Lana sekarang sudah berada di dalam taksi dan dalam perjalanan menuju rumahnya. Ketika bersiap pulang tadi lagi-lagi Dante mengatakan sebuah pernyataan yang benar-benar tak Lana duga dan pernyataan yang dikatakan oleh Dante itu membuat Lana semakin bingung dengan hubungannya bersama dengan Dante. Dan hal itu membuat Lana tak tahu berbuat apa. Ketika Lana sedang bingung dengan pemikirannya sendiri tiba-tiba ponselnya berbunyi dan ada nama Fina tertera disana."Halo Fina," jawab Lana ketika mengangkat telepon dari sang sahabat."Lana kamu bilang sama ibu kamu kalau kamu semalam menginap di rumah aku ya? Soalnya tadi ibu kamu telepon aku dan menanyakan soal kamu karena ibu kamu telepon kamu gak kamu angkat jadi telepon aku. Aku tadi kaget ketika mendengar perkataan dari ibu kamu jadi aku bilang aja kalau kamu lagi di kamar mandi jadi gak mengangkat telepon dari ibu kamu. Memangnya sekarang kamu ada dimana?" tanya Fina langsung. 
"Kondisi ibu sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya dan sepertinya proses operasi yang dilakukan oleh ibu berjalan dengan baik dan tubuh ibu juga bisa beradaptasi dengan baik. Tapi walaupun begitu saya tetap menyarankan ibu tak terlalu beraktivitas berat terlebih dahulu sebelum bulan depan saya sarankan ibu untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh lagi karena dengan begitu saya akan mengurangi jumlah obat yang ibu minum saat ini," kata dokter Fandi menjelaskan. "Jadi saya boleh mulai beraktivitas seperti biasa kan dok?" tanya Dahlia antusias. "Ibu tadi dokter Fandi sudah bilang kalau ibu boleh beraktivitas tapi tidak boleh berlebihan," jawab Lana mencoba memberitahukan kepada sang ibu. "Iya sayang ibu tahu hanya saja ibu ingin memastikan semuanya takutnya nanti jika ibu mulai mau jualan lagi tiba-tiba kondisi tubuh ibu jadi menurun lagi nantinya akan membuat kamu jadi khawatir," kata Dahlia menjelaskan balik kepada sang putri. Fandi yang memang hari ini memeriksa keadaan i
Dahlia tak menyangka akan dibawa oleh bos sang putri ke sebuah restoran yang bisa dibilang lumayan mewah. Padahal tadi Dahlia pikir mereka akan makan di restoran yang biasa saja. Tapi lagi-lagi Dahlia tak bisa menolak karena ini yang mengajak adalah bos dari putrinya bekerja jadi Dahlia harus tetap menjaga sikapnya di hadapan bos putrinya ini. "Silahkan ibu pesan makanan yang disuka," kata Dante ketika sudah duduk di kursi. Dan tak berapa lama ada pegawai restoran mendatangi mereka sambil memberikan buku menu. Dahlia pun mengambil buku menu itu dan mulia membaca buku menu yang diberikan pegawai restoran itu. Lana yang tahu ibunya bingung dengan beberapa daftar menu makanan yang diberikan oleh pegawai restoran itu. "Ibu bingung dengan menu makanannya biar Lana yang pesankan makanan buat ibu aja ya," kata Lana menawarkan diri. "Iya sayang kamu pesankan saja makanan buat ibu karena ibu kurang mengerti jenis makanan yang ada di menu ini," jawab Dahlia ketika sang putri menawarkan bant
"Ahhhh capeknya," kata Lana ketika akhirnya sampai juga di rumah. Seharian ini Lana memang sengaja mengajak sang ibu untuk berbelanja di sebuah mall yang cukup besar untuk sekedar membeli beberapa barang kebutuhan sang ibu selama ini tak bisa Lana belikan untuk sang ibu. Dan sekarang ketika ia memiliki uang lebih makanya Lana mengajak ibunya untuk membeli barang apapun yang sang ibu inginkan. "Seharusnya kamu tidak usah membelikan banyak barang seperti ini untuk ibu," kata Dahlia yang ikut duduk di samping sang putri. "Gak apa-apa bu. Lana memang sudah berjanji kepada diri Lana sendiri jika Lana punya uang yang lebih maka Lana ingin membelikan beberapa barang untuk ibu dan sekarang akhirnya janji Lana bisa terealisasi dan hal itu membuat Lana sangat bahagia," jawab Lana sambil menyenderkan kepalanya di pundak sang ibu. Dahlia pun mengelus kepala sang putri dengan penuh kasih sayang. Hingga akhirnya sebuah percakapan tak terduga keluar dari mulutnya."Tadi siapa nama bos kamu?" tan
"Maksud ibu apa?" tanya Lana yang bingung mendengar penjelasan sang ibu. Saat ini Lana sedang mendengarkan penjelasan sang ibu tentang rahasia masa lalu hubungan diantara sang ibu dan ayah yang selama ini tak lama ketahui. Dan baru sebentar sang ibu mengatakan tentang hubungan diantara mereka berdua Lana sudah dibuat takjub serta kaget secara bersamaan. "Sebenarnya hubungan ayah dan ibu tidak di setujui oleh keluarga ayah kamu karena status sosial kami yang berbeda jauh. Dulu ayah kamu merupakan anak seorang keluarga kaya raya sedangkan ibu hanya putri seorang pelayan yang kebetulan bekerja di rumah keluarga ayah kamu. Awalnya ibu tak menyadari perhatian yang diberikan oleh ayah kamu karena memang selama ibu tinggal di rumah itu ayah kamu memang selalu baik kepada semua pekerja yang ada di rumah itu. Sampai pada suatu kesempatan ayah kamu mengatakan perasaannya kepada ibu hingga akhirnya ibu dan ayah menjalin hubungan yang secara sembunyi-sembunyi karena kita tahu jika keluarga ayah
Hari sudah berganti hari Senin lagi dan Lana sudah bersiap untuk kembali bekerja. Soal keputusan yang sudah Lana putuskan hari ini ia akan menyelesaikan semuanya. Ia harap apa yang sudah menjadi keputusannya adalah keputusan terbaik yang bisa ia buat. Saat ini Lana sedang menikmati sarapan paginya bersama dengan sang ibu. "Lana ibu sudah bawakan bekal buat kamu makan siang. Dan juga ada buah mangga yang ibu beli kemarin jangan lupa dimakan karena kamu pasti sibuk jadi harus makan makanan yang bergizi," pesan Dahlia kepada sang putri. "Makasih ibu. Ibu tahu aja kalau aku hari ini lagi banyak pekerjaan jadi bekal dari ibu sangat membantu aku," kata Lana yang memakan sarapan buatan sang ibu. Ibu dan anak itu pun mulai memakan sarapannya hingga sang ibu kembali membuka suaranya. "Sepertinya akhir-akhir ini kamu punya banyak pekerjaan memangnya di kantor lagi banyak kerjaan ya sayang?" tanya Dahlia lagi. "Iya Bu. Perusahaan sedang melakukan beberapa project pembangunan resort dan hote
Dante masih saja mencium bibir Lana yang begitu candu bagi dirinya setelah baru saja Lana memberikan jawaban lebih memilih dirinya daripada laki-laki yang mengutarakan perasaannya lebih dulu. Dan untuk menunjukkan rasa senangnya Dante langsung mencium bibir Lana hingga Lana tak bisa berkata apa-apa ketika mendapatkan perlakuan itu. Tapi untung saja mereka berada di ruang kerja Dante yang tak mungkin orang luar bisa seenaknya masuk ke ruangan ini. Jadi tak akan ada yang tahu apa yang dilakukan oleh bos mereka di ruangan ini. Lana sendiri mulai kehabisan napas ketika Dante terus menciumnya. Ciuman yang awalnya lembut berubah menuntut membuat Lana harus menyudahi ciuman ini sebelum nantinya mereka akan melakukan hal yang lebih sedangkan Lana tak mau itu sampai terjadi. "Dante stop," pinta Lana dengan suara yang mulai serak. Dante pun menuruti permintaan dari Lana dengan menghentikan ciumannya kepada Lana tapi tetap tangannya berada di pinggang Lana. "Kita harus berhenti jika tak ing
Lana benar-benar tak habis pikir dengan laki-laki yang berada di sampingnya itu. Laki-laki yang sudah menjadi laki-laki pilihannya siapa lagi kalau bukan Dante Alfonso. Dante dengan sangat diktatornya mengantarkan Lana untuk bertemu dengan dokter Fandi. Memang tadi Lana sudah mengirim pesan kepada dokter Fandi jika ia ingin bertemu dan untung saja dokter bisa datang menemui Lana setelah ia selesai melakukan operasi tapi tadi dokter Fandi bilang akan datang sedikit lebih terlambat karena mungkin operasinya akan lebih lama dari biasanya. Dan bagi Lana tak jadi masalah sama sekali karena memang ia tahu kesibukan dari dokter Fandi. Jadi ia akan membiarkan dokter Fandi menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu baru setelah itu mereka bisa berbicara dengan lebih enak lagi. "Dante tadi kamu udah janji kan cuma akan mengantar aku sampai ke restoran ini dan gak mau ikut campur dengan apa yang akan aku lakukan didalam kan?" tanya Lana mengingatkan. "Aku akan tunggu kamu disini dan mengantark