“Buka pintu gerbang lebar-lebar! Aku akan membawa benda ini ke lantai lima!” Suara Rong Guo terdengar dalam, penuh wibawa, seperti perintah yang tidak bisa dibantah.Para penjaga dan makhluk iblis yang berjaga di depan Benteng Hundun Yaosai langsung bergerak, membuka pintu dengan cepat. Gerakan mereka serentak, seolah sudah dipersiapkan sebelumnya.“Buka pintunya segera! Hunter Guo menginstruksikan!” teriak salah seorang penjaga dengan suara keras.Nama Hunter Guo kini sudah menjadi legenda di Hundun Yaosai. Reputasinya melampaui segala hal.Setiap pemimpin organisasi tunduk di kakinya, mengakui secara diam-diam bahwa Rong Guo adalah penguasa tak terbantahkan di wilayah ini. Sekarang, tidak ada yang berani meragukan otoritasnya.Dengan deritan keras dari roda yang menghantam permukaan batu yang kasar, prajurit-prajurit yang mengawal mesin penghimpun energi melangkah masuk, membawa benda berat itu menuju aula lantai pertama.Suasana menjadi semakin tegang, setiap langkah terasa berat,
Perbedaan antara menyerap energi dari makhluk hidup dan dari hantu penasaran sangat jelas. Pada makhluk hidup, ada lapisan pelindung yang menghalangi energi tersebut.Hal ini menjadikan proses penyerapan energi lebih rumit.Namun, jika energi yang diserap berasal dari kebencian atau energi jahat yang dimiliki oleh hantu penasaran, dan hantu lapr, itu menjadi jauh lebih mudah. Ini berlaku terutama bagi seorang ahli tingkat tinggi seperti Rong Guo.“Di lantai lima Hundun Yaosai, tepatnya di pemakaman kuno ini, terdapat banyak sekali energi gelap yang tersembunyi.”Mengapa tidak aku manfaatkan untuk menyerap energi itu, memurnikannya, dan mengalirkannya ke dalam mesin penghimpun energi ini?” tegas Rong Guo, sambil memandangi mesin besar itu dengan rasa ingin tahu yang mendalam.Itulah teori yang dia ciptakan setelah mengamati mesin penghimpun tersebut.“Jika aku menggunakan energi dari makhluk hidup, prosesnya akan sedikit lebih rumit,” lanjutnya, “Karena ada lapisan pelindung pada tubuh
Bagi seorang ahli yang telah mencapai puncak Kultivasi seperti Yongheng, perjalanan antar benua bukanlah hal yang memerlukan waktu lama. Perjalanan dari Benua Podura ke Benua Longhai, meskipun menggunakan Kapal Roh terbaik yang ada, biasanya memakan waktu hampir seminggu penuh.Namun, bagi seorang yang telah mencapai tingkat keabadian seperti Rong Guo, jarak yang terlihat begitu jauh bagi orang biasa tak lebih dari sekejap mata.Waktu dan ruang baginya hanyalah konsep semu, tidak lebih penting dari sekadar hembusan angin yang berlalu.Dalam sekejap, hanya dalam waktu setengah hari saja, pantai di tepi Gurun Hadarac sudah tampak di depan matanya.Rong Guo terbang tinggi, jauh di atas awan, di ketinggian yang nyaris tak terlihat oleh siapa pun di bawah sana. Jika ada yang melihatnya, mereka mungkin hanya akan menganggapnya sebagai makhluk spiritual asing—terbang dengan kecepatan yang begitu luar biasa.Setiap hembusan angin mengingatkannya pada batas-batas yang dulu kupikir tak terlampa
Tiba-tiba, suara burung berkoak-koak yang tajam terdengar, memecah kesunyian. Di kejauhan, puluhan burung nasar terbang berputar-putar di udara, tampak seperti membawa isyarat kematian.“Aroma amis darah semakin pekat... Ini bukan pertempuran biasa,” gumam Rong Guo, merasakan ketidaknyamanan yang kian menguat.Lalu, matanya menangkap sesuatu di tengah Gurun Hadarac. Di sana, seorang gadis muda, bersama tiga petarung lainnya, tengah bertahan melawan pasukan tentara yang mengenakan zirah perang.“Suku Miao... kaum Nomaden dari Wilayah Barat? Mereka yang disebut barbar itu?” ekspresinya berubah.Menyusul… “Dan lawan mereka tentara dari Kekaisaran Matahari Emas?” desis Rong Guo dengan amarah yang mulai menggelora.Keempat petarung itu adalah murid-murid dari Sha Tuo, seorang ahli ternama di Benua Longhai, yang berada di peringkat enam dalam dunia persilatan. Kultivasi Sha Tuo ini berada di ranah Kaishi, dan dikenal dihormati di kalangan para datuk.Keempat muridnya—Ye Qing, seorang gadis;
"Tebasan Pedang Angin!" seru seorang anak kecil berusia 8 tahun, memberi semangat pada dirinya sendiri di tengah latihan seni pedang. Saat ini, dia berlatih di hutan bambu mini yang terletak di belakang Sekte Wudang. Anak kecil itu bernama Rong Guo. Hutan bambu mini tersebut merupakan bagian dari wilayah Sekte Wudang, salah satu sekte terkuat di Kerajaan Yue Chan. Sejak pagi tadi, Rong Guo telah asyik berlatih teknik pedang yang dikenal sebagai Sembilan Langkah Pedang Angin, teknik dasar yang harus dikuasai oleh semua murid di Sekte Wudang. Namun, kondisi fisik Rong Guo sangat menyedihkan. Sejak kecil, ia tidak pernah memiliki kekuatan dalam tubuhnya. Rong Guo lahir tanpa inti Mutiara, sumber penghimpun energi di pusat tubuh manusia yang dibutuhkan bagi siapa pun yang ingin menekuni jalur kultivasi dan bela diri. Tanpa inti Mutiara, meskipun dia berlatih pedang seribu tahun sekalipun, semua gerakan itu hanya akan terlihat indah, tapi tidak berdaya. Rong Guo bisa dikatakan lahir de
Setelah bergulingan selama enam putaran, Yan wei terhenti saat tubuhnya membentur batu. Yan Wei mencoba untuk berdiri.Kepalanya terasa pening, semua di depan mata tampak seolah-olah bayangan saja.Meskipun tidak ada rasa sakit dari tusukan di dadanya, serangan itu meninggalkan bekas yang mengguncangkan. Terlebih lagi, dia merasa sangat malu. Tidak pernah terbayangkan olehnya bahwa Rong Guo, yang selalu menjadi korban bully, memiliki keterampilan pedang yang cukup untuk menjatuhkannya.Dengan tadanya dua sahabatnya yang selalu setia mengikuti perintahnya, berdiri dan menyaksikan kekalahannya tadi, pikiran Yan Wei dipenuhi kekhawatiran, reputasinya yang akan hancur jika kabar ini tersebar.Dalam amarahnya, Yan Wei mencabut sebilah pedang. Berbeda dengan pedang kayu yang digunakan Rong Guo, pedang ini adalah pedang sungguhan dan tampak berbahaya. Cahaya pedang itu berkilauan tertimpa sinar matahari, ketika Yan Wei menunjuknya ke arah Rong Guo dengan suara gemetar.“Ternyata kamu punya s
Pada saat yang genting itu, ketika ujung pedang Yan Wei bersikap seolah-olah akan membelah tubuh Rong Guo menjadi dua, tiba-tiba terdengar sebuah suara keras.KRAK!Dengan kecepatan yang tidak masuk akal, sebuah kerikil terpental dan menghantam pedangnya.“Aduh!” Yan Wei meringis kesakitan.Ketika batu itu menyentuh pedangnya, ia merasakan aliran listrik menyengat tangannya, membuat detak jantungnya tersentak.Pedangnya terlepas dan jatuh berdenting di tanah.Beberapa saat kemudian, Yan Wei mengangkat kepalanya dan mencari siapa yang melakukan itu.“Siapa yang berani menghalangi aku? Keluarlah dan tunjukkan dirimu! Kita akan bertarung sampai selesai!” Suaranya penuh kecongkakan. Yan Wei berani bertindak seenaknya selama ini, karena mengandalkan ayahnya yang adalah wakil pemimpin di Sekte Wudang. Jadi selama ini tidak ada yang berani menantangnya.Suasana menjadi hening, hanya terdengar angin berdesir.Tidak lama kemudian, seorang pria sekitar tiga puluh dua tahun muncul dari balik bat
Malam itu, langit terlihat gelap dengan awan hitam yang bergulung di cakrawala. Cahaya rembulan gagal menembus celah awan, menyisakan hening di perkampungan murid pelataran luar yang terpencil.Namun, kesunyian itu terputus oleh suara bisikan dan kesibukan tiga sosok anak kecil.“Mari kita seret dia ke Hutan Bambu yang tidak jauh dari sini, tidak mungkin menimbulkan kecurigaan!” bisik seorang anak laki-laki.“Apakah tidak sebaiknya kita membungkusnya, agar menghindari kecurigaan?” suara seorang anak perempuan terdengar.“Tidak bisakah kalian berdua diam? Sejak tadi kalian hanya saling membantah tanpa aksi sama sekali! Sekarang, mari kita seret bocah murahan ini. Tak perlu membungkusnya dengan apapun. Terlalu membuang-buang sumber daya untuk anak tidak berbakat tanpa memiliki inti Mutiara di pusat kehidupannya!” bentak anak yang lain, membuat kedua bocah yang sebelumnya bertengkar langsung terdiam.Dua anak laki-laki segera menyeret tubuh Rong Guo, sementara anak perempuan menyapu jeja
Tiba-tiba, suara burung berkoak-koak yang tajam terdengar, memecah kesunyian. Di kejauhan, puluhan burung nasar terbang berputar-putar di udara, tampak seperti membawa isyarat kematian.“Aroma amis darah semakin pekat... Ini bukan pertempuran biasa,” gumam Rong Guo, merasakan ketidaknyamanan yang kian menguat.Lalu, matanya menangkap sesuatu di tengah Gurun Hadarac. Di sana, seorang gadis muda, bersama tiga petarung lainnya, tengah bertahan melawan pasukan tentara yang mengenakan zirah perang.“Suku Miao... kaum Nomaden dari Wilayah Barat? Mereka yang disebut barbar itu?” ekspresinya berubah.Menyusul… “Dan lawan mereka tentara dari Kekaisaran Matahari Emas?” desis Rong Guo dengan amarah yang mulai menggelora.Keempat petarung itu adalah murid-murid dari Sha Tuo, seorang ahli ternama di Benua Longhai, yang berada di peringkat enam dalam dunia persilatan. Kultivasi Sha Tuo ini berada di ranah Kaishi, dan dikenal dihormati di kalangan para datuk.Keempat muridnya—Ye Qing, seorang gadis;
Bagi seorang ahli yang telah mencapai puncak Kultivasi seperti Yongheng, perjalanan antar benua bukanlah hal yang memerlukan waktu lama. Perjalanan dari Benua Podura ke Benua Longhai, meskipun menggunakan Kapal Roh terbaik yang ada, biasanya memakan waktu hampir seminggu penuh.Namun, bagi seorang yang telah mencapai tingkat keabadian seperti Rong Guo, jarak yang terlihat begitu jauh bagi orang biasa tak lebih dari sekejap mata.Waktu dan ruang baginya hanyalah konsep semu, tidak lebih penting dari sekadar hembusan angin yang berlalu.Dalam sekejap, hanya dalam waktu setengah hari saja, pantai di tepi Gurun Hadarac sudah tampak di depan matanya.Rong Guo terbang tinggi, jauh di atas awan, di ketinggian yang nyaris tak terlihat oleh siapa pun di bawah sana. Jika ada yang melihatnya, mereka mungkin hanya akan menganggapnya sebagai makhluk spiritual asing—terbang dengan kecepatan yang begitu luar biasa.Setiap hembusan angin mengingatkannya pada batas-batas yang dulu kupikir tak terlampa
Perbedaan antara menyerap energi dari makhluk hidup dan dari hantu penasaran sangat jelas. Pada makhluk hidup, ada lapisan pelindung yang menghalangi energi tersebut.Hal ini menjadikan proses penyerapan energi lebih rumit.Namun, jika energi yang diserap berasal dari kebencian atau energi jahat yang dimiliki oleh hantu penasaran, dan hantu lapr, itu menjadi jauh lebih mudah. Ini berlaku terutama bagi seorang ahli tingkat tinggi seperti Rong Guo.“Di lantai lima Hundun Yaosai, tepatnya di pemakaman kuno ini, terdapat banyak sekali energi gelap yang tersembunyi.”Mengapa tidak aku manfaatkan untuk menyerap energi itu, memurnikannya, dan mengalirkannya ke dalam mesin penghimpun energi ini?” tegas Rong Guo, sambil memandangi mesin besar itu dengan rasa ingin tahu yang mendalam.Itulah teori yang dia ciptakan setelah mengamati mesin penghimpun tersebut.“Jika aku menggunakan energi dari makhluk hidup, prosesnya akan sedikit lebih rumit,” lanjutnya, “Karena ada lapisan pelindung pada tubuh
“Buka pintu gerbang lebar-lebar! Aku akan membawa benda ini ke lantai lima!” Suara Rong Guo terdengar dalam, penuh wibawa, seperti perintah yang tidak bisa dibantah.Para penjaga dan makhluk iblis yang berjaga di depan Benteng Hundun Yaosai langsung bergerak, membuka pintu dengan cepat. Gerakan mereka serentak, seolah sudah dipersiapkan sebelumnya.“Buka pintunya segera! Hunter Guo menginstruksikan!” teriak salah seorang penjaga dengan suara keras.Nama Hunter Guo kini sudah menjadi legenda di Hundun Yaosai. Reputasinya melampaui segala hal.Setiap pemimpin organisasi tunduk di kakinya, mengakui secara diam-diam bahwa Rong Guo adalah penguasa tak terbantahkan di wilayah ini. Sekarang, tidak ada yang berani meragukan otoritasnya.Dengan deritan keras dari roda yang menghantam permukaan batu yang kasar, prajurit-prajurit yang mengawal mesin penghimpun energi melangkah masuk, membawa benda berat itu menuju aula lantai pertama.Suasana menjadi semakin tegang, setiap langkah terasa berat,
Pertarungan antara dua Abadi setengah langka itu berlangsung selama tiga hari tiga malam, begitu sengit dan tak terhentikan.Bukan hanya di atas langit Desa Zhizun, tetapi mereka terus saling kejar-kejaran, melintas dari utara ke selatan, lalu dari barat ke timur, mengoyak cakrawala Qi Tu Dalu yang luas.Kecepatan dan kekuatan mereka membelah langit, seolah mereka sedang berperang di luar batas pemahaman manusia.Dan pada hari ketiga, ketika senja mulai membalut langit dengan warna merah darah, akhirnya takdir mempertemukan mereka dalam satu pertarungan yang mematikan.Samudra luas di Qi Tu Dalu menjadi saksi bisu dari pertarungan terakhir ini. Di tengah keheningan lautan yang tak terjamah oleh manusia, kekuatan yang tak tertandingi bertabrakan."Juan Tian Yuan, kaisar lalim. Dengan kekuatan artefak kuno ini, senjata legendaris dari dunia kematian, aku mengutukmu! Mati dan tidak akan pernah bereinkarnasi lagi!"Suara Rong Guo bergema di udara, penuh dengan kekuatan.Ketika kata-katany
Pada saat itu, cakrawala terbelah menjadi dua bagian yang jelas.Di sisi Kaisar Jue Tian Yuan, langit berubah menjadi semburat merah darah yang mengerikan, seperti bara yang menyala, menciptakan suasana yang menakutkan.Warna itu begitu pekat, seolah memancarkan aura kematian yang meresap ke setiap sudut. Para prajurit yang ada di bawahnya merasakan kegelisahan yang mendalam, ketakutan menyelimuti hati mereka.Aroma busuk, seperti bau darah yang telah membusuk bertahun-tahun, menyebar ke udara, mencekik napas siapa saja yang terhirup. Udara terasa berat, seolah-olah dunia di sekitar mereka ingin menghisap mereka dalam keputusasaan."Bahaya!" teriak seorang perwira kekaisaran, suaranya penuh kecemasan."Mundur! Semua mundur, setengah lie! Jika bentrokan ini meledak, kita akan terhempas!"Mendengar perintah tersebut, seperti tersadar dari mimpi buruk, seratusan tentara bergerak serentak.Derap sepatu besi yang keras dan suara gemerincing pelat besi tubuh mereka menggema di udara, menamb
Hari itu, Desa Zuzhi seolah berubah menjadi neraka yang sesungguhnya. Jeritan dan lolongan menyayat udara, mencerminkan ketakutan yang meresap ke setiap sudut desa. Bau debu dan darah bercampur, menciptakan suasana yang membuat siapa pun merinding.Namun, di tengah kekacauan tersebut, langit tiba-tiba terguncang. Sebuah bayangan melesat turun dengan kecepatan yang mustahil, meninggalkan jejak cahaya tipis yang memecah udara."Siapa itu?" teriak seorang pria tua, terhuyung ke belakang."Apakah dia seorang ahli yang mampu terbang?" bisik seorang pemuda dengan mata terbelalak."Tingkat kultivasinya... Banxiang?" tambah yang lain, suaranya dipenuhi ketakutan sekaligus kekaguman.Semua mata tertuju pada sosok yang kini berdiri di udara, mengenakan jubah putih bersih yang berkilauan di bawah sinar matahari. Potongan bajunya menyerupai pakaian seorang Taois, tetapi juga memiliki kesan seperti pakaian pemakaman, membawa aura yang misterius sekaligus menakutkan."Dia... mengapa dia mirip denga
Perjalanan menuju Desa Zuzhi memakan waktu semalaman. Langit malam dipenuhi bintang, tetapi suara gemuruh dari kereta besar yang menarik Mesin Penghimpun Energi mengusik keheningan.Rodanya yang berat menggerus tanah, meninggalkan jejak mendalam yang membekas di sepanjang jalan.Di hutan sekitar, binatang malam berlarian ketakutan.Suara gemuruh itu seperti ancaman yang tak bisa mereka abaikan. Burung-burung yang seharusnya beristirahat di dahan pohon beterbangan, menciptakan keributan yang memekakkan telinga.Angin membawa suara derap kaki kuda dari lima ratus prajurit kekaisaran, menambah suasana mencekam.Saat pagi mulai menjelang, Desa Zuzhi mulai terlihat dari kejauhan. Asap tipis mengepul dari cerobong-cerobong rumah sederhana, tetapi suasana yang semula tenang berubah drastis saat suara roda besi yang menghantam tanah bergema di udara.Suara itu disertai derap langkah kuda yang berat serta gemuruh perintah dari para prajurit.Penduduk desa yang masih mengantuk terbangun dalam k
Di sebuah tempat, di Kekaisaran Hei Tian yang jauh darikeramaian..."Masih kurang! Harus menambah darah!" teriak Kaisar Hei Tian—Jue Tian Yu, suaranya menggema di dalam ruang berlapis energi merah berbau amis yang memancar dari tubuhnya.Saat ini, mesin itu berada di alun-alun Desa Chenmo.Malam telah tiba, dengan cahaya bulan sabit yang muram menyinari dunia yang kelam. Aura mengerikan yang tak dapat dijelaskan menyelimuti sebuah kotak, terbuat dari logam misterius yang berdiri di sana.Sejak mesin penghimpun energi dirancang oleh para ahli spiritual, Kaisar Jue Tian Yu tidak pernah meninggalkan perangkat itu. Mesin berbentuk kubus dengan dimensi 3 x 3 meter tersebut tampak sederhana dari luar, tetapi di dalamnya, segalanya berbeda.Di dalam mesin itu, seseorang akan merasakan seolah-olah berada di dunia ilusi yang maha luas, di mana Kaisar adalah penguasa mutlak, seakan-akan dewa. Segala sesuatu terjadi atas kehendaknya. Namun, ilusi itu memiliki harga yang sangat mahal: nyawa merek