Wanita yang Menolak Lamaran ku 25Aku naik ke atas ranjang saat Mas Elang berjalan menuju pintu untuk menguncinya. "Mau kuberi tahu resep agar seorang wanita selalu awet muda dan selalu wajahnya selalu bersinar?" Mas Elang memegang kedua pundakku. Kini kami sudah berada keranjang yang sama. Tempat tidur ini empuk selimutnya juga halus harum, ditambah Lagi terdapat kelopak bunga mawar yang berserakan menambah harum kamar ini. Lagi, ini adalah pengalaman pertama aku tidur di kamar senyaman ini. Sebelumnya tempat tidurku hanya beralaskan kasur yang sudah usang dan di bawah. Selimutnya juga tipis dan sudah pasti bekasnya Citra. Ya Allah, nikmat Tuhan manakah yang telah aku dustakan? Aku dan Mas Elang saling berhadapan lalu ia memegang kedua pundakku dan membaca sesuatu lalu meniupkan ke wajah setelah itu dia mencium keningku. Lelaki ini tersenyum lebar kami sama-sama berbaring di di bawah selimut yang sama. Ia membelai pipiku dengan penuh kelembutan dan aku hanya bisa memejamkan mata
Wanita yang Menolak Lamaranku 26"Kenapa senyum-senyum sendiri? cantik, ya? tanya Mas Elang yang tiba-tina datang. Ia melingkarkan tangan di perut dan meletakkan dagunya dipundakku sehingga pipikul dengan pipinya saling menempel. Dapat kuharasakan embusan napasnya yang wangi mint. Saat ini aku sedang melihat-lihat foto pernikahan kami yang digelar dengan sangat meriah kemarin. Banyak tamu undangan yang datang mereka adalah kerabat dan keluarga besar Mas Elang baik dari pihak ayah mertua maupun ibu mertua serta teman-teman Mas Elang baik teman SMA maupun semasa kuliah.Tangan kananku terangkat membelai pipinya. "Aku masih gak nyangka, Mas, ternyata aku bisa kayak gini. Ini seperti mimpi." Ku usap perlahan foto diriku yang sedang bersanding dengan Mas Elang dengan senyum mengembang itu. "Kalau lihat ini, aku jadi pingin didandanin lagi agar terlihat cantik dan menarik," imbuhku. "Kalau kamu mau, bisa dandan setiap hari," sahut Mas Elang tanpa mengubah posisi duduknya. Tangannya semak
WANITA YANG MENOLAK LAMARAN KU 27Orang sombong seperti Citra memang sekali-kali harus dibungkam mulutnya. Ia masih mencerocos di seberang sana.Namun, aku juga tidak tega jika ia sampai tertipu. "Cit, Kamu itu jangan tertipu oleh penampilan Malik. Kata Mas Elang dia itu seorang penipu. Dia tidak sekaya yang kamu kira. Meskipun kamu selalu jahat sama aku tapi aku juga tidak akan membiarkan kamu tertipu oleh orang seperti Reiga," ucapku. "Nggak usah ngurusin hidup aku, Vir. Aku sudah tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Malik itu benar-benar orang kaya kok. Aku sudah diajak ke rumahnya yang besar dan mewah serta berlantai dua dan disangga dengan pilar-pilar yang tinggi dan kuat. Duh, aku makin nggak sabar untuk segera menjadi istrinya," kata Citra. Ku hela napas perlahan sebelum melanjutkan ucapanku. "Cit, kemarin aku ketemu dengan mantan pacarnya Reiga. Dia bilang kalau udah nyesel kenal dengan lelaki penipu itu,""Dengar, ya, calon suamiku itu Malik bukan Reiga. Jadi kamu ngg
Wanita yang Menolak Lamaranku 28Sebuah undangan berwarna gold hitam terpampang di layar ponsel milik ayah mertua. Citra mengiriminya melalui pesan Whatsapp. Di sana tertera dengan jelas mempelai wanita bernama Citra dan mempelai laki-laki bernama Reiga. Di dalam undangan itu juga terdapat foto keduanya dalam balutan baju pengantin berwarna pink muda. Sepupuku itu memang cantik apalagi saat tersenyum lebar seperti itu. Ponsel di tanganku berdering, segera kuusap layar dan mengangkatnya. "Kamu sudah lihat undanganku, kan, Vir? Bagus dan elegan, bukan? Undangannya aja kayak gitu, sudah pasti pestanya sangat mewah. Kamu harus datang bersama suamimu untuk membuktikan kalau yang kamu bilang tentang Mas Malik itu salah."Belum sempat aku menjawab, telepon sudah diputus secara sepihak. Huft, Citra menelepon ku hanya untuk pamer."Cantik sekali istriku hari ini?" Mas Elang menatapku dari ujung kepala hingga ujung kaki lalu manggut-manggut. Aku memakai celana setelan longgar berwarna hijau
Wanita yang Menolak Lamaranku 29Citra memekik dan menutup mulutnya dengan kedua tangan saat melihat kotak kado yang kubungkus dengan kertas khusus di atasnya terdapat pita itu dibuka oleh Septi."Ya ampun, itu, kan gaun impian aku? Warna favoritku lagi. Ini punyaku, kan?" tanya Citra. Tangannya sudah terulur untuk mengambil alih dress itu dari tangan Septi. "Tadinya iya tapi sekarang sudah menjadi milik Septi karena kamu tadi sudah menolaknya. Kamu harus tahu, Cit, kalau aku beli gaun ini di butik ternama dan tentu saja tidak memproduksi barang yang sama dalam jumlah banyak," jawabku sambil mengusap pundak Septi. "Balikin! sini balikin! Gaun itu punyaku karena Vira membeli itu untuk hadiah pernikahanku. Ngerti!" kata Citra dengan nada tinggi sambil berusaha meraih gaun itu dari tangan Septi tetapi ternyata gadis itu juga nggak mau kalah. Ia berusaha menghindari Citra dan menyembunyikan gaun itu di balik punggungnya sehingga membuat Citra berang. "Cit, kamu tadi sudah tidak mau men
WANITA YANG MENOLAK LAMARANKU 30PoV CitraAku hampir tak berkedip melihat kedatangan laki-laki yang akan menjadi suamiku itu. Mas Malik terlihat sangat gagah dan tampan dengan jas berwarna hitam dan dalaman baju putih lengkap dengan dasi, tidak lupa sepatu hitam mengkilap menempel di kakinya. Ia benar-benar lelaki idaman yang selama ini ku impikan. Bukan hanya aku saja yang melongo melihat kedatangan pengantinku itu. Semua orang juga terpesona dengan Kharisma calon suamiku. Kini aku telah membuktikan pada semua orang terutama si Vira kalau aku bisa mendapatkan yang lebih dari si Elang yang pernah kutolak itu. Iya, kuakui suami Vira itu sekarang memang terlihat lebih tampan dari pada saat pertama kali datang ke sini dan Vira juga sekarang terlihat bersih wajahnya, tidak seperti dulu saat masih tinggal di sini. Namun, aku tidak peduli karena aku sudah punya Mas Malik yang mampu mengalihkan duniaku. Inilah yang disebut dengan jodoh aku yang cantik mendapat suami sempurna seperti Mas
Wanita yang Menolak Lamaranku 31Aku menatap lekat mata lelaki yang kini sudah sah menjadi suamiku ini. "Pinjam? Kamu menanyakan uang mahar yang sudah kamu berikan dan sekarang mau pinjam?" Aku mengulangi pertanyaannya. " Kamu bercanda, kan, Mas?" "Enggak, Sayang. Aku nggak bercanda sekarang katakan di mana uang itu?""Uang itu disimpan Ibu, Mas.""Loh kok ibumu yang simpan?" tanyanya dengan nada tinggi. "Itu, kan uang kamu kenapa menyuruh ibumu untuk menyimpannya?"Aku tersenyum lalu meraih tangannya. "Ibu menggunakan uang itu untuk bayar biaya pernikahan kita. Kamu tahu sendiri kan untuk pernikahan kita ini kami yang tanggung? Dan kamu janji akan menggantinya? Kami bahkan harus memakai gaji karyawan di kandang bebek. Biaya pernikahan kita ini lumayan mahal loh, Mas? Aku pemilih dekor yang terbaik serta MUA profesional dan tentu saja harganya bikin geleng-geleng kepala. Kamu lihat sendiri, kan, kalau hari ini aku terlihat sangat cantik bahkan melebihi kecantikan ratu manapun?""Oh
Wanita yang menolak lamaran ku 32"heh ternyata kamu sudah tidak perawan, ya, Cit?" tanya Mas Malik saat kami selesai melakukan hubungan suami istri dan Entah dari mana ia bisa menyimpulkan seperti itu. Aku melotot dan pura-pura kaget. "Kenapa? Benar, kan, kalau kamu memang sudah tidak perawan? Tuh lihat tidak ada noda di sprei kamu? Tapi nggak masalah karena keperawanan bukanlah hal yang utama bagiku." lelaki itu memegang tanganku. Aku mengusap dada perlahan, lega. Aku pikir ia akan marah-marah padaku kalau ia tahu semuanya. Tetapi ternyata aku memang tidak salah pilih orang dia benar-benar baik. Bahkan saat tahu aku tidak perawan saja ia tidak mempermasalahkan. "Kamu enggak marah, Mas, kalau aku sudah enggak perawan?" tanya aku menunduk. Lelaki berhidung mancung Itu tersenyum dan mengangguk. "Kenapa? Apakah kamu sendiri juga sudah tidak perjaka? Kalau begitu kita imbang lah ya? Aku ini cantik, Mas. Wajar jika aku pernah punya pacar sebelumnya dan hal seperti itu sudah biasa
Wanita yang menolak lamaran ku 56Buru-buru aku mengambil ponsel untuk menghubungi Citra, sementara Mas Elang keluar menyusul ibunya Malik untuk memberitahukan berita gembira ini.Aku lega, jika Malik sadar, itu artinya Citra bisa keluar dari rumahku. Iya, selama Citra ada di rumah, aku memang sedikit was-was akan terjadi sesuatu yang buruk, apalagi Mas Elang begitu perhatian pada Citra dan anaknya itu. Saat aku menghubungi Citra, terdengar bayinya sedang menangis. "Halo, Cit. Kamu harus ke rumah sakit sekarang juga. Malik__Telepon terputus sebelum aku selesai berbicara dan saat aku hendak menghubunginya lagi, sudah tidak diangkat. Ya sudahlah, yang penting dia akan segera ke sini untuk menjemput MalikBu Retno bersama Mas Elang berjalan tergesa menuju ruangan, namun dokter segera datang memeriksa keadaan Malik dan memberi isyarat agar kami tidak mendekat dulu karena dia sedang diperiksa. Setelah beberapa lama akhirnya dokter mempersilahkan kami untuk mendekat usai memastikan bahwa
Wanita yang menolak lamaran ku 55PoV Vira"Kamu pasti akan meminta Citra untuk pulang ke rumahnya setelah Malik sembuh, kan, Mas?" tanyaku saat kami berdua berada di dalam kamar.Entah kenapa perasaanku tidak enak semenjak Citra serta kedua orang tuanya ikut tinggal di sini meski mereka bilang hanya sementara, sampai Malik sadar. Ketakutanku ini bukan tanpa alasan. Tadi aku ingin memanggil Citra untuk ikut makan bersama, tetapi sudah keduluan Mas Elang. Akhirnya aku hanya berhenti di depan pintu. "Sini bayinya biar sama aku dulu kalau kamu mau makan," kata Mas Elang. Bayi mungil itu sedang dalam pangkuan Citra sementara paman dan bibi juga tidak ada di kamar. Mereka berdua sedang berjalan-jalan berkeliling rumah ini. "Enggak usah, Lang. Dia bisa di tidurkan saat aku makan." Citra tersenyum lalu meletakkan bayi itu di kasur lalu memberinya selimut kecil berwarna biru bergambar kartun. Bayi yang awalnya diam dan tertidur nyenyak itu menangis saat diletakkan dan tangisannya cukup k
Wanita yang menolak lamaran ku 54"Ada rencana apa, ya, kok sepertinya serius?" tanya Vira sambil menurunkan minuman yang dibawanya. Aku dan ibu saling berpandangan, lalu ibu nyengir dan menggaruk tengkuk. "Itu rencana Citra untuk punya anak laki-laki. Jadi gini, Vir, saat hamil, Citra itu selalu makan makanan yang mengandung protein agar anaknya laki-laki dan sekarang anaknya beneran laki-laki, kan? Itu artinya apa yang terjadi sesuai dengan yang ia rencanakan. Iya, kan, Cit?"Vira manggut-manggut. "Oh, iya, tetapi setiap aku datang ke rumah Citra, ia pasti sedang makan sayur-sayuran hijau," Tepuk jidat. Entah kenapa setiap kali Vira datang ke rumahku pasti sedang makan dan seperti biasa aku sedang makan dengan sayuran karena hanya itu yang ada. Makan telur rebus hanya dua kali sehari dan bukan pada saat Vira datang. "Ya udah. Sekarang minum dulu, ya. Kalau ada apa-apa nanti bilang saja sama Bik Nur." Vira tersenyum manis. Kubalas senyumannya dan mengangguk. Dia memang beruntung
Wanita yang Menolak Lamaranku 53"Aku nggak mau pulang, Bu. Aku ingin tetap di sini. Belahan jiwaku ada disini, tidak mungkin aku pergi meninggalkannya begitu saja." Aku menunduk. "Aku merasa seperti pengecut jika pulang meninggalkan suamiku di sini dalam keadaan koma. Aku ingin dia melihat aku yang pertama kali saat ia sadar nanti." "Citra, kamu harus pulang. Kasihan anak kamu. Kamu juga perlu istirahat. Percayalah, Malik pasti akan baik-baik saja. Kalau dia sadar, Ibu pasti akan segera hubungi kamu," kata ibu mertua mengusap pundakku dengan lembut. Wanita yang beberapa saat yang lalu sempat pingsan setelah mendengar berita mengenai musibah yang menimpa anaknya tersenyum dan mengangguk padaku untuk memberi isyarat agar aku mau menerima tawaran Vira. "Semua ini salahku, Bu. Seandainya aku tidak memaksa Mas Malik untuk mengantarku beli es buah, pasti tidak akan seperti ini keadaannya." Ibu mertua mengulurkan tangan lalu mendekatkan telunjuk di bibirku. "Ssst, jangan bilang sepert
Wanita yang Menolak Lamaranku 52Es buah di tanganku terlepas melihat Mas Malik tertabrak mobil karena menyelamatkan Vira dan Elang yang akan ditabrak mobil dengan cara mendorong mereka ke tepi jalan. Ia terpental hingga membentur aspal. Sedangkan mobil yang menabraknya langsung tancap gas, tidak peduli dengan orang yang sudah ditabraknya. Aku tidak peduli, yang ada di pikiranku saat ini hanya satu yaitu keselamatan Mas Malik. Mengenai si penabrak bisa diurus nanti. Semua terjadi begitu cepat. Aku berlari dan menjerit histeris memanggil namanya yang sudah tergeletak di jalan. Entah apa yang ada di pikirannya sehingga ia memutuskan membahayakan diri sendiri seperti ini demi orang lain. Apakah ia tidak tahu kalau aku begitu membutuhkannya. Suasana jalan yang tadinya rame lancar mendadak macet karena adanya kecelakaan ini.Aku berlari tanpa mempedulikan perutku yang besar ini. Kakiku terasa ringan seolah tidak membawa ada apa-apa di perutku ini. Vira dan Elang masih terjerembab di pin
Wanita yang Menolak Lamaranku 51Ibu terlihat lebih segar daripada dulu saat aku berkunjung ke rumah. Tubuhnya juga sedikit lebih berisi, wajahnya cerah, tidak pucat lagi. Pun dengan bapak, lelaki yang merupakan cinta pertamaku itu terlihat gagah di usianya yang sudah tidak lagi muda. Saat bapak dan ibu datang, aku sedang makan dan kali ini aku makan dengan lauk telur rebus plus oseng labu. Lidah ini memang sudah terbiasa mengecap makanan sederhana tapi jangan ditanya nikmatnya luar biasa.Awalnya mau berangkat ke rumah ibu, tetapi ibu mertua meminta kami untuk makan dulu. Iya, sejak aku hamil, wanita yang sudah melahirkan suamiku itu paling cerewet mengenai urusan makan dan nggak boleh makan sembarangan. "Kamu makan menggunakan alas cobek seperti ini, sedangkan yang lain menggunakan piring?" tanya ibu.Tepuk jidat. Kalau diperhatikan sekilas, aku memang seperti dibedakan di rumah ini. Yang lain makan memakai piring dan aku cukup dengan cobek saja. Kesannya aku adalah menantu yang t
Wanita yang Menolak Lamaranku 50Aku tertegun melihat wanita yang dulu selalu tampil cantik meski usianya sudah tidak muda lagi itu kini terlihat pucat. Tubuh yang dulu segar dan seksi ini kurus bahkan bisa dibilang sangat kurus, matanya juga cekung. Nyesek rasanya aku melihat ini.Wanita yang saat terakhir kali melihatnya ia memintaku untuk berpisah dengan suamiku ini terlihat sangat memprihatinkan.Tatapannya menerawang dan kosong. Ia sedang merobek-robek kertas dan membuangnya secara asal. "Bu?" Lidahku terasa kelu. Ia hanya menoleh sebentar lalu membuang muka, seolah tidak ingin melihat anaknya ini. "Apa yang terjadi dengan Ibu, Pak?" tanyaku beralih menatap bapak yang sepertinya juga tidak senang melihat kedatanganku. Aku pikir kedatanganku ini akan disambut dengan riang gembira dan mendapat pelukan hangat, tetapi ternyata aku salah. Mereka berdua bahkan cuek dan sinar matanya tidak memancarkan kerinduan. "Kamu senang melihat ibumu seperti ini, hah?" tanya bapak dengan nada t
Wanita yang menolak lamaran ku 49"Sini biar Ibu saja yang nyapu." Ibu mengambil alih sapu ijuk dari tanganku. Aku tersenyum dan dengan senang hati memberikan sapu itu. Tetapi bukan berarti aku bisa duduk ongkang-ongkang kaki karena masih ada pekerjaan yang menunggu selain menyapu. "Eh nggak jadi, Cit. Wanita hamil kalau nyapu nggak boleh berhenti di tengah jalan kalau nggak mau susah saat melahirkan. Nih, Ibu balikin!" kata Ibu. "Apa bisa begitu, Bu?" "Jelas, wanita hamil itu kalau melakukan suatu nggak boleh setengah-setengah alias harus sampai tuntas. Lagian kalau hanya menyapu juga nggak akan kecapekan, yang penting pelan-pelan aja. Nggak usah ngoyo. Ibu mau masak aja biar nanti saat kamu sudah selesai nyapu sudah ada makanan yang siap untuk disantap," kata ibu mertua. Aku tersenyum karena merasa diperhatikan olehnya. Meskipun ia tidak membelai-belai atau memberikan apa yang kumau, tetapi aku tahu kalau dia sayang padaku. "Kenapa senyum-senyum? Nggak usah GR. Aku tuh sayang
Wanita yang Menolak Lamaranku 48 PoV Citra"Kenapa Ibu tidak membiarkan Mas Malik untuk menikahi Tania yang orang kaya, Bu?" tanyaku setelah Tania pergi. Ia pasti sangat kecewa karena usahanya untuk merayu Mas Malik tidak berhasil. Sedari tadi aku sudah mempersiapkan mental jika ada kemungkinan buruk yang terjadi. Aku pikir ibu akan membujuk Mas Malik agar mau menerima Tania sebagai istri dan menceraikan aku begitu saja. Iya, ibu mana yang tidak mau anaknya punya istri kaya dan langsung diangkat menjadi manager? Apalagi Tania juga menjanjikan sesuatu yang sangat manis dan tidak akan didapatkan jika Mas Malik masih punya istri aku. Ibu mertua yang selama ini seolah tidak pernah menunjukkan wajah yang bersahabat denganku ternyata tidak seburuk yang kukira. Ia sayang padaku sebagai menantu dan hari ini ia sudah menunjukkan buktinya. "Memangnya kamu mau Malik nikah sama Tania dan menceraikan kamu?" Ibu balik tanya. Aku menggeleng dan meringis. Pertanyaan yang aneh, mana ada wanita y