali meneror seorang Firman. Kuntilanak dengan perawatan yang seram itu tersenyum pada seorang Firman. Memperlihatkan bagaimana giginya yang di penuhi dengan darah serta sedikit kotor