Wanita yang Diarak Keliling Kampung, itu IstrikuPart 19 : Klinik PsikiaterSesuai janji, pagi ini Fatur menemani Wenny ke Klinik Psikiater, Bu Wati juga turut serta."Selamat siang, Dokter, saya Fatur--yang kemarin ada buat janji untuk bertemu." Fatur menyalami Dokter muda spesialis kejiwaan itu--Dokter Catrina namanya."Oh, Pak Fatur, iya. Ini ... Wenny?" sapa Dokter Catrina ramah sambil mengulurkan tangan."Iya, saya Wenny." Wenny tersenyum tipis, walau agak heran wanita yang dipanggil dokter itu langsung tahu namanya. Memang, ibunya sudah bercerita kalau pagi ini Fatur akan menemani mereka ke dokter, cuma dia tidak kalau dokter yang dimaksud adalah seorang Psikiater."Ayo, silakan masuk!" Dokter Catrina mempersilakan."Ibu dan Fatur tunggu di luar, ya, Wen!" Bu Wati mengusap punggung putri bungsunya itu.Wenny mengangguk, dan menurut saja karena karena kata Ibunya ini demi kesembuhan agar bisa cepat membawa pulang putranya yang masih dirawat di Rumah Sakit."Mbak Wenny baru habis
Wanita yang Diarak Keliling Kampung itu, IstrikuPart 20 : POV Wenny Kutatap bayi mungil di dalam inkubator itu, dia sedang terlelap. Inginku memeluknya dan memberikan kehangatan layaknya seorang ibu kepada buah hatinya, tapi kata Ibu, aku harus lebih bersabar lagi sampai tiba saatnya dia boleh keluar dari sana."Maaf, Bu, waktu besuknya sudah habis." Seorang wanita yang berpakaian serba putih menghampiri kami."Baik, Suster. Ayo, Wen, kita pulang dulu, nanti baru ke sini lagi. Bayimu akan aman di sini." Ibu menggandeng lenganku.Aku menurut saja dan mengikuti langkah Ibu yang mengajakku keluar dari ruang para bayi itu."Wenny!" Bang Arman mendekat ke arahku dan Ibu.Aku tak mau melihat pria yang telah mencampakkanku dengan kejam itu, dia sama kejamnya dengan Pak RT dan para warga. Aku membencinya."Ayo, Bu, pulang!" ujarku kepada Ibu."Wen, biar aku yang antar kamu pulang, ya!" Bang Arman memegang lenganku."Maaf, Bang, kita bukan muhrim! Jadi, jangan menyentuhku seperti ini!" Aku
Wanita yang Diarak Keliling Kampung itu, IstrikuPart 21 : Rencana Arman"Bagaimana bisa pihak rumah sakit membiarkan Pak Arman membawa pulang bayinya Nyonya Wenny? Jelas-jelas saya baru selesai mengurus berkas administrasi kepulangan ini." Fatur menunjuk berkas yang dibawanya. "Ma--maaf, Pak, saya akan memeriksa berkasnya dulu." Perawat di ruang bayi terlihat gelagapan."Apanya lagi yang diperiksa? Kalian telah lalai! Saya akan melaporkan masalah ini kepada direktur rumah sakit ini!" ancam Fatur.Dua perawat di depan meja administrasi itu saling lirik, mereka gelagapan karena menyadari akan kesalahannya juga keteledoran ini."Mohon maaf, Pak, tolong jangan laporkan kami .... " Perawat wanita itu terlihat memohon."Maaf, Pak, ternyata ... berkas dari Pak Arman ini palsu. Maafkan keteledoran ini .... " Perawat itu menyimpuhkan kedua tangan di depan wajah, keduanya tampak begitu menyesalkan atas kesalahan tak sengaja ini."Fatur, sudahlah ... sebaiknya kita langsung ke rumah Arman saja
Wanita yang Diarak Keliling Kampung itu, IstrikuPart 22 : Bimbang"Sat, aku tak rela Wenny menikah dengan Fatur!" Arman menghela napas berat, pikirannya benar-benar kacau saat ini. Ia frustasi, hampa, tak punya semangat hidup dan hancur tanpa keping."Sudahlah, ikhlaskan Wenny! Mungkin jodoh kalian hanya sampai di sini. Kamu juga takkan bisa memaksa Wenny untuk balikan sama kamu, Man," jawab Satrio."Jelas saja aku tak bisa ikhlas, Sat, perpisahan ini bukan keinginanku. Andai waktu bisa diputar, aku takkan mempercayai fitnah kejam ini. Ya Tuhan, kenapa harus seperti ini .... " Arman memegangi kepalanya yang terasa mau meledak karena beban pikiran dan hasrat yang tertahan. "Aku hanya mau Wenny, Sat, hanya dia saja yang ada di hati ini. Aku menyesal telah menceraikannya dengan gegabah."Satrio menarik gelas kopinya dan menyeruputnya hingga tak bersisa. Kepalanya mumet mendengarkan curhatan Arman yang hanya mengulang kata-kata itu saja hingga berkali-kali. Ia mulai menduga kalau temanny
Wanita yang Diarak Keliling Kampung itu, IstrikuPart 23 : Tamu Tak DiundangTenda pernikahan telah dipasang dengan apik di pelataran rumah Wenny. Di mana besok pagi acara pernikahan antara Wenny dan Fatur digelar. Sanak saudara berbondong-bondong datang ke rumah Wenny, meski hanya sekadar ikut meramaikan. Namun, tak apa karena itu sudah cukup untuk membuat bahagia hati keluarga dengan menyambung tali silaturahim. Kedua orangtua Wenny berharap, luka Wenny di masa lalu tak lagi dikenang.Malam ini, para sanak saudara Wenny sibuk menyiapkan menu makanan yang akan dihidangkan esok hari. Sedangkan Wenny sendiri berada di dalam kamar bersama putranya, Khairy yang baru berusia dua bulan. Sebenarnya Wenny kesal sekaligus bosan karena dirinya diminta untuk berada di dalam kamar saja. Tidak boleh keluar walau hanya untuk mengambil segelas air minum saja. Dia hanya diizinkan untuk menjaga putranya. Para tetua keluarganya beralasan jika seorang calon pengantin yang membantu masak-memasak di dap
Wanita yang Diarak Keliling Kampung itu, Istriku Part 24 : Anita Acara ijab kabul telah selesai, kini saatnya Fatur menjemput sang istri yang masih berada di dalam kamar. Dengan langkah pelan tapi pasti, Fatur sampai di ruangan yang dirinya yakini jika itu adalah kamar istrinya. Dengan pelan dan perlahan, Fatur mengetuk pintu. Fatur masuk ke dalam kamar saat Wenny sudah mempersilakan dirinya masuk. Sesampainya di depan sang istri, Fatur segera mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna merah yang berisikan sepasang cincin. Fatur mengambil salah satunya dan dengan perlahan dipasangkannya pada jari Manis Wenny. Setelahnya, Wenny pun memasangakn cincin yang sama pada jari manis Fatur. Setelah beberapa saat terdiam, Wenny mengambil tangan Fatur untuk diciumnya sebagai tanda hormatnya. Selepas Wenny mencium tangannya, kini bergantian Fatur yang mencium kening Wenny. Dengan lembut Fatur mencium kening istrinya. Tak bisa dimungkiri, hal itu membuat jantung sepasang suami-istri baru itu
Wanita yang Diarak Keliling Kampung itu, IstrikuBab 25 : Pindah RumahPagi ini, Wenny bersiap-siap untuk pindah rumah menuju rumah suaminya. Ya, keduanya memutuskan untuk pindah dan tinggal di rumah milik Fatur. Wenny merasakan sesuatu yang berbeda. Karena ini adalah hari pertamanya menjadi seorang istri. Di mana, dirinya harus bersiap lebih awal agar bisa membantu Fatur bersiap dan juga memasak sarapan untuknya. Wenny sangat menikmati perannya sebagai seorang istri baru. Selesai bersiap, Wenny keluar dari kamar dan memasak makanan untuk sarapan keluarganya. Ya, sekarang ini jam baru menunjukkan pukul enam pagi. Setelah salat subuh tadi, Fatur mengajaknya untuk diskusi menentukan di mana mereka akan tinggal, dan Fatur mengusulkan jika mereka tinggal di rumah miliknya. Wenny pun setuju saja, karena merasa tidak keberatan karena nantinya jarak tempuh antara rumah Fatur dan kantornya lebih dekat. Jadi, Wenny memutuskan untuk ikut apa kata suaminya saja. Dirinya pun sadar sakan posisin
Wanita yang Diarak Keliling Kampung itu, IstrikuPart 26 : MimpiDi kantor, Fatur cukup lega karena Anita yang mengurungkan niatnya untuk mengundurkan diri. Fatur tidak tahu apa alasan lain dirinya begitu mempertahankan Anita, staf di kantornya. Tak bisa Fatur mungkiri jika sebenarnya di sudut hati kecilnya masih terdapat nama Anita. Namun, Fatur sudah berusaha agar rasa cintanya pada Anita memudar dan berganti dengan benih cinta yang kini sudah tumbuh untuk Wenny, istrinya. "Apa mungkin ini karena rasa suka yang ada di hatiku? Ah, nggak! Nggak boleh. Ini semua gak boleh terjadi. Sadar, Tur. Lo udah punya istri! Yang berhak untuk lo cintai cuma istri lo, bukan orang lain!" ujarnya pelan, memperingatkan dirinya agar sadar dari pikiran-pikiran jahat yang mengerayangi kepalanya. Setelah itu, Fatur mencoba fokus menyelesaikan pekerjaannya dan melupakan pikiran tentang Anita. Di sisi lain, lebih tepatnya di rumah minimalis milik Fatur, Wenny sudah berhenti menggelilingi rumah itu. Tak h