Share

Bab 4. Jebakan?

Author: Gadis Nakal
last update Last Updated: 2022-10-19 16:35:29

Ruangan yang tadinya hening tiba-tiba diisi dengan suara tamparan yang terdengar nyaring, tepat mengenai wajah Amber. “Dasar kamu anak tidak tahu diuntung! Kamu benar-benar mempermalukan Ayah, Amber!” Rasa perih dari tamparan oleh gadis-gadis di sekolah sebelumnya semakin menjadi-jadi, tapi itu tidak sebanding dengan hatinya yang tersayat kata-kata sang ayah.

Mendengar amarah ayahnya membuat Amber tidak bisa berkutik, hanya air mata yang turun dari wajahnya yang bisa menggambarkan isi hatinya. Gadis itu menatap nanar ayahnya. Ketika dia pikir akan mendapat dukungan dari keluarga satu-satunya yang ia miliki, dia justru mendapatkan hinaan dan tamparan dari ayahnya sendiri. 

“Bukan aku yang memulai semua ini! Aku tidak bersalah! Gadis-gadis itu yang melakukan ini karena—“ Belum selesai Amber menyelesaikan pembelaannya, sang ayah sudah menyela dengan kasar. Tidak berniat untuk mendengarkan Amber lebih jauh.

“Tutup mulutmu!” geram sang ayah sembari menatapnya nyalang. “Pers*tan dengan apa yang terjadi. Mulai hari ini kamu akan sekolah dari rumah. Dengan begitu ... kamu tidak akan berani berulah lagi.” ucapnya dengan nada tinggi seraya berlalu pergi, meninggalkan Amber menangis sendirian dalam ruang tidurnya.

Hanya ketika waktu makan malam tiba, barulah ada orang yang berani mengunjungi ruangan Amber. “Nona Amber, makanan sudah siap. Waktunya makan malam,” panggil sang pelayan sembari mengetuk ruang tidur Amber. Namun, setelah sekian lama panggilan dan beberapa kali ketukan tak kunjung mendapatkan jawaban, pembantu itu pun membuka pintu dan melangkah masuk ke dalam ruangan. “Nona? Kenapa–”

Ucapan pelayan itu terhenti selagi matanya membelalak lebar menatap pemandangan mengerikan di hadapannya.

“Nona Amber!” teriak pelayan itu sembari langsung berlari menghampiri kaki Amber yang melayang di udara. Dia mencoba menaikkan tubuh gadis itu, merenggangkan cekikan tali pada leher Amber. “Tolong! Siapa pun! Tolong!”

...

Amber dibangunkan oleh perasaan sesak di dada, kedua matanya melirik ke arah ranjang yang kini hanya tinggal dia seorang. Aroma percintaan dengan tamunya tadi malam masih melekat kuat di ranjang dan juga tubuhnya.

“Sial,” ucapnya pelan sambil menghapus peluh di keningnya. Masih teringat jelas di dalam benak perihal ingatan kelam di masa lalu yang mengunjungi mimpinya. Orang tua, batin Amber, mengulangi pertanyaan Dominic di malam sebelumnya. Hal itu membuatnya mendengus sinis.

Setelah usahanya untuk mengakhiri hidupnya sendiri, ayah Amber tidak lagi ingin bertanggung jawab atas dirinya. Pria itu mengirimkannya ke rumah terpisah, membiarkan para pelayan menjaganya. Hal itu membuka jalan bagi Amber menuju kebebasan, dan tentunya … pergaulan dunia malam yang berujung menjadi tempat dirinya menemukan kebahagiaan.

Keluar kamu dari rumah ini! Kamu hanya bisa mempermalukanku! Mulai hari ini, namamu akan kucoret dari keluarga ini!” 

Makian sang ayah di kali terakhir pertemuan mereka membuat kebencian terpancar dari manik kuning keemasan Amber. Dia menggeram rendah, memaki Dominic karena telah membuatnya teringat akan kenangan yang ingin dia lupakan itu.

Tenanglah, Amber,batin Amber seraya meraih segelas air yang berada di atas nakas, lalu meminumnya. Selesai meneguk habis air di dalam gelas, mata wanita itu melihat ke sekeliling.Dia sungguh sudah pergi?

Tidak, Amber tidak peduli dengan bagaimana Dominic meninggalkan dirinya begitu saja. Dia mengharapkan hal itu.

Setelah memastikan tidak ada tanda-tanda barang pria itu dalam ruangan, Amber bergegas melompat turun dari tempat tidur. Dia berjalan menuju lemari pakaian yang pintunya telah sedikit terbuka itu.

Di sana, di nakas dalam lemari tempat sebuah brankas tergeletak, terdapat sebuah kamera yang berdiri di atasnya. Sekarang, kamu yang masuk jebakanku, Dominic Grey.’ 

Senyum lebar menghiasi wajah Amber ketika dirinya membongkar sisi samping kamera tersebut, berniat mengambil kartu memori yang tersimpan di dalamnya. Dengan rekaman dalam kartu tersebut, dia bisa merusak reputasi Dominic dengan menyebarkan kepada dunia perihal pergumulan panasnya malam tadi. 

Dirinya hanyalah seorang wanita penghibur, jadi reputasi bukanlah hal yang Amber perlukan. Bahkan, dia malah berniat menambah ketenarannya. Namun, bagi Dominic Grey yang terhormat ….

Namun, ketika matanya menatap slot kartu yang kosong, senyuman Amber sekejap menghilang. Kenapa tidak ada?! teriaknya dalam hati. Tidak mungkin dia lupa memasukkan kartu tersebut ke dalam slotnya, bukan? Aku yakin telah memasukkannya!

Tepat pada saat itu, barulah mata Amber mendapati keberadaan selembar kertas terlipat yang berada di atas brankas. Dia segera meraih kertas itu, berniat membuka untuk membacanya.

Mendadak, dering ponsel mengejutkan wanita tersebut, membuat Amber melangkah menghampiri nakas di sebelah tempat tidur dengan tergesa-gesa. Melihat nama yang terpampang di layar, ekspresi Amber menggelap. “Ada apa?” tanyanya begitu menjawab panggilan tersebut.

“Apa yang sudah kamu lakukan?!” suara seorang pria terdengar berseru lantang. “Bagaimana dia bisa mengetahui identitasmu?!”

Mendengar hal tersebut, alis Amber bertautan. Menyadari sesuatu, dia pun membuka kertas yang sedari tadi ada di tangannya dan membaca rentetan kata di atasnya. 

[Tidak semudah itu menjebakku, Amber Moore.]

Dengan emosi yang mulai mendidih di dalam hatinya, Amber meremas kertas tersebut dan berseru, “Dominic Grey, dasar pria baj*ngan!”

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Fenny Agnes
bab 3 & 4 sama plek..judulnya aja dibedain.
goodnovel comment avatar
aniek mardiana
masa lalu yang suram 🥲🥲
goodnovel comment avatar
aniek mardiana
masa lalu yang suram 🥲🥲
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 5. Lelaki Itu ….

    Seringai terpasang jelas di wajah Dominic, menggenggam sebuah kartu memori sambil keluar dari pintu lobi hotel. “Hah, dasar jal*ng kecil” batinnya. Netra cokelat muda milik lelaki itu ditundukkan ke kartu kecil di tangan kanannya.Aktivitasnya terhenti ketika sebuah mobil sedan hitam terparkir di depannya, menunjukkan seorang lelaki dengan setelan formal dan rambut yang disisir ke belakang. Lelaki yang merupakan asisten pribadi Dominic itu bergegas membuka pintu mobil dan mempersilakan dirinya untuk masuk.Sepanjang perjalanan, mata Dominic disibukkan oleh banyak pesan di ponsel pribadi miliknya. Barulah ketika selesai, pandangannya terangkat ke arah Will, asistennya. “Bagaimana dengan urusan muncikari di Kota B kemarin?” tanya Dominic.“Ulahnya mempengaruhi banyak klien dan juga wanita-wanita kita, Tuan. Sudah saya bereskan, kita tidak akan berurusan dengannya lagi.” jawab Will. Matanya masih fokus ke jalan sambil sesekali melirik ke atasannya.“Bagaimana dengan wanita-wanita di bawa

    Last Updated : 2022-10-21
  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 6. Rencana Selanjutnya

    “Kamu mengatakan bagaimana dia bisa mengetahui identitasku? Seharusnya aku yang bertanya padamu, Will!” teriak Amber, masih merasakan kesal karena rencananya yang gagal. “Oh ayolah, Amber. Sekarang kamu melemparkan kesalahanmu itu kepadaku? Seharusnya kamu bisa lebih berhati-hati. Aku sudah beberapa kali mengingatkanmu, kan?” ucap Will sembari memutar bola matanya.Tak pernah sekalipun terlintas di kepalanya kalau Dominic akan mengetahui identitas wanita itu terlebih dahulu. Amber merasakan amarahnya meluap mendengar jawaban dari lelaki itu, mengingat ketika Selena menghampiri Amber di kamar hotel dan memberi informasi baru terkait pekerjaan Dominic yang sebenarnya. “Hati-hati? Kamu bahkan tidak memberitahuku sosok Dominic yang sebenarnya, Will! Apa kamu pikir bisa semudah itu untuk mengetahui profil lelaki yang ternyata merupakan seorang mafia bengis?!” Amber mendengus kesal di telepon.Meskipun kesal, Amber tidak akan melupakan sosok Will yang merangkulnya dulu. Ketika SMA, hanya W

    Last Updated : 2022-10-21
  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 7. Perjodohan?

    Brak!Suara gebrakan di meja cukup menyita perhatian beberapa pengunjung yang ada di dalam restoran. Bukan hanya gebrakan, tapi dua orang lelaki menawan dengan warna mata yang sama itu memang sudah cukup menarik perhatian bagi siapapun yang melihat keduanya.“Perjodohan? Ayah sudah gila, ya? Memanfaatkanku sebagai alat transaksi?” Dominic sedikit mencondongkan tubuhnya, kedua matanya menatap tajam ke lelaki paruh baya dengan rambut sedikit memutih yang ada di hadapannya. “Kecilkan suaramu,” balas lelaki itu, seraya memberikan Dominic segelas air mineral dingin dan meletakkan di depan Dominic. Dominic merasakan wajahnya memerah, melihat ayahnya sendiri memasang wajah yang santai, tanpa ada rasa bersalah sedikitpun. Zaman sekarang, mana ada lelaki yang ingin dijodohkan? “Aku tidak akan pernah setuju.” tegas Dominic sekali lagi, tidak ingin menerima perintah ayahnya. Dominic bukanlah pria menyedihkan, untuk apa mengikat diri dengan satu wanita, jika dengan wajahnya saja dia bisa mendat

    Last Updated : 2022-10-24
  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 8. Rencana Pernikahan

    Dominic mendongak cepat, terkejut melihat sosok wanita yang kini ada di depannya. Netranya disambut oleh manik keemasan milik Amber yang menatapnya dengan menggoda.Amber menaikkan satu alisnya sambil menyeringai, seakan mengejek Dominic dengan kehadirannya.“Kenalkan, ini putri saya, Amber Moore. Amber, ini Dominic Grey. Dia yang akan menjadi pasanganmu nanti.” Lelaki paruh baya dengan setelan berwarna biru dongker itu dengan bangga memperkenalkan putrinya pada kedua pria berbeda generasi di hadapannya saat ini. “Dominic Grey,” ucap Dominic seraya menyambut uluran tangan Amber. Keduanya beradu tatap, bersandiwara seakan tidak pernah mengenal satu sama lain. Jabatan itu tidak langsung dilepas, Dominic bahkan sempat mengelus jemari Amber sebelum melepas tangannya.Suasana di ruangan privat restoran itu terasa dingin ketika semua sudah duduk. Kedua lelaki paruh baya yang sudah lama tidak bertemu itu disibukkan dengan pembicaraan bisnis, membiarkan Amber dan Dominic. Amber membolak-balik

    Last Updated : 2022-10-26
  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 9. Dua Minggu Lagi

    “Lakukan dalam dua minggu lagi.” Ucapan yang dikeluarkan dari mulut Dominic membuat Amber terkejut. Maniknya bergerak ke arah Dominic, mencari isyarat dari lelaki itu yang menunjukkan bahwa dia hanya bergurau. Namun, yang Amber dapatkan hanyalah wajah tampan Dominic yang menatapnya tanpa ekspresi. “Dua minggu? Apakah kamu yakin dengan keputusan itu?” tanya Jonathan, tidak percaya bahwa perjodohan atas dasar kerja sama perusahaannya akan berjalan dengan mudah. Ketika menjabat tangan Dominic untuk pertama kali, dia merasakan aura yang kuat dan dingin dari lelaki itu. Seakan, apa yang dia inginkan, pasti dia dapatkan. Oleh karena itu, Jonathan merasa terkejut dengan Dominic yang menerima perjodohan itu dengan senang hati.“Sangat yakin, Tuan Jonathan. Bahkan, saya sudah bicarakan ini dengan putri Anda tadi. Benar, Amber?” Dominic melirik Amber, menunggu jawaban. Wanita itu menatap Dominic dengan kilatan emosi di matanya, mencoba menahan amarah dengan menggigit bibirnya yang merah. Domi

    Last Updated : 2022-10-26
  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 10. Membuka Luka

    Kedua mata Selena membelalak tidak percaya, belum lagi dia merasa telinganya barusan pasti salah mendengar.“Maaf, apa aku tidak salah mendengar nama yang baru saja kamu sebutkan?” Selena bertanya pada Amber, karena dia ingin meyakinkan dirinya jika telinganya tidak sedang bermasalah.Amber menggeleng singkat.“Bagaimana bisa, Amber?”“Sebuah keajaiban mungkin? Selena ... ucapkan selamat, aku akan menikah dengan pria itu. Jadi setelah ini kamu tidak akan bekerja mengurus masalah klien ranjangku,” kata Amber.Selena mendesah pelan, dia hanya mengikuti apa yang diinginkan Amber, karena selama ini dia hanya bekerja pada wanita itu.“Lalu?”“Lalu, kamu akan tetap menjadi sekretarisku. Kamu tenang saja, Selena. Kemana pun aku pergi, kamu akan tetap ikut,” jawab Amber dengan yakin.Setidaknya Selena sedikit merasakan lega, dia tidak akan kehilangan pekerjaannya.“Hilangkan apa pun pikiran buruk yang ada di dalam otakmu, Selena. Kamu tidak akan pernah beranjak dari sisiku. Hubungan profesion

    Last Updated : 2022-10-27
  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 11. Kau Payah!

    “Tu-tunggu sebentar, Ayah mengundang mereka?” tanya Amber. Seringai tipis tersirat samar di wajah cantik Amber.Sungguh tidak terduga sama sekali dia akan bertemu kembali dengan Dominic dalam keadaan ‘normal’, bukan pertemuan yang menciptakan hawa panas dan juga penuh gairah. “Maaf, Ayah tidak memberitahumu. Awalnya aku ingin memberikan kejutan padamu, Amber. Tetapi setelah mendengar semua ceritamu, mari kita mengubah segalanya, apa kamu bahagia?” Jonathan bertolak pinggang, dengan anggun Amber menggandeng tangan kokoh ayahnya.“Hm, aku sudah tidak sabar.”Keduanya menuruni satu per satu anak tangga.Ada sedikit perasaan lega di dalam hati Amber, setidaknya akan ada Jonathan yang membantu meluluskan semua rencananya setelah ini. Berdamai dengan ayahnya, tetapi belum dengan masa lalu. Karena masa lalunya masih belum juga tuntas bagi Amber.“Maaf membuat kalian menunggu.” Kalimat Amber adalah pembuka percakapan di antara mereka malam ini.Kedua mata Dominic terpana untuk sesaat melihat

    Last Updated : 2022-10-27
  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 12. The Wedding Day

    Dua minggu kemudian pernikahan antara keduanya pun terjadi. Bukan resepsi yang diselenggarakan secara besar-besaran, memang mewah tapi hanya keluarga besar kedua belah pihak yang diundang.Amber selain meminta Jonathan mengundang keluarga besarnya, dia pun sengaja mengundang beberapa klien yang pernah melakukan transaksi dengan dirinya. Dia memang sengaja melakukannya.Dominic terus memperhatikan apa yang akan diperbuat wanita itu. Senyum Amber tak henti menghiasi wajah cantik dan angkuh miliknya, sesekali wanita itu sengaja melirik ke arah suaminya, hanya sekadar ingin mengetahui seperti apa reaksi Dominic.Amber memijat tengkuk lehernya, sedikit pegal, dan dia benci acara resmi seperti ini.“Sayang sekali gedung sebesar ini hanya dihadiri beberapa puluh orang. Kenapa kamu tidak mengatakan sebelumnya jika kamu hanya mengundang segelintir orang saja?” Ada sedikit nada keluhan dari mulut Dominic.Amber melihat perdana menteri yang pernah tidur dengannya pun ada di resepsi pernikahan mer

    Last Updated : 2022-10-27

Latest chapter

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 28. Dominic Dan Gengsinya

    Pembicaraan semalam berupa bumbu permintaan maaf Dominic pada Amber diacuhkan oleh wanita itu. Dia sedang tidak ingin memberikan hati pada Dominic.Amber bangkit turun dari tempat tidur, setelah semalaman beristirahat dia merasa tubuhnya menjadi sedikit lebih baik. Dia sempat berpikir, Dominic benar-benar ingin membunuh dirinya dengan membuat mati kelelahan saat bercinta dengan pria itu.Baru saja dia hendak bergerak keluar dari dalam kamar, dia mendengar suara getaran ponsel miliknya di dalam laci nakas.Amber tidak tahu, apakah Will ada menghubunginya atau tidak. Dilihatnya, tidak ada siapa pun di dalam ruangan yang bisa menjadi tempat memadu kasih antara dirinya dan Dominic.Tiba-tiba pintu terbuka, Dominic masuk membawakan satu nampan berisi bubur hangat untuk Amber.“Kamu sudah bangun, makanlah ini,” kata Dominic, berusaha menebus kesalahannya semalam pada Amber.“Hm, ya. Kamu tidak menaruh racun kan di dalam bubur itu?”“Ya Tuhan, apakah di dalam pikiranmu ... aku sama jahatnya

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 27. Kehangatan Dominic

    Dominic mengguncang pelan tubuh Amber, kepala wanita itu terkulai lemah, kedua mata menutup erat, membuat Dominic panik seketika.“Sayang ... bangun, jangan bercanda,” ucap Dominic, seraya mendekatkan bibirnya di telinga Amber.Beberapa menit Dominic mencoba membuat Amber sadarkan diri, tetapi usahanya sia-sia. Wanita itu benar-benar tidak bergerak sedikit pun. Dominic bergegas melompat turun dari tempat tidur dan mengenakan celana panjang, lalu dengan tergesa mengangkat tubuh Amber, menutupi dengan kemeja dan jas miliknya.Dengan bertelanjang dada, dan membawa tubuh Amber dalam dekapannya, dia melompati beberapa anak tangga sekaligus dan membuka pintu ruang rahasia miliknya.Saat hendak kembali ke dalam kamar, Dominic berpapasan dengan Hans, pria paruh baya itu terkejut melihat Amber yang tidak sadarkan diri di dalam dekapan Dominic.“Ada apa, Tuan?”“Hans, bawakan aku minyak angin, dan alat pengompres. Jangan menatap Amber terlalu lama,” perintahnya.“Baik, saya akan ambilkan. Mung

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 26. Aku Membencimu

    “No! Kamu gila, aku ini istrimu bukan—“Dominic menutup mulut Amber menggunakan penutup mulut berwarna hitam dengan aksesoris bola di bagian depan yang sudah disiapkannya, membuat Amber tak bisa terus menerus mengoceh padanya. Mulut Amber sedikit menganga karena bola kecil sialan.“Ehmph!” Kedua mata Amber memelototi Dominic, merasa kesal karena pria itu semakin semaunya memperlakukan dirinya.Dominic tertawa melihat wajah Amber kini terlihat panik saat dia mengarahkan lilin yang menyala ke arah tubuh istrinya.“Jangan terlalu tegang, Amber. Lilin ini bersuhu rendah, kamu tidak akan merasa sakit sedikit pun, justru ... kamu akan menyukainya,” kata Dominic. Amber meronta mencoba menarik kedua tangannya, menciptakan bunyi derit pada tubuh tempat tidur dari besi tersebut.“Huh!” Sial! Dia ingin berteriak, mengumpat, memaki, kalau perlu meludahi pria gila yang menjadi suaminya itu.Dominic mengusap wajah Amber, lalu mengecup pipi istrinya dengan lembut, sesuatu yang jarang dilakukan Domin

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 25. Desahkan Namaku, Amber ….

    Dominic mengeluarkan cambuk dan menggunakan ujungnya untuk menelusuri setiap lekuk tubuh Amber. Diangkatnya cambuk ke udara, lalu mendarat sempurna pada punggung mulus Amber, menciptakan bunyi yang cukup nyaring di dalam ruangan tersebut.“Akh!” pekik Amber.“Kenapa kamu ingin membunuhku?” tanya Dominic.Amber menggeleng, dia berusaha untuk menyangkal, tidak ingin membuat Dominic menjadi jauh lebih kejam dari yang sekarang. Dia harus memutar otak untuk memberi jawaban pada pria itu. Merasa bukan itu jawaban yang diinginkannya. Dominic kembali memberikan satu pecutan pada Amber, kali ini mengarah pada bagian bokong wanita itu.“Ssh! Dominic!” Amber memekik sekali lagi, rasanya perih.“Jawab aku, Sayang.”“Aku tidak mengerti maksudmu,” jawab Amber. Rasa dingin dari suhu di dalam ruangan, kini mulai menggerogoti tubuh Amber, merayap masuk ke sela pori-pori halus tubuh telanjang Amber.“Jangan berpura-pura, kamu pikir ... aku tidak mengetahui apa pun? Daging merah yang kamu masak untukku,

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 24. Blind Taste

    “Aku mohon ... aku ingin menyentuhmu, merasakan rasanya bercinta seperti orang normal,” lirih Amber. Wajahnya tidak lagi bisa berbohong jika saat ini dia pun sangat menginginkan sentuhan-sentuhan nakal dan liar Dominic.Dominic menarik kedua tangan Amber yang telah diikatnya ke belakang dengan dasi, dia akan menunjukkan sesuatu pada Amber.“Aku akan menunjukkan sesuatu padamu yang lebih menegangkan dari sebelumnya, Sayang. Bagaimana?”Rasanya tubuh Amber benar-benar lemas kehilangan tenaga. Entah apa lagi yang ingin ditunjukkan Dominic padanya, ini hari ke sembilan dia hidup serumah bersama Dominic, awalnya Amber mengira ... dia mampu menguasai Dominic, tapi sampai detik ini, Amber selalu tidak bisa membuat Dominic kalah dengan rengekan dan juga rayuan dari mulutnya yang manis.“Jangan terlalu kasar, Dom! Kedua tanganku kamu tarik dengan paksa, sakit!” pekik Amber yang kelihatan tidak berdaya, bahkan untuk melawan sedikit pun dia tidak memiliki ruang gerak.“Sebelumnya ... aku tidak m

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 23. Let Me Taste You, Baby

    Benar saja, mobil Dominic memang sudah berada di garasi lebih dulu dari Amber, berarti pria itu tidak hanya sekadar membual dengan mengatakan dia sudah berada di rumah dan menunggu kedatangan Amber.Perlahan wanita itu membuka pintu, lalu menjulurkan kepalanya ke dalam, dia tidak ingin tiba-tiba Dominic menyergapnya secara tiba-tiba seperti beberapa hari yang lalu. Amber melangkah masuk dengan langkahnya yang teratur, lalu melihat seorang kepala pelayan ada di sana.“Hans, di mana tuanmu berada?” tanya Amber.“Tuan Muda berada di ruang kerja, tadi saat dia pulang, dia menanyakan pada saya mengenai Nyonya Muda. Saya mengatakan, jika Nyonya pergi keluar,” jawab Hans apa adanya tanpa melebih-lebihnya kata-katanya.“Baiklah, aku akan ke sana menemuinya. Dia tidak ada membicarakan hal lain?”“Tidak ada, Nyonya.” Hans pun tidak banyak bicara, setelah tahu Amber berhenti bertanya, dia pun menyingkir dari hadapan Amber. Wanita itu pun mendengus pelan, dia tahu, jika dia menghampiri Dominic, m

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 22. Cepat Pulang, Sayang ….

    Amber tertawa mendengar kalimat yang baru saja diucapkan Will, dia tidak menganggap serius sama sekali kata-kata Will barusan.“Kamu sama saja seperti pria-pria dungu yang selalu tidur bersamaku. Simpan mimpimu, Will. Selamanya, hubunganmu denganku adalah sebuah kerjasama. Kamu kuberikan uang, dan kamu memberiku informasi yang kuinginkan, paham?” jawab Amber ketus.Will terpaksa tertawa, karena dia tidak ingin terlihat seperti pria bodoh. Biarkan saja Amber berpikir, jika apa yang dikatakan Will tadi hanya sebagai sebuah candaan saja.“Baiklah, tidak ada hal lain yang ingin kamu katakan, kan?” Will menggeser posisi bokongnya di bangku, lalu melirik ke arah jam di pergelangan tangan, sebentar lagi dia harus kembali ke kantor. Masih banyak urusan pekerjaan yang harus dia selesaikan.“Sepertinya tidak ada.”Will mengeluarkan beberapa lembar kertas di atas meja, sepertinya informasi tambahan di dalam kertas-kertas itu akan sangat berguna bagi Amber nanti, jadi Will sudah membuat salinanny

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 21. Kukabulkan Keinginanmu

    Bekerja di perusahaan benar-benar menyita waktu Amber, dia tidak bisa melakukan kesenangannya yang seperti biasa. Beruntung … Selena ada bersamanya, jika tidak Amber benar-benar kewalahan.Hari pertama yang sangat menyebalkan bagi Amber. Dia lebih suka berada di dalam kamar apartemen, lalu memanjakan tubuh pergi ke spa, klinik kecantikan, daripada mengurus dokumen-dokumen kerjasama antar perusahaan, mengecek laporan keuangan, dan beberapa tetek bengek lainnya.“Hah! Aku bisa cepat tua jika melihat semua laporan-laporan ini,” gerutu Amber, lalu menutup laptop miliknya. Lebih menyedihkan, begitu Jonathan menyerahkan perusahaan padanya, pria paruh baya itu berkata, dia hendak bersenang-senang dengan menghilangkan penat di luar negeri. Amber menekan nomor extension yang tersambung ke ruangan Selena, lalu melirik sekilas ke arah jam di dinding. Sudah hampir makan siang, dia bisa bernapas lega dan mengistirahatkan pikiran untuk sejenak.“Ada apa, Am?”“Segera ke ruanganku,” perintah Amber

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 20. Pekerjaan Baru

    Dominic kembali naik ke atas tempat tidur, lalu ikut berbaring di samping Amber yang masih belum sadarkan diri. Memperhatikan wajah Amber yang sedang tertidur, seperti ada sensasi tersendiri bagi Dominic.Wanita itu terlalu cantik dan juga sempurna bagi Dominic, tapi ...sampai detik ini dia belum merasakan perasaan lain pada wanita yang sudah satu minggu lebih menjadi istrinya.“Amber Johns atau Amber Moore, kamu tahu ... aku selalu ingin mendengar suara desahanmu, Sayang. Kamu benar-benar membuatku hilang kewarasan,” bisik Dominic.Lengan kekar Dominic melingkar di pinggang Amber, lalu dikecupnya dengan penuh kasih pipi wanita itu. Dominic menguap, tanpa mengganti pakaian, dia pun tertidur....Amber baru saja selesai membersihkan dirinya, lalu wanita itu turun dari lantai dua menuju ke arah ruang makan. Dia heran, siapa yang menggantikan pakaian miliknya semalam?Pikiran dan tubuhnya terasa lebih segar dari sebelumnya.“Selamat pagi, kamu sudah bangun. Aku pikir kamu akan tertidur s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status