Share

Bab 38 Keluarga Feri

Penulis: J Cruz
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-12 10:35:35
Sudut Pandang Nikita:

Aku terbangun oleh suara bising dan langsung waspada. Suara ini pasti berasal dari rumah baru. Telingaku terangkat saat mengenal suara tidak asing dari kakakku yang memanggil anak-anak. Aku pun mengerang dan melihat si kembar tiga, bersyukur karena keributan itu tidak membangunkan mereka.

Yah, tadinya aku berpikir begitu. Seperti kata pepatah, jangan menghitung anak ayam sebelum telurnya menetas. Aku seharusnya tidak terlalu percaya diri karena begitu aku bangkit dari tempat tidur, aku melihat si kembar tiga langsung terbangun begitu aku bergerak sedikit saja.

Awalnya, mereka tampak setengah sadar. Kemudian, mereka mendengar suara itu, lalu wajah lucu mereka menyeringai perlahan.

"Ayah!" teriak Mori dengan girang. Dia lompat dari tempat tidur dan lari keluar kamar bersama dua kakaknya yang mengejar dari belakang. Begitu sampai di langkah terakhir, Mori langsung terjun ke pelukan Romi yang sudah menunggu.

"Aku kangen kalian, Nak!" ujar Romi yang memeluk Mori yang s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 0039 Kegagalan Besar

    Sudut Pandang Noah:Saat memimpikan Nikita, ponselku mulai bergetar hingga membuatku terbangun. Aku pun mengangkat ponsel dengan kesal tanpa melihat siapa yang menelepon, lalu membentak, "Apa?""Noah?" balas seseorang yang menelepon.Aku menghela napas. "Iya, Paman Matthew?" balasku dengan nada bicara normal.Paman Matthew pun berdeham, lalu bertanya, "Apakah kamu akan datang ke pesta peluncuran Hotel Jati?" Aku pun terdiam beberapa saat dan hatiku terenyuh saat ingat kejadian yang sama dengan lima tahun lalu. Dia meneleponku untuk bertanya apakah aku akan cuti untuk hari ulang tahun pernikahan yang ketiga."Iya," balasku."Oke. Sampai jumpa di sana," ucapnya sambil menutup telepon. Aku pun menatap layar kosong pada ponsel untuk beberapa saat sebelum bangkit dari tempat tidur dan pergi menuju kamar mandi yang mewah. Dengan siraman air pancuran ke wajah dan kepala, aku berusaha melupakan soal Paman Matthew dan berkonsentrasi pada impianku.Saat memikirkan kemungkinan bertemu Nikita kemb

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 40 Serangan Lagi

    Sudut pandang Noah:Nikita menghindariku. Itu terlihat sangat jelas. Setiap kali kami berpapasan di pesta, dia akan langsung berbalik arah atau berpura-pura menelepon atau menerima pesan."Selamat sore, Pak Noah. Mau aku bawakan minuman?" Tatapanku tertuju pada Nikita, lalu berpindah pada Markus Feri yang melihatku dengan sinis."Nggak, terima kasih. Aku sudah minum," ucapku kepadanya sambil berusaha menenangkan diri. Aku akhirnya menyudutkan Nikita, tapi dia tetap sulit dipahami. Aku pun meregangkan leher karena dia sudah meninggalkan pasangan terakhir yang kulihat dia hampiri dari kejauhan, ingin tahu ke mana dia akan pergi selanjutnya."Mencari sesuatu atau seseorang, Pak Noah?" Kali ini, aku mendengar nada bicara penuh peringatan dari Markus. Aku pun menegakkan badan, tidak mau terlihat gentar. Dia memang anggota Keluarga Feri, tapi aku anggota Keluarga Adhitama. Aku bisa memungkinkan sesuatu terjadi."Aku mencari …," jawabku yang terpotong saat menyadari sesuatu. Aku hampir mengat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 41 Aku akan Cari Cara

    Sudut pandang Noah:"Kamu nggak apa-apa?" tanya Nikita.Perlahan, aku membuka mataku dan langsung melihat wajah Nikita. 'Nikita.' Aku memanggil namanya dalam hati. Diam-diam aku merasa puas karena dia tetap tinggal dan menungguku."Kirain kamu sudah pergi duluan sama mereka," kataku tanpa berusaha menyembunyikan binar di wajahku. Nikita masih peduli padaku. Aku bisa merasakannya setiap kami berdua berdekatan.Chemistry di antara kami masih ada. Bahkan mungkin lebih dari itu. Aku baru sadar kalau selama ini Nikita selalu baik terhadapku, bahkan saat aku bersikap kasar padanya beberapa tahun silam. Aku tidak pernah menyukainya, padahal dia tidak pernah berbuat salah terhadapku.Nikita mengangkat bahunya. "Aku cuma mau mastiin kamu nggak terluka gara-gara anak-anakku." "Mereka bukan cuma anak-anakmu. Mereka anak kita berdua." Keterkejutan mewarnai wajahnya. Dia serta merta berdiri dan aku yang tengah memegang tangannya juga ikut berdiri.Nikita menarik tangannya dari genggamanku. Aku t

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 42 Kemunculan sang Pengganggu

    Sudut pandang Nikita:Aku berjalan secepat mungkin ke dalam toilet hotel untuk bersembunyi.Noah telah berubah. Ini adalah kali ketiga aku berinteraksi dengannya dan aku sempat terhenyak melihat perubahan yang tidak biasa pada dirinya.'Ke mana perginya sosok Noah yang murka dan menuduhku membunuh orang tuanya 5 tahun yang lalu?'Aku mencuci mukaku dengan air dingin untuk membuat diriku kembali fokus."Markus, dia hanya berakting, 'kan?" tanyaku saat aku bertemu dengannya di lift.Aku sedang menuju griya tawangku untuk memeriksa keadaan anak-anak ketika Markus menyusulku.Markus menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, tapi tidak mengatakan apa pun sampai kami masuk ke dalam lift pribadi khusus untuk keluarga kami.Lift tersebut menyediakan privasi bagi kami. Markus memang se-paranoid itu. Dia tidak mau orang lain menguping pembicaraan kami secara tidak sengaja untuk melindungi privasi kami."Kelihatannya dia bingung dan syok. Menurutku dia tulus mengasihi si kembar tiga dan ingin masu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 43 Pelakor

    Sudut pandang Nikita:"Eh, ada si pelakor!" cibir Bella ketika melihat ekspresi terkejutku.Aku memutuskan untuk tidak terprovokasi dan mengabaikannya. Namun, saat aku hendak keluar dari toilet, Bella menghalangiku."Heh, jalang! Aku 'kan belum selesai bicara!" ujarnya ke wajahku.Tanpa sengaja aku menghirup napasnya yang berbau tak sedap, dan hampir muntah dibuatnya."Kamu mabuk, ya?" tanyaku khawatir."Sudahlah. Pelakor sepertimu nggak usah deh pura-pura baik!" bentaknya dengan ekspresi marah.Sekarang aku sudah tahu ke mana arah pembicaraannya. Aku pun menggelengkan kepalaku untuk membantah tuduhannya. "Aku nggak pernah merebut tunanganmu."Bella tertawa. Tawa yang terdengar sumbang di telingaku. Aku tahu rasa sakit yang menimpanya dan aku kasihan padanya. Ini semua bukanlah kesalahannya. Waktu itu, Noah yang menceraikanku. Mungkin dia memang penyebabnya, tetapi tetap saja semuanya salah Noah. Bella bukanlah musuhku."Pembohong! Kalau bukan gara-gara kamu, Noah nggak akan putus deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 44 Hanya yang Terbaik

    Sudut pandang Nikita:Begitu melihat Noah, Bella semakin histeris. "Noah. Mantan istrimu melukaiku. Dia memelintir tanganku," teriaknya sambil merangkul tangan Noah.Aku menatap keduanya dengan kesal. Noah mengibaskan tangan Bella, dan aku menyeringai melihat ekspresi wajahnya. Air mata yang menggenangi bola matanya telah mengering. Kemudian, aku mengalihkan pandanganku pada Noah, menantangnya untuk membela wanita itu di hadapanku. Kami beradu pandang, dan aku mengerutkan alisku.Bella meratap dengan suara keras, berusaha untuk menarik perhatian Noah. Ratapannya memekakkan telingaku. 'Ini sudah cukup.'Aku memutuskan untuk tidak terlibat dalam urusan mereka. Hubunganku dan Noah sudah berakhir. Aku mengangkat bahu sambil menyeringai, menantangnya untuk memercayai ucapan Bella sebelum aku berbalik untuk keluar. Namun saat ini, kakak-kakakku menerobos masuk. Mereka menatap Bella, Noah, dan aku."Apa kamu terluka?" tanya Cahya, kakak tertuaku. Belum sempat aku menjawab, keempat kakakku

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 45 Bertekad Lemah

    Sudut pandang Nikita:Aku sangat gugup. Jantungku berdebar kencang setiap kali telepon kantor berdering untuk mengumumkan kedatangan tamu.Aku mencoba menyibukkan diri dengan membaca tumpukan proposal di mejaku, tetapi aku tidak dapat berkonsentrasi. Ekspektasiku semakin bertambah seiring dengan berjalannya waktu.Setelah mencoba bekerja selama satu jam, aku berhenti berpura-pura. Lalu aku menelepon Marina. "Apakah ada tamu untukku?" tanyaku."Belum ada, Bu?" jawab Marina.Mendengar itu, aku meletakkan kembali teleponku dengan perasaan kecewa. Aku pun menyibukkan diri dengan menelepon anak-anak. Pada saat aku meninggalkan griya tawang pagi ini, mereka masih tidur.Sekolah baru akan dimulai satu minggu lagi, jadi aku membiarkan mereka tidur selama yang mereka inginkan. Saat ini mereka masih berada di jenjang prasekolah. Mereka akan memulai pendidikan formal mereka tahun depan."Ibu nggak cium aku tadi," ujar Mori, anak lelakiku yang termanis.Aku tersenyum. "Sudah dong. Tadi 'kan Mori m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 46 Lebih Penting daripada Kebahagiaanku

    Sudut pandang Nikita:Aku melangkah ke meja kerjaku dan mengambil tiga buah album foto berukuran besar. Kemudian, aku memberikannya pada Noah yang menerimanya tanpa mengatakan apa-apa.Aku memerhatikannya ketika dia membuka album foto paling atas dalam diam. Sepertinya dia keasyikan melihat isinya."Ini album foto bayi mereka dari lahir sampai ulang tahun terakhir mereka," jelasku.Dia mengangguk dengan linglung. Tatapan matanya tidak pernah lepas dari halaman yang tengah dilihatnya. Tampaknya dia terhanyut dengan apa yang dia lihat sehingga melupakan kehadiranku. Aku sama sekali tidak merasa keberatan. Aku merasa puas membiarkan Noah menjelajahi seluruh isi album. Sesekali dia akan membelai salah satu halaman album dengan jarinya. Sorot matanya dipenuhi kerinduan.Setiap kali dia membalikkan halaman, aku mendengarnya menghela napas keras. Di lain kesempatan, aku melihatnya tersenyum sedih."Mereka keriput sekali," komentar dia. Dia mendongak dari album foto yang tengah dilihatnya unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12

Bab terbaru

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 100 Cari Perhatian

    Sudut pandang Noah:Aku mengikuti langkah Nikita dengan mataku. Sambil memperhatikannya berjalan tergesa-gesa menaiki tangga, aku memutuskan bahwa kali ini, aku akan berusaha mati-matian hingga kami bisa bersatu lagi.Setelah beberapa menit, Nikita turun lagi. Dia menghindari tatapan mataku saat aku berusaha bertatapan dengannya."Kamu mau berangkat ke kantor?" tanyaku."Iya," jawabnya singkat seperti sengaja menghindar dariku. Namun, aku tidak terlalu memikirkannya. Nikita pasti merasa canggung setelah kejadian di dapur tadi.Aku bangkit dari sofa, lalu mengambil kunci mobil dari saku depan celanaku."Ayo. Biar aku antar ke sana." Aku memberi isyarat padanya untuk mengikutiku, tetapi Nikita menghentikan langkahnya. Saat aku menoleh ke belakang, Nikita tampak canggung."Ayo. Aku antar ke Hotel Jati sebelum aku berangkat kerja," ujarku.Nikita berdeham. Namun, aku tidak menyangka akan mendengar jawaban seperti ini darinya."Lukas menungguku di luar," katanya.Langkah kakiku yang beriram

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 99 Rumah Bagiku

    Sudut pandang Nikita:Saat memasuki dapur, aku mendengar salah satu kakakku sedang mendiskusikan sesuatu dengan Roni."Karena Ayah kami ada di sini. Aku takut Om Romi kesepian dan merasa cemburu, jadi aku carikan seorang gadis supaya Om Romi bisa menikah dan punya bayi," kata Roni. Ucapannya membuat mulutku ternganga karena terkejut.Romi tiba-tiba mengalihkan pandangan matanya. Dia tampak tercengang saat tatapan mata kami bertemu."Roni, kamu ngomong apa, sih?" tanyaku pada anakku. Nada suaraku terdengar kaget, sementara para lelaki di sekitarku tertawa, kecuali Romi sendiri."Menurut Ayah, Om Romi nggak butuh bantuanmu, Ron," kata Noah saat melihat Roni tampak kecewa karena ditertawakan yang lainnya."Kenapa kamu mikir begitu?" tanyaku penasaran. Noah tampak sangat bersemangat dan itu membuatku merasa ada yang aneh."Kemarin, kakakmu keluar dari hotel bareng seorang karyawan," ungkap Noah. Ucapannya itu membuat Romi malu. Tidak biasanya kakakku merasa malu saat ketahuan sedang bersam

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 98 Carikan Gadis untuk Om Romi

    Sudut pandang Romi:Aku meninggalkan Hilda setelah melihat ekspresi sakit hati di wajahnya. Mungkin orang lain akan berpikir kalau aku ini berengsek, tapi aku merasa puas karena hinaanku membuatnya tersinggung.Aku pun pergi ke kamar mandi dalam untuk mandi. Ketika aku keluar dengan hanya berbalut handuk di pinggangku, kulihat dia memalingkan wajahnya."Kamu sengaja mempermainkanku, ya?!" bentak Hilda.Aku mengernyitkan alis dan menyadari kalau gadis itu tidak mau melihat ke arahku. Aku pun tersenyum sinis saat melihat lehernya merona merah."Kenapa? Kamu nungguin aku telanjang bulat?" tanyaku seraya menarik handukku dan melemparkannya ke arah Hilda. Handuk itu jatuh mengenai dadanya."Romi!" serunya parau. Wajahnya menoleh padaku dengan marah. Aku merentangkan tanganku lebar-lebar agar dia melihat bahwa aku tidak telanjang seperti dugaannya.Aku melihatnya menelan ludah ketika matanya beralih dari wajahku ke dadaku yang terbentuk sempurna, perutku yang berotot, dan kakiku yang kencang

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 97 Pengkhianat Sering Kali adalah Sahabat

    Sudut pandang Romi:"Keluar!" perintahku saat Hilda tidak beranjak dari kursi penumpang.Aku tidak menunggunya dan beranjak dari kursi pengemudi untuk membukakan pintu untuknya.Hilda bergerak perlahan.Saat dia keluar dari mobil, cahaya menyinari wajahnya. Saat itulah aku melihat wajah pucatnya yang tidak wajar.Dia terhuyung saat melangkah dan hampir terjungkal saat kehilangan keseimbangan.Aku menyusulnya tepat waktu. Tanganku segera mencengkeram bagian atas lengannya."Kamu nggak apa-apa?" tanyaku sambil mengerutkan kening.Dia tidak menjawab dan bergeming di tempatnya."Aku merasa nggak enak badan," ucapnya akhirnya.Keraguan memenuhi hatiku. Kupikir itu taktik untuk mengalihkan perhatianku agar bisa melarikan diri. Aku tidak mengira kepala Hilda akan terkulai ke samping sebelum kemudian jatuh ke dadaku.Saat itulah aku menyadarinya. Kutempelkan punggung tanganku ke dahinya dan merasakan tingginya suhu tubuhnya. Hal ini langsung membuatku khawatir. Tanpa pikir panjang, aku membopo

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 96 Diculik

    Sudut pandang Hilda:Area lift itu kosong.Saat berbelok di tikungan, aku merapatkan tubuhku ke dinding dan mengintip ke luar, ke tempat terakhir kali aku melihat Romi Feri. Aku memastikan diriku benar-benar tidak terlihat dari luar.Selama pengintaian ini, jantungku terus berdebar kencang.Rasa bersalah menggerogotiku. Kecurigaan yang kulihat di mata Romi tadi membuatku gelisah.Aku menghela napas lega saat melihat tempat itu sudah kosong. Dia sudah pergi.Napasku mulai teratur dan dadaku kembang kempis dengan cepat saat aku mengisi paru-paruku dengan udara.Lift berdenting, lalu pintunya terbuka untuk mengeluarkan penumpangnya.Saat lift sudah kosong, aku masuk. Setiap kali lift berhenti dan terbuka, jantungku mulai berdetak lebih kencang.Pemikiran gila memenuhi otakku. Romi Feri pasti tidak akan tinggal diam dengan temuannya itu. Dia akan mengikutiku untuk mengorek informasi sebanyak mungkin. Dia adalah saudara Nikita. Kecurigaannya terhadapku mungkin akan membuat Nikita turut menc

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 95 Kakak Nikita

    Sudut pandang Hilda:Aku baru saja hendak meninggalkan kafe. Tiba-tiba, seseorang menyambar lenganku.Gerakan itu terlalu tiba-tiba.Aku terkejut, tetapi saat aku mengenali pelakunya, mataku membelalak dengan ketakutan dan aku menahan teriakan yang hampir keluar dari mulutku.Ketakutan memenuhi sekujur tubuhku saat aku menatap mata coklatnya, warna yang sama seperti mata Nikita."Romi," ucapku terbata-bata.Mulutku mengucapkan namanya dengan gugup. Dia adalah kakak Nikita.Dalam sekejap, kepalaku bergerak mengarah ke kafe dengan gelisah."Aku senang kamu mengingatku," kata Romi sambil tersenyum seraya mengikuti arah pandang mataku.Aku mulai banjir keringat. Tangan-tanganku juga terasa dingin dan basah."Kita pernah ketemu sekali," jelasku dengan terbata-bata.Aku ingin sekali melarikan diri, tetapi cengkeraman Romi di lenganku menghalangiku untuk pergi.Aku menatap tangannya yang menggenggam lenganku. Mataku beralih ke wajahnya yang penuh amarah, dan aku menelan ludah dengan susah pay

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 94 Adik Tersayang

    Sudut pandang Bella:"Apa maumu?" Nada tajam Hilda membuatku terkejut."Lama nggak jumpa, adikku sayang. Apa kita nggak bisa setidaknya sopan satu sama lain? Kamu nggak bisa membenciku selamanya cuma karena Ibu lebih menyayangiku daripada kamu."Hilda memutar bola matanya."Kamu pikir aku masih marah soal itu? Dewasalah, Bella!"Aku tidak peduli saat dia memelototiku. Aku langsung ke inti pembicaraan."Aku nggak tahu di mana Matthew Millano, paman Noah. Kamu punya petunjuk soal keberadaannya?"Mata Hilda langsung menyipit."Sudah kubilang, aku nggak akan bekerja sama denganmu lagi. Terakhir kali kulakukan itu, aku membuat Nikita kecewa berat. Aku nggak bisa melakukannya lagi, mengkhianati sahabatku cuma karena kita saudari!"Aku tertawa, meskipun suaranya terasa hampa."Kamu yang bilang kalau kita saudari, ‘kan? Bukankah darah lebih kental daripada air? Kenapa kamu selalu membela dia? Apa kamu nggak lihat yang dia lakukan padaku?"Hilda tampak tidak peduli, malah seolah ingin membuat e

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 93 Musuh di Balik Bayangan

    Sudut pandang Bella:"Nomor yang Anda hubungi berada di luar jangkauan. Silakan menghubungi kembali setelah beberapa saat." Aku sudah berkali-kali mendengar rekaman suara ini sejak minggu lalu dan suara itu membuatku gila.Aku mencoba menghubungi nomor itu lagi tetapi hasilnya sama saja."Sial!" Aku menengadah ke langit dengan putus asa."Bella, jangan mondar-mandir. Kamu butuh istirahat. Kamu belum tidur sejak tadi malam," kata manajer sekaligus temanku."Gimana aku bisa tidur kalau Noah ninggalin aku begitu saja? Dia mutusin semua hubungan denganku." Aku menjerit frustrasi dan marah.Manajerku terkejut melihat sikap kasar yang kutunjukkan. Ini pertama kalinya dia melihatku seperti ini. Biasanya aku selalu tenang dan terkendali."Ya ampun. Noah memang putus sama kamu, tapi ini bukan berarti kiamat, 'kan?"Aku mengepalkan tangan dan merapatkan gigiku saat mengingat ancaman Noah, yaitu surat perintah penahanan sementara. Yang lebih buruk lagi, dia mengumumkan putus hubungan denganku di

  • Wanita Pengganti Cintanya   Bab 92 Keluarga

    Sudut pandang Nikita:Awalnya, Noah tampak tidak memahami ucapanku."Heidi. Dia mantan pacarmu. Kamu pernah berpacaran dengannya sebelum aku muncul," kataku, mencoba menyegarkan ingatannya.Kerutan di wajah Noah menghilang dan dia mengangkat bahu seolah-olah masalah itu tidak mengganggunya."Kenapa nggak? Dia punya kemampuan. Lagi pula, kejadian itu sudah lama sekali. Aku yakin Heidi sudah melupakannya, sama sepertiku."Noah jelas tidak tahu apa yang kumaksud. Jadi, siapa yang bodoh sekarang?Aku mengangguk mengejek."Ya, dan kujamin dia belum melupakanmu. Dia adalah gunung berapi yang menunggu untuk meletus. Apa kamu nggak melihat caranya memandangmu? Gadis itu masih merindukanmu!" teriakku frustrasi."Memangnya kenapa? Aku nggak peduli kepadanya.""Noah!" tegasku memperingatkannya.Noah menyisir rambutnya ke belakang."Kamu mau aku bagaimana? Memecatnya?" balasnya.Apakah aku hanya membesar-besarkan masalah kecil?Aku berbalik untuk pergi saat dia mulai menjelaskan."Kayak aku peduli

DMCA.com Protection Status