Beranda / Fantasi / Wanita Penyelamat Tuan Muda / Part 3 Rencana pesta ulang tahun

Share

Part 3 Rencana pesta ulang tahun

Penulis: El Zarra
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-25 22:02:58

Zain mengubah posisinya menjadi duduk. 

"Kau menamparku?" 

"Iya. Aku menamparmu. Kau mencuri ciuman pertamaku. Kau puas?" Ucap Syifa dengan amarah.

"Hei. Kau yang menggodaku lebih dulu." Dalih Zain

"Aku tidak menggodamu. Kakiku terpeleset. Dan kau sudah menggunakan kesempatan itu untuk menggodaku." Ucap Syifa.

"Astaga. Aku menggodamu, yang benar saja. Baru kali ini ada wanita yang menolakku." Elak Zain.

"Kau fikir kau setampan itu, sehingga banyak wanita yang mau denganmu. Narsis sekali, tetapi sayang aku tidak suka caramu."

Syifa segera turun dari ranjang King Size milik Zain.  Ia segera pergi dari kamar  itu dengan amarah yang masih ada di hatinya. Ketika ia sampai di pintu keluar dia tidak sengaja menabrak seseorang.

Ketika Syifa mendorong pintu utama rumah megah itu ternyata ada seseorang yang juga akan membukanya sehingga dia terjatuh terdorong oleh pintu.

"Ahh" Teriak perempuan paruh baya itu.

"Maaf. Apa anda tidak apa-apa?" Tanya Syifa.

"Tidak apa-apa bagaimana. Tanganku sakit sekali." Jawabnya.

'Kenapa aku mendorong pintu begitu kuat. Aku dalam masalah sekarang.' ujar Syifa dalam hati.

"Maaf nyonya. Mari saya bantu." Kata Syifa lembut.

Syifa membawa Wanita paruh baya tersebut ke sofa untuk duduk.

"Nyonya, bolehkah saya memijat tangan anda?" Tanya Syifa.

"Boleh, tetapi kau harus hati-hati. Ini sakit sekali."

Syifa memijat tangan Wanita itu dengan mengucapkan sesuatu yang tidak dimengerti oleh orang yang ada di dekatnya. 

"Kau berkata apa? Saya tidak mengerti apa yang kau ucapkan." Tanya wanita itu.

"Saya berdoa dengan berbahasa jawa nyonya. Semoga tangan nyonya bisa segera sembuh." Jawab Syifa.

Wanita itu menggerakkan gerakkan tangannya dan merasa tangannya sudah lebih baik, tidak terasa sakit lagi.

"Kau pandai dalam memijat." Kata wanita itu.

"Terima kasih. Saya memang tukang pijat nyonya." Kata Syifa.

"Oh ya. Pantas saja kamu memakai pakaian seragam. Kalau begitu aku akan berlangganan padamu. Lain kali datanglah ke rumah ini lagi untuk memijatku. Siapa namamu? Tanya nyonya itu.

"Saya Syifa." Jawab Syifa.

Zain datang dari lantai dua. "Mama, Kau sudah pulang? Kenapa tidak mengabariku. aku pasti akan menjemput mama di bandara." Ucap Zain.

"Mama ingin memberi kejutan padamu, Sayang."

"Saya permisi dulu. Ada pekerjaan yang harus saya selesaikan." Ucap Syifa.

"Silahkan." Kata Zain.

Ratih adalah ibunya Zain. Beberapa hari yang lalu ia menemani suaminya untuk menghandle bisnis di Singapura.

"Kau meminta seorang wanita untuk memijatmu.

"Tidak ada yang salah dengan itu"

"Kamu tidak pernah membawa perempuan ke rumah ini, dan kamu membiarkan wanita itu menyentuhmu?"

"Ayolah ma, aku lelah dan butuh pijatan. Itu saja."

"Baiklah. Mama ingin menjodohkanmu dengan anak teman mama. Dia sangat cantik dan keluarganya juga baik. Mama akan senang jika kamu mau bertemu dengannya."

"Ma, aku tidak mau dijodohkan."

"Umurmu sudah 28 tahun, Sayang. Ini waktu yang tepat untuk menikah."

"Berikan aku waktu satu bulan. Kalau dalam waktu satu bulan aku tidak bisa membawa calon pengantinku di dahapan mama dan papa. Aku bersedia dijodohkankan dengan wanita pilihan mama. Tapi jika dalam waktu satu bulan aku bisa membawa kekasihku, aku harap mama tidak mempermasalahkan apapun tentangnya."

"Baiklah mama setuju."

"Sekarang mama istirahat saja. mama pasti lelah." Ucap zain

"Iya kau benar."

Ratih pergi ke kamarnya, membaringkan tubuhnya di ranjang.

Syifa sudah sampai dirumahnya. Ia memarkirkan mobilnya di garasi. Hari ini sangat melelahkan baginya. 

"Sayang, Kamu sudah pulang?" Tanya Hanna.

"Sudah bu. Aku mau mandi dulu."

"Setelah mandi. Kamu makanlah. Ibu sudah menyiapkan masakan kesukaanmu." 

"Oke ibuku tersayang."

Hanna memang suka memasak sendiri walaupun ada satu pembantu yang membantu bersih-bersih dan memasak dirumah itu.

Syifa sudah selesai mandi dan ia makan bersama ibunya diruang makan. 

"Sayang, Besok adalah hari ulang tahunmu yang ke 23. Ibu akan mengadakan pesta untukmu. Ibu sudah memesan hotel untuk acara besok."

"Tidak perlu ibu. Itu hanya membuang buang uang saja."

"Tidak sayang. Ibu belum pernah sekalipun merakan ulang tahunmu dari kamu kecil.. Jadi, ibu ingin sekali merakannya. Ibu sudah mengundang semua karuawan ibu dan beberapa teman."

"Baiklah. Kalau itu membuat ibu senang. Aku juga senang."

Dikamarnya Zain sedang mempelajari dokumen dokumen kantornya, tetapi otaknya tidak bisa berhenti memikirkan Syifa. Ia mengingat kekadian tadi siang ketika sifa berada di dekapannya. 

"......." Handphone Zain berbunyi. Membuyarkan lamunannya. Raka sedang menelponnya. 

"Tuan Muda, saya sudah mendapat informasi tentang wanita bernama Syifa."

"Bagus. Apa informasinya?"

"Dia anak tunggal dari wanita bernama Hanna. Umurnya 23 tahun. Ibunya menjalankan bisnis percetakan dan sablon yang lumayan besar. Bisnisnya masih berjalan 3 tahun ini tetapi omsetnya lumanyan banyak. Syifa tidak mau bekerja di tempat ibunya karena dia lebih suka pekerjaannya menjadi tukang pijat tradisional dan refleksi. Ayahnya sudah meninggal sekitar 1 bulan lebih. Ayahnya seorang tukang sangkal putung. Syifa lulusan SMA Negeri di kota kecil di jawa timur. Dia tidak melanjutkan ke perguruan tinggi lantaran ayahnya tidak punya banyak penghasilan. Setelah lulus SMA dia membantu ayahnya menjadi tukang sangkal putung sampai sebelum ayahnya meninggal." Raka mejelaskan dengan detail informasi yang diperolehnya.

"Bagus. Kamu akan aku beri bonus setelah ini." Ucap Zain.

"Ada satu lagi, Tuan. Besok ibunya mengadakan pesta ulang tahun Syifa di hotel kita." Ucap Raka.

"Benarkah. Ini menarik. Aku punya tugas untukmu. Besok akan kuberitahu padamu." Kata Zain dengan menyungging senyum di bibirnya. 

Bab terkait

  • Wanita Penyelamat Tuan Muda   Bab 4 Tersenyum menggoda

    Syifa ingin memejamkan matanya, tetapi bayangan wajah Zain selalu muncul di benaknya. Ia menyentuh bibirnya, mengingat adegan ciumannya tadi siang. 'Apakah aku jatuh hati padanya. Sepertinya otakku sudah mulai tidak waras' gumamnya. Ia juga mengingat kembali peritiwa 3 tahun lalu ketika menyelamatkan Zain. 'Saat itu mobil Zain mengalami rem blong dan ia menghindari tabrakan dengan pengendara lain sehingga ia menabrakkan mobilnya ke arah pohon. Syifa yang saat itu berada dekat dengan tempat kejadian membawa Zain keluar dari mobilnya tepat sebelum mobilnya meledak. Zain sempat melihat wajah Syifa sebelum ia pingsan. Syifa membawa Zain ke rumahnya dengan bantuan Azka, tetangga Syifa. Tetapi Azka malah membawanya ke rumahnya sendiri. Azka tinggal dirumahnya bersama neneknya. Dirumah Azka, Syifa mengobati luka Zain. Ketika ia melihat tangan kanan Zain. Ia menyafari bahwa tangan Zain bengkok dan berbelok lalu Syifa mengobati Zain dengan pijatan tangannya dan mantra suci yang ia ucapkan de

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-01
  • Wanita Penyelamat Tuan Muda   Part 5 I love you, Syifa

    Sebuah lampu berwarna putih menyorot Syifa diantara kegelapan lalu sebuah lampu menyorot seorang pria didepannya yang berjarak 50 meter. Pria itu berjalan ke arah Syifa. Syifa terkejut karena melihat Zain disana. Zain berjalan ke arahnya. Ia mengambil mikrofon didepannya dan mengagetkan Syifa dengan pernyataannya."Syifa, sejak pertama kali kita bertemu, hatiku merasa berwarna, kau telah mengisi kekosongan yang ada pada diriku. Aku tahu ini terlalu cepat. Tetapi cinta tidak mengenal waktu, berapa lama kita bertemu atau berapa lama kita bersama. Cinta datang dari hati, dan didalam hatiku hanya ada satu namamu, Syifa. Aku mencintaimu, maukah kamu menjadi kekasihku?" Tanya Zain.Syifa terdiam. Ia belum bisa menerima semua yang Zain katakan. Hanya saja ia tidak mau membuatnya dan Zain malu karena menolaknya. Para tamu mulai bersuara."Terima, terima, terima."Syifa yang bingung lidahnya berkata tanpa ia pikirkan apa konsekuaensinya."Iya. Aku men

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-01
  • Wanita Penyelamat Tuan Muda   Bab 6 Memalukan sekali

    Zain mengawali paginya dengan senyum di wajahnya. Kehadiran Syifa membuat kehidupan Zain semakin lengkap. Ia melangkahkan kakinya dengan semangat untuk memulai pekerjaannya. Tiba-tiba Ratih menghentikan langkahnya."Ada apa ma?" Tanya Zain."Lihat berita hari ini. Apa maksud isi berita itu? Apa benar kamu menyatakan cinta kepada seorang tukang pijat tradisonal. Memalukan sekali.""Memangnya kenapa kalau dia seorang tukang pijat? Aku memang mencintainya." Ucap Zain santai. Ia melihat berita di koran, majalah dan media internet. Ternyata banyak berita bermunculan tentang dirinya.'Pewaris perusahaan Sanjaya Adhitama grup, Zain haruna Sanjaya menyatakan cinta kepada seorang tukang pijat tradisional''Tukang pijat tradisional merayu pewaris perusahaan Sanjaya Adhitama grup' disertai foto mereka saat dipantai."Siapa yang berani membuat berita seperti ini." Geram Zain. Zain keluar dari rumahnya dengan amarah. Dia tidak suka ada orang yang membuat

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-01
  • Wanita Penyelamat Tuan Muda   Part 7 Boneka Teddy Bear

    Zain menyelesaikan pekerjaan kantornya lebih awal. Ia segera pergi untuk menjemput Syifa. Sesampainya ditempat Syifa. Zain menemuinya. Ia berpapasan dengan Azka di lobi."Hai, bukankah kamu Zain? Lama tidak bertemu.""Hai, kamu Azka, Bagaimana kamu bisa ada disini?""Aku pemilik usaha ini. Ayahku sibuk diluar negeri dan aku menggantikannya. Nenekku di desa ditemani pamanku. Jadi, aku di Jakarta sekarang. Bisakah kita berteman?""Tentu saja. Aku sangat senang bisa bertemu denganmu lagi setelah sekian lama." Ucap Zain dengan tulus."Apa kamu akan menjemput Syifa?." Tanya Azka."Bagaimana kau tahu?" Zain menyelidik."Hanya menebak saja. Di internet berita tentangmu sedang menjadi topik utama." Ucap Azka dengan prihatin."Iya. Aku memang menjemputnya. Media memang suka berlebihan. Aku sudah membereskannya. Berita itu sudah tidak bisa dilihat lagi di internet beberapa menit yang lalu." Kata Zain."Benarkah? Kau sangat h

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-01
  • Wanita Penyelamat Tuan Muda   Part 8 Gelang persahabatan

    Syifa mengawali harinya dengan berolahraga di samping rumahnya. Ia memutar musik di smartphone miliknya. Menggerakkan tangannya ke samping kanan dan kiri, menggerakkan tubuhnya dengan gerakan-gerakan yang menyehatkan badan sampai keringat keluar dari tubuh eksotisnya."Syifa, kamu belum bersiap untuk kerja?" Tanya Ratih."Iya bu, sebentar lagi." Jawab Syifa.Syifa menyelesaikan olahraga paginya dan bersiap untuk mandi. Wangi sabun dan shampoo yang lembut membuat Syifa merasa tenang. Ia menyelesaikan ritual mandinya lalu sarapan bersama ibunya."Sayang, kenapa sarapannya tidak dihabiskan?""Aku bisa terlambat, Bu. Aku berangkat dulu." Syifa mencium punggung tangan ibunya.Ditempat kerjanya, seperti biasa Syifa melayani pelanggannya dengan ramah. Hari ini banyak yang datang mengantri untuk dipijat."Nona, pijatanmu sangat nyaman. Aku merasa segar kembali setelah dipijat olehmu." Kata seorang wanita paruh baya."

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-16
  • Wanita Penyelamat Tuan Muda   Part 9 Makan malam

    "Kakak tidak akan pernah meninggalkanmu." Azka mengikatkan gelang berwarna pink dan biru laut di pergelangan tangan Syifa."Janji?" Syifa melingkarkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Azka."Janji." Tanpa sadar Azka sudah membuat janji yang sulit baginya. Saat Ia berusia dua puluh tahun. Ibunya memintanya untuk ke Jakarta karena ayahnya sedang sakit. Waktu itu Azka juga berjanji untuk mengantar Syifa makan malam pada acara kelulusan SMA nya bersama teman-temannya. Azka tidak punya banyak waktu untuk menjelaskan kepada Syifa karena asisten ayahnya memaksa membawanya ke bandara. Pak Roni membawa dua bodyguard yang membawa paksa Azka menuju mobil. Azka yang sudah siap menjemput Syifa akhirnya ikut dengan asisten ayahnya. Karena ia memberontak dan pikirannya kacau, ia tidak sengaja menjatuhkan ponselnya di kolam ikan hias yang ada di depan rumahnya. Azka sangat menyesal tidak bisa menghubungi Syifa. Ia merasa bersalah padanya. Setelah hari itu, Azka tidak diperboleh

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-19
  • Wanita Penyelamat Tuan Muda   Part 10 Panggil aku Sayang

    Zain mengantarkan Syifa pulang kekediamannya. Ia tidak ikut masuk kedalam rumah karena sudah terlalu larut. "Selamat malam, Honey. Mimpikan aku dalam tidurmu." "Your wish." "Honey!" "Ada apa?" Syifa yang akan membuka pintu rumah berbalik menatap wajah rupawan Zain. "Maafkan perkataan Mama, dia hanya belum mengenalmu. Kalau ia bisa lebih dekat denganmu. Aku yakin dia akan menyukaimu." "Kau tidak perlu menghawarirkanku. Mamamu hanya ingin yang terbaik untukmu, dan mungkin ia tidak melihat itu pada diriku." Nada suara Syifa melemah. Ia sangat sedih dengan ucapan Ratih yang masih tetekam diotaknya. "Kenapa kamu berbicara begitu, Honey. Kamu yang terbaik bagiku." Zain memeluk Syifa erat-erat. Ia tidak ingin membuat Syifa merasa rendah diri. Syifa tidak bisa menahan air matanya yang menetes tanpa ia minta. Zain menghapus air mata Syifa dengan jari-jarinya yang kokoh. "Pulanglah Zain. Aku sangat lelah hari ini dan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-21
  • Wanita Penyelamat Tuan Muda   Part 11 Berlari mengejar Syifa

    "Fa, Bagaimana menurutmu tas ini? Cantik tidak?" Erliana memperlihatkan tas yang ia beli kepada Syifa namun Syifa diam saja. Ia melamunkan apa yang baru saja terjadi."FA. Kamu kenapa sih? Ditanya malah diam saja.""Kamu tadi tanya apa Er?" Kata Syifa tersadar dari lamunannya." Tuh, kan kamu dari tadi melamun terus. Ada apa sih. Cerita dong sama aku?""Nggak ada apa-apa kok Er. Cuma masalah kecil." Jawab Syifa.Erliana terlihat tidak puas dengan jawaban Syifa. Ia merasa ada sesuatu yang ia sembunyikan. Mungkin Syifa belum ingin bercerita apa masalahnya. Erliana hanya berharap Syifa memang baik-baik saja."Baiklah. Kita pulang sekarang.""Oke."Hari semakin senja. Tampak banyak kendaraan yang berlalu lalang di jalanan ibu kota yang padat. Erliana mengantar Syifa kerumahnya. Ia melambaikan tangannya sebagai salam perpisahan mereka.Syifa baru saja menyelesaikan ritual mandinya. Ia mengganti pakainnya dengan pakaian

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-23

Bab terbaru

  • Wanita Penyelamat Tuan Muda   Part 28 Wedding (Tamat)

    Keesokan harinya Sherly membelikan ponsel baru kepada Syifa. Ponsel Syifa sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Iya dengan berat hati memberikannya kepada Syifa. Sherly : "Sorry atas kejadian kmrn Fa, ni ponsel buat kamu."Syifa : "Thanks."Syifa duduk di kursi kerjanya dan mencoba memasukkan kartu nya tetapi kartunya telah rusak. " Kok nggak bisa sih, jangan jangan kartunya rusak lagi, oh my God." Keluh Syifa.Sepulang kerja ia terpaksa membeli nomor baru dan ia mencoba menghubungi Zain.Syifa : "Hallo Zain, ini aku Syifa, hp ku rusak kmrn jadi aku ganti hp dan nmr baru. Are you okey today?."Zain : "Hallo honey. I'm fine."Syifa : "Hari ini aku mau izin cuti lalu aku mau ke apartemen kamu setelah ini."Zain: "Tidak honey, aku akan jemput kmu hari ini."Syifa : "Beneran? Kamu Uda bisa nyetir sekarang?"Zain :" Udah dong. Kamu tenang aja "Tak lama kemudian Zain sudah berada di depan gedung tempat Syifa bekerja. Syifa datang menghampiri Zain. Di mobil Zain bercerita tentang kejadian aneh

  • Wanita Penyelamat Tuan Muda   Part 27 Rekayasa

    Satu minggu kemudianKaki zain sudah sembuh. Ia bisa berjalan seperti sedia kala. Hanya ada sedikit bekas luka di kakinya. Ia berencana menemui dokter kulit di luar negeri sekaligus honeymoon setelah hari pernikahannya. Zain merasa lega atas kesembuhannya. Lima hari lagi adalah hari pernikahan Zain dan Syifa. Didepan gedung apartemen, Bella berjalan dengan tergesa-gesa. Ini adalah hari terakhirnya untuk memeriksa Zain. Terdengar suara asing yang memanggilnya. Ia menoleh kebelakang dan mendapati Azka disana. "Bella." Panggil Azka. "Azka." Ucap Bella heran. Ia tidak menyangka dipanggil oleh laki-laki yang dikaguminya. "Kebetulan saya lewat dan membeli beberapa sarapan. Ini untukmu dan satu lagi untuk pasienmu." Azka menyodorkan dua kotak berisi makanan dan 2 botol minuman. Bella hanya diam menatap Azka. Ia mengagumi wajah tampan dan rupawannya. "Kok, bengong. Ayo ambil." "Eh, iya terimakasih." Azka berlalu mening

  • Wanita Penyelamat Tuan Muda   Part 26 Undangan Pernikahan

    Didepan rumah Syifa, Raka sudah berdiri didepan mobilnya dan menunggu lebih dari lima belas menit untuk menjemput Syifa. Ia melihat arloji ditangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 18.30. Syifa keluar dari rumahnya mengenakan baju sepertiga lengan dengan warna biru polos dan rok sepanjang lutut. Terdapat kalung asesoris dilehernya. Ia terlihat rapi dan stylish. "Nona, Silahkan masuk." Raka membukakan pintu mobil. "Terima kasih." Mobil Rolls Royce hitam itu melesat meninggalkan rumah Syifa menuju apartemen Zain. Entah mengapa Syifa masih kesal karena Zain mempekerjakan perawat wanita di apartemennya. Dia hanya seorang perawat dan mengapa Syifa cemburu. Pikiran Syifa perlu dibersihkan dari pikiran negatif tentang Zain. Mereka sampai di apartemen Zain. Zain membukakan pintu untuk Syifa dan mempersilahkannya untuk duduk. Syifa duduk di sofa ruang tamu diikuti Zain. Di atas meja terdapat album undangan pernikahan yang

  • Wanita Penyelamat Tuan Muda   Part 25 Pertemuan Bella

    Di depan swalayan yang terletak dekat dari apartemen, Bella sudah menyelesaikan belanjaannya. Ia membawa dua plastik besar dengan banyak bahan makanan dan buah buahan. Keringat bercucuran dipelipisnya. "Melelahkan sekali." Ia mengusap keringat yang menetes di dahinya. Tangannya terasa pegal membawa banyak barang. "Brug" Tidak sengaja Bella menabrak dada bidang tubuh tegap di depannya. Hatinya berdegup kencang. Seorang pria mengambilkan dua kantong plastik besar berwarna hitam itu. "Apa anda baik-baik saja." Pria itu mendongakkan wajahnya. Menampakkan senyum yang menawan hati siapapun yang melihatnya. Bella tertegun sesaat. Ia tidak bisa mengalihkan pandangannya pada pria didepannya. Ia sulit berkata- kata. Bibirnya terasa berat mengungkapkan kekagumannya. "Tampan." Bella berkata dengan sangat pelan. Ia melongo seperti orang yang linglung."Apa?" Tanya pria itu."Tidak ada. lupakan saja. Maaf aku tidak meli

  • Wanita Penyelamat Tuan Muda   Part 24 Orang yang sama

    Zain mengerutkan keningnya. Ia tidak mengerti mengapa ekspresi wajah Syifa mendadak masam dan pergi begitu saja. Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Raka sudah siap menjemput Tuannya untuk pulang ke apartemen. Sebuah tongkat bantu jalan digunakan Zain untuk menopang bagian tubuhnya saat berjalan. Mobil lamborghini melesat melewati jalanan yang padat. Banyak kendaraan berlalu lalang membuat kemacetan yang membosankan. "Raka, apa kamu sudah menyelidiki suruhan siapa preman-preman yang berani mencelakaiku kemarin?" "Aku sudah menyuruh orang-orang kita menyelidikinya. Namun plat mobil mereka palsu. Kami sedikit kesulitan menyelidiki mereka karena mereka tidak meninggalkan jejak apapun." "Selidiki lagi lebih lanjut. Aku tidak mau mereka lolos begitu saja." "Baik Tuan Muda." Sesampainya di apartemen kelas atas yang megah dan luas miliknya. Zain merebahkan tubuhnya di ranjang king size yang lembut. Kakinya terasa p

  • Wanita Penyelamat Tuan Muda   Part 23 Duduk di pangkuannya

    Syifa mengemudikan mobil menuju ke rumah sakit. Sesekali Zain melirik Syifa. Sorot matanya memancarkan kekaguman atas keindahan makhluk Tuhan yang ada didepannya.Mereka sampai di rumah sakit dan Zain segera mendapatkan pertolongan. Zain diberikan obat luar dan diberi perban. Dokter juga meresepkan beberapa obat untuk diminum. "Dokter, bagaimana keadaannya?" Tanya Syifa cemas."Untunglah lukanya tidak terlalu serius. Dua atau tiga hari lagi perban sudah bisa dibuka." Dokter memberikan penjelasan seperlunya."Syukurlah. Terima kasih, Dok.""Sama-sama."Syifa memasuki ruang pasien VIP dan duduk disebelah Zain di ranjang pasien."Kamu pasti akan segera sembuh. Apakah ini sakit?" Tangan Syifa memegang kaki Zain yang berbalut perban. "Kau sangat perhatian padaku." Syifa membalas perkataan Zain dengan tersenyum simpul. Malam semakin larut. Syifa membuka ponselnya dan membaca sebuah pesan masuk dari Hanna. Ibunya menghawat

  • Wanita Penyelamat Tuan Muda   Part 22 Kawanan preman

    Sebuah mobil sedan hitam mengikuti mobil Zain dari belakang. Mereka menyadari bahwa sasaran telah mengetahui posisi mereka. Salah seorang dari mereka menelpon kawanannya untuk mengepung Zain ditempat yang sepi.Saat mobil Zain melewati jalan sepi, ia dan Syifa dikepung oleh tiga mobil yang berada di depan, samping dan belakang mobilnya. Mereka berjumlah dua belas orang dengan badan tinggi dan kokoh. Kawanan preman tersebut adalah pembunuh bayaran."Keluar kalian!" Bentak salah seorang preman sambil menggedor-gedor pintu depan."Zain, bagaimana ini, Siapa mereka? apa mau mereka?" Ada kecemasan di wajah Syifa. Mukanya menjadi pucat pasi."Tenanglah. Tetaplah disini. Aku akan keluar.""Hati-hati."Zain keluar dari mobilnya menghadapi kawanan preman yang bertubuh besar dan menakutkan.Keahlian Zain dalam berkelahi tidak diragukan namun ia hanya sendirian sedangkan mereka berjumlah belasan orang. Sepertinya mereka dikirim oleh

  • Wanita Penyelamat Tuan Muda   Part 21 Fitting dress pengantin

    Syifa mengambil sepiring cah kangkung seafood untuk Zain. Memperlisahkan Zain untuk menikmati masakan buatannya. Zain yang sedang dalam mood yang buruk menjadi tidak berselera. Ia menyendokkan hidangan ke mulutnya dan rasanya sangat lembut dilidah. Manis gurihnya terasa pas. Namun Zain tidak mau mengakuinya."Rasanya biasa saja. Tidak enak sama sekali." Ucap Zain."Benarkah? Apakah lidahmu sedang bermasalah? Menurutku ini sangat lezat." Kata Syifa dengan sangat yakin."Iya. Ini begitu nikmat." Tambah Azka."Kalau kamu tidak suka, biar aku yang memakannya nanti." Ucap Syifa."Dasar rakus. Karena kamu yang memasak. Aku akan menghabiskannya walaupun rasanya sangat kacau." Ucap Zain."Bilang saja kalau sebenarnya kamu suka." Syifa bergumam pelan sehingga tidak terdengar ditelinga Zain. Senyum tipis terlihat diwajahnya. Setelah selesai menikmati masakan buatan Syifa. Zain mengajak Syifa pergi ke butik langganannya untuk fitting dress pengantin. Acara pernikahan

  • Wanita Penyelamat Tuan Muda   Part 20 Api kecemburuan

    Dibalkon rumah yang megah. Seorang pria berbadan tinggi dan tegap sedang memandang kearah luar. Sesekali ia menyesap rokok untuk menghilangkan rasa frustasinya. Pandangan matanya memancarkan api kebencian dan kecemburuam. Mengetahui wanita yang selama ini dicintainya memilih Zain yang baru dikenalnya.Hatinya tercabik-cabik. Ia merasakan sakit yang amat sangat. Azka membayangan saat Syifa tersenyum padanya. Memorinya saat masih remaja terulang dalam benaknya. Ia sangat merindukan Syifa kecil yang menggenggam tangannya, menghiburnya saat merasa sedih. Menunggunya saat hendak pergi kesekolah. Saat-saat mereka bersama dulu.Dalam hati ia berkata 'Jika aku tidak bisa mendapatkan Syifa, maka tak ada satu priapun yang bisa bersamanya.' Azka terbangun dalam lamunannya saat seseorang memanggilnya."Tuan Azka, Tuan dan Nyonya besar sudah menunggu anda diruang keluarga." Kata seorang pembantu rumah tangga."Katakan kepada mereka. Aku akan segera kesana."

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status