Home / Romansa / Wanita yang Kau Sakiti / Jangan Ambil Putriku

Share

Jangan Ambil Putriku

Author: Maheera
last update Last Updated: 2024-02-26 10:38:32

"Meski selalu terlihat baik-baik saja, aku tetaplah aku yang membutuhkan pegangan kala badai menggulung dalam ketidakberdayaan."

==============

Lintang menekan wajahnya dengan kedua telapak tangan. Tangis wanita itu pecah kala menceritakan pengkhianatan sang suami di hadapan Handoko--Papa Arsen--Dia membuka kembali lembar demi lembar album pernikahan yang ternoda titik hitam, seperti mengiris perlahan hatinya yang sudah tidak utuh lagi. Wanita itu tidak baik-baik saja, meski beberapa hari ini dia mencoba tegar, mensugesti diri jika dia sanggup menelan pil pahit yang disodorkan Arsen.

Nyatanya, dia tetaplah seorang wanita. Di balik pembawaannya yang tegas dan mandiri, Lintang amat sangat rapuh, jiwanya haus kasih sayang yang hilang sejak masa kanak-kanak. Bahtera yang dia harapkan terus mengarungi lautan, harus kandas terhempas puting beliung.

Handoko yang mendengar cerita menantunya tersebut hanya diam seraya menatap tajam ke arah Arsen, yang berdiri mematung di hadapan sang papa. Beberapa jam setelah Gayatri dirawat, bayi tersebut diperbolehkan pulang dengan syarat harus diperhatikan suhu tubuhnya, tak lupa dokter meresepkan obat untuk bayi tersebut. Handoko memutuskan membawa cucu satu-satunya tersebut ke rumahnya. Setelah mengusir Anita yang hendak mengikuti mereka.

"Papa kecewa. Kau tidak berubah sama sekali," geram Handoko seraya melangkah mendekat. Pria paruh baya tersebut memilih mendekati Lintang, menepuk pelan bahu wanita tersebut.

Mendengar kalimat itu, Lintang mengangkat kepalanya, dahi wanita itu berkerut. "Apa maksud, Papa?"

Handoko mengempaskan napas, raut kecewa terlihat jelas di wajahnya. "Maaf, Papa gagal mendidik Arsen, hingga dia melakukan hal memalukan seperti ini. Akan tetapi, jangan mengambil keputusan secara gegabah. Pikirkan putri kalian."

Lintang terdiam mendengar permintaan pria tersebut. Tentu saja dia memikirkan putrinya. Wanita itu bahkan akan memberikan seluruh dunia beserta isinya demi kebahagiaan sang putri, tetapi untuk kembali hidup bersama Arsen, sungguh tidak mungkin.

Hatinya telah telanjur sakit dan hancur oleh perbuatan pria tersebut. Mana mungkin dia bisa tersenyum dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa pun, sementara kesalahan yang dilakukan Arsen begitu nyata. Bisakah membesarkan sang putri, sementara hatinya tidak bahagia? Tentu tidak! Lintang bukan malaikat yang tidak memiliki dendam dan sakit hati. Jika memperturutkan inginnya, mungkin wanita itu sudah memperkarakan keduanya dengan pasal perzinahan, tetapi itu hanya akan menambah beban pikirannya.

"Maaf, Pa ... aku tidak bisa." Lintang menggeleng pelan seraya memejamkan matanya. Ada denyut nyeri yang tiba-tiba menusuk hati, seolah-olah ribuan jarum tengah menusuk jantung, lalu menjalar ke setiap ruas jemari. Lintang bahkan harus mengepalkan kedua telapak tangannya untuk menetralisir sakit tersebut.

Handoko menghela napas panjang dan dalam, sorot matanya berubah sendu menatap sang menantu, seperti ada kesedihan di sana, mungkin pria itu--yang masih terlihat bugar di usia kepala lima tersebut--ikut bersedih dengan nasib pernikahan keduanya yang kini berada di ujung tanduk.

"Pikirkan lagi, Lintang. Papa tidak ingin Gayatri hidup tanpa kasih sayang yang lengkap dari orang tuanya." Tatatapan pria itu berubah tajam saat mengalihkan tatapan ke arah Arsen. "Dan kau ... tinggalkan perempuan itu, sampai kapan pun menantuku hanya Lintang."

Arsen bergerak gelisah saat mendengar getar suara sang papa yang seakan-akan menusuk gendang telinganya, dia tahu, pria itu tidak main-main dengan ucapannya. Andai semudah itu meninggalkan Anita.

"Aku ngga bisa ninggalin Anita, Pa," jawab Arsen, seraya menatap Handoko sedikit takut, membuat pria tersebut mengernyit.

"Apa maksud kamu?! Jangan main-main, Arsen! Apa mata kamu buta, dilihat dari mana pun Lintang jauh lebih unggul," seru Handoko dengan wajah mengeras, pria itu tak habis pikir dengan jalan pikiran putranya tersebut, apa perempuan itu telah mencuci otaknya?

Lintang yang mendengar jawaban Arsen semakin terluka, rasanya oksigen di sekitarnya menipis, membuat dada wanita itu sesak dan sakit. Sedalam apa cinta Arsen pada Anita, hingga tak sedikit pun pria itu memikirkan perasaannya? Lima tahun pernikahan mereka sama sekali tak berarti, karena dengan lantang pria itu memilih wanita yang baru dikenalnya setahun yang lalu

"Maaf, Pa, aku ngga bisa ninggalin, Anita. Dia ... hamil," jelas Arsen terbata, ada rasa bersalah yang ditangkap Lintang saat manik mata mereka beradu sesaat. Ada keterkejutan sekaligus luka di mata wanita itu. Namun, dengan cepat Lintang memalingkan wajahnya, tak ingin terpesona sorot mata elang yang selalu membuatmya jatuh cinta.

Handoko terdiam mendengar jawaban sang putra, dia menyandarkan punggung ke sandaran kursi, seraya mengembuskan napas lelah. Mata pria itu kembali menatap Lintang dengan sorot memohon.

"Lintang, biarkan Arsen bertanggung jawab, setelah anak itu lahir, mereka akan bercerai. Ini demi anak kalian."

Lintang menggeleng pelan, sampai kapan pun dia tak akan mengubah keputusan. Untuk apa bersama jika sang pria telah mendua? Bukan tidak mungkin Arsen akan lebih condong kepada Anita, lagipula hatinya tidak seluas itu memberi maaf.

"Tidak, Pa," tolak Lintang seraya menarik napas dalam dan panjang. "Aku tidak bisa bersama Arsen lagi. Lebih baik perceraian ini diputus di pengadilan," tegasnya.

"Pikirkan lagi, Nak. Bagaimana Gayatri nanti, jika orang tuanya tidak lengkap." Handoko terus membujuk berusaha melembutkan hati Lintang yang mengeras. Akan tetapi, wanita itu menggeleng, tak sedikit pun surut ke belakang.

Handoko mengembuskan napas keras. Sepertinya pria paruh baya itu kesal karena usahanya menyatukan rumah tangga sang anak gagal.

"Baiklah ... silahkan bercerai," ujarnya seraya bangkit dengan wajah merah padam. "Mulai hari ini urus hidup kalian masing-masing! Aku tidak peduli lagi. Gayatri akan tinggal di sini, bersamaku."

Mendengar itu Lintang terperanjat. Bagaimana mungkin dia dipisahkan dari sang putri, sementara dia masih butuh ASI darinya. "Ngga, Pa ... Gayatri putriku, gimana mungkin Papa tega memisahkan kami," ucap Lintang dengan suara bergetar.

"Papa melakukan ini demi kebaikan Gayatri. Kamu menolak kembali pada Arsen dan memilih hidup di panti. Apa kamu mau hal kemarin terulang lagi? Tidak! Aku tidak percaya kalian berdua." Handoko menjeda ucapannya, kata-kata pria itu terdengar sangat tajam. "Jika kamu mau anakmu, kembali pada Arsen. Jika tidak, bersiaplah hidup tanpa putrimu di sisi," ancamnya keras dan Handoko tak pernah main-main dengan ucapannya.

Lintang terhenyak. Tidak percaya sang papa mertua tega melakukan hal itu. Tidak! Dia tidak akan menyerahkan putrinya saja, tidak akan pernah.

"Dan kamu, Arsen ... keluar dari rumah yang kau tempati sekarang, karena rumah itu milikku dan aku tidak sudi ditempati dirimu dan wanita tidak tau diri itu."

Arsen terperanjat mendengar mendengar keputusan Handoko. Dia paham, kata-kata pria itu adalah titah, dan dia takkan bisa menawar seinci pun.

"Lalu aku tinggal di mana, Pa?" tanya Arsen membuat Lintang mendengkus kesal. Dia tidak percaya jika pria itu lebih mengkhawatirkan tempat tinggalnya dari pada putri mereka.

"Aku tidak peduli. Kembali bersama maka aku kembalikan semua. Jika tidak, anggap saja aku sudah mati bagi kalian."

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Raden Basar
cerita seru
goodnovel comment avatar
Febronia Nona
masa harus buka koin mulu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Wanita yang Kau Sakiti   Mati Rasa

    "Luka mampu membuat seseorang terjatuh, lalu merasa tak punya masa depan. Namun, luka juga bisa menempa hati menjadi sekuat baja."=================Lintang menggedor pagar tinggi yang berdiri kokoh di depan rumah Handoko. Wanita itu terus berteriak hingga suaranya berubah serak. Setelah mendengar penolakan Lintang, Handoko memerintahkan satpam membawa wanita itu keluar dari rumahnya, pun Arsen. Pria paruh baya itu tidak mengijinkan Lintang membawa Gayatri, sebelum wanita itu merubah niatnya untuk bercerai. Ibarat sudah jatuh, tertimpa tangga pula, begitulah hidupnya sekarang. Lintang terus berteriak, meski Murni berusaha menenangkannya. Wanita itu ikut menangis melihat kondisi Lintang yang berantakan. Dia hanya bisa memeluk tubuh wanita tersebut yang luruh ke tanah. Keduanya berpelukan sambil menangis sesugukkan, terdengar memilukan bagi siapa yang mendengar."Sudahlah, Mbak. Sebaiknya kita pulang. Gayatri aman di sini. Mbak juga harus pikirkan kesehatanmu?" bujuk Murni sambil menge

    Last Updated : 2024-02-26
  • Wanita yang Kau Sakiti   Tertipu

    "Sabarlah hati. Jika kamu dilukai, artinya kamu masih perlu diuji agar tetap kuat menerima segala berkah di masa depan."===========Matahari bersinar sangat garang, seolah-olah ingin menyengat apa saja yang dia sentuh dengan cahayanya. Tak banyak orang berlalu-lalang di tengah teriknya yang terasa membakar kulit. Pun Lintang, wanita itu bahkan mengernyitkan dahinya saat silau menerpa kaca pelindung helmnya. Harusnya tadi pagi dia telah berada di rumah orang tuanya dan mengeluarkan Anita dari sana. Akan tetapi, perdebatan dengan Buk Rima memakan waktu yang cukup lama. Wanita itu menyayangkan kekeraskepalaan Lintang, dia menganggap Ibu Gayatri tersebut terlalu arogan dengan keputusannya, terlalu terburu-buru, sehingga memutuskan sesuatu tanpa berpikir jernih dan dalam.Namun, Lintang menolak mentah-mentah tuduhan tersebut. Baginya, kesalahan apa pun akan termaafkan, tetapi tidak sebuah perselingkuhan. Apalagi dengan jelas keduanya telah berzina. Adanya janin di rahim Anita membuktikan

    Last Updated : 2024-02-26
  • Wanita yang Kau Sakiti   Rumah

    "Kadang, tak cukup satu ujian untuk membuktikan kita pantas atau tidak menerima berkah. Tetapi, ikhlas menerima semua cobaan dan meyakininya sebagai cara Tuhan menyayangi kita."==============Lintang membiarkan sepoi angin membelai rambutnya perlahan. Tatapan wanita itu jatuh pada gulungan mega yang terbias warna saga. Sang bagaskara begitu congkak memamerkan pesonanya pada semesta, selalu saja begitu kala dia hadir ataupun tenggelam. Dia mampu membuat seluruh mata tertuju padanya kala melukis selarik warna jingga di ujung cakrawala.Suara ombak terdengar keras menampar batu karang yang berdiri kokoh, asin laut terasa menyerbu indera penciuman dan meninggalkan rasa lengket di pipi Lintang. Wanita itu menggenggam kunci rumah yang diserahkan Arsen dengan terpaksa. Dia berhasil mendapatkan rumah peninggalan orang tuanya kembali. Dengan tatapan kemarahan Anita, dia meninggalkan kedua orang yang kemudian bersitegang tentang di mana Anita akan tinggal. Dia tak mau tahu apa pun perdebatan k

    Last Updated : 2024-02-27
  • Wanita yang Kau Sakiti   Tidak Mengira

    "Hatiku tak pernah mengenal kata benci, tetapi kau melukai dengan kejam. Kau tanamkan di dadaku sesuatu yang disebut dendam."=============Gedung berlantai tiga tersebut terlihat menyolok di antara bangunan lainnya. Bercat kuning gading dengan tempelan batu alam di empat tiang penyangga canopy, membuat gedung itu terlihat unik. Di pintu masuk bisa dilihat banner yang bertuliskan ucapan selamat datang dan sebuah boneka kucing berwarna emas yang menggerakkan tangannya, seolah memanggil orang-orang datang. Lintang tersenyum melihat mimik lucu boneka tersebut. Memang dialah yang mengusulkan meletakkan boneka plastik itu di sana, selain lucu, menurut kepercayaan orang Cina, kucing emas tersebut penarik rejeki. Awalnya hanya sebuah miniatur, tetapi ketika berjalan-jalan di sebuah mall, tanpa sengaja melihat dan langsung membelinya.Begitu masuk ke dalam gedung, beberapa karyawan percetakan yang mengenal Lintang menganggukkan kepalanya hormat. Mereka rata-rata sudah bekerja selama tiga tah

    Last Updated : 2024-02-27
  • Wanita yang Kau Sakiti   Sekutu

    "Kita tak bisa mengira seperti apa masa depan. Namun, bisa merencanakannya dengan baik dan pemikiran matang, selanjutnya ... biar Tuhan yang putuskan."=================Lintang menuruni tangga dengan tergesa. Air mata yang dia tahan sejak tadi luruh juga. Wanita itu tidak mengira Arsen tega melakukan semuanya. Pengkhianatan, sandiwara, dan merebut sesuatu yang harusnya menjadi miliknya. Entah di mana Arsen meletakkan nuraninya. Tidakkah pria itu ingat apa yang telah dia korbankan untuk sampai di titik ini? Arsen tahu dengan jelas bagaimana dia jatuh bangun merintis usaha tersebut. Beberapa kali hampir tutup karena orderan yang masuk tidak seberapa, tetapi biaya operasional bangunan tetap harus dikeluarkan. Kalah saing dengan percetakan besar lain yang lebih lengkap sarananya. Namun, itu semua tak menyurutkan semangat Lintang. Mentalnya yang telah terasah mandiri dan kuat sejak kecil, terus menerus mencari cara untuk menutupi semua pengeluaran. Beruntung dia tidak membayar sewa gedu

    Last Updated : 2024-02-29
  • Wanita yang Kau Sakiti   Pilihan

    "Kita harus bagaimana, Murni? Keuangan panti memprihatinkan. Kita tidak mungkin membiarkan anak-anak itu kelaparan. Belum lagi tunggakan listrik. Sejak Pak Handoko tidak lagi menjadi donatur kita, semua kesulitan datang silih berganti. Donatur yang lain juga mengurangi sumbangannya."Murni hanya diam mendengar keluhan Buk Rima. Dia menatap iba pada wanita yang mulai menua itu. Mendedikasikan hidupnya demi menjaga anak-anak terlantar, lalu mencarikan keluarga yang lebih layak agar anak-anak tersebut bisa mencecap bahagia, merasakan memiliki keluarga utuh.Murni adalah saudara jauh Buk Rima. Setelah semua anaknya menikah dan mengikuti suami mereka, Murni merasa kesepian. Dulu dia terbiasa menjaga Lintang kecil, tetapi sebuah keadaan memaksa mereka berpisah. Akan tetapi, takdir berkata lain saat mempertemukan mereka kembali di panti asuhan tempat Lintang dibesarkan. Sungguh kebetulan yang luar biasa. Di saat dia mencari bocah cilik itu, Lintang justru tinggal di tempat saudaranya sendiri

    Last Updated : 2024-02-29
  • Wanita yang Kau Sakiti   Pertemuan

    "Hadirmu seperti silir angin yang tentramkan hatiku. Basuh semua luka ini. Namun, aku terlalu takut untuk bahagia, karena dia tak pernah tertulis di garis tanganku."===============Andai kematian itu bisa diminta, maka Lintang akan sukarela menjadi orang yang pertama melakukannya. Andai bunuh diri itu bukan sebuah perbuatan laknat, maka wanita itu sudah melakukannya sejak dulu. Andai ... benak wanita itu kini dipenuhi banyak perandaian. Lintang berjalan tertatih menyusuri trotoar. Langkahnya tak tentu arah, tangannya menyeret koper terasa lemah. Kebakaran yang menghanguskan rumah kedua orang tuanya menghancurkan hati dan harapan Lintang. Menurut tetangga sekitar, kebakaran itu terjadi akibat korsleting listrik dari gudang mebel yang berada di sebelah rumahnya. Api dengan cepat membakar karena jalan gang yang dilalui cukup sempit untuk dilalui mobil pemadam kebakaran, hingga petugas kesulitan memadamkan api. Personel DAMKAR itu harus mengambil jalan memutar agar bisa mencapai rumah L

    Last Updated : 2024-03-01
  • Wanita yang Kau Sakiti   Awal

    "Bersamamu aku begitu mudah mengulas senyum. Dada ini juga berdebar tak tahu waktu. Rasa apa ini? Bisa kau jelaskan?===============Gemericik air menarik perhatian Lintang. Wanita itu menoleh ke arah air mancur yang berada di samping rumah. Sebuah kolam berbentuk elips ada di sana, menampung curahan air yang tumpah. Hiasan batu alam dan karang mempercantik bagian kolam. Tumbuhan menjalar dibiarkan tumbuh liar, tetapi tetap rapi. Sepertinya kolam itu benar-benar terawat. Ikan yang berenang di dalam air yang jernih menyegarkan mata Lintang, tak urung seulas senyum dia ukir di bibirnya."Lagi apa?" Suara Satya menghamburkan kesenangan yang baru Lintang kumpulkan. Wanita itu tidak langsung berbalik. Dia memejamkan kelopak mata kuat sambil menekan dahinya untuk menghadapi pria tersebut. Tentu saja, dia merasa sangat malu dan bodoh karena ketahuan baru saja berbohong. Mana dia tahu rumah yang diakui sebagai rumahnya adalah milik Satya. Pantas saja pria itu seperti sangat mengenal lokasi p

    Last Updated : 2024-03-01

Latest chapter

  • Wanita yang Kau Sakiti   Setelah Bertahun Berlalu

    Pekarangan rumah yang ditumbuhi pepohonan pinus terlihat rindang. Suara gemericik air yang jatuh ke dalam kolam membuat pendengaran menjadi tenang. Di bawah canopy berwarna biru, di bagian kiri disusun banyak tanaman hias beraneka ragam. Mulai dari mawar, anggrek, kaktus, dan sebangsa daun keladi, lengkap dengan jenis dan warna masing-masing. Seorang wanita yang rambut hitamnya sudah disela uban, terlihat mengamati anak-anak kecil berlarian di pekarangan yang sangat sejuk tadi. Dia beberapa kali ikut tertawa melihat tingkah lucu mereka. Wanita itu adalah Lintang. Setelah bertahun-tahun mengalami cobaan, kemudian menikah dengan Satya, tidak serta-merta membuat hidup Lintang dihujani kebahagiaan. Begitu banyak masalah yang menghadang. Akan tetapi, keduanya bisa melewati kerikil-kerikil tajam dengan berbekal kepercayaan dan cinta yang besar. Saling percaya dan menghormati menjadi kunci keharmonisan rumah tangga mereka. Lintang lagi-lagi tersenyum kecil melihat keriuhan yang tercipta da

  • Wanita yang Kau Sakiti   Halal Bagiku

    "Siapa yang bisa menentang jalan takdir. Bila Dia telah berkehendak, langit dan bumi pun tak akan sanggup menghalangi."==============Lintang meraba dadanya yang kini berdentum-dentum, ada haru yang menyelimuti hatinya. Menatap pantulan diri di dalam cermin, ada seraut wajah yang kini sedang tersenyum bahagia dengan riasan wajah sederhana. Wajah yang dulu kuyu dan menyimpan banyak luka di matanya, kini bersinar bak mentari pagi. Setelah bertahun berlalu, bahagia itu datang menghampiri. Tidak dengan memaksa, tetapi hanya merayu Yang Maha Kuasa dengan doa dan pengabdian tinggi."Ayo, Lintang semua sudah menunggu."Bunda Dewi menghampiri Lintang. Dia membingkai wajah wanita itu dengan kedua telapak tangannya. Senyum tulus dia ukir di wajahnya yang telah menua."Bunda berdoa semoga kebahagiaan ini tak pernah lekang dari hidupmu."Lintang mengangguk pelan, memeluk wanita yang telah berjasa membimbing menjemput hijrahnya. Setetes air mata jatuh tergelincir di pipinya. Tak ada kata yang bis

  • Wanita yang Kau Sakiti   Setahun Perjuangan

    Kamu BagikuBertemu denganmu tak pernah kukira. Memilikimu adalah ingin, jatuh cinta padamu di luar nalar, dan menyandingmu bukan kemampuanku.Engkau laksana cahaya yang kutitipkan pada mentari pagi, hangat, dan menyulut semangat dalam diri. Engkau juga seperti senjakala, membias indah di cakrawala. Cahayamu indah menggugah rahsa, lesapkan gundah di dalam sukma.Hadirmu memberi terang sekaligus tenang. Engkau adalah puncak segala keindahan. Cinta ini begitu megah dan tertanam kokoh di dalam dada. Begitu besar inginku milikimu. Tak jemu merayu Sang Pemilik Cinta di sepertiga malam, agar sedia menyandingkan nama kita di lauh mahfuz. Bermimpi merenda cinta penuh makna, saling menggenggam hingga usia menua.Janjiku padamu duhai sang pemilik rahsa. Andai Tuhan takdirkan kita menempuh perjalanan bersama, kujaga setia sampai nadi, lalu memupuk cinta membiarkannya menyemak belukar. Hati ini akan selalu berdebar karenamu, hingga jantungku berhenti berdetak.Setiap helaan napasku akan selalu me

  • Wanita yang Kau Sakiti   Dua Tahun yang Panjang

    Lintang tertawa melihat Gayatri sibuk menangkap kupu-kupu dengan jaring kecil yang terbuat dari potongan jala yang dijepit dengan bambu tipis dan dibuat menyerupai bentuk kerucut. Tawa batita itu berderai-derai ketika kupu-kupu tersebut beterbangan ketika dihampiri. Udara di seputaran komplek olah raga terasa sangat sejuk. Apalagi di kala sore hari. Banyaknya pepohonan besar yang tumbuh berjajar membuat udara terasa sangat rindang. Lintang memperhatikan sekeliling, banyak orang berlalu lalang. Entah hanya untuk menghabiskan sore atau memang sekadar berolah raga. Ada juga yang memang sengaja datang untuk berburu aneka macam kuliner kekinian yang dijual berjejer sepanjang jalan.Pun Lintang. Sejak memutuskan untuk menjauh dari Satya dan masa lalunya yang menyakitkan, wanita itu memilih kota Padang sebagai tempatnya menenangkan diri. Sebuah kota yang terletak di pesisir pantai, dengan jumlah penduduk yang tidak terlalu padat. Sengaja Lintang memilih kota tersebut, selain penduduknya yan

  • Wanita yang Kau Sakiti   Karma Itu Nyata

    Tangan Anita mengerat memegang pulpen yang diberikan Handoko. Matanya nanar membaca surat perjanjian di atas meja. Hari ini dia diperbolehkan pulang. Sayangnya, tanpa membawa apa pun. Tidak buah hati yang tidak pernah disusui atau lelaki yang dia cintai. Semua kembali ke awal. Dia masuk seorang diri, kini keluar pun sebagai fakir."Tunggu apalagi? Makin lama kau menahan, semakin lama pula putramu mendapat penanganan."Suara Handoko menggedor pertahanan Anita yang memang sudah rapuh. Ketegaran yang dia bangun dan terlihat kokoh, sebenarnya sudah keropos sejak awal. Dia saja yang keras kepala bertahan untuk sesuatu yang semu. Kini, keyakinan yang telah disematkan sejak semalam, perlahan melonggar. Bayang-bayang kerinduan kepada putranya kelak, kembali menggoyahkan teguh Anita. "Aku tidak punya banyak waktu untuk menunggu tanda-tanganmu saja." Handoko bangkit dari kursi dan merapikan jasnya. "Jika kau mundur, aku akan minta perawat melepas alat penunjang hidup anakmu""Jangan! Saya moho

  • Wanita yang Kau Sakiti   Kau Tak Pernah Ada

    Anita terenyuh melihat bayinya yang berada di dalam kotak inkubator. Bayi lelaki yang dia kandung selama sembilam bulan terlihat sangat kecil, lemah, dan tidak berdaya. Bahkan, wanita itu takut untuk menyentuhnya saja. Seolah-olah sentuhannya bisa menyakiti bayi tersebut. Anita membekap mulutnya untuk meredam tangis yang pecah sejak masuk ke ruangan NICU. Ada yang berdentang hebat di dada, menyakiti dan membuat ngilu ke sekujur tubuhnya. Anita lemah, dia tidak berdaya melihat buah hatinya tergeletak hanya memakai popok dengan wajah membiru."Bagaimana anak saya, sus?" tanya Anita melihat seorang perawat mendekatinya."Untuk saat ini menunggu keadaannya stabil. Harus segera dilakukan operasi, karena katup jantungnya bocor.""Berapa biaya operasinya?" tanya Anita lagi dengan lirih."Sekitar seratus juta, Buk. Itupun resikonya sangat besar. Setelah operasi harus dilakukan perawatan berkala."Mendengar penjelasan perawat tersebut tubuh Anita seketika lunglai. Tenaganya benar-benar tersed

  • Wanita yang Kau Sakiti   Kesepakatan

    Handoko terdiam, seraya menatap lurus ke depan setelah mendapatkan telepon dari rumah sakit yang mengatakan bahwa Anita telah bangun dari koma. Setelah hampir dua minggu wanita tersebut tidak sadarkan diri, akhirnya dia membuka mata. Ternyata Tuhan tidak akan mengabulkan doa buruk meskipun itu untuk kebaikan. Handoko menganjur nafas panjang dan dalam. Sepertinya dia terpaksa harus bertemu Anita sekali lagi, meski sebenarnya tidak ingin. Melihat wanita itu dia sama sekali tidak respect. Sampai detik ini Handoko masih belum bisa menerima kenyataan bahwa rumah tangga anak dan menantunya telah hancur. Sama seperti Arsen, dia pun menyalahkan Anita sebagai biang keladi dari semua malapetaka itu.Handoko kembali mengalihkan pandangan pada putranya yang sedang duduk di ruang terapis. Baru satu minggu ini lelaki itu mencarikan putranya seorang psikiater karena perubahan psikis Arsen. Sejak bercerai Arsen seperti kehilangan jati dirinya. Dia tidak bersemangat dalam hal apa pun. Ditambah lagi

  • Wanita yang Kau Sakiti   Menyingkirlah

    Anita merasakan pekat menyelimutinya. Bahkan, dia tidak bisa melihat ujung-ujung jemarinya sendiri. Perlahan-lahan dia mulai merasakan sesak, seolah-olah tempat dia berdiri, bergerak semakin menyempit. Anita panik, dia berusaha berjalan, tetapi tidak tahu apakah maju atau mundur karena semua terlihat sama. Wanita itu mulai panik. Dia terduduk dan mulai menangis. Semakin lama tangis Anita semakin kencang. Dia berteriak hendak mengeluarkan sesak di dada. Namun, suaranya seolah-olah tenggelam.Anita semakin panik saat mulai kepayahan menghela napas. Dia merangkak, tetapi buta pada arah. Tiba-tiba saja dari arah sebelah kiri, Seberkas cahaya hadir dan terlihat seperti bintang yang berkelap-kelip di atas langit malam. Wanita itu tersenyum lega dia mulai menumbuhkan sedikitharapan. Dia segera bangkit, lalu bergegas berjalan ke arah sumber cahaya yang terlihat dekat. Langkah Anita semakin cepat, dia bersemangat berlari karena cahaya semakin benderang. Namun, anehnya semakin dikejar jarak se

  • Wanita yang Kau Sakiti   Malam Petaka

    Tubuh Kinanti yang jatuh dari lantai tiga, tepat mengenai meja bartender membuat pengunjung yang berada di sekitar meja berteriak histeris. DJ segera menghentikan musiknya ketika melihat tubuh bos mereka bersimbah darah. Kinanti menggelepar sesaat, lalu diam. Para petugas keamanan segera berlari ke atas untuk mengamankan Arsen dan Anita, setelah orang-orang yang berada di lantai tiga menunjuk mereka sebagai biang keributan. Anita yang shock menurut ketika seorang lelaki berbadan tegap memegang lengannya dan membawa masuk ke dalam ruang kerja Kinanti. Namun, Arsen malah melawan. Dia mengatakan jatuhnya Kinanti murni kecelakaan. Akan tetapi, para petugas keamanan tetap mengamankan si lelaki.Tidak berapa lama mobil ambulan dan polisi datang ke lokasi. Setelah mengambil dokumentasi, petugas medisk segera mengevakuasi tubuh Kinanti masuk ke dalam ambulan. Para pengunjung berdengung berebut ingin melihat sosok pemilik diskotik yang tidak berdaya. Tidak hanya itu, beberapa pemburu berita j

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status