Selamat membaca Kakak, semoga Suka dengan ceritanya, makasih
Benar saja setelah tiba di kampus tidak ada lagi pengawal yang terus mengikutinya, hidupnya benar-benar bebas lepas tanpa pengawalan. Senyum bahagia terukir manis di bibirnya, tulisan terima kasih dia kirim untuk kekasihnya tak lupa emot cinta dibelakangnya. Semenjak diberhentikannya dua pengawal yang terus mengawasi Rara membuat Amanda berani mendekati adik sepupunya bahkan dia meminta uang. "Uang darimana sih Kak, ini aja aku tidak bawa uang sama sekali." Seolah tak percaya, dia mengambil tas Rara dan menggeledah isinya, benar saja dia tidak menemukan apa-apa selain buku. "Percuma punya sugar daddy kalo nggak punya duit," ejeknya. Ejekkan Amanda tidak membuatnya kesal, tapi dis sedikit shock dengan sikap kakaknya yang berubah kembali. "Ternyata penyesalan waktu itu palsu." "Memang." Dengan tertawa keras Amanda mendorong tubuh Rara sehingga sang adik terjatuh ke lantai. Di sisi lain Raymond yang mendapatkan laporan dari pengawal Rara nampak marah, sebenarnya Raymond tidak b
Lelah memikirkan hadiah untuk sang kekasih gadis itu malah tertidur di sofa.“An, Tuan Raymond akan ulang tahun menurutmu apa yang pantas aku beri?”Tak mendapatkan ide hadiah untuk kekasihnya Rara bertanya pada sahabatnya siapa tahu sahabatnya memiliki ide.“Nggak usah dikado, Tuan kamu uangnya banyak aku yakin dia juga tidak mengharapkan kado darimu.” Meskipun benar tapi Rara tetap tidak setuju, hari ulang tahun adalah hari yang spesial bagi seseorang jadi dia wajib memberikan kado meski yang sedang ulang tahun tidak mengharap hadiah darinya.“Mana boleh seperti An,” protes Rara.Di saat bingung tiba-tiba Rara mendapatkan ide, dia ingin membuat kue spesial untuk sang Tuan kekasih. “Bagus Ra, ide kali ini cemerlang sekali,” gumamnya.Sepulang dari kampus, Rara pergi ke ruang istirahat koki dan juga pelayan, dia meminta koki untuk mengajarinya membuat kue.“Nona untuk ulang tahun Tuan, kami sudah membuat kue jadi anda tidak perlu repot-repot membuatnya lagi.”Melihat para koki dan pel
"Tuan orang tua Anda datang untuk merayakan hari ulang tahun anda." Laporan David membuat Raymond cukup senang.Sekian Lama tidak berjumpa akhirnya kini dia dapat melihat wajah kedua orang tuanya kembali."Ayo pulang." Tak sabar bertemu kedua orang tuanya Raymond segera mengajak David untuk pulang.Sesampainya di rumah pria itu mendapatkan kejutan yang bertubi-tubi, pertama kejutan dari para pelayan ya mungkin selalu dia dapat setiap tahunnya, yang kedua kedatangan kedua orang tuanya dan yang ketiga adalah wanita yang dibawa orang tuanya."Selamat ulang tahun Putraku semoga bertambahnya usiamu kamu akan memikirkan untuk berumah tangga."Ucapan sang Papa membuat Raymond tersenyum kecut, memang sudah ada keinginan untuk menikah namun waktu tidak dalam waktu dekat ini."Nanti aku pikirkan lagi Dad," sahutnya.Segera Mama Raymond mendekati anaknya, "Jessica wanita yang baik, Mommy Rasa cocok untuk kamu." Sontak Raymond menggeleng, dia sudah memiliki wanita yang tengah mengobrak abrik hat
"Berhenti!" Teriakannya tak membuat gadis itu berhenti. Karena tak digubris Raymond akhirnya mempercepat langkah kakinya. "Aku memintamu untuk berhenti tapi kenapa kamu terus berlari!" Tangannya berhasil menggapai tangan Rara. Tak tahu harus menjawab apa Rara hanya diam dengan menatap sang Tuan dengan tatapan yang sulit diartikan. "Aku bertanya!" Lagi-lagi wanita itu hanya diam yang kemudian terlihat menggelengkan kepala. Merasa putus asa Raymond pun menggandeng Rara masuk ke dalam kamar, dan sekali lagi dia bertanya. "Jawabannya karena saya kesal!" Suaranya meninggi. "Wanita mana yang bisa melihat wanita lain bermanja-manja pada kekasihnya." Ternyata masalah kali ini adalah cemburu. Raymond terlihat tersenyum. "Aku tidak menginginkannya karena yang aku inginkan hanya dirimu," bujuknya. Rara hanya bisa mengangguk meski hatinya kini tak karu-karuan, bagaimanapun juga Jessica adalah wanita pilihan kedua orang tua Raymond. "Takut akan Kehilangan dan sebuah perpisahan membuat
Jessica menganggap Rara sebagai pengganggu yang harus segera diusir padahal di sini yang sebenarnya pengganggu adalah Jessica.Tak ingin harga dirinya terus diinjak-injak oleh Jessica maupun orang tua Raymond, Rara memutuskan pergi dari rumah sang Sang Tuan."An boleh kan aku nginep di rumah kamu." Tak tahu harus ke mana akhirnya Rara pergi ke rumah Ana sahabatnya.Baik Ana maupun kedua orang tuanya menyambut Rara dengan baik, bahkan mereka mengizinkan Rara untuk tinggal di rumah mereka.Baru saja mereka selesai bercerita dan bercanda tiba-tiba seorang yang berpakaian hitam-hitam mendatangi rumah Ana, ya mereka adalah para anak buah Raymond yang datang untuk menjemput."Aku tidak ingin ikut kalian." Tolak Rara dengan tegas."Sayangnya Tuan Raymond tidak memberikan opsi itu pada anda Nona, tolong ikut kami atau kami akan membawa anda secara paksa." Lagi-lagi ancaman mereka membuat Rara menyerah."Baiklah." Ana dan kedua orang tuanya nampak khawatir namun segera Rara meyakinkan mereka
Mama Raymond dan Jessica berusaha mencari tahu di mana Rara tinggal sekarang, banyaknya rumah dan apartemen yang dimiliki oleh sang anak membuat Mama Raymond bingung. "Dimana dia menyembunyikan wanita itu!" Dia begitu kesal karena tak kunjung menemukan tempat tinggal Rara yang baru. "Kita ikuti Raymond saja Tante." Ide cemerlang Jessica sarankan pada wanita paruh baya itu. Benar saja, mereka menyiapkan orang untuk mengikuti Raymond, dan setelah mendapatkan informasi kedua wanita jahat ini bertindak. Di saat Raymond belum pulang dari kantor, mereka berdua datang ke penthouse. Ketika Rara membukakan pintu dia nampak terkejut dengan kedatangan Mama Raymond dan juga Jessica. "Tuan Raymond belum pulang." Rara berharap mereka pergi setelah tahu jika Tuannya belum datang tapi Mama Raymond dan Jessica tetap masuk melewatinya yang berdiri di ambang pintu. Kedua bola mata Jessica memutar melihat kemewahan penthouse milik orang yang dijodohkan dengannya. "Enak sekali hidupmu, dipelihara
Bell trus berbunyi, tapi Rara tak berani membukakan pintu, sesuai pesan Raymond kemarin jika Rara tidak diizinkan membuka pintu. Mama Raymond dan Jessica merasa kesal karena pintu tak kunjung dibuka hingga mereka meminta bantuan pihak manajemen apartemen untuk membantu mereka. Karena mendapatkan bantuan dari pihak manajemen akhirnya Rara membuka pintu, namun siapa sangka yang datang bukanlah cleaning service melainkan Mama Raymond dan juga Jessica. Sebelum diperbolehkan masuk, Mama Raymond dan Jessica masuk terlebih dahulu yang kemudian diikuti asistennya. "Ada apa lagi kalian datang kemari?" tanya Rara. Assiten Mama Raymond meletakkan koper yang dia bawa. "Buka." Segera asisten tersebut membuka koper, isinya penuh dengan tumpukan uang warna merah. "Alasan kamu bertahan pasti karena uang, ini ada uang satu miliar dan pergilah dari hidup Raymond!" Rara terpaku memandang Mama kekasihnya, tak disangka pandangannya terhadap dirinya serendah itu, padahal yang membuat dia bertahan
Kedua pria itu terkejut terlebih Raymond, raut wajahnya berubah siapa sangka Rara akan turun dan mengetahui apa yang telah terjadi di dapur. Tak kunjung mendapatkan jawaban, dia berjalan mendekat. Melihat keadaan dapur yang kacau balau membuatnya membolakan mata selebar-lebarnya. "Tuan-tuan apa yang kalian lakukan? kenapa dapur bisa seperti kapan pecah begini." Wanita itu seakan tak percaya dengan apa yang terjadi. Beberapa waktu yang lalu, dapur masih dalam keadaan yang bersih, tapi kini sudah seperti kapal pecah. Bola mata wanita itu menyelidik, hal yang membuatnya terkejut adalah saat telur yang baru dia beli sudah habis padahal dia baru mengambil satu butir. "Telur aku!" teriaknya kemudian berjalan di samping David. Tak tau harus menjawab apa David hanya menunjukkan tangannya yang masih memegang cangkang telur. "Sebenarnya ada apa ini?" Rara kembali bertanya. Raymond mengkode David untuk diam, tapi David tetap mengatakan yang sebenarnya. "Tuan Raymond ingin makan mie insta