"Jenazah ayahku akan datang dan ini adalah rumahnya, kediamannya, dan aset miliknya. Kau sama sekali tidak memiliki hak untuk mengusirku dan jenazah ayahku pergi dari apa yang menjadi haknya," jelas Bob yang nyaris hilang kesabaran menghadapi tingkah Nova.
"Ha-ha-ha, kau bercanda? Mansion ini telah beralih kepemilikan atas namaku. Ha-ha-ha," cibir Nova."Apa kau bilang? Itu tidak mungkin!" ujar Bob tak percaya."Ya, Robin telah membuat surat wasiat. Ia mewariskan seluruh hartanya kepada kedua putraku. Ia hanya mengakui dan mewariskan hartanya kepada keturunan laki-lakinya saja. Sedangkan Mansion ini sengaja diberikan padaku sebagai wujud terima kasihnya karena telah memberinya dua orang cucu laki-laki," jelas Nova dengan angkuh."Hari ini aku resmi menutup pintu rumahku ini dari kalian semua. Kau dan istrimu bahkan Carolina tak lagi diperbolehkan untuk menginjakkan kaki disini." Nova menekankan penjelasannya."Kurang ajar! Aku telah salah menilaimu, ternyata benaWaktu menjelang malam, para pelayat pun telah berangsur-angsur kembali ke rumah masing-masing. Rumah Bob dan Suzy kembali sunyi seperti sedia kala, hanya ada satu dua orang pelayat yang masih belum berniat pulang dan masih mengobrol dengan Bob."Kudengar direktur baru Williams Skyworks masih muda namun Ia seorang yang sangat kaya raya. Bahkan ia membeli perusahaan keluarganya itu sehingga ia menjadi satu-satunya pemilik sah dari Williams Skyworks," ucap Tuan Nando."Benarkah, dia sangat hebat! Oh ya sekarang menantuku bekerja di sana, Williams Skyworks. Ya walaupun hanya sebatas sebagai manajer pemasaran. Tetapi dia bekerja di sebuah perusahaan besar seperti itu tentu saja itu cukup bisa untuk dibanggakan. Setidaknya istriku itu tidak terus-menerus memojokkan suami Layla itu. Meski dulu aku juga sempat terhasut untuk memisahkan Layla dan suaminya, sebenarnya aku tidak pernah punya masalah dengan pria itu. Dia baik dan penurut," ujar Bob menceritakan tentang Logan."Siapa
Matahari pagi menerobos masuk melalui jendela kamar Layla dan Logan. Masih dengan posisi yang sama seperti semalam, sepasang suami-isteri itu masih saja saling memunggungi satu sama lain. Meski telah sama-sama terbangun, keduanya tetap bergeming seakan malas untuk beranjak memulai aktivitas pagi mereka.Dikamar lain, Bob dan Suzy juga masih merasa dalam suasana berkabung, sehingga membuat mereka malas untuk beranjak dari tempat tidur. Bob seakan kehilangan semangat mengingat sang ayah, Robin yang kini telah tertimbun tanah dikuburnya. Hubungan Bob dan Robin memang memburuk sejak dua tahun lalu, yaitu semenjak Bob menikahkan Layla dengan Logan. Namun, Bob tetap berusaha berlaku baik bahkan memperlakukan Robin sebagai seorang ayah yang seakan tidak pernah berbuat buruk kepadanya. Biasanya menjelang tengah hari Bob akan datang ke Mansion dan menemani Robin menonton berita atau sekedar berdebat tentang bisnis. Pikiran Bob sejenak melayang mengingat kenangan tentang mendiang Ayahnya. Sang
Ketika itu di dalam Mansion Johnson family, ada tiga keluarga yang tinggal di satu rumah dalam keluarga besar Johnson. Mereka adalah kakek Robin dan nenek Almira, pasangan Bob-Suzy beserta anak mereka, Layla, dan pasangan Raymond-Nova beserta kedua anaknya, Nathan dan Andrew.Seperti halnya banyak keluarga yang tinggal dalam satu rumah lainnya, seiring waktu masalah pun datang. Salah satunya dipicu dari ketidaksukaan Almira kepada menantunya, Nova. Seringkali kedua wanita itu cekcok karena perbedaan pendapat, terutama karena Nova terlihat iri terhadap sikap Almira yang begitu sangat menyayangi Suzy dan anaknya, Layla. Kecondongan Almira juga ditampakkan dengan caranya memanjakan Suzy dan Layla. Almira seringkali melebihkan jatah bulanan Suzy. Namun, iya memotong jatah bulanan Nova. Kecemburuan tersebut terjadi selama bertahun-tahun dan telah mendarah daging dalam tubuh Nova sehingga membuatnya sangat membenci keluarga Johnson terutama Almira dan Bob sekeluarga.Ketika para cucu-cucu
Robin meminta Suzy untuk memastikan bahwa Layla harus tetap perawan agar Suzy dan Layla mendapatkan warisan darinya. Suzy yang sedikit mata duitan, tentu saja tertarik. Ditambah lagi tidak ada Almira yang biasa membelanya, iya mulai berusaha untuk memperoleh dukungan dari Robin Johnson. Namun karena tidak tinggal serumah Robin tetap terlihat lebih menyayangi Nova dan anak-anaknya daripada Suzy dan Layla. Kecondongan Robin pada Nova ditunjukkan dari bagaimana Robin memberikan sebagian saham perusahaan untuk Nova dan kedua anaknya. Kejadian itu adalah setelah kematian Raymond Johnson yang mengalami kecelakaan udara ketika private jet yang ditumpanginya jatuh hingga membuatnya meregang nyawa. Robin beralasan agar Nova dan anak-anaknya tidak terlalu bersedih ia pun memberikan sebagian saham perusahaan. Selain itu ia juga memberikan jabatan sebagai CEO Johnson Architect kepada Nathan.Kecondongan Robin pada Nova ditunjukkan dari bagaimana Robin memberikan sebagian saham per
"Sayang, kamu tidak ingin keluar? Aku sangat lapar," keluh Logan setelah ia merasa lelah terus-menerus berbaring. Memang bukanlah kebiasaannya bermalas-malasan di pagi hari. Ia selalu menyibukkan diri dengan kegiatan kebugaran di pagi hari. Benar saja, dapat dilihat ia memiliki tubuh yang indah, dengan lekukan otot di seluruh bagian tubuhnya. "Aku sedang merasa tidak sehat, Log!" keluh Layla lirih."Astaga kamu demam, Sayang." Logan menyesal telah bersikap tak acuh kepada Layla selama semalaman. "Emh.. kurasa aku terlalu lelah menangis saja, Log," ucap Layla beralasan karena tidak ingin membuat drama di pagi hari. "Kurasa aku harus pergi ke kantor sekarang!" imbuhnya sembari berusaha untuk bangkit dengan bersusah payah. Ia merasa kepalanya berdenyut nyeri hingga membuatnya merasa sangat berat untuk bangkit dari posisi tidur. Benar saja, Layla pun tersungkur jatuh hingga kepalanya terantuk tepian meja."Astaga, Sayang. Kamu baik-baik saja?" ucap Logan yang terk
"Sayang apa yang kamu rasakan? apakah masih pusing?" Logan begitu bersemangat menyapa Layla seketika setelah Layla membuka matanya. Layla mengerutkan keningnya menunjukkan bahwa Ia memang masih merasakan pusing."Kamu membawaku kerumah sakit? Dimana ayah dan ibu? Aku takut mereka khawatir." Layla justru tidak mengkhawatirkan dirinya sendiri melainkan kedua orang tuanya."Tenanglah Sayang ayah dan ibu ada di rumah dan mereka tidak tahu bahwa aku membawamu ke rumah sakit. Tadi mereka masih ada di dalam kamar, mungkin mereka masih terlalu bersedih karena ini masih dalam masa berkabung atas kehilangan kakekmu," jelas Logan yang membuat Layla merasa lebih lega. "Apakah tekanan darahku rendah? Aku memang sering kali merasa seperti ini jika tekanan darahku tiba-tiba turun. Tapi sepertinya ini baru pertama kalinya aku pingsan seumur hidupku," ucap Layla merasa heran dengan kondisinya yang tiba-tiba sangat drop."Tenanglah, Sayang. Kamu baik-baik saja hanya saja kita harus l
Logan masih berlarian di area klinik hingga beberapa kali ia menabrak orang di sekelilingnya. Hingga suara yang sangat dikenalnya terdengar di telinganya."Log? Kamu sedang apa?" Layla menyapa Logan dengan tampang bingung. Spontan Logan pun memeluk Layla tak peduli Layla bertanya-tanya tentang sikap anehnya."Ada apa, Log?" Layla mengulang pertanyaannya."Kita harus segera pergi. Nanti akan kujelaskan. Ayo!" Logan menarik tangan Layla dan membimbing Layla menuju tempat ia memarkirkan mobilnya." "Kalian sudah siap? Aku dan Layla sudah didalam mobil. Kami akan segera berangkat," ucap Logan di dalam sambungan teleponnya."Kami diposisi Tuan. Anda bisa langsung meluncur ke jalan raya," ucap Jovi."Log? Ada apa?" tanya Layla dengan ragu-ragu karena melihat Logan begitu paniknya."Aku belum bisa menjelaskan semuanya sekarang. Intinya, kita sedang dalam bahaya karena salah seorang musuhku mengintai kita. Maka kita harus segera pulang ke Mansion untuk berli
Layla yang masih gemetar tiba-tiba menggigil dan lemas. Ia terduduk di sofa ruang tamu dengan menekuk lututnya. Logan segera mengambil selimut untuk menghangatkan tubuh Layla yang tengah terkena shock setelah mengalami kejadian menegangkan. "Tolong bawakan aku teh manis hangat sekarang," titah Logan yang langsung dilaksanakan oleh para pelayan di Mansion tersebut. Tak butuh waktu lama, teh hangat pun terhidang di hadapan Layla. Ia pun segera meneguk tehnya sembari menghirup aroma teh tersebut dalam-dalam. Seketika tubuhnya bereaksi. Jantungnya perlahan menurunkan ritme detaknya. Giginya berhenti bergemelatuk. Perutnya yang mual mulai merasa nyaman, sehingga keringat dingin yang keluar dari pori-pori kulitnya pun mengering. Ia lebih merasa tenang di dan nyaman."Kamu sudah lebih baik?" tanya Logan, memandang iba pada diri Layla. Ia merasa bersalah telah membuat Layla masuk dalam kehidupannya yang sering kali harus mengalami situasi berbahaya. "Iya, Log. Aku sudah baik-b
Tok... Tok... Tok..."Ohhh, shit kau tidak menutup pintunya Log." Layla spontan menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya yang basah dengan peluh."Ha-ha-ha, tenang sayang itu hanya Jack yang mengantar makanan untukmu," ujar Logan yang tak tahu malunya berjalan begitu saja kearah pintu untuk mengantar troli makanan Layla sembari bertelanjang tanpa sehelai benangpun."Kau gila, kenapa bertelanjang seperti itu. Memalukan!" gertak Layla kesal."Tadi bukankah kau melakukan hal yang sama?" Logan menarik troli yang telah ditinggalkan oleh Jack dan menutup pintu kamarnya."Enak saja! Itu tidak sama, aku melakukannya karena tidak tahu bahwa disana ada tamu yang menginap. Sedangkan kamu, kau tahu ada Jack diluar dan tetap saja berpenampilan bugil seperti itu, memalukan!" elak Layla."Ha-ha-ha, Jack tidak akan tinggal jika tahu kita sedang bersenang-senang. Dia hanya mengetuk untuk memberi tahu bahwa makanan telah tiba." Logan sungguh tidak menyadari bahwa kegiatan panasnya telah dinikmati
"baiklah hukuman pertama, kamu harus memijat punggungku," ucap Layla dengan senyum licik. "Itu mudah." Logan pun sibuk mencari minyak gosok untuk memijat Layla. Namun kemudian logan berhenti dari aktifitasnya sejenak karena melihat Layla bukannya berbaring dan menunggu Logan, tapi justru berganti pakaian renang two piece berwarna merah yang hanya menutupi sebagian kecil saja dari tubuh indahnya."Ayo tuan Logan, kau ini jadi memijatku atau tidak?" Layla dengan santainya melenggang keluar dari kamar tanpa memakai kimononya."Sa... Sayang... Kamu mau kemana? Pakai Kimonomu sebelum sampai di kolam renang. Ini masih siang, banyak orang di luar." Logan begitu panik, karena mengingat dokter Ashley, Miki, dan Benny masih tinggal dirumahnya dan tidur di paviliun yang berada tepat di tepi kolam renang. Layla tak peduli dengan celotehan Logan. Ia justru meninggalkan suaminya itu dengan acuh.Logan seketika mengejar Layla yang terlihat menuju ke arah kolam renang. "Sayang tunggu, kamu sedang
Layla cukup tercengang dengan cerita Jack tentang Logan. Ia juga begitu penasaran dengan sosok Lucy yang menurut Jack begitu berarti bagi Logan. Perasaan cemburu sedikit menyentilnya, mengetahui bahwa ia bukanlah wanita pertama bagi Logan, juga karena Logan pernah begitu mencintai wanita selain dirinya."Aku benar-benar tidak tahu apa-apa tentang suamiku," sesal Layla."Jika saat ini Tuan Logan belum membuka seluruh jati dirinya pada anda, saya rasa ada dua kemungkinan sebabnya. Yang pertama, Tuan Logan belum siap bercerita pada Anda. Atau yang kedua, Tuan Logan memang tidak ingin menceritakan masa lalunya pada anda karena ingin berfokus pada masa depannya bersama Anda dan bayi yang tengah Anda kandung." Jack berusaha membesarkan hati Layla."Aku masih penasaran dengan insiden yang hampir membahayakan nyawamu, dan juga penyebab mantan kekasih Logan itu meninggal dunia." "Itu..., sebenarnya saya malu mengakuinya. Saat itu kondisi perekonomian saya sedang sangat buruk. Saya mempunyai h
Layla mulai gelisah karena Logan tak kunjung pulang semenjak berpamitan tadi pagi. Layla berpikir keras, kira-kira apa yang akan dilakukan oleh Logan dengan penampilannya yang paripurna tersebut. "Dimana kamu Logan, kenapa belum juga pulang?" gumam Layla sembari menimang-nimang ponselnya karena bingung harus menelepon Logan atau tidak. "Masa bodoh, aku tidak akan peduli!" ucapnya kesal pada Logan namun tak bisa melampiaskan kemarahannya."Bahkan aku berdandan untuk kesia-siaan. Dasar bodoh, dan murahan!" oloknya pada dirinya sendiri."Apa yang kupikirkan hingga aku begitu bersemangat untuk merias diriku. Dasar wanita murahan." Layla begitu kesalnya hingga melampiaskan amarahnya pada pantulan dirinya sendiri di dalam cermin.Karena merasa malu dengan dandanannya yang sangat nampak berusaha menggoda Logan, dan sayangnya Logan sendiri justru sibuk dengan dunianya sendiri. Layla pun menghapus makeup yang menempel di wajahnya. Merapikan kembali seluruh lingerie
Setelah berhasil membodohi Layla dan kedua orangtuanya Logan menyusun rencana berikutnya dan kini melibatkan Dokter Ashley. Tentu Karena Logan Akhirnya memutuskan untuk menandatangani surat perjanjian pengaksesan otak Lucy. Logan merasa tindakan ini sangat mendesak untuk dilakukan mengingat ancaman dari komplotan musuhnya tentang Layla bukanlah ancaman kosong belaka. Logan tidak ingin mengulang kesalahan untuk yang kedua kalinya, yaitu abai dengan keselamatan orang terdekatnya. Logan berupaya bagaimana caranya segera mengetahui dalang dibalik kematian Lucy yang mungkin kini mengincar Layla. Ia sangat berharap, setelah berhasil mengakses otak Lucy dan mengetahui siapa penjahat itu, ia bisa segera bebas dari ancaman tersebut dan bisa berbulan madu dengan tenang bersama Layla. Mempunyai banyak anak dan menua bersama Layla.Logan telah berpakaian sangat rapi dengan menggunakan tuxedo seakan ia akan pergi menikahi seorang gadis. Namun nyatanya, ia berdandan serapi itu adalah untuk me
"Tuan Williams sangat membutuhkan Layla disisinya. Kami berjanji akan menjaga Nyonya Layla Johnson dengan baik. Juga, memberikan pengobatan yang terbaik pada Tuan Williams." "Bagaimana ini Bob?" Suzy panik."Ayah ijinkan aku, kini aku harus berbakti kepada suamiku, seperti ibu berbakti pada Ayah. Tolong jangan egois, aku sangat mencintai Logan." Layla yang tidak tahu menahu soal sandiwara Logan, begitu terbawa suasana hingga menangis tersedu-sedu.Karena hal itu dengan berat hati Bob dan Suzy mengantar anak dan menantu mereka ke bandara untuk penerbangan ke Singapura. Setelah pesawat yang ditumpangi oleh Layla dan Logan take off, Bob dan Suzy pun memutuskan untuk pulang ke rumah mereka. Namun, disisi lain setelah sesi drama antara Layla dan kedua orangtuanya, Logan dan Layla masuk untuk check in dan pemeriksaan. Kemudian barulah setelah itu, bukannya membawa Layla menuju ruang keberangkatan, justru Logan mambawa Layla menuju pintu keluar bandara."Log, harusnya kita
Logan terbangun di ranjang milik Jack. Hal itu berkat usaha Suzy dan Bob yang susah payah memindahkan tubuh Logan. "Lucy...." Logan berteriak diujung mimpinya. Entah apa yang terjadi di khayalannya selama ia pingsan."Log?" Layla memberanikan diri untuk mendekat."Awas, dia belum stabil. Jangan sampai dia membahayakan janinmu," ujar Bob khawatir."Layla? Sedang apa kita disini?" Logan merasa linglung."Sayang? Kau baik-baik saja? Baru saja kamu pingsan? Apa kamu merasa sakit? Apa perlu aku memanggil dokter?" tutur Layla begitu cemas dengan keadaan Logan.Logan berpikir sejenak, iya merasa ucapan Layla ada benarnya. Ia harus mengetahui bagaimana kondisi tubuhnya saat ini, mengingat ini pertama kalinya ia mengalami hal seperti ini. Ia memang sadar betul jika ia adalah orang yang cukup sulit mengendalikan emosi dan sering kali meledak-ledak. Namun ini adalah pertama kalinya ia merasa begitu marah hingga mengalami shock dan pingsan."Iya, kurasa aku butuh se
Keringat membasahi pakaian Logan. Wajahnya memucat dan suhu tubuhnya begitu dingin. Giginya bermegemeletuk sedang bola matanya melirik kesana kemari dengan pandangan mengabur."Lucy..." Braaaaakkk...Tubuh Logan limbung hingga terjatuh di lantai, sedang tak seorangpun berani mendekatinya. Bahkan, Layla sekalipun. ***"Ohhh Baby, Jangan berhenti! Itu terasa nikmat!" Lucy melenguh merasakan tikaman cinta dari Logan. Mendengar hal itu, Logan hilang kendali dan menambah tempo permainannya hingga Lucy menyerah terlebih dahulu."Ohhh Baby, it's coming... Ohhh my God, it's so good, Baby," erang Lucy."Tahan sedikit lagi Sayang, kita keluarkan bersama." Logan mempererat pelukannya pada tubuh polos Lucy dan mengulum bibir ranum milik Lucy dengan beringas."Ohhhh God, it's coming..." Logan begitu terlena dalam pelepasannya sampai tak sadar menggigit bibir Lucy hingga mengeluarkan darah."Oh Sayang maafkan aku, aku tidak sengaja," ujarnya merasa bersalah. Ia mengelap darah di bibir Lucy perla
Tut... Tut... Tut...Logan berusaha menghubungi Layla saat Suzy memaksanya untuk mengantarkannya menemui Layla di apartemen yang ceritakan pada Suzy."Halo?" sapa Layla diseberang."Bagaimana keadaanmu?" tanya Logan sungguh berharap Layla sudah membaik."Aku baik-baik saja, kau pergi kemana? Bibi Annete bilang kau sedang ada urusan." tanya Layla sembari mengunyah apel di kamarnya."Sayang, dengarkan perintahku dengan baik. Karena aku tidak bisa mengulang perkataanku ini. Waktu kita terbatas, kau harus meminta bantuan Jack Lee untuk mencari apartemen disewakan di area pinggiran Metro Local A yang jaraknya paling dekat ke kantormu. Kalau tidak ada yang disewakan, beli saja unit yang ada disana dengan harga berapapun yang mereka minta asalkan kita mendapat satu unit apartemen itu. Segera minta Jack untuk mengisinya dengan perabot sederhana yang penting nampak ada kehidupan di dalam apartemen itu. Waktu kita hanya satu setengah jam. Jovi tidak bisa mendampingimu karena aku menugaskan dia