Share

Umi

***

Perasaan terkejut tergambar jelas di wajah cantik Senja saat gerbang pesantren terlihat di depan mata. Memang, jarak antara jalanan tempat Senja hampir ditabrak oleh Nayra tadi sangat dekat dengan pesantren. Makanya gus Isam membawa Senja ke sana.

“Gus, saya … ”

“Kenapa, Mbak?” tanya Abrisam saat Senja ragu melanjutkan ucapannya. Namun, Abrisam dapat menangkap perasaan tidak nyaman yang Senja tunjukan saat mobil yang mereka kendarai benar-benar melewati gerbang pesantren.

“Saya turun di sini saja, gus. Nggak enak kalau harus sampai ke dalam,” ucap Senja. Bukannya dia tak senang diajak ke tempat ini, hanya saja dia masih merasa malu. Dia terhina di antara orang-orang suci di tempat ini.

Abrisam mengernyitkan dahi heran. “Lukamu harus diobati,” ucapnya singkat. Meskipun tak tahu seberapa parah luka di lutut Senja, tetapi Isam yakin wanita di sampingnya itu membutuhkan obat.

“Kita sudah sampai gus,” tegur driver yang sering bersama Isam tersebut.

Senja tertegun. Haruskah dia ikut tur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status