"Itu benar Bu, ibu jangan khawatir lagi. Bahkan gaji Logan lebih banyak dariku meski kini aku menjabat sebagai Direktur pengganti sementara di Johnson Architect." Tambah Layla mengikuti sandiwara yang dibuat Logan."Benarkah?" Mata Suzy seketika berbinar, bahkan kesedihannya hilang entah kemana. Rasa sakit hatinya pada Nova terlupakan begitu saja."Iya benar Bu. Mulai sekarang, hidup kita akan lebih baik." Ucap Layla sembari memeluk Suzy. Ia merasa bahagia karena ibunya bisa menerima Logan dengan mudah meski tanpa mengetahui bahwa Logan adalah seorang crazy rich."Lalu kalian kenapa tidak pulang kerumah beberapa hari terakhir?" Tanya Suzy."Kami berlibur, karena selama ini Layla selalu berhemat. Jadi aku berinisiatif untuk mengajaknya bulan madu ke kota bintang." Jawab Logan tenang."Benarkah? Kamu beruntung Layla. Oh ya apa kalian akan pergi melayat ke mansion kakekmu?" Tanya Suzy lagi."Entahlah, apa ibu tidak keberatan?" Tanya Layla hati-hati."Itu uru
"Katakan saja! Aku harus tahu kemungkinan apa saja yang bisa terjadi. Yang terbaik dan yang terburuk." Logan tampak mengatur nafasnya mempersiapkan diri untuk mendengar kemungkinan yang bisa terjadi pada Lucy."Baiklah saya akan jelaskan. Kemungkinan terbaiknya jika proses ini berhasil tanpa kendala, kemungkinan Lucy tidak akan dikenali lagi karena sebagian besar kepalanya akan hancur." Dokter Ashley melepas kacamatanya menunjukkan betapa ia sedang gugup dalam menjelaskan perihal masalah ini."Itu kemungkinan terbaiknya?" tanya Logan terkejut. Lalu ia menanyakan kembali apa kemungkinan terburuknya, "lantas apa kemungkinan terburuknya?" "Yang terburuk mungkin Lucy akan berubah menjadi abu dan hilang selamanya dan hanya tersisa ingatannya dalam sebuah chip yang akan kita install di dalam tubuh robot Lucy." Wajah Logan memucat mendengar penjelasan dari dokter Ashley."Akan aku pikirkan langkah yang akan aku ambil, hanya saja mungkin akan butuh waktu. Akan segera aku hu
"Logan! Kakek... Baru saja kakak dinyatakan meninggal setelah aku menutup panggilan telepon darimu. Logan bagaimana ini kakek telah pergi untuk selamanya. Bahkan aku tidak sempat untuk berkata sepatah kata pun dengannya, selama ini aku hanya bisa menyusahkannya dan tidak pernah memberikan sesuatu yang berarti dalam hidupnya." Layla menangis tersedu-sedu seketika setelah Logan sampai di ICU."Sudahlah Layla, semua orang pasti akan mati bukan. Jangan merasa kau adalah satu-satunya orang yang merasakan kehilangan di muka bumi ini," ucap Logan tanpa peduli dengan perasaan Layla. Hatinya sedang tidak bisa terketuk untuk mengasihani orang lain. Tentu hal ini karena pikirannya sedang melayang pada sosok Lucy, Logan sungguh takut kehilangan Lucy untuk yang kedua kalinya. Jika dulu ia kehilangan kesadaran Lucy karena Lucy telah dinyatakan meninggal dunia, kini ia harus siap untuk kehilangan sosok Lucy selama-lamanya karena kemungkinan besar tubuh Lucy akan hancur bersamaan dengan proses pengak
"Iya dia berkata dia akan pulang, tapi sebelum itu dia mengatakan akan menemui seseorang kenalannya terlebih dahulu. Aku kurang tahu untuk perihal apa Ibu bertemu dengan orang itu." Jawab Layla. "Oh begitu, baiklah, Sayang. Ayo kita ke kantin!" Ajak Logan kemudian menggandeng tangan Layla. Layla menurut dan mengikuti langkah kaki Logan menuju ke kantin rumah sakit. Mereka duduk dan memesan kopi juga croissant untuk menemani mereka mengobrol."Logan, aku tahu ini keterlaluan, dan juga ini bukanlah saat yang tepat. Akan tetapi aku harus menyampaikannya, bisakah aku mendapatkan tambahan dana dari Williams Skyworks untuk proyek pembangunan apartemen yang telah terbengkalai itu?" Layla mengatakannya sembari tertunduk karena takut dengan respon yang diberikan oleh Logan."Untuk apa? Sepertinya aku akan menghentikan proyek itu untuk selamanya. Mungkin aku akan mengalihfungsikan lahan tersebut untuk hal lain," ucap Logan setelah menyesap sedikit kopinya."Apa? Benarkah begitu, Log? Apakah ke
"Jenazah ayahku akan datang dan ini adalah rumahnya, kediamannya, dan aset miliknya. Kau sama sekali tidak memiliki hak untuk mengusirku dan jenazah ayahku pergi dari apa yang menjadi haknya," jelas Bob yang nyaris hilang kesabaran menghadapi tingkah Nova."Ha-ha-ha, kau bercanda? Mansion ini telah beralih kepemilikan atas namaku. Ha-ha-ha," cibir Nova."Apa kau bilang? Itu tidak mungkin!" ujar Bob tak percaya."Ya, Robin telah membuat surat wasiat. Ia mewariskan seluruh hartanya kepada kedua putraku. Ia hanya mengakui dan mewariskan hartanya kepada keturunan laki-lakinya saja. Sedangkan Mansion ini sengaja diberikan padaku sebagai wujud terima kasihnya karena telah memberinya dua orang cucu laki-laki," jelas Nova dengan angkuh."Hari ini aku resmi menutup pintu rumahku ini dari kalian semua. Kau dan istrimu bahkan Carolina tak lagi diperbolehkan untuk menginjakkan kaki disini." Nova menekankan penjelasannya."Kurang ajar! Aku telah salah menilaimu, ternyata bena
Waktu menjelang malam, para pelayat pun telah berangsur-angsur kembali ke rumah masing-masing. Rumah Bob dan Suzy kembali sunyi seperti sedia kala, hanya ada satu dua orang pelayat yang masih belum berniat pulang dan masih mengobrol dengan Bob."Kudengar direktur baru Williams Skyworks masih muda namun Ia seorang yang sangat kaya raya. Bahkan ia membeli perusahaan keluarganya itu sehingga ia menjadi satu-satunya pemilik sah dari Williams Skyworks," ucap Tuan Nando."Benarkah, dia sangat hebat! Oh ya sekarang menantuku bekerja di sana, Williams Skyworks. Ya walaupun hanya sebatas sebagai manajer pemasaran. Tetapi dia bekerja di sebuah perusahaan besar seperti itu tentu saja itu cukup bisa untuk dibanggakan. Setidaknya istriku itu tidak terus-menerus memojokkan suami Layla itu. Meski dulu aku juga sempat terhasut untuk memisahkan Layla dan suaminya, sebenarnya aku tidak pernah punya masalah dengan pria itu. Dia baik dan penurut," ujar Bob menceritakan tentang Logan."Siapa
Matahari pagi menerobos masuk melalui jendela kamar Layla dan Logan. Masih dengan posisi yang sama seperti semalam, sepasang suami-isteri itu masih saja saling memunggungi satu sama lain. Meski telah sama-sama terbangun, keduanya tetap bergeming seakan malas untuk beranjak memulai aktivitas pagi mereka.Dikamar lain, Bob dan Suzy juga masih merasa dalam suasana berkabung, sehingga membuat mereka malas untuk beranjak dari tempat tidur. Bob seakan kehilangan semangat mengingat sang ayah, Robin yang kini telah tertimbun tanah dikuburnya. Hubungan Bob dan Robin memang memburuk sejak dua tahun lalu, yaitu semenjak Bob menikahkan Layla dengan Logan. Namun, Bob tetap berusaha berlaku baik bahkan memperlakukan Robin sebagai seorang ayah yang seakan tidak pernah berbuat buruk kepadanya. Biasanya menjelang tengah hari Bob akan datang ke Mansion dan menemani Robin menonton berita atau sekedar berdebat tentang bisnis. Pikiran Bob sejenak melayang mengingat kenangan tentang mendiang Ayahnya. Sang
Ketika itu di dalam Mansion Johnson family, ada tiga keluarga yang tinggal di satu rumah dalam keluarga besar Johnson. Mereka adalah kakek Robin dan nenek Almira, pasangan Bob-Suzy beserta anak mereka, Layla, dan pasangan Raymond-Nova beserta kedua anaknya, Nathan dan Andrew.Seperti halnya banyak keluarga yang tinggal dalam satu rumah lainnya, seiring waktu masalah pun datang. Salah satunya dipicu dari ketidaksukaan Almira kepada menantunya, Nova. Seringkali kedua wanita itu cekcok karena perbedaan pendapat, terutama karena Nova terlihat iri terhadap sikap Almira yang begitu sangat menyayangi Suzy dan anaknya, Layla. Kecondongan Almira juga ditampakkan dengan caranya memanjakan Suzy dan Layla. Almira seringkali melebihkan jatah bulanan Suzy. Namun, iya memotong jatah bulanan Nova. Kecemburuan tersebut terjadi selama bertahun-tahun dan telah mendarah daging dalam tubuh Nova sehingga membuatnya sangat membenci keluarga Johnson terutama Almira dan Bob sekeluarga.Ketika para cucu-cucu
Tok... Tok... Tok..."Ohhh, shit kau tidak menutup pintunya Log." Layla spontan menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya yang basah dengan peluh."Ha-ha-ha, tenang sayang itu hanya Jack yang mengantar makanan untukmu," ujar Logan yang tak tahu malunya berjalan begitu saja kearah pintu untuk mengantar troli makanan Layla sembari bertelanjang tanpa sehelai benangpun."Kau gila, kenapa bertelanjang seperti itu. Memalukan!" gertak Layla kesal."Tadi bukankah kau melakukan hal yang sama?" Logan menarik troli yang telah ditinggalkan oleh Jack dan menutup pintu kamarnya."Enak saja! Itu tidak sama, aku melakukannya karena tidak tahu bahwa disana ada tamu yang menginap. Sedangkan kamu, kau tahu ada Jack diluar dan tetap saja berpenampilan bugil seperti itu, memalukan!" elak Layla."Ha-ha-ha, Jack tidak akan tinggal jika tahu kita sedang bersenang-senang. Dia hanya mengetuk untuk memberi tahu bahwa makanan telah tiba." Logan sungguh tidak menyadari bahwa kegiatan panasnya telah dinikmati
"baiklah hukuman pertama, kamu harus memijat punggungku," ucap Layla dengan senyum licik. "Itu mudah." Logan pun sibuk mencari minyak gosok untuk memijat Layla. Namun kemudian logan berhenti dari aktifitasnya sejenak karena melihat Layla bukannya berbaring dan menunggu Logan, tapi justru berganti pakaian renang two piece berwarna merah yang hanya menutupi sebagian kecil saja dari tubuh indahnya."Ayo tuan Logan, kau ini jadi memijatku atau tidak?" Layla dengan santainya melenggang keluar dari kamar tanpa memakai kimononya."Sa... Sayang... Kamu mau kemana? Pakai Kimonomu sebelum sampai di kolam renang. Ini masih siang, banyak orang di luar." Logan begitu panik, karena mengingat dokter Ashley, Miki, dan Benny masih tinggal dirumahnya dan tidur di paviliun yang berada tepat di tepi kolam renang. Layla tak peduli dengan celotehan Logan. Ia justru meninggalkan suaminya itu dengan acuh.Logan seketika mengejar Layla yang terlihat menuju ke arah kolam renang. "Sayang tunggu, kamu sedang
Layla cukup tercengang dengan cerita Jack tentang Logan. Ia juga begitu penasaran dengan sosok Lucy yang menurut Jack begitu berarti bagi Logan. Perasaan cemburu sedikit menyentilnya, mengetahui bahwa ia bukanlah wanita pertama bagi Logan, juga karena Logan pernah begitu mencintai wanita selain dirinya."Aku benar-benar tidak tahu apa-apa tentang suamiku," sesal Layla."Jika saat ini Tuan Logan belum membuka seluruh jati dirinya pada anda, saya rasa ada dua kemungkinan sebabnya. Yang pertama, Tuan Logan belum siap bercerita pada Anda. Atau yang kedua, Tuan Logan memang tidak ingin menceritakan masa lalunya pada anda karena ingin berfokus pada masa depannya bersama Anda dan bayi yang tengah Anda kandung." Jack berusaha membesarkan hati Layla."Aku masih penasaran dengan insiden yang hampir membahayakan nyawamu, dan juga penyebab mantan kekasih Logan itu meninggal dunia." "Itu..., sebenarnya saya malu mengakuinya. Saat itu kondisi perekonomian saya sedang sangat buruk. Saya mempunyai h
Layla mulai gelisah karena Logan tak kunjung pulang semenjak berpamitan tadi pagi. Layla berpikir keras, kira-kira apa yang akan dilakukan oleh Logan dengan penampilannya yang paripurna tersebut. "Dimana kamu Logan, kenapa belum juga pulang?" gumam Layla sembari menimang-nimang ponselnya karena bingung harus menelepon Logan atau tidak. "Masa bodoh, aku tidak akan peduli!" ucapnya kesal pada Logan namun tak bisa melampiaskan kemarahannya."Bahkan aku berdandan untuk kesia-siaan. Dasar bodoh, dan murahan!" oloknya pada dirinya sendiri."Apa yang kupikirkan hingga aku begitu bersemangat untuk merias diriku. Dasar wanita murahan." Layla begitu kesalnya hingga melampiaskan amarahnya pada pantulan dirinya sendiri di dalam cermin.Karena merasa malu dengan dandanannya yang sangat nampak berusaha menggoda Logan, dan sayangnya Logan sendiri justru sibuk dengan dunianya sendiri. Layla pun menghapus makeup yang menempel di wajahnya. Merapikan kembali seluruh lingerie
Setelah berhasil membodohi Layla dan kedua orangtuanya Logan menyusun rencana berikutnya dan kini melibatkan Dokter Ashley. Tentu Karena Logan Akhirnya memutuskan untuk menandatangani surat perjanjian pengaksesan otak Lucy. Logan merasa tindakan ini sangat mendesak untuk dilakukan mengingat ancaman dari komplotan musuhnya tentang Layla bukanlah ancaman kosong belaka. Logan tidak ingin mengulang kesalahan untuk yang kedua kalinya, yaitu abai dengan keselamatan orang terdekatnya. Logan berupaya bagaimana caranya segera mengetahui dalang dibalik kematian Lucy yang mungkin kini mengincar Layla. Ia sangat berharap, setelah berhasil mengakses otak Lucy dan mengetahui siapa penjahat itu, ia bisa segera bebas dari ancaman tersebut dan bisa berbulan madu dengan tenang bersama Layla. Mempunyai banyak anak dan menua bersama Layla.Logan telah berpakaian sangat rapi dengan menggunakan tuxedo seakan ia akan pergi menikahi seorang gadis. Namun nyatanya, ia berdandan serapi itu adalah untuk me
"Tuan Williams sangat membutuhkan Layla disisinya. Kami berjanji akan menjaga Nyonya Layla Johnson dengan baik. Juga, memberikan pengobatan yang terbaik pada Tuan Williams." "Bagaimana ini Bob?" Suzy panik."Ayah ijinkan aku, kini aku harus berbakti kepada suamiku, seperti ibu berbakti pada Ayah. Tolong jangan egois, aku sangat mencintai Logan." Layla yang tidak tahu menahu soal sandiwara Logan, begitu terbawa suasana hingga menangis tersedu-sedu.Karena hal itu dengan berat hati Bob dan Suzy mengantar anak dan menantu mereka ke bandara untuk penerbangan ke Singapura. Setelah pesawat yang ditumpangi oleh Layla dan Logan take off, Bob dan Suzy pun memutuskan untuk pulang ke rumah mereka. Namun, disisi lain setelah sesi drama antara Layla dan kedua orangtuanya, Logan dan Layla masuk untuk check in dan pemeriksaan. Kemudian barulah setelah itu, bukannya membawa Layla menuju ruang keberangkatan, justru Logan mambawa Layla menuju pintu keluar bandara."Log, harusnya kita
Logan terbangun di ranjang milik Jack. Hal itu berkat usaha Suzy dan Bob yang susah payah memindahkan tubuh Logan. "Lucy...." Logan berteriak diujung mimpinya. Entah apa yang terjadi di khayalannya selama ia pingsan."Log?" Layla memberanikan diri untuk mendekat."Awas, dia belum stabil. Jangan sampai dia membahayakan janinmu," ujar Bob khawatir."Layla? Sedang apa kita disini?" Logan merasa linglung."Sayang? Kau baik-baik saja? Baru saja kamu pingsan? Apa kamu merasa sakit? Apa perlu aku memanggil dokter?" tutur Layla begitu cemas dengan keadaan Logan.Logan berpikir sejenak, iya merasa ucapan Layla ada benarnya. Ia harus mengetahui bagaimana kondisi tubuhnya saat ini, mengingat ini pertama kalinya ia mengalami hal seperti ini. Ia memang sadar betul jika ia adalah orang yang cukup sulit mengendalikan emosi dan sering kali meledak-ledak. Namun ini adalah pertama kalinya ia merasa begitu marah hingga mengalami shock dan pingsan."Iya, kurasa aku butuh se
Keringat membasahi pakaian Logan. Wajahnya memucat dan suhu tubuhnya begitu dingin. Giginya bermegemeletuk sedang bola matanya melirik kesana kemari dengan pandangan mengabur."Lucy..." Braaaaakkk...Tubuh Logan limbung hingga terjatuh di lantai, sedang tak seorangpun berani mendekatinya. Bahkan, Layla sekalipun. ***"Ohhh Baby, Jangan berhenti! Itu terasa nikmat!" Lucy melenguh merasakan tikaman cinta dari Logan. Mendengar hal itu, Logan hilang kendali dan menambah tempo permainannya hingga Lucy menyerah terlebih dahulu."Ohhh Baby, it's coming... Ohhh my God, it's so good, Baby," erang Lucy."Tahan sedikit lagi Sayang, kita keluarkan bersama." Logan mempererat pelukannya pada tubuh polos Lucy dan mengulum bibir ranum milik Lucy dengan beringas."Ohhhh God, it's coming..." Logan begitu terlena dalam pelepasannya sampai tak sadar menggigit bibir Lucy hingga mengeluarkan darah."Oh Sayang maafkan aku, aku tidak sengaja," ujarnya merasa bersalah. Ia mengelap darah di bibir Lucy perla
Tut... Tut... Tut...Logan berusaha menghubungi Layla saat Suzy memaksanya untuk mengantarkannya menemui Layla di apartemen yang ceritakan pada Suzy."Halo?" sapa Layla diseberang."Bagaimana keadaanmu?" tanya Logan sungguh berharap Layla sudah membaik."Aku baik-baik saja, kau pergi kemana? Bibi Annete bilang kau sedang ada urusan." tanya Layla sembari mengunyah apel di kamarnya."Sayang, dengarkan perintahku dengan baik. Karena aku tidak bisa mengulang perkataanku ini. Waktu kita terbatas, kau harus meminta bantuan Jack Lee untuk mencari apartemen disewakan di area pinggiran Metro Local A yang jaraknya paling dekat ke kantormu. Kalau tidak ada yang disewakan, beli saja unit yang ada disana dengan harga berapapun yang mereka minta asalkan kita mendapat satu unit apartemen itu. Segera minta Jack untuk mengisinya dengan perabot sederhana yang penting nampak ada kehidupan di dalam apartemen itu. Waktu kita hanya satu setengah jam. Jovi tidak bisa mendampingimu karena aku menugaskan dia