Dengan sebuah mobil mewah yang di milikinya. Firman datang menemui Darwis dan keluarganya. Kedatangan dari seorang Firman ke rumah Darwis, tak lain dan tak bukan adalah untuk mengakui sebuah pengakuan penting.Tak hanya seorang diri, Firman juga mengajak kedua anaknya untuk datang ke rumah Darwis. Mungkin kedua anaknya bisa lebih nyaman lagi saat berada di rumah Darwis, di banding seharian berada di rumahnya yang penuh akan kenangan istrinya tersebut.Kesedihan dari seorang Firman masih terlihat nampak cukup besar. Bahkan kedua bola Firman terlihat masih basah. Dia masih menangisi kepergian istrinya yang begitu dia cintai.Firman mengetuk pintu rumah Darwis. Kemudian langsung di sambut oleh seorang Ima dengan senyum manisnya. Dia terlihat cukup senang dengan kedatangan dari seorang Firman ke rumahnya. Dia langsung memeluk adiknya yang masih terlihat bersedih tersebut.Kedua anak Firman langsung memeluk sosok Ima. Mungkin mereka merindukan sosok ibunya yang baru saja pergi. Setelah itu
Tangan Baim terlihat sudah begitu gatal, sebab hari ini Baim akan menerima sejumlah uang dari Lutfhi. Uang itu sendiri akan Baim gunakan untuk membeli peralatan dan perlengkapan untuk membangun proyek perumahan dari seorang Lutfhi.Baim yang sudah duduk di ruang tamu rumah Tini dan Lutfhi. Terlihat sudah tidak sabar menerima uang dengan nominal yang cukup besar dari Lutfhi. Sehingga ada sedikit rasa tak karuan dari seorang Baim ketika akan menerima uang dari Lutfhi tersebut.Tak lama kemudian, Lutfhi yang berjalan bergandengan dengan Tini. Datang menghampiri Baim yang telah begitu lama menunggu kedatangan dari Lutfhi di kamar. Baim benar-benar senang bisa menjadi mandor proyek di kali ini. Sebab dengan begitu, Baim bisa memanfaatkan fasilitas yang di berikan oleh Lutfhi untuk kepentingan pribadi seorang Baim juga.Lutfhi kembali menatap mata Baim yang terlihat begitu hijau ketika melihat sekoper uang yang di bawa oleh Lutfhi. Kedua mata Baim tak henti memperhatikan uang dalam koper te
Selepas pulang dari rumah Darwis, Firman pun langsung mendatangi rumah dukun yang menjadi perantara dalam melakukan pesugihan. Mungkin Firman bisa sedikit mendapat pencerahan akan keinginan dari dirinya yang ingin lepas dari pesugihan yang di jalani oleh dirinya.Firman yakin, dukunnya yang bernama Sarman itu akan menerima permohonan dari dirinya. Mengingat apa yang telah di lakukan oleh Firman selama ini adalah tindakan yang begitu merugikan dirinya sendiri. Firman ingin Sarman bisa melepaskan arwah Kuntilanak yang bersemayam di dalam tubuh seorang Firman. Sehingga Firman bisa benar-benar terbebas dari kuntilanak tersebut.Tiba di rumah Sarman, Firman langsung masuk ke dalam ruang praktek Sarman. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Firman langsung duduk di hadapan seorang Sarman yang sedang melakukan praktek perdukunan yang di jalaninya. Sarman begitu fokus, sehingga dia sempat tidak menyadari kehadiran seorang Firman di hadapannya.Baru saat Firman batuk, Sarman mulai menyadari akan
Menerima sekoper uang dari seorang Lutfhi, Baim pun sudah tidak sabar untuk membelanjakan material bahan bangunan yang akan di gunakan olehnya dalam pembangunan proyek perumahan seorang Lutfhi. Baim terlihat begitu semangat saat membawa sepeda motornya menuju toko material.Dia bernyanyi riang sepanjang perjalanan menuju toko material. Baim merasa sudah bisa mengelabui seorang Lutfhi dan Tini yang merupakan adik iparnya sendiri. Dia terlihat begitu bahagia dengan apa yang telah Baim lakukan, sehingga Baim merasa menang atas Lutfhi dan Tini.Baim pun semakin sumringah saat melihat perempuan cantik yang berdiri di samping toko material. Dengan segera Baim menggoda perempuan cantik itu dengan siulan khas yang di milikinya. Baim terlihat begitu bahagia dengan apa yang di lakukan oleh dirinya. Sehingga Baim pun langsung memberikan salam yang manis pada perempuan muda tersebut.Perempuan itu begitu risih dengan suara siulan yang di berikan oleh Baim. Dia pun langsung meninggalkan Baim, saat
Firman membungkus jasad Sarman dengan sebuah selimut milik Sarman. Dengan selimut itu, darah yang mengalir dari perut Sarman pun tidak nampak. Sehingga Firman bisa dengan mudah membawa jasad Sarman menuju ke dalam mobilnya. Kondisi lingkungan rumah Sarman yang sepi, membuat Firman bisa dengan mudah membawa jasad Sarman itu menuju dalam mobilnya.Firman terlihat begitu gugup, keringat juga mengucur deras dari bagian wajahnya. Ini menjadi sebuah ketakutan tersendiri bagi seorang Firman. Bahkan dia merasa menjadi seorang pembunuh besar yang telah melakukan pembunuhan hebat terhadap seseorang.Firman tak bisa menahan kesedihan atas apa yang di lakukan oleh dirinya. Dia bersedih atas apa yang dia lakukan. Di sepanjang perjalanan yang tak menentu arahnya tersebut, Firman hanya bisa menangis membawa mobil miliknya. Itu menjadi titik paling rendah bagi seorang Firman.Firman terus berpikir keras untuk menemukan tempat yang bisa di gunakan untuk membuang jasad seorang Sarman. Ini akan jadi uji
Siang yang terik menjadi waktu istirahat yang kurang ideal bagi karyawan di pabrik bakso seorang Lutfhi. Mereka pun banyak menghabiskan waktu hanya untuk mendinginkan tubuh mereka. Tidak ada waktu untuk makan yang mereka harapkan, sebab kondisi tubuh mereka yang begitu terasa panas.30 menit yang di berikan sebagai waktu istirahat terasa begitu cepat. Bunyi bel masuk kembali terdengar ke telinga masing-masing karyawan, sehingga mereka harus segera kembali masuk bekerja.Sebagian karyawan mulai kembali, sementara ada sebagian lainnya yang masih belum menyelesaikan makan siang mereka. Sehingga mereka harus bisa menghabiskan makan siang mereka terlebih dahulu, sebelum kembali masuk ke dalam pabrik.Sebuah insiden pun terjadi, saat salah seorang karyawan tanpa sengaja menjatuhkan sebuah patung yang katanya menjadi pelaris bakso dari Lutfhi. Sontak patung yang terbuat dari bahan keramik itu pecah tak beraturan. Melihat kondisi tersebut, salah seorang atasan sempat memaklumi. Namun tidak de
Kedua anak Firman masih berada di rumah Darwis, sehingga Firman berada di rumahnya yang besar sendirian saja. Dia terlihat begitu kurang menikmati kesendiriannya tersebut. Dia masih mengingat istrinya yang telah meninggal, tidak ada kesedihan dari hatinya selain kepergian dari istrinya tersebut.Firman mencoba menutup kedua bola matanya. Tapi dia masih cukup sulit untuk tidur dengan kondisi kepalanya yang masih tak bisa lepas dari istrinya tersebut. Firman pun terus di bayangi wajah istrinya yang masih cukup dia ingat dengan begitu baiknya.Perlahan Firman semakin tidak berdaya dengan pikirannya tersebut. Dia kembali menangis, apalagi saat dia melihat photo pernikahan dari dirinya dengan istrinya tersebut. Hati Firman begitu teriris dengan apa yang dia lihat. Dia mencintai istrinya, tapi dia harus kehilangan istrinya itu. Waktu yang terlalu cepat bagi seorang Firman.Tangis Firman semakin kencang. Hingga suara tangis Firman terdengar ke telinga beberapa tetangganya. Beberapa tetangga
Pecahnya salah satu patung yang ada di pabrik miliknya, harus di ganti Tini dan Lutfhi dengan sebuah tumbal beberapa ekor kerbau. Ini sangat di sukai oleh Genderuwo itu, dia akan menyantap semua darah segar yang keluar dari kerbau yang nantinya di sembelih oleh Lutfhi.Namun sebelum melakukan proses penyembelihan pada beberapa ekor kerbau miliknya. Lutfhi pun memutuskan untuk memecat salah seorang karyawannya yang telah memecahkan patung jimat tersebut. Padahal itu hanya patung biasa, tapi tidak dengan Lutfhi yang telah mengisi patung itu dengan jimat penglaris.Karyawan yang bernama Ica itu pun memohon pada Lutfhi untuk tidak di pecat. Dia mengaku banyak orang yang akan kesusahan, jika dirinya di pecat. Ada adiknya yang masih sekolah, ibunya yang sakit serta beberapa saudaranya yang menggantungkan hidup pada seorang Ica.Itu bukan urusan bagi seorang Lutfhi. Kesalahan dari seorang Ica tetap tidak bisa di tolerir lagi. Lutfhi pun tetap memutuskan untuk memutuskan kontrak Ica bekerja d
Sehari sebelum Sandi kembali ke sekolah. Lukas sudah menyempatkan diri untuk datang ke sekolah. Kedatangan dari Lukas tak lain adalah untuk membuat semua teman-teman Sandi tidak memojokkan seorang Sandi. Lukas mengatakan jika Sandi sangat berusaha untuk bisa keluar dari tekanan yang di hadapi olehnya saat ini.Lukas begitu berharap para guru serta seluruh siswa bisa menerima seorang Sandi sebagai teman mereka. Tidak mengingatkan Sandi akan ayahnya. Sehingga Sandi bisa sekolah dengan baiknya. Tidak akan ada tekanan yang besar untuk Sandi.Seluruh guru tentunya setuju dengan apa yang di minta oleh seorang Lukas. Begitu juga para murid yang siap menerima seorang Lukas apa adanya. Tidak ada yang akan mengingatkan seorang Sandi akan apa kesalahan dari ayahnya. Semuanya akan melupakan kesalahan yang telah di lakukan oleh ayahnya. Tidak akan ada orang yang menghina Sandi dengan apa yang di lakukan oleh Firman.Sandi yang awalnya ragu saat berada di depan gerbang sekolah. Langsung merasa sena
Baim mendatangi rumah adiknya, kedatangan dari seorang Baim tentunya untuk mengajak sang adik berdiskusi. Mungkin dengan berdiskusi dengan adiknya, tidak akan ada lagi kesalahpahaman yang mungkin akan terjadi antara Baim dengan adiknya tersebut. Ini menjadi hal yang harus di lakukan oleh Baim. Dia tak bisa memutuskan semuanya sendiri, perlu pertimbangan dari adiknya dalam memutuskan apa yang akan dia ambil.Baim duduk di teras rumah adiknya. Salah seorang keponakan Baim yang bernama Mira mulai datang menghampiri Baim dengan wajah sumringah. Dia senang dengan kedatangan dari seorang Baim ke rumahnya. Mengingat Baim yang kerap memberikan seorang Mira hadiah.Baim pun menyempatkan diri untuk bermain bersama dengan Mira terlebih dahulu. Sebelum dia meminta Mira untuk memanggil ibunya menemui Baim. Mira pun langsung melaksanakan tugas yang di berikan oleh Baim pada dirinya. Dia segera masuk kedalam rumah, untuk memanggil ibunya yang sebenarnya sedang masak makan siang.Mira menarik tangan
Sandi menatap wajahnya dengan penuh rasa gembira. Dia terlihat begitu bahagia akan datang ke sekolah. Mungkin sudah cukup lama Sandi tidak datang ke sekolah. Hingga Sandi pun harus mengulang kembali pelajaran yang pernah dia pelajari.Sandi berharap keputusan dari dirinya untuk kembali ke sekolah akan menjadi keputusan yang baik. Sehingga Sandi tidak akan menyesali apa yang telah di ambil oleh dirinya. Dia akan menyukai keputusan untuk kembali ke sekolah. Tidak akan ada masalah atau apapun yang akan membuat dirinya merasa kurang nyaman dengan semuanya.Lukas menghampiri Sandi yang masih terus menatap wajahnya di depan cermin. Dia kembali meyakinkan Sandi untuk tetap yakin pada keputusan dari dirinya untuk kembali ke sekolah. Lukas meminta Sandi untuk menebalkan telinganya. Tidak ada yang harus Sandi takutkan, semuanya akan baik-baik saja untuk Sandi. Dia tidak harus khawatir dengan semua yang mungkin akan terjadi pada dirinya. Semua itu akan baik-baik saja seperti biasanya.Sandi sema
Lutfhi masih begitu merasakan rasa sesak yang teramat di lehernya. Cekikan Genderuwo itu benar-benar membuat dia kesulitan bernapas. Hingga Lutfhi berusaha untuk menetralisir kesulitan dari dirinya itu dengan menarik napas sepanjang mungkin. Sebelum membuangnya secara perlahan.Lutfhi benar-benar kesal dengan Genderuwo miliknya sendiri. Genderuwo yang haus akan tumbal itu, tak pernah bisa bersabar. Padahal Lutfhi sedang berusaha mencari cara agar bisa menumbalkan seorang Baim untuk Genderuwo tersebut. Namun Genderuwo itu terlalu tidak sabar. Sehingga dia terus meminta Lutfhi untuk segera melakukan apa yang dia minta.Lutfhi yang terus berusaha menjadikan Baim sebagai tumbal berikutnya. Tak pernah diam, dia terus berusaha. Namun Lutfhi belum menemukan momen yang tepat untuk membuat Baim menjadi salah satu tumbal yang akan Lutfhi persembahkan pada Genderuwo miliknya. Lutfhi masih cukup berusaha untuk membuat semuanya menjadi lebih baik lagi.Tini yang melihat Lutfhi kesal, menghampiri L
Mendengar ibu dari Baim masuk rumah sakit, Darwis pun langsung mengajak seluruh anggota keluarganya untuk datang menjenguk ibu Baim. Tentu kedatangan dari Darwis dan keluarganya adalah untuk memberikan dukungan penuh pada ibu Baim yang masih terbaring lemas di atas ranjang.Baim menyambut baik kedatangan dari keluarga Darwis itu. Dia sangat senang, akhirnya ada dari pihak keluarga Kinasih yang akhirnya datang menjenguk ibunya. Mengingat istrinya sendiri yang hingga kini belum datang untuk menemui ibu mertuanya tersebut."Senang rasanya bisa melihat Kak Darwis, Kak Ima serta Lukas datang menjenguk Ibu saya. Ini benar-benar luar biasa buat Saya." ujar Baim."Kami juga senang bisa datang menjenguk ke sini. Maafkan kami baru bisa datang menjenguk hari ini." balas Darwis.Darwis pun melihat kondisi dari ibu Baim yang masih begitu lemas. Dia terlihat begitu merasakan kesakitan yang teramat besar. Hingga Darwis pun merasa iba dengan apa yang di lihatnya. Darwis benar-benar merasakan kesediha
Satu koper uang hasil dari usaha bakso yang di miliki oleh Lutfhi, di setorkan pada sebuah bank ternama. Itu hanya satu dari keuntungan yang di hasilkan oleh Lutfhi. Dia masih banyak memiliki usaha lainnya yang memiliki omzet penjualan yang begitu tinggi. Sehingga mimpi Lutfhi menjadi salah seorang terkaya di desanya pun dengan begitu cepatnya tercapai.Beberapa orang pun melihat Lutfhi dengan tatapan yang penuh kekaguman. Mereka menganggap Lutfhi adalah seorang pengusaha yang benar-benar hebat. Dia memiliki banyak uang hasil dari usahanya tersebut. Tanpa mereka tahu, jika Lutfhi selama ini di bantu oleh sosok Genderuwo berbadan besar.Lutfhi semakin sesumbar saat banyak orang yang mulai mengajak ngobrol. Di luar bank, Anton yang merupakan seorang pensiunan karyawan pabrik gula. Meminta tips pada seorang Lutfhi dalam membuka usaha. Dia ingin uang pensiun yang di miliki oleh dirinya, di gunakan untuk membuat sebuah usaha. Mungkin Lutfhi bisa memberikan sedikit saran pada seorang Anton
Adik dari Baim terlihat terkejut saat menerima biaya tagihan rumah sakit yang harus di bayar oleh Baim. Ini terlihat seperti sebuah perampokan yang cukup besar. Biaya yang mahal harus di bayarkan oleh dirinya dalam pengobatan dari ibunya tersebut.Adik Baim itu memberikan kartu ATM dari suaminya untuk membayar sebagian biaya rumah sakit ibunya. Namun uang yang ada di kartu ATM suaminya hanya mampu membayar biaya perawatan itu 5 persen saja. Itu di bantu dengan sedikit tabungan yang di miliki oleh suaminya. Ini benar-benar jadi hari yang buruk bagi keluarga besar Baim.Adik Baim pun membawa kertas berupa biaya tagihan untuk ibundanya. Mungkin saja Baim memiliki uang untuk membayar biaya rumah sakit yang semakin hari, semakin membludak tersebut.Adik Baim berjalan menuju Baim yang tengah menyuapi ibunya dengan bubur. Dia terlihat begitu antusias saat menyuapi ibunya tersebut. Namun melihat ibunya yang sudah mulai kembali bersemangat. Adik Baim itu tidak langsung memberikan kertas tagiha
Itu menjadi sebuah hal mungkin berat bagi seorang Sandi. Bagaimana dia di hina dengan begitu buruknya oleh seorang Tini. Padahal Tini sendiri adalah bibi dari Sandi. Namun rasa benci seorang Tini terhadap Firman, telah membutakan rasa ibanya pada seorang Sandi. Hingga Tini dengan begitu kerasnya menghina Sandi.Sandi cukup tertekan dengan apa yang di lakukan oleh seorang Tini pada dirinya. Dia merasa Tini sangat buruk dalam memperlakukan dirinya. Padahal Sandi adalah keponakan dari Tini. Namun Tini justru malah membuat Sandi patah semangat lagi untuk sekolah.Sandi sedikit kesal pada seorang Tini. Bagaimana juga apa yang di katakan oleh Tini adalah sebuah antitesis dari apa yang selama ini Lukas lakukan. Tini membuat semangat seorang Sandi benar-benar turun. Padahal Lukas terus memompa semangat Lukas untuk terus mengebu-gebu dengan apa yang di lakukannya. Semua upaya yang di lakukan oleh Lukas adalah bagian dari apa yang Lukas sebut sebagai sebuah motivasi maju untuk Sandi."Aku pikir
Firman begitu tenang saat perawat mulai menyuapkan satu sendok makanan ke dalam mulutnya. Firman pun terlihat makin bisa di kendalikan oleh perawat itu saat dia mulai berinteraksi dengan perawat itu. Apalagi perawat pria itu melayani seorang Firman dengan penuh ketulusan. Itu yang membuat seorang Firman terlihat begitu bahagia berada di dalam perawatan sang perawat.Angin entah dari mana tiba-tiba datang menghantam kaca jendela ruang perawatan Firman. Seketika angin itu mulai menerbangkan gorden yang ada di kamar perawatan seorang Firman. Hingga perawat itu sempat panik dengan gemuruh angin yang tiba-tiba datang begitu saja.Angin yang tiba-tiba datang menghantam seluruh ruangan perawatan dari Firman itu. Membawa juga sebuah bayangan hitam yang ketika di lihat dari dekat adalah sosok kuntilanak yang acap kali meneror seorang Firman. Kuntilanak dengan perawatan yang seram itu tersenyum pada seorang Firman. Memperlihatkan bagaimana giginya yang di penuhi dengan darah serta sedikit kotor