Home / Rumah Tangga / Wanita yang Kau Hinakan. Season 2. / Bab 211. Hampir tak percaya.

Share

Bab 211. Hampir tak percaya.

Author: Kencana Ungu
last update Last Updated: 2025-03-11 10:57:30

“Katakan pada Bulek, ada apa sebenarnya Dina?” tanya Mama Atik, beliau membelai wajah Dina dan mengusap air mata Dina.

“Bulek, lelaki yang aku cintai sudah menghianatiku. Aku tidak bisa lagi memaafkan dia. Aku tidak mau lagi berbagi hati dengan dia karena dia sudah berani berbagi ranjang dan menduakanku,” jawab Dina.

Mamah Atik terlihat bingung beliau melihat ke arahku, tapi aku menunduk. Aku pun tidak berani melihat ke arah Mama Atik karena ini sama saja dengan aibku. Wira adikku, dia berbuat salah dan aku pun ikut malu.

“Katakan siapa yang kamu maksud jangan pakai bahasa yang Bulek tidak bisa pahami kan, Bulek ini sudah tua, Dina, jadi kalau ngomong to the point saja,” jawab Mamah Atik.

“Mas Wira, sudah berbagi ranjang dengan perempuan lain dan aku tidak bisa memaafkan dia Bulek. Aku memutuskan untuk berpisah dengannya,” jawab Dina.

Mamah Atik kaget lalu memandang ke arahku dan aku lagi-lagi aku menunduk sungguh aku merasa malu sekali pada Mama Atik.

“Apa tuduhan kamu itu sudah ad
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 212. Support.

    “Dina, Bulek, tahu bagaimana perasaanmu sejujurnya? Bulek juga bingung harus menanggapinya bagaimana, tapi kalau ini sudah menjadi keputusan kamu, maka Bulek pun angkat tangan. Bulek, akan selalu support kamu bagaimana pun kondisi dan situasimu. Bulek harap di suatu hari nanti kamu tidak akan menyesal dan Bulek berharap kamu bisa menjelaskan ini kepada kedua orang tuamu dengan sejujur-jujurnya. Kamu tahu Dina, status janda itu tidak semudah yang seperti kita lihat. Banyak aral melintangnya dan juga fitnahnya. Semoga saja kamu bisa melaluinya dan tetap menjadi wanita muslimah yang istiqomah dalam ketaqwaan dan tawadhu,” ucap Mama Atik.“Iya, aamiin, Bulek. Aku sudah memantapkan hati. Tadi aku sudah salat, sudah salat taubat, sudah memantapkan hati dan berpasrah kepada Allah. Semoga jalan yang aku pilih ini benar dan aku tidak dilaknat Tuhan walau bagaimana pun juga aku tahu hukumnya perceraian itu seperti apa dan aku berharap suatu hari nanti aku tidak akan menyesali keputusanku ini

    Last Updated : 2025-03-11
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 213. Sovenir.

    Aku dan Mama Atik kembali ke depan menyiapkan segala sesuatunya untuk acara besok.Sinta dan juga Mala bergabung dengan warga lain untuk acara masak-memasak. Sedangkan Wak Tono dan anak istrinya duduk manis di teras sambil ngopi melihat orang memasang tenda.Kakak-kakakku pun membuat grup sendiri. Mereka duduk di depan TV dan membungkus kue entah apa yang mereka bicarakan, tapi yang jelas tadi saat aku melewati mereka sedang membahas Wira dan menyayangkan sikap tegasnya Dina. Acaranya benar-benar akan berlangsung meriah karena bersamaan dengan 7 bulanan Mbak Asih. Kami tinggal menunggu satu tamu lagi, ya, itu Mbak Lili. Semoga dia sampai sini dengan selamat.Peneror itu hari ini belum beraksi sama sekali biasanya sehari bisa beraksi dua sampai tiga kali, tapi sampai sesiang ini belum. Apa mungkin orang itu adalah salah satu di antara orang-orang yang ada di rumahku ini? Aku harus sigap mengawasi mereka.Ibu dan bapakku di ruang salat sedang i’tikaf. Aku tahu perasaan mereka pasti sa

    Last Updated : 2025-03-11
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 214. Doyanan lelaki.

    "Begitu, ya, Ta? Oke, baiklah, aku akan menuruti saran kamu. Semoga dengan begitu setidaknya aku bisa membalas sedikit sekali dan aku memang sebenarnya berharap hanya Allah yang bisa membalas kebaikan-kebaikan Bulek Atik.”“Iya, Mbak, itu benar sekali! Oh, ya, souvenirnya isinya apa , Mbak? Aku belum lihat. Tadi aku sibuk dengan Wira dan juga Dina,” kataku.“Ini isinya dompet, Ta, untuk wadah uang belanja ke warung, tapi ini pasti harganya tuh enggak kurang dari Rp1.000 per item sedangkan Bulek Atik membelinya ada 500 buah Ita, belum isinya. Kamu tahu isi di dalamnya ini ada sisir, pensil, lipstik, dan juga bedak. Entah apa maksudnya. Tadi sih, aku tanya sama Bulek Atik, katanya karena anakku waktu di USG perempuan itulah alat-alat kecantikan untuk perempuan agar bisa berhias cantik untuk suaminya gitu,” jelas Mbak Asih. “Oh, ya, bagus juga ide Mamah Atik, Mbak. Semoga anakmu benar-benar perempuan, ya, Mbak, biar bisa bantu kamu nanti kalau kamu tua, tapi kalau enggak perempuan jug

    Last Updated : 2025-03-11
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 215. Kedatangan Mbak Lili.

    Sore ini saudara-saudaraku sedang karaukean. Mereka menyanyikan lagu gembira ada yang Nasida Ria, pop, campursari ada juga band yang lebih kocak lagi adalah Mbak Sinta dan juga Mbak Mala, mereka nyanyi lagu-lagu Tik Tok yang sedang viral sungguh menambah meriahnya suasana sore ini.Kami dikejutkan dengan kedatangan mobil baru tak tanggung-tanggung mobil Alphard. Otomatis semua orang tertuju melihatnya. Di belakang mobil Alphard ada mobil Mas Danu yang baru pulang dari toko. “Wow, mobil Alphard siapa itu? Wah, Ita, kayaknya kamu kalah saing, deh! Kamu harus beli juga mobil Alphard,” ucap mbak Ning. Aku menanggapinya sebagai angin lalu saja.Aku tidak ingin mobil yang bagus-bagus yang dikasih oleh bapaknya Mas Danu pun masih sangat layak dipakai. Untuk apa beli mobil bagus-bagus? Lebih baik aku sedekahkan uangnya nanti jika aku membutuhkannya baru aku berniat membelinya.Sepasang kaki jenjang dengan sendal high heels turun dari mobil mewah itu. Dan ketika pemiliknya keluar barulah kami

    Last Updated : 2025-03-11
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 216. Pamer.

    “Ya, menurutku memang begitu karena mau ada acara 7 bulanan, jadi Mbak Asih berpenampilan seperti ini. Oh, ya, aku ada oleh-oleh untuk Mbak Asih dan juga Ibu. Pokoknya aku jamin Pasti kalian suka," ucap Mbak Lili. Bayangkan semenjak tadi dia mengabaikan aku padahal ini rumahku. “Aku tidak perlu oleh-oleh dari kamu, Li. Kamu datang ke sini pun aku sudah sangat bahagia. Boleh aku gendong keponakanku yang lucu ini?” tanya Mbak Asih.“Boleh, dong! Ini gendong saja namanya Marcel Darwin. Aku enggak mau memberi namanya asal-asalan, jadi kukasih nama ala-ala orang eropa biar keren gitu, deh! Nanti anak Mbak Asih juga gitu, ya, dikasih nama itu yang bagus yang anak-anak orang Barat itu biar bagus dan keren,” ucap Mbak Lili lagi. Sedang Mbak Asih hanya diam saja, dia lebih fokus kepada anak Mbak Lili yang benar-benar comel sekali. Dia cantik, dan putih seperti ibunya.“Oh, ya, sebenarnya kita ini mau ada acara apa sih, Bu? Katanya Ita mau ada acara kumpul-kumpul keluarga gitu ya? Sebenarnya,

    Last Updated : 2025-03-11
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 217. Trik basi!

    “Au, duh! Asin banget sih ini! Siapa yang masak? Ya, Allah ... enggak bisa masak apa kamu, Ta? Kamu juga orang kaya kenapa enggak cari pembantu yang profesional! Masa nyuguhin tamu dengan masakan kayak gini, asin banget rasanya! Kamu tahu kan, kalau aku ini lagi diet enggak bisa makan asin-asinan. Kenapa kamu malah ngasih kami suguhan sayur asin begini. Kamu sengaja mau merusak kecantikan aku?” omel Mbak Lili.“Tamu dilarang komentar! Makan saja apa yang disuguhkan tuan rumah. Lili jangan menyakiti hati orang lain, kalau kamu tidak suka tinggalkan saja jangan kamu cela makanan itu, pamali!” sahut Mbak Asih.Masya Allah ... Mbak Asih Memang benar-benar luar biasa. Biasanya kalau Mbak Lili ngomel begitu Mbak Asih pun akan menyahuti omelannya dan mereka berdua menyerangku. Itu yang terjadi selama ini, tapi hari ini aku merasa tersanjung sekali sebab Mbak Asih membelaku di depan semua orang termasuk Mbak Lili langsung.“Kamu apaan sih, Mbak Asih, malah belain Ita. Iya, sih, aku tahu Mbak

    Last Updated : 2025-03-11
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 218. Saling sindir.

    Bukan berarti aku tidak menghargai diri sendiri dengan tidak membantah hinaan dari orang lain. Justru Andaikan aku membantah atau balik menghina orang lain yang sudah merendahkanku, maka apa bedanya aku dengan mereka? Untuk sesekali memang harus aku lakukan, tapi jika itu berulang kali bukan hanya aku saja yang capek, tapi jiwa dan ragaku juga.“Danu, kapan dong bagi-bagi emasnya? Aku kepingin loh, dapat emasnya sekarang!" celetuk Mbak Ning.“Bagi emasnya itu besok, Mbak, sewaktu puncak acara. Hari ini kan, kita masih baru pada datang, baru bertegur sapa. Lebuh baik hari ini kita gunakan untuk mengobrol santai, bercandaan. Ya, kalau acara inti nanti sewaktu pengajian 7 bulanan Mbak Asih dan juga acara syukuran kita semua baru nanti aku bagikan Antamnya,” jawab Mas Danu.Betul apa yang dikatakan Mas Danu karena aku tidak yakin mbak Ning akan betah berlama-lama di sini. Apalagi dengan adanya Mbak Lili. Aku tahu sekali Mbak Ning tipe manusia yang tidak bisa melihat kesuksesan orang lai

    Last Updated : 2025-03-11
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 219. Sok ratu

    "Heleh, benci aku sama si Lili kerjaannya bikin onar saja! Enggak sewaktu makan, enggak sendirian di depan teriak-teriak macam di hutan aja!” komentar Mbak Ning.“Sudah biarkan saja itu suaminya sudah ke sana. Lebih baik kita habiskan makan malam ini kalau enggak dimakan dan kita terpancing dengan kehebohan yang Lili buat makanan ini akan mubazir,” sahut bapak.Kami semua kembali makan dan mengabaikan keributan yang ada di depan. Entahlah apa yang Mbak Lili hebohkan. Aku sebenarnya pun kepo ingin melihat, tapi aku pun tidak mau meninggalkan makan malam yang sudah kami rencanakan dari jauh-jauh hari.“Ita, kalau beneran emasnya dibagi sewaktu acaranya Asih kayaknya Uwak enggak bisa lama-lama di sini, Ta. Karena Wak harus ke kebun dan juga ke sawah. Banyak sekali pekerjaan. Jika Wak tinggal lama-lama nanti gimana kalau tidak panen?” ucap Wak Tono.Aku jadi semakin tahu bagaimana karakter saudara-saudara Mas Danu. Mereka ke sini memang benar-benar hanya mengharapkan imbalan berupa Antam

    Last Updated : 2025-03-11

Latest chapter

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 237. Ending.

    Wak Tono melotot begitu juga dengan istrinya. Pasti mereka benar-benar tidak menyangka bahwa aku akan nekat seperti ini mempolisikan mereka berdua.“Sabar Ita, sabar dulu. Kita dengarkan dulu penjelasan Wak Tono. Barangkali itu memang bukan barang milik Wak Tono atau mungkin memang punya dia, tapi tidak untuk dipakai mencelakai kamu ataupun Danu,” bela Mbak Ning.“Kalau tidak tahu apa-apa enggak usah banyak komentar Mbak. Lama-lama mulut Mbak Ning, aku sumpel pakai paku ini. Aku tidak butuh saran dari Mbak Ning dan Mbak Ning tidak usah mencampur urusan rumah tanggaku. Aku sudah benar-benar kesal dan batas ambang sabarku sudah habis, Mbak! Pokoknya aku mau kita selesaikan ini secara hukum. Wak Tono dan istrinya harus benar-benar dihukum dengan setimpal karena ini membahayakan nyawa orang lain,” tegasku. Mbak Ning diam saja mungkin dia takut akan aku masukkan ke penjara juga jika membantah ucapanku.“Benar sekali apa yang dikatakan oleh Ita. Baik Wak Tono maupun istrinya harus kita pro

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 236. Terungkap.

    "Hentikan! Tolong hentikan dan jangan kamu pukuli suamiku!” sela istri Wak Tono seraya memukul-mukul punggung Mas Danu. Aku yang geram pun langsung mendorong tubuh tua istri Wak Tono hingga dia tersungkur tepat di bawah kaki suaminya.“Jahat! Kalian jahat!” teriak istri Wak Tono lagi dan berusaha bangun untuk menyerangku. Badannya yang gemuk membuatnya susah untuk leluasa bergerak sedangkan wajah Wak Tono sudah babak belur. Wak Tono diseret oleh Pak RT dan beberapa warga ke rumah kami.Istri Wak Tono terus saja meraung-raung menangisi suaminya. Semua saudara-saudara yang sudah terlelap tidur pun terpaksa bangun untuk melihat apa yang terjadi di sini, bahkan ibu mertuaku dan Mbak Lili yang berada di rumahnya pun tergopoh-gopoh menghampiri kami.“Ada apa ini, Ita? Kenapa istrinya Wak Tono menangis begitu?” tanya ibuku.“Mereka itu penjahat, Bu! Ternyata yang meneror keluarga kita selama ini adalah Wak Tono dan juga istrinya. Itu sebabnya istrinya Wak Tono menangis karena Wak Tono sudah

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 235. Tak salah.

    Aku bergegas keluar. Tak pedulikan panggilan Mamah Atik dan juga Ibuku. Rupanya mereka juga belum tidur. Mungkin sedang menyusun rencana untuk acara besok. Sedangkan Dina tadi tidak aku memperbolehkan ikut karena dia harus tetap tinggal di kamar untuk menjaga anak-anak.Teras depan langsung sepi sepertinya bapak-bapak yang ikut mengobrol tadi langsung menuju ke samping kamarku. Ya, Allah aku deg-degan sekali. Takut sesuatu terjadi pada Mas Danu karena dia jalannya saja susah agak pincang kalau dia berduel dengan orang yang mengetuk jendelaku tentu saja dia kalah.Aku yakin sekali bahwa itu adalah manusia, kalau hantu tentu saja tidak akan seperti itu. Mana bisa hantu melakukan hal-hal yang bisa dilakukan oleh manusia. Walaupun ada itu hanya dalam cerita saja.“Wak, kenapa di luar begini? Apa Wak dengar keributan juga?” tanyaku pada istri Wak Tono, tapi istri Wak Tono diam saja justru jalannya terburu-buru menghampiri kerumunan. Rupanya dia pun penasaran sama sepertiku.Memang sih,

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 234. Tertangkap.

    “Iya, Din, Betul kata kamu. Makanya tadi pas Mbak ke sana, ya, hanya ngasih saran sekedarnya saja. Sepertinya juga Mas Roni tadi ketakutan karena aku ancam akan kupolisikan kalau masih memaksa Mbak Asih dengan kekerasan.”“Ya, Allah ngeri banget, sih! Mas Roni benar-benar nekat!” ujar Dina.“Ya, begitulah kalau orang sudah nekat pasti segala cara akan dilakukan. Sebentar, ya, Din, aku mau WA Mas Danu dulu. Tadi mau manggil dia enggak enak karena sedang ngobrol sama Pak RT dan juga bapakku.”[Mas, ada yang ketuk-ketuk jendela kamar kita. Sewaktu Dina berniat untuk melihatnya, tapi tidak ada siapa-siapa. Tolong Mas Danu awasi barangkali setelah ini akan ada ketukan selanjutnya.] terkirim dan langsung dibaca oleh Mas Danu.[Iya, Sayang! Ini Mas juga sambil ngawasin saudara-saudara kita. Karena tadi Mas seperti melihat bayangan hitam menyelinap. Mas pikir hanya halusinasi saja.][Iya, Mas. Sepertinya yang meneror keluarga kita mulai beraksi lagi, setelah tiga hari kemarin dia tidak mela

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 233. Beraksi lagi.

    "Mbak, Mbak, itu apa seperti bayangan hitam?” tanyaku pada Mbak Mala. Dia justru memegang lenganku dengan erat. Mbak Mala ketakutan.“Duh, apa, ya, aku pun tidak tahu Ita? Aku takut. Ayo, ah, kita masuk rumah saja!” ajak Mbak Mala seraya menyeret lenganku untuk segera masuk ke dalam rumah.“Itu manusia loh, bukan hantu. Kakinya saja tadi napak tanah, tapi dia tidak melihat kita. Mungkin dia terburu-buru. Ayo, Mbak, kita, intip!” ajakku pada Mbak Mala.“Enggak maulah, Ta, aku takut!” tolak Mbak Mala kemudian dia buru-buru menutup pintu aku pun mengekorinya.“Tuh, kan, Ta, semuanya sudah tidur hanya para bapak-bapak saja itu di depan yang sedang main gaple. Ayolah, kita tidur juga biar besok bisa bangun pagi! Mungkin tadi itu beneran hantu tahu, Ta. Kita sih, malam-malam kelayapan,” ucap Mbak Mala. Lucu sekali ekspresinya dia. Mbak Mala menunjukkan bahwa dia benar-benar ketakutan.“Iya, Mbak Mala tidur sana. Terima kasih infonya nanti kalau misalnya beneran ada apa-apa kita selidiki b

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 232. Bayangan hitam.

    “Mbak Asih, kamu tidak apa-apa, Mbak? Bagaimana perutmu apa sakit? tanyaku khawatir pada Mbak Asih. Mbak Asih hanya menggeleng saja mulutnya terus saja beristighfar. Kasihan sekali. Aku tidak tega melihat dia begini.“Ayo, Ibu, Mbak Lili, Mbak Mala sudah jangan hiraukan Mas Roni dulu. Kita tolong Mbak Asih. Kasihan dia sedang hamil pasti perutnya sakit karena tersungkur begini. Ini pasti Mas Roni kan, yang sudah mendorong Mbak Asih,” kataku lagi. Mereka bertiga bergegas menghampiri untuk membantu Mbak Asih berdiri dan pindah duduk ke sofa.“Iya, benar sekali ini ulah si Roni laknat itu! Padahal Asih sudah menolaknya berkali-kali ini tetap saja si Roni memaksanya untuk kembali. Asih tidak mau lalu si Roni mendorong Asih. Dia itu tidak punya otak dan pikiran padahal Asih sedang hamil besar. Ibu benar-benar benci pada dia. Kalau bisa jebloskan saja Roni ke penjara!” ucap ibu.“Mana bisa begitu, Bu, kalian tidak berhak mengatur hidupku dan juga Asih. Aku ini masih suami sahnya Asih, ja

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 231. Datang lagi.

    Aku mengikuti Mbak Mala ke luar rumah dan terpaksa meninggalkan piring makan malamku. Untungnya tinggal sedikit lagi. Gampanglah nanti bisa aku habiskan.Malam ini rembulan memang bersinar terang sekali sepertinya memang hari ini tanggal 15, jadi bulan purnama bertengger cantik di langit malam.Sejujurnya memang dari awal Wak Tono datang ke rumah aku sudah sedikit tidak sreg dengan segala tingkah lakunya. Seperti ucapannya yang terkesan selalu ketus, selalu menyudutkanku dan Mas Danu dan juga seperti mengawasi keadaan rumahku.“Mbak Mala apa beneran tadi Wak Tono ke sini?” tanyaku pada Mbak Mala, dia hanya mengangguk dan terus menggandeng tanganku.“Iya, Ita. Tadi aku lihat Wak Tono tlewat sini terus ke arah sana, ke pohon jeruk kamu dan membakar sesuatu seperti yang aku jelaskan tadi,” jawab Mbak Mala.“Baiklah kalau gitu, ayo kita cek ke sana!” Kami berdua gegas mengecek pohon jeruk yang dimaksud oleh Mbak Mala. Aku menggunakan senter HP untuk lebih menerangi jalanan kami karena me

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 230. Wak Tono.

    "Ya, Allah ... sungguh mulia hatimu, Dina. Bapak jadi malu karena tidak bisa mengontrol emosi. Bapak begitu mendengar kabar dari Danu bahwa Wira besok akan menikah sungguh Bapak benar-benar malu. Maafkan kekhilafan Bapak Dina,” ucap bapak dengan tulus.“Iya, Pak. Aku memaafkan semua orang-orang yang menyakitiku karena aku merasa lebih tenang dan damai jika aku berbuat demikian. Sudahlah lebih baik kita jangan bahas Mas Wira lagi nanti selera makanku jadi turun kasihan kan, cucu Bapak dan Ibu, jadi asinya nanti enggak berkualitas kalau aku makannya tidak banyak.”“Iya, iya, betul. Benar apa yang kamu bilang, ya, sudah Bapak kembali ke depan untuk menemui Danu. Kamu tetap di sini dengan ibu dan juga kakak-kakakmu. Terima kasih sudah menjadi menantu Bapak yang baik hati. Terima kasih Dina,” ucap bapak lagi sebelum pergi meninggalkan kamar ini. Matanya berkaca-kaca, tangannya mengelus pundak Dina.Aku tahu Dina pun menahan gejolak yang ada di hatinya itu terbukti dari tatapan Dina yang s

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 229. Tegarnya hati.

    "Ya, Allah, Dina! Kamu yang sabar, ya, sayang? Di sini ada Bulek yang akan selalu membelamu. Apa pun yang terjadi Bulek akan menjadi garda terdepan untuk kamu. Apalagi hanya laki-laki pecundang macam Wira. Bulek akan polisikan dia, sampai bertekuk lutut padamu. Memang Tuhan itu menunjukkan siapa sebenarnya suamimu itu, Dina. Di saat kamu berhijrah ke jalan Allah menjalani hidup menjadi lebih baik justru suamimu perbuatannya makin tidak terkendali. Makin bobrok sehingga melupakan anak istrinya. Tenanglah Dina. Jangan kamu tangisi laki-laki seperti itu. Jangan pernah kamu bersedih karena ulahnya. Allah sudah merencanakan masa depanmu yang jauh lebih indah dari pada ini. Bulek yakin suatu hari nanti kamu akan mendapatkan jodoh yang lebih baik dari Wira. Kamu masih muda, cantik, saleha pasti banyak laki-laki yang jauh di atas Wira yang mau dengan kamu. Percayalah pada Bulekmu ini Dina, kesedihan kamu kesedihan Bulek juga. Sakitmu sakitnya Bulek juga," ucap Mamah Atik seraya memeluk Din

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status