Share

BAB 44 | Mabuk Berat

Author: Jihan Fahrira
last update Last Updated: 2023-08-14 06:01:40
Beberapa hari berlalu. Ganesha hampir tidak mendapatkan gambaran ke mana perginya Geisha. Ia sudah mencari ke segala tempat. Bahkan, pria itu juga dengan berani mendatangi rumah Tuan Black sang rentenir. Namun, Geisha benar-benar tidak ada di sana.

Hari ini, Ganesha nyaris menyerah. Meski ia tak menemukan keberadaan Geisha, tapi ia yakin, bahwa gadis itu ada bersama Tuan Black. Gadis itu pasti diculik dan dipaksa untuk menulis surat perpisahan tersebut.

"Pak, kenapa kita pergi ke tempat seperti ini?" tanya Anna seraya mengedarkan pandangannya ke segala penjuru arah.

Mereka kini duduk di sebuah sofa meja bertanda VIP. Di sekitar mereka, orang-orang sibuk menari dan minum di area bar, juga lantai dansa. Ya. Mereka berada di sebuah klub malam.

Sore ini, tak ada angin, tak ada hujan, Ganesha tiba-tiba meminta Anna untuk menemaninya pergi. Rupanya, pria itu membawa Anna ke sebuah klub malam.

"Bukankah kau bersedia menemaniku ke mana pun?!" sahut Ganesha dengan ketus. Pria itu kembali menyes
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Wanita Penghibur sang Presdir   BAB 45 | Mimpi

    Ganesha segera menjatuhkan dirinya di samping Anna begitu ia menyadari bahwa wanita yang tengah bersamanya itu bukanlah Geisha. Pria itu memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. Meski dalam keadaan mabuk sekali pun, Ganesha tetap mengenali parfum Geisha. Dan yang barusan bukanlah milik gadis yang ia rindukan kehadirannya selama beberapa hari ini.Ganesha berguling memunggungi Anna yang masih membeku pada posisinya semula. Ia kembali terlelap. Mengabaikan kejantanannya yang terasa menyesakkan di bawah sana, juga wanita di belakangnya yang entah siapa itu. Pria tersebut enggan memikirkannya. Kepalanya terlalu berat untuk sekedar memaki wanita yang nyaris ia tiduri tersebut.Sementara itu, Anna terdiam dengan tatapan kosong pada langit-langit kamar Ganesha. Wanita itu meraba bibirnya yang baru saja mendapatkan ciuman dari atasannya tersebut.Anna akui, Ganesha memang tergolong tampan dan kaya, sesuai tipenya. Namun, tujuannya mendekati pria itu bukanlah untuk hatinya, melainkan hal yang

    Last Updated : 2023-08-15
  • Wanita Penghibur sang Presdir   BAB 46 | Bertemu Kembali

    Ganesha baru tiba di ruang kerjanya, dan ia mendapati Anna yang sudah duduk di kursinya. Wanita itu tampak fokus pada layar komputernya. Sepertinya, tidak menyadari kehadiran Ganesha di sana.Pria itu lantas berdehem sembari berjalan mendekat ke arah Anna, yang saat itu tampak terkesiap melihat kedatangannya."Pak Ganesh." Anna berdiri dari kursinya. Ia membungkuk hormat. Tanpa sepengetahuan Ganesh, wanita itu mengganti akun komputernya secara diam-diam."Ada yang ingin aku tanyakan padamu," ucap Ganesha yang kini sudah tiba di sisi meja Anna. Pria itu lantas melirik pada layar komputer sang sekretaris yang menunjukkan jadwal kegiatannya hari ini. Ganesha mengangguk kecil."Ada apa, Pak?" tanya Anna kemudian."Bukankah semalam saya mabuk? Apa kau yang mengantarkan saya sampai ke apartemen?"Anna tertawa canggung. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "S–semalam ... Pak Ganesha menyetir sendiri, saya hanya menemani saja. Setelah itu, saya pulang naik taksi.""Oh .... Apa kau tahu? Pe

    Last Updated : 2023-08-15
  • Wanita Penghibur sang Presdir   BAB 47 | Mengambil Kembali

    PLAK!Ganesha tertegun. Ia begitu tidak menyangka bahwa Geisha akan menamparnya seperti ini.Pria itu mencengkeram lengan Geisha dengan begitu kuat. Menahan niat gadis itu untuk keluar dari dalam bilik tersebut."Lepas! Atau aku akan berteriak?!" ancam Geisha, yang sama sekali tidak berpengaruh untuk Ganesha."Coba saja untuk berteriak." Pria itu menatapnya dengan tajam.Geisha tidak main-main. Ia benar-benar membuka mulutnya dan bersiap untuk berteriak. "SAM–mpph!" Namun, lagi-lagi Ganesha membungkam mulutnya dengan tangan.Pria itu berdecak kesal. "Kau benar-benar menyebalkan. Lihat saja. Aku akan membawamu pulang dan menghukummu."Geisha menahan pergelangan tangan Ganesha yang membungkam mulutnya. Tidak ada cara lain untuk melepaskan diri. Jadi, ia memutuskan untuk menggigit tangan pria itu dengan kuat.Dari wajah Ganesha, begitu terlihat bahwa pria itu menahan sakit. Pada akhirnya, ia menyerah dan memutuskan untuk melepaskan tangan Geisha.Gadis itu tak membuang kesempatan untuk ke

    Last Updated : 2023-08-16
  • Wanita Penghibur sang Presdir   BAB 48 | Kembali Pulang

    "Kami terjebak di dalam lift," ucap Ganesha."Tuan, tenang dan jangan panik. Saya akan berusaha untuk segera mengeluarkan kalian."Sambungan telepon tersebut terputus. Ganesha mengusap punggung Geisha dengan lembut. Berusaha memberikan ketenangan kepada gadis itu, agar tidak merasa ketakutan."Apa yang terjadi?" lirih Geisha lagi."Sst .... Tenanglah. Aku bersamamu," ucap Ganesha pelan. Kenapa secara kebetulan, di dalam lift itu hanya ada mereka berdua saja? Membuat suasana semakin mencekam.Ganesha melepaskan pelukannya terhadap Geisha untuk sejenak. Kemudian, ia membungkuk untuk mencari jasnya yang semula terjatuh ke lantai. Ketemu!Pria itu kembali menegakkan tubuhnya, lalu memasangkan jas tersebut pada bahu Geisha. Suasana canggung mulai menyelimuti keduanya. Hingga beberapa menit kemudian, lampu lift kembali menyala. Terdengar bunyi yang cukup memekakkan kala mesin elevator itu kembali bergerak turun.Ganesha dan Geisha telah tiba di lantai utama. Di depan pintu, Daniel sudah menu

    Last Updated : 2023-08-17
  • Wanita Penghibur sang Presdir   BAB 49 | Baku Hantam

    "Apa-apaan, kau?!" gertak Samuel seraya bangkit dari posisinya semula. Ia sesegera mungkin mendorong tubuh Ganesha dengan sekuat tenaga. Hingga kakaknya itu pun sedikit terhuyung ke belakang.Daniel menarik bahu Samuel. Kemudian, saat tubuh pria muda itu menghadapnya, ia segera berniat melayangkan sebuah pukulan."Paman!" seru Ganesha, menghentikan niat Daniel.Pria paruh baya itu segera menurunkan tangannya, kemudian mundur beberapa langkah untuk menjauh. Ia tahu apa yang diinginkan oleh tuannya.Samuel mendengus geli. Pria itu kembali beralih menatap sinis ke arah Ganesha. "Lepaskan gadis itu. Kau hanya memanfaatkan keluguannya saja."Ganesha tersenyum sinis. "Apa hakmu menyuruhku seperti itu? Kau bukan siapa-siapa bagiku. Silakan keluar dari apartemenku, sebelum aku berniat untuk menginjak wajahmu.""Tidak tanpa Geisha," tegas Samuel."Kenapa kau begitu keras kepala? Dia milikku." Ganesha membuang napasnya secara kasar."Berhenti berbicara hal yang tidak masuk akal! Kalian berdua! A

    Last Updated : 2023-08-18
  • Wanita Penghibur sang Presdir   BAB 50 | Tamu Tak Diundang

    BRAK!Nyonya Clarissa yang baru saja menggebrak meja itu pun segera berdiri dengan gerakan kasar. Kursi yang semula ia duduki pun berderit mundur beberapa sentimeter. Wanita itu menatap nyalang ke arah putranya yang wajahnya terdapat beberapa luka memar dan lebam."Jadi, Ganesha yang sudah berani membuat wajahmu terluka?!" Suara Nyonya Clarissa terdengar nyaring dan dipenuhi emosi."Risa, tenanglah," ucap Tuan Harry mencoba menenangkan sang istri."Bagaimana aku bisa tenang?!" Nyonya Clarissa terdengar berapi-api. Wanita itu menatap nyalang ke arah suaminya."Dia juga mengancam akan menghabisiku jika berani datang ke sana lagi, Bu," tutur Samuel dengan kepala tertunduk.Di tengah-tengah kegiatan makan malam keluarga tadi, Nyonya Clarissa mencurigai luka di wajah sang putra. Ia lantas menanyakan apa yang sudah dialami oleh Samuel, sehingga wajahnya dipenuhi memar seperti itu. Dan pria muda itu pun memutuskan untuk memberitahukan tentang perkelahiannya dengan sang kakak tiri sore tadi."

    Last Updated : 2023-08-19
  • Wanita Penghibur sang Presdir   BAB 51 | Aku Mencintaimu

    "Apa kau bisa membuat ayahku kembali?"Nyonya Clarissa mengepalkan tangannya kuat-kuat saat mendengar permintaan putranya. "Jangan berbicara omong kosong."Ganesha tersenyum sinis. "Sama seperti yang Ibu katakan sebelumnya tentang keinginan Ibu untuk membawa Geisha. Jangan berbicara omong kosong," desisnya dengan tajam."Kenapa kau begitu menginginkan gadis itu? Oh, ayolah! Dia. Hanya. Wanita. Penghibur," tekan Nyonya Clarissa.Ganesha menggeleng tak setuju. "Dia segalanya bagiku." Pria itu segera bangkit dari posisinya. "Dia adalah duniaku mulai sekarang. Dan seterusnya akan seperti itu. Jadi kalian, keluarlah."Ganesha menunjuk ke arah pintu keluar, di mana Daniel berjaga di sana.Nyonya Clarissa segera bangkit dari tas sofa. Wanita itu menjinjing tasnya, dan menatap ke arah Ganesha dengan tajam. "Kau dan ayahmu sama saja. Sama-sama angkuh. Itu sebabnya, aku memutuskan untuk meninggalkan kalian berdua.""Keluar." Tidak ada gertakan ataupun amarah yang Ganesha tunjukkan saat ia mengat

    Last Updated : 2023-08-20
  • Wanita Penghibur sang Presdir   BAB 52 | Pengalaman Baru

    Geisha tersenyum puas begitu hasil dari foto-foto mereka itu telah tercetak keluar. Ia menunjukkannya pada Ganesha yang berdiri dengan wajah dinginnya. "Lihat, ini. Kau sangat menggemaskan."Ganesha memutar kedua bola matanya. Alih-alih demikian, ia sedikit tersipu sebab pujian yang dilontarkan oleh Geisha."Pipimu merah." Geisha tertawa renyah. "Kau malu?""Tidak!" elak Ganesha, "hei, sudah, sudah! Ayo, pulang!" ajak pria itu.Mereka pun berjalan beriringan menuju basemen tempat Ganesha memarkirkan mobil. Langit sudah gelap saat mobil mereka keluar dari dalam gedung pusat perbelanjaan. "Apa kau lapar?""Ya." Geisha mengangguk."Baiklah. Kita makan malam dahulu, sebelum kembali ke apartemen."***Ganesha dan Geisha duduk bersebelahan di sebuah kedai makanan pinggir jalan.Ganesha tidak tahu mengapa Geisha sangat ingin makan di pinggir jalanan yang berdebu seperti ini. Padahal, uangnya sangat melimpah jikalau harus menyewa satu buah restoran berbintang lima untuk mereka berdua."Kenapa

    Last Updated : 2023-08-21

Latest chapter

  • Wanita Penghibur sang Presdir   BAB 113 | Epilog

    Beberapa bulan kemudian ...."Ergh, sakit!" ringis Geisha sembari terus meremas tangan sang suami yang menggenggamnya. Peluh mengucur di kening dan pelipis wanita itu. Bibirnya pucat, bahkan membiru ketika ia terus menggigitnya kuat-kuat demi menahan sakitnya kontraksi yang ia alami.Ganesha menatap sendu sang istri yang masih duduk di atas gym ball di sebuah bilik persalinan rumah sakit. "Tahan, Sayang. Tidak lama lagi, kita bertemu Baby.""Sakit sekali. Aaakhh hah hah ...!" Wanita itu terengah-engah menahan sakit. Ia semakin kuat meremas tangan suaminya. Satu tangannya yang lain ia gunakan untuk mengusap perut bulatnya.Ganesha segera berlutut di hadapan tubuh sang istri yang berada dalam posisi duduk tersebut. "Maafkan aku, Sayang. Aku membuatmu sakit. Maafkan aku," lirih pria itu seraya mendongakkan wajah untuk menatap sang istri."Kau bicara apa? Dasar!" cibir Geisha pelan. Sedetik kemudian, wajahnya kembali mengerut dan meringis kesakitan. "Awhh!""Aku berhutang nyawa dua kali p

  • Wanita Penghibur sang Presdir   BAB 112 | Rujuk

    "Ahh hah ... hah ... eunghhh!" Suara lenguhan tersebut terdengar memenuhi ruangan seluas tiga kali tiga meter yang merupakan kamar Geisha. Wanita itu terlihat kewalahan untuk mengimbangi permainan Ganesha yang menggila."Ahh, Sayang, kau benar-benar nikmat," ucap Ganesha di tengah desahannya. Pria itu terus menghentak panggulnya untuk mengerjai tubuh sang istri."Pelan– ohh pelan. Shh emhh," racau Geisha yang kini meremas sprei di bawahnya.***Geisha terbangun ketika suara gaduh mulai memenuhi seisi rumah. Ia begitu yakin bahwa anak-anak telah kembali bersama Samuel dan juga Alexa. Dirinya harus cepat merapikan penampilan, sebelum kedua orang dewasa itu menggodanya, jika saja mereka tahu apa yang baru saja ia lakukan bersama Ganesha."Aih .... Bagaimana aku harus menutupi ini?" gumam Geisha pelan ketika melihat banyak tanda kissmark di lehernya. Wanita yang tengah bercermin itu segera melirik kesal pada seorang pria yang masih terlelap di atas ranjangnya. "Dasar kurang ajar!" gerutun

  • Wanita Penghibur sang Presdir   BAB 111 | Usaha untuk Rujuk

    Geisha terbangun dari tidur lelapnya dengan rasa mual yang luar biasanya menderanya. Wanita itu buru-buru turun dari ranjang, yang sialnya, hal itu justru membuat kepalanya terasa berputar seketika. Untuk beberapa saat, ia terdiam dan mencoba mengatur napas, berusaha menormalkan pengelihatannya yang sempat mengabur.Begitu merasa lebih baik, Geisha bergegas keluar dari kamarnya. Ia terkejut bukan main lantaran ketika pintu terbuka, Ganesha sudah berdiri di hadapannya dengan senyum yang menurut wanita itu begitu bodoh."Menyingkir! Aku mual melihat wajahmu!" ketus Geisha yang langsung mendorong Ganesha untuk menjauh. Wanita itu buru-buru menuju kamar mandi, kemudian lekas memuntahkan isi perutnya. "Hmmb– hoek!" Berkali-kali Geisha mencoba mengeluarkan isi perut. Namun, yang keluar hanyalah cairan bening serta kekuningan.Ganesha datang dan segera membantu sang istri. Pria itu memijat pelan tengkuk wanita tersebut, guna merangsang agar Geisha lebih leluasa untuk muntah."Hoekk!" Berhas

  • Wanita Penghibur sang Presdir   BAB 110 | Perjuangan Ganesha

    "Hei, Tuan! Kita bahkan tidak saling mengenal!" celetuk Alexa dengan nada protes. Ia tak ingin menjadi bahan bakar atas kesalahpahaman yang terjadi antara sepasang suami istri di depannya ini."Memangnya kenapa?" Ganesha menatap ke arah Alexa. "Aku dan dia bahkan tidak saling mengenal mulanya, tapi kami tidur bersama," ucapnya secara frontal."Dasar gila!" desis Samuel pelan. "Lex, abaikan ucapannya laki-laki sinting ini! Cepat bawa anak-anak masuk ke dalam!" perintahnya kemudian.Alexa mengangguk setuju. Ia pun lantas membawa Gabriel dan Giselle untuk masuk ke dalam. Meninggalkan ketiga orang dewasa lain di teras rumah tersebut.Di sana, Geisha masih terlihat menatap tajam ke arah Ganesha. Wanita itu mengepalkan tangannya kuat-kuat demi menahan emosinya yang meluap-luap sampai ke ubun-ubun lantaran mendengar penuturan sang suami yang berniat menikahi Alexa."Pergilah!" usir Samuel setelah keheningan yang beberapa saat menyelimuti."Tidak tanpa istri dan anakku," sahut Ganesha dengan

  • Wanita Penghibur sang Presdir   BAB 109 | Ingin Kembali

    Bruk!Ganesha menjatuhkan diri. Pria itu berlutut di hadapan sang istri dengan kepala yang tertunduk, serta bahu yang tampak lesu. "Aku mengaku salah. Tolong .... Maafkan aku. Kecemburuanku terhadap adikku justru membuatku gelap mata dengan menyakitimu dan putra kita."Geisha masih berdiri dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada. Wanita itu memalingkan wajahnya ke samping. "Bangunlah. Tidak ada gunanya kau meminta maaf saat ini. Keputusanku masih sama. Aku tetap ingin bercerai darimu," tutur wanita itu tanpa ragu sedikit pun. Kemudian, dirinya memilih untuk meninggalkan sosok yang masih terdiam dalam posisi bersimpuhnya tersebut.BLAM!Pintu kamar Geisha tertutup dengan suara dentuman yang cukup keras lantaran wanita itu memang sengaja membantingnya dengan penuh emosi.***Di sisi lain, Alexa dan Samuel tampak menikmati waktu bersama di bawah pohon tak jauh dari sungai. Samuel terlihat membaringkan kepalanya pada paha wanita muda itu. Mereka menikmati suasana sore menjelang pe

  • Wanita Penghibur sang Presdir   BAB 108 | Dia Kembali

    Tiga hari sudah, Geisha dirawat di rumah sakit. Dan sore ini, wanita itu sudah diizinkan untuk pulang ke rumah. Namun, selama dua hari ini, Ganesha sama sekali tak terlihat, bahkan berkunjung.Geisha kini duduk di tepi ranjang pasiennya dengan kaki yang menjuntai ke lantai. Jarum infus yang selama tiga hari ini terpasang di punggung tangannya sudah dilepas siang tadi. Lukanya pun sudah ditutup plester. Namun, dia perlu menunggu Bibi Margaretha yang masih menyelesaikan administrasi rumah sakit."Ke mana dia? Apakah dia benar-benar tidak ingin bertemu denganku lagi?" gumam Geisha bertanya-tanya. Tatapannya terus tertuju pada pintu masuk ruang rawat inapnya yang terbuka lebar."Ah, bodoh! Untuk apa menunggu orang itu? Dia hanya menyusahkanku saja," gerutu Geisha dengan suara yang pelan. Wanita itu lantas menghela napas berat. Bahunya mendadak lesu, seiring dengan perasaan tak nyaman dalam dadanya. Ia merasa hampa. Padahal, sebelum pergi ke rumah sakit dan kembali bertemu Ganesha, dirinya

  • Wanita Penghibur sang Presdir   BAB 107 | Positif

    Samuel dan Bibi Margaretha tercekat begitu mendengar suara tirai bilik tempat Geisha terbaring itu tersibak oleh seseorang. Mereka menoleh secara bersamaan, kemudian melihat seorang perawat yang sebelumnya ikut memeriksa kondisi Geisha.Perawat itu tersenyum seraya melangkah mendekat. Tangannya mendorong meja kecil dengan monitor di atasnya. "Dokter sebentar lagi akan kemari untuk pemeriksaan lanjutan."Samuel dan Bibi Margaretha saling melempar pandangan. Belum sempat mereka menanggapi ucapan perawat tersebut, orang-orang Ganesha sudah melihat keberadaan mereka."Tuan! Di sini!" seru salah satu ajudan Ganesha.Pria yang dipanggil Tuan itu segera mengayun langkahnya mendekati bilik Geisha. Membuat Samuel buru-buru keluar dari dalam sana.BUAGH!Samuel tersungkur ke atas lantai dingin rumah sakit. Membuat orang-orang yang ada di sana dan melihat kejadian tersebut pun memekik lantaran terkejut."Keparat!" maki Ganesha sembari mencengkeram kerah kemeja Samuel dalam posisi berlutut."Tuan

  • Wanita Penghibur sang Presdir   BAB 106 | Keberadaan

    Ganesha berdiri di dekat jendela ruangannya. Ini sudah satu bulan semenjak kepergian sang istri. Dan tidak dipungkiri, pria itu merasakan sebuah ruang di hatinya yang terasa begitu hampa.Pria dengan rambut yang mulai sedikit panjang tersebut menghela napas berat. Memandang hiruk pikuk kota dari lantai empat belas dengan tatapan gusar."Ke mana lagi aku harus mencari?" gumam pria itu pelan.Tok! Tok! Tok!Pintu ruangan itu diketuk. Suara menggema yang dihasilkannya pun tak membuat Ganesha mengalihkan perhatiannya dari jendela sedikit pun. Pria itu hanya berseru, "Masuk!"Tak berselang lama, seseorang membuka pintu. Seorang wanita dengan pakaian semi formal dan rambut tersanggul ke atas mulai berjalan menghampiri sang atasan. "Tuan Gara," panggilnya dengan hati-hati."Ada apa?""Rapat dengan Dewan Direksi akan segera dimulai. Apakah Tuan tidak ingin bersiap?" tanya wanita yang merupakan sekretaris tersebut.Ganesha terdiam sejenak, dengan wajah yang menunjukkan bahwa ia tengah berpikir

  • Wanita Penghibur sang Presdir   BAB 105 | Teman Baru

    "Mama, aku bosan," keluh Gabriel yang sejak tadi hanya duduk di bawah pohon apel dengan tangan yang menopang dagu."Kau tidak melakukan apa-apa sejak tadi, tentu saja merasa bosan," sahut Geisha yang tengah sibuk mengupas apel untuk dimasukkan ke dalam wadah persegi."Pergilah bersama anak-anak yang lain. Mereka bermain menangkap kupu-kupu dan mandi di sungai," tambah wanita cantik itu lagi.Gabriel hanya mendengus mendengar penuturan sang ibu. Bocah itu semakin menekuk wajahnya saja. "Nanti bajuku kotor. Ini pemberian Paman.""Mama bisa mencucinya. Pergilah bermain!" titah Geisha sekali lagi. Namun, putranya itu sama sekali tidak mengindahkan perintahnya."Aku rindu Paman," ungkap Gabriel sebagai alasan."Kau sendiri pun tahu jika pamanku pergi ke Amerika," jawab Geisha yang kini mulai sibuk menuang jus kemasan ke dalam gelas."Kita pergi ke Amerika saja, kalau begitu, Mama. Bersama Paman, Bibi Alexa, dan juga Giselle." Menyebutkan nama Giselle, membuat wajah Gabriel berbinar seketik

DMCA.com Protection Status