Kita berdiri di tengah kabut,
Tidak tahu berjalan ke arah mana.
Melangkah cepat atau lambat,
Akan menentukan takdir membawa kita.
* * * * *
Arion memandang hasil karyanya bersama dengan Flora dengan tatapan tak percaya. Mulutnya menganga melihat patung pasir berbentuk naga dengan ukuran yang besar. Patung naga itu dibentuk dengan sangat detail. Bahkan Flora membuat sisiknya dengan sangat detail. Tidak terasa membutuhkan waktu tiga jam untuk membuatnya.
Beberapa orang yang melihatnya juga sama terpesonanya seperti Arion. Mereka bahkan mengabadikan patung pasir itu dengan kamera smartphone mereka.
Tatapan Arion tertuju pada wanita ya
Bagaimana keadaan Xander? Hadeuh kok deg-degan begini ya? Tunggu kelanjutannya ya...
“Kehidupan kami sama halnya dengan kehidupan orang lain, Flo. Kehidupan kami juga tidak sempurna seperti yang kau bayangkan. Kami juga memiliki masalah-masalah berat yang kami hadapi.”~ Arion Kavakos ~* * * * *Flora sudah duduk di dalam kursi pesawat kelas satu. Ini pertama kalinya dia merasakan nyamannya duduk di kursi penumpang kelas satu. Tapi sayangnya dia merasa tidak menikmati semua pelayanan terbaik yang didapatkannya. Dia terlalu mencemaskan kondisi Xander. Wanita itu menoleh dan melihat Arion duduk tenang dan mematikan ponselnya setelah menerima satu telepon.“Apakah Xander baik-baik saja?” tanya Flora.Arion menoleh menatap wanita yang duduk di s
A best friend listens with her heart and is always honest with you, even though the truth may not be what you want to hear.A best friend knows all your secrets, understands your fears shares your dreams.A best friend never stops believing in you even if you give upon yourself.you are that kind of friend to me.* * * * *Flora memberikan segelas air kepada Xander. “Jadi sebenarnya apa yang terjadi? Kau sudah tahu memiliki alergi kopi tapi kenapa bisa kamu meminumnya? Kau tidak berusaha bunuh diri, bukan?”“Tentu saja tidak. Hanya saja aku tidak jika kue yang kumakan mengandung kopi. Kupikir itu coklat.” Xander meminum air putih itu sebelum akhirnya menyerahkan kembali gelas itu pada Flora.“Siapa yang menyiapkan kue itu?” tanya Flora
Banyak hal yang terlupakan di dunia ini. Namun orang tua tidak akan bisa dilupakan.* * * * *Setelah Xander meyakinkan Flora berulang kali agar Flora mau pergi bersama Arion, mau tidak mau wanita itu meninggalkan Xander. Pria itu mengatakan jika dia ingin beristirahat selama Flora pergi. Dia tidak ingin Flora merasa lelah atau bosan menungguinya tidur. Karena itu jauh lebih baik jika Flora pergi berkeliling Tesalonika bersama dengan Arion. Hitung-hitung sebagai ganti karena Xander sudah merusak liburan mereka ke pantai.Arion memutuskan mengajak Flora menuju museum arkeologi Tesalonika. Di mana di dalam museum itu dipamerkan benda-benda bersejarah dengan nilai seni yang tinggi. Jelas museum itu membuat Flora tidak henti-hentinya berdecak kagum. Seperti halnya saat ini ketika Flora melihat The Derveni Krater. Krater adalah wadah pencampur berukuran sebesar vas yang digunakan untuk pengencer angg
Amor animi arbitrio sumitur, non ponitur- We choose to love, we do not choose to cease loving -* * * * *Dua hari kemudian, Flora menarik tangan Xander berjalan memasuki rumah. Setelah kondisi Xander berangsur membaik, akhirnya dokter memperbolehkan pria itu pulang. Sebenarnya Xander ingin sekali langsung pergi ke kantornya untuk mengrus kerjasama lebih lanjut. Tapi Flora melarangnya. Dia menyuruh Xander setidaknya harus beristirahat selama satu hari.Xander yang tak bisa memenangkan perdebatan dengan Flora akhirnya pasrah mengikuti wanita itu pulang ke rumah. Setelah menaiki tangga, Flora menarik pria itu menuju kamarnya. Dia membuka kamar Xander. Ini pertama kalinya wanita itu memasuki kamar Xander. Warna abu-bau lebih mendominasi kamar pria itu. Terlihat rapi dan tidak terlalu banyak barang. Bahkan tidak ada satupun foto yang menghiasi k
Love makes us strong, then makes us weak.Love makes us see, then makes us blind.Love makes us able, then makes us disable.~ Sacrifices of Love ~* * * * *Flora membuka matanya. Wanita yang saat ini tengah berbaring di tempat tidur itu memandang langit kamarnya yang berwarna putih. Kemudian tatapannya tertuju ke arah jam sudah menunjukkan jam dua pagi. Flora segera menegakkan tubuhnya sebelum akhirnya turun dari ranjang. Dia berjalan menuju pintu kamarnya. Membukanya dan melangkah
Tidak ada yang tahu pada siapa kita menjatuhkan hati.Bahkan bisa saja kita membelah hati menjadi dua.Menyukai dua orang yang mengisi hati.Namun hal itu bisa menyakiti perasaan salah satu di antara mereka.* * * * *Flora membuka matanya perlahan. Namun seketika matanya membulat sempurna saat melihat pemandangan di hadapannya. Dia bisa melihat wajah Arion yang begitu dekat. Bahkan wanita itu bisa merasakan hembusan nafas pria itu menggelitik kulitnya. Terlihat Arion juga sama terkejutnya dengan
Hati terasa panas.Pikiran menjadi berantakan.Kebencian mulai terlukis.Menghancurkan kepercayaan.* * * * *Flora duduk di sofa dengan gulungan kertas gambar di tangannya. Tatapannya beralih pada jam di tangannya. Dia berpikir seharusnya sebentar lagi Arion akan pulang.Telinga Flora menangkap suara deru motor Arion. Dia mendengar suara motor dimatikan. Flora membayangkan jika saat ini Arion sedang melepaskan helmnya dan meletakkan di atas motornya. Baru kemudian dia mendengar suara langkah kaki Arion masuk ke rumah.Flora segera berdiri dan bersiap menyambut Arion. Dia bisa melihat Arion berjalan masuk mengenakan jaket kulit hitamnya.“Sungguh keajaiban aku melihatmu menungguku. Atau aku hanya sedang berhalusinasi?” tanya Arion tak percaya melihat Flora berdiri seperti seorang istri yang sedang menunggu suaminya pulang.Flora menganggu
Aku tahu dia memang menyebalkan, Flo. Tidak heran kau membencinya. Tapi kupikir kau hanya membuat waktu dan tenagamu untuk membencinya, Flo. Pria itu tidak layak mendapatkannya. ~ Xander Devetzi ~ * * * * * “Kami adalah kekasih Flora.” Karolos terdiam mendengar ucapan Xander. Matanya terbelalak kaget. Namun detik berikutnya pria itu mendengus tidak percaya. “Kalian adalah kekasih Flora? Kalian berdua? Kalian pasti bercanda.” Xander menggelengkan kepalanya. “Sayangnya tidak. Jadi sebaiknya kau pergi atau kami akan berbuat sesuatu yang tidak menyenangkan padamu.” “Wow! Kau sangat hebat, Flora. Pintar menjerat dua ikan yang sangat besar. Kau pasti mendapatkan bayaran yang sangat mahal.” Ejek Karolos. Arion yang geram hendak melayangkan bogem mentah ke arah Karolos. Dia tidak terima pria itu
Sine amor, nihil est vita ~ Without love, life is pointless. ~ * * * * * “Keira terlihat sangat cantik dengan gaun biru itu.” Puji Flora, sang pengantin wanita yang menjadi ratu dalam pesta pernikahan malam itu. Tatapan itu tertuju pada Keira yang mengenakan gaun biru tanpa lengan yang begitu cantik memeluk tubuhnya. Brokat biru berkilaunya terlihat seperti es yang membeku di sekitar gaunnya. Xander menyunggingkan senyuman melihat Keira sedang tertawa bersama seorang anak kecil. “Aku sangat yakin gaun itu sangat cocok untuknya. Dia mengatakan jika dia menjadi Elsa mengenakan gaun itu.” Flora tertawa mendengar Xander menyebut tokoh dalam film kartun Frozen. “Kupikir dia jauh lebih mir
Orang mudah menghakimi orang lain. Tapi mereka tidak tahu benar apa yang telah dialami oleh orang lain. Karena itu jangan pernah memandang rendah orang lain. * * * * * “Waahhh…. Es krim ini enak sekali.” Ucap Keira setelah menghabiskan satu cup es krim stroberinya. Xander tersenyum melihat tingkah Keira masih seperti anak kecil. Dia tidak akan menduga gadis yang bijaksana beberapa jam yang lalu sekarang menjelma menjadi anak kecil yang begitu bahagia hanya karena mendapatkan es krim. “Aku tidak akan menyangka kau ingin mengajakku kencan.” Ucap Xander memandang orang-orang yang berlalu lalang di dalam Athens Heart Mall. “K
Tapi jika aku membalas perbuatan mereka, bukankah masalah ini tidak akan ada habisnya. Jadi kupikir sebaiknya memaafkan mereka dan menyingkirkan mereka dari hadapanku. * * * * * Keira memandang Bella, Anna, Dimitra dan Eleni yang berlutut di tengah ruangan Xander. Mereka tampak sangat ketakutan setelah mendapatkan ancaman dari Xander. Pria itu mengatakan jika keputusan semua di tangan Keira. Jika Keira tidak bisa memaafkan perbuatan mereka, maka Xander akan menghancurkan hidup mereka. Keira berjalan menghampiri mereka yang terlihat menunduk ketakutan. Bahkan dia bisa melihat tubuh mereka bergetar. Langkah gadis itu berhenti di hadapan mereka. Menatap mereka satu persatu. “Aku ingin
Tak ada seorangpun yang mampu mengubah masa lalu. Karena masa lalu tidak akan pergi ke manapun. Akan berada di satu tempat yang akan selalu mengingatkanmu. * * * * * “Bagaimana bisa kau berkata seperti itu jika orang yang akan menjadi istriku adalah kau?” “Kau tidak perlu mengelaknya, Xander. Karena aku saja tidak bisa membuatmu…” Ucapan Keira terhenti saat menyadari sesuatu. Tatapan gadis itu tertuju pada Xander yang saat ini tersenyum ke arahnya. “Tadi kau mengatakan apa? Siapa yang akan menjadi istrimu?” “Aku mengatakan jika kau akan menjadi istriku, Kei.” Tubuh Keira terpaku mendengar ucapan Xander. Hatinya terasa seperti diledakkan oleh rasa bahagia mende
Kita tidak bisa memaksakan orang lain berpikir hal yang sama dengan kita, Keira. Mereka memiliki hak untuk menilai orang lain. Tapi menyakiti orang lain sangatlah tidak dibenarkan. * * * * * Keira turun dari atas motor Arion. Dia tidak menyangka Arion akan menemukannya di taman itu. Gadis itu juga semakin terkejut saat mendengar dari Arion jika Xander mencemaskannya karena belum pulang. Keira tidak sadar waktu sudah sangat larut dan gadis itu juga merasa kesulitan harus berhadapan dengan Xander. Karena ketika memandang pria itu saja langsung mengingatkan Keira pada alasan kecelakaan yang menimpa Xander. “Terimakasih sudah mengantarkanku pulang, Arion.” Keira menyerahkan helm yang tadi dikenakannya kepada pria itu.
Jelas bukan kebohongan yang berusaha dia ciptakan untuk membuat kita tidak merasa bersalah lagi. * * * * * Xander terlihat panik saat dia tidak bisa menghubungi Keira. Jam sudah menunjukkan tengah malam. Tapi Keira masih belum pulang. Sopir yang biasanya mengantar jemput Keira pun mengatakan jika dia belum melihat Keira. Pria itu begitu takut terjadi hal buruk pada Keira. “Thomas, siapkan mobil. Kita cari Keira sekarang.” Perintah Xander. Thomas yang juga mencemaskan keberadaan Keira pun menganggukkan kepalanya. “Baik, Mr. Devetzi.” Sembari menunggu Thomas, Xander pun menelpon Arion. Setelah nada tunggu beberapa saat, barulah pria itu bisa mendengar suara saha
Luka di kulit mudah disembuhkan. Tapi luka di hati sulit dihilangkan. * * * * * Sebuah tangan menghentikan gerakan tangan Anna. “Kau membukanya lagi, aku pasti akan mematahkan tanganmu.” Semua orang pun menoleh saat mendengar suara yang begitu dingin. Mereka semua terkejut saat melihat Arion berdiri dengan tatapan tajam dilayangkan ke arah Anna. Seketika tubuh Anna gemetar karena ketakutan. Tatapan Arion begitu mengerikan. Seperti seorang pembunuh berdarah dingin. Segera Anna melepaskan kancing terakhir blouse Keira yang hendak dilepaskannya. Arion melepaskan jasnya. Saat hendak menutupi tubuh Keira yang terbuka, Arion melayangkan tatapan tajam ke arah Dimitra dan Eleni sehingga kedua wa
Jangan percaya pada orang dengan begitu mudah. Karena belum tentu orang yang kita anggap baik memiliki hati malaikat. * * * * * Keira berteriak kesakitan ketika Anna menarik rambutnya masuk ke dalam sebuah toilet. Gadis itu yakin beberapa rambutnya pasti rontok karena ulah kasar Anna. Sampai di dalam kamar mandi, Anna mendorong tubuh Keira hingga menabrak dinding yang membuat punggung gadis itu terasa begitu sakit. Tatapan Keira beralih pada Anna yang berdiri di hadapannya bersama kedua temannya. “Mengapa kalian menyakitiku? Apakah aku pernah melakukan kesalahan pada kalian?” tanya Keira kesal. “Kesalahanmu adalah kau menjadi jalang kecil di hadapan kami. Bagaimana bisa gadis tidak tahu malu sepertimu menggoda Mr. Devetz
"Sincerity that comes from within is a gem that shines from within." * * * * * “Sepertinya setelah makan siang kau tampak jauh lebih bersemangat, Kei.” Ucap Bella melihat Keira tidak berhenti tersenyum sejak tadi. Keira menoleh dan melihat Bella berdiri di sampingnya. “Perut kenyang selalu membuatku bersemangat, Bella.” Wanita itu memicingkan matanya. “Kau yakin hal yang membuatmu bahagia adalah makanan? Kupikir kau terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta.” Keira melotot kaget mendengar ucapan Bella. “Kau mengetahuinya? Tapi bagaimana?” Bella tersenyum dan langsung menarik kursi di sampingnya