Share

Terserah

Penulis: Mraazzahra
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-29 14:08:09

Pov Elvan

“Terserah, kalau memang kamu mau, silahkan ambil saja, sana!” ujarku tidak peduli.

Bukankah malah bagus jika ada lelaki lain menggantikan kewajibanku menjaga Jihan? Aku tidak peduli. Mungkin memang sudah saatnya aku menunjukkan siapa aku sebenarnya, aku tidak mau bersandiwara lagi. Aku lelah dan aku akan melakukan apa pun yang aku sukai.

Dua tahun hidup dalam ikatan pernikahan dengan wanita yang tidak aku cintai membuat aku sangat tersiksa. Aku ingin mencapai kebahagiaanku sendiri, jika wanita itu memang mencintaiku, sepatutnya dia menyetujui permintaanku tanpa berdrama lebih dulu seperti sekarang. Anggap saja balas budi karena selama ini aku sudah memperlakukan dirinya dengan baik layaknya suami pada umumnya.

“Kamu?” Arian melotot tidak percaya atas ucapanku barusan. Ya, mungkin dia tidak akan menyangka akan jawabanku yang dengan mudah menyerahkan wanita itu padanya. Wanita yang selama dua tahun ini sudah menemaniku meski aku risih berada di dekatnya.

Entahlah, aku sendiri tidak tahu kenapa aku bisa tidak tertarik oleh wanita itu. Mungkin sifat manjanya yang bertolak belakang dengan Cristal, perempuan mandiri dan tangguh dalam segala hal.

“Tarik kembali ucapanmu, jangan sampai kamu menyesal telah mengatakan hal itu padaku. Jika suatu saat aku bisa menarik perhatian Jihan dan mendapatkan cintanya, aku harap kamu memegang kata-katamu saat ini,” tekannya sekali lagi.

Aku tidak peduli, benar-benar tidak peduli. Aku harus memikirkan cara apa untuk bisa meyakinkan Cristal agar mau tetap menerimaku menjadi suaminya. Aku tidak bisa kehilangan Cristal begitu saja, aku bisa mati jika hidup tanpanya.

Aku memilih beranjak dari duduk meninggalkan Arian, bukannya mendapatkan solusi, yang ada menambah masalah dengan petuah-petuahnya. “Mau kemana, kamu?” cegah Arian.

“Pulang, aku harus memikirkan cara agar semuanya selesai sesuai mauku.” Aku langsung melenggang pergi begitu saja tanpa menoleh lagi ke arah pria itu.

Dalam jangka waktu lima belas menit, aku sampai di rumah tempat tinggalku dengan Jihan. Suasana dalam rumah terlihat senggang dan sunyi, tidak seperti biasanya mana kala Jihan selalu berisik hingga membuat telingaku panas akan pertanyaan-pertanyaan juga cerita tentang kesehariannya. Sungguh hal itu sangat memuakkan, meski aku selalu menanggapi singkat setiap perkataannya, namun tak khayal perempuan itu terus saja mengeluarkan suara.

Namun malam ini sungguh berbeda, suasana hening seperti ini ternyata lebih menenangkan pikiranku dari pada harus rame akan nada suara Jihan. Aku langsung pergi ke kamar tamu, semua sudah Jihan ketahui, tentang perasaanku yang sebenarnya. Jadi, aku tidak perlu lagi tidur di dalam kamar yang sama. Lebih baik aku tidur sendiri saja, lagi pula, dia butuh waktu untuk berpikir dan menenangkan diri.

Ku lirik jam di dinding ternyata sudah pukul sepuluh malam. Berniat membersihkan diri, seketika teringat jika seluruh pakaianku justru ada di kamar utama. Dengan sangat malas, mau tidak mau aku harus ke kamar Jihan dan mengambil semua pakaianku.

Ku naiki lantai dua menuju kamar tempat wanita itu berada. Tanpa basa basi, aku langsung membuka pintu cukup keras. Di dalam ternyata tidak ada orang, mataku mencoba mencari keberadaannya, namun tak terlihat batang hidungnya. Ku angkat kedua bahuku masa bodo, ku lanjutkan langkah menuju walk in closet.

Sebuah benda kotak besar berada di bawah pakaian gantung dalam lemari, segera saja ku ambil semua barang-barangku tanpa tersisa satu pun. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal lagi, aku segera menyeret koper tersebut keluar kamar. Sampai pintu tertutup, aku tidak mendengar apa pun sebagai tanda ada orang di sana.

Baguslah, aku bersyukur karena malam ini tidak mendapati wajah perempuan itu. Ku ambil satu stel baju tidur dan membawanya ke kamar mandi setelah menata semua pakaian di kamar tamu. Lima belas menit, aku keluar dengan wajah lebih segar dari sebelumnya.

Ku rebahkan tubuh lelahku ini ke atas ranjang, sejenak aku belum memejamkan mata karena pikiranku melayang teringat kesedihan di mata Cristal. Aku khawatir dan takut dia kecewa karena penolakan dari keluargaku, bertambah aku yang tidak bisa menghubunginya sejak tadi. Ingin sekali rasanya aku lari ke Apartemen miliknya namun, ini bukan waktu tepat untuk bertamu.

Hampir satu jam, aku tetap tidak bisa tidur dan hanya bergulang guling di atas kasur saja. Kesal, akhirnya aku pergi ke dapur membuat kopi sebagai teman malamku. Aku menyalakan lampu teras samping rumah dimana tempat itu merupakan taman bunga kesukaan Jihan. Aku memang membebaskannya mendesain sesuai seperti maunya, tidak pernah sekali pun aku membatasi dia maupun menuntutnya untuk sesuatu hal.

Ku daratkan tubuhku pada bangku panjang dengan ukiran Jepara yang indah di pinggir taman. Ketika ku lihat ke atas bermaksud menatap bintang, aku melihat Jihan duduk di balkon dengan tatapan kosong. Bisa ku pastikan dia menangis sedari tadi karena pupil matanya bengkak.

Ada sedikit rasa bersalah datang tiba-tiba dalam hatiku, Jihan selama menjadi istriku, tidak pernah sekali pun menangis. Aku berhasil membuatnya tersenyum serta melupakan kesedihan karena di tinggal Kakakku. Entah kenapa, rasa tidak peduli yang aku tunjukkan pada Arian tadi hilang begitu saja.

Aku merasa bersalah, iya, aku memang merasa bersalah karena telah menanamkan luka pada istriku sendiri. Sebagai suami sudah sepatutnya aku membuat dia selalu tersenyum dan bahagia namun sekarang, aku malah menanamkan luka terdalam di hatinya.

“Maaf,” lirihku tanpa memutus kontak mataku pada perempuan berhijab instan abu-abu di atas sana.

Entah dia mendengar atau tidak, beberapa detik setelah ucapan maaf dari bibirku, Jihan menoleh ke bawa dan mendapati aku sedang menatapnya intens. Tanpa senyum tanpa sapaan, Jihan bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam kamar, menutup pintu dan jendela kaca menggunakan horden lebar nan tebal seolah tidak ingin pandangan mataku menembus area dalamnya.

“Huft….” Ku hembuskan nafas lirih.

Tersirat di mata perempuan itu betapa dia sangat terluka dan mencoba tegar di depanku. “Maafkan aku, Jihan. Aku tahu kamu sakit hati saat ini, aku sebenarnya tidak ingin semua ini terjadi. Andai aku bisa memilih, aku pun ingin Allah memberi rasa cinta ini untukmu tapi, realitanya tidak bisa. Aku justru melabuhkan cintaku pada wanita lain bukan pada sekoci yang sudah menemaniku berlayar mengarungi bahtera rumah tangga kita.”

Aku penasaran sekali, sedang apa Jihan setelah masuk ke dalam kamar. Apakah dia akan menangis lagi atau langsung tidur karena lelah memikirkan semua yang terjadi hari ini. Apakah aku harus menyusulnya masuk untuk mengetahui keadaan wanita itu?

Ah, tidak. Dimana harga diriku di hadapan istriku setelah aku melakukan kesalahan besar baginya. Walau menurutku hubungan aku dan Cristal bukanlah kesalahan. Aku tidak peduli lagi, aku habiskan minumanku lalu masuk. Lebih baik aku istirahat dan meliburkan otakku agar tidak stress memikirkan masalah ini. Setelah membuka mata esok, ku harap keadaan akan jauh lebih baik lagi dari pada malam ini termasuk, Jihan.

Mraazzahra

Hai semua, ini karya pertamaku di GoodNovel, semoga suka ya... jangan lupa untuk menambahkan cerita ini ke ranjang. Terima kasih

| Sukai

Bab terkait

  • Wanita Lain Pilihan Suamiku   Banyak Bicara

    Pov JihanAku merenungi semua nasibku. Entah apa dosa yang sudah aku lakukan sehingga semua ini terjadi padaku. Berjam-jam aku bertahan di balkon meresapi kesialanku berulang kali, sampai aku lupa sejak sore belum terisi makanan sedikit pun masuk menutrisi tubuhku. Ketika aku mulai berbaring di ranjang, perutku berbunyi. Malas sekali rasanya harus turun makan tapi, ada bayi yang harus aku pikirkan selain kesedihanku sendiri. Ku usap perutku berulang kali mengucapkan maaf pada janinku karena sudah melupakannya seharian ini. “Maafkan, Mama sayang. Mama tidak bermaksud menyakitimu, Mama hanya sedang terlena oleh luka yang di tanam Papamu. Kamu pasti lapar, ya? Kita pergi makan, yuk! Bantu Mama untuk melupakan sejenak permasalahan Mama saat ini. Apapun yang terjadi, kamu jangan pernah khawatir ya… kita bisa bahagia, dengan atau tanpa Papa. Mama akan berusaha sekuat mungkin untuk bisa melindungi dan membahagiakanmu, selalu. Kamulah penyemangat Mama sekarang, kita akan selalu bersama dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Wanita Lain Pilihan Suamiku   Ternyata Punya Maksud Lain

    Tak lama akhirnya kami sampai juga ke tempat yang di maksud oleh Mas Elvan. Nampak beberapa pedagang pinggir jalan menggunakan tenda seadanya serta kursi dan meja bagi pengunjungnya. Tidak banyak hanya ada tiga pedagang dengan beda menu dagangan.Mas Elvan membawaku ke salah satunya dimana tertulis di spanduknya ‘nasi goreng cak Man’. Aku sedikit kagum karena meski larut malam, nasi goreng tersebut masih banyak pembelinya.“Rame sekali ya, Mas. Pasti makanannya enak sehingga banyak yang suka,” ucapku kagum.Bak seperti bicara sama batu, orang itu justru tidak menjawabku dan terus melangkah sampai berdiri tepat sebelah kiri pedagang. “Pak, nasi goreng special dua, ya! Teh hangatnya dua.”“Baik, Mas. Silahkan duduk dulu, maaf kalau nanti agak lama karena sedang banyak pengunjung,” ucap si pedagang merasa bersalah, mungkin karena lama pelayanannya.“Iya, Pak. Tidak masalah.” Mas Elvan kembali padaku lalu menyuruhku duduk di salah satu trotoar saking penuhnya tenda. Kebanyakan di isi oleh

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • Wanita Lain Pilihan Suamiku   Kecurigaan Juna

    “Tadi itu siapa?” tanya Juna dengan wajah kesal. Dia tidak habis pikir, bagaimana mungkin ada seorang suami lebih memilih mengantar perempuan lain pulang sedangkan istri sendiri tidak. Juna tidak terima atas sikap Elvan barusan. Menurutnya, Elvan tidak mencerminkan suami yang baik bagi Jihan. “Bukan siapa-siapa,” jawab Jihan gamang. “Bukan siapa-siapa tapi lelakimu malah memilih perempuan lain di banding mengantarkanmu yang istrinya. Suamimu benar-benar tidak punya hati,” umpat Juna marah. “Sudahlah, jangan dipikirkan lagi. Toh aku baik-baik saja, kok.” Senja berusaha tersenyum meski wajahnya tidak bisa menutupi kesedihan itu sendiri. “Gaya banget kamu bilang baik-baik saja. Lihat saja itu matamu,” tunjuk Juna. “Merah di sini dan ini. Apa seperti itu namanya baik-baik saja? Sebenarnya, apa yang terjadi? Jangan menutupinya dariku, bukankah kita sudah seperti saudara? Tolong beri tahu aku kalau kamu ada masalah. Meski tidak bisa membantu, siapa tahu bisa sedikit mengurangi beban piki

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-17
  • Wanita Lain Pilihan Suamiku   Bicara Dari Hati Ke Hati

    “Aku akan membujuk kedua orang tuaku dan juga Jihan. Aku pastikan mereka akan segera merestui hubungan kita berdua. Jika Jihan tetap bersikeras menolak pernikahan kita, maka aku tidak segan-segan untuk langsung menceraikannya.” Tanpa perasaan dan pikiran yang matang, Elvan lantang bicara demikian.Cristal menatap nyalang pria di sampingnya usai mendengar penuturan menyakitkan di telinga. Dia tahu seperti apa rasanya bila semua perkataan Elvan tadi sampai terdengar di telinga Jihan, sudah tentu perempuan itu akan semakin hancur perasaannya.Berkali-kali Cristal menggeleng tidak percaya akan apa yang barusan masuk ke gendang telinganya. Sepanjang dia mengenal Elvan, pria itu selalu berperingai baik dengan attitude yang tidak perlu di ragukan lagi. Bahkan Cristal sangat mengetahui jika Elvan merupakan seorang tekun beribadah, sungguh Cristal tidak menyangka sama ucapan pria tercintanya. Semua benar-benar di luar dugaannya.Cristal menghargai perjuangan Elvan untuk tetap bersama dirinya t

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-19
  • Wanita Lain Pilihan Suamiku   Mengambil Sikap

    Elvan menoleh tanpa suara memandang tajam sosok sang istri ketika nama kekasih hati disebut oleh Jihan. Bukannya takut, Jihan justru tertawa miris akan sikap Elvan padanya. Segitunya Elvan yang berstatus sebagai suaminya malah bersikap seolah-olah dirinya ini orang luar dan Cristal istri sah lelaki itu.Dengan mata berkaca-kaca, Jihan balas menatap Elvan melalui pandangan buramnya akibat air mata yang hampir menetes meluncur bebas ke pipi. “Segitunya kamu seakan takut aku hendak mengatakan hal buruk tentang kekasihmu itu, Mas?”Elvan mengernyit, masih bergeming menunggu kelanjutan perkataan Jihan. Saat ini Elvan memang tidak bisa menebak apa yang ada dalam isi pikiran Jihan. Lebih baik menunggu wanita itu melanjutkan apa yang ingin dia sampaikan padanya. “Bukankah seharusnya aku yang mendapatkan keprotektifan dan kasih sayang itu dari pada dia?” Jihan menghela nafas dalam mengatur oksigen yang mungkin saat ini sudah berganti karbon monoksida karena Jihan merasa ingin mati saking

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-21
  • Wanita Lain Pilihan Suamiku   Mendatangi Pelakor

    Sesuai kesepakatan, hari ini Jihan mendatangi tempat dimana sudah menjadi pilihan Jihan untuk bertemu dengan Cristal. Dari luar terlihat Cristal sudah duduk manis pada salah satu meja yang sudah Jihan booking untuk pertemuan mereka.Tentu saja pertemuan ini tidak melibatkan Elvan, akan Jihan urus wanita itu. Mungkin sedikit ancaman bisa membuat wanita itu jera. Tidak masalah jika nanti Jihan terkesan jahat, bukankah Elvan sudah memberinya cap sebagai wanita egois? Maka sekaranglah waktu untuk membuktikan semua ucapan Elvan.“Maaf terlambat.” Jihan dengan penampilan anggun dan berkelas langsung duduk pada kursi kosong depan Cristal.“Ah tidak masalah, aku juga baru saja sampai.”Jihan melirik pada gelas milik Cristal, sebuah jus alpukat sudah nyaris habis tinggal seperempat lagi. Jihan tersenyum sinis atas perkataan wanita di depannya, dia yakin jika Cristal sudah lama menunggu kehadirannya.Cristal menunduk menyadari kalau Jihan pasti tahu dirinya cukup lama menunggu kedatangan istri

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-07
  • Wanita Lain Pilihan Suamiku   Kemarahan Elvan

    “Sungguh keterlaluan kamu, Jihan! Aku tidak menyangka bahwa wanita yang aku nikahi memiliki sifat sebusuk ini. Bisa-bisanya kamu mengancam Cristal dengan kesehatan Ibunya? Tidakkah kamu punya empati sedikit saja sebagai sesama wanita?” pekik Elvan dengan kemarahan memuncak sebab mendengar semua ucapan Jihan untuk kekasihnya itu.Elvan tidak peduli akan luka di pipi istrinya akibat tamparan yang dia layangkan pada Jihan. Meski terpampang jelas ada darah keluar dari sudut bibir Jihan namun, Elvan seolah menutup mata akan kesakitan yang dirasa oleh Jihan. Baginya yang terpenting tetap Cristal, dia akan melindungi sebisa mungkin supaya wanita tercintanya tidak terluka baik fisik maupun mental tanpa peduli akan luka fisik dan mental istri sendiriMendengar perkataan nyaring Elvan tentang empati membuat Jihan tertawa miris. Tangan dimana memegang sebelah pipi yang terkena tamparan bergerak menghapus air mata yang keluar secara kasar. Dia tidak mau terlihat lemah, dia tidak ingin menunjukkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-07
  • Wanita Lain Pilihan Suamiku   Kejutan Menyakitkan

    Sebuah benda pipih dengan garis merah dua terpampang di depan netra seorang wanita yang berkaca-kaca. Wanita itu tidak menyangka setelah dua tahun menikah, dirinya kini tengah mengandung benih dari suami yang dia cintai. Benih yang selama ini dia tunggu-tunggu agar bisa lebih dicintai lagi oleh lelakinya. “Pasti kamu akan sangat bahagia mengetahui berita ini, Mas.” Jihan, wanita cantik dan manja pun selalu dimanjakan itu segera meraih gawainya. Dia menghubungi suaminya saat masih jam kerja, namun Jihan tidak peduli. Menurutnya, berita yang akan dia bawa lebih penting dari segalanya. Satu kali, dua kali, akhirnya panggilan tersebut disambut oleh orang di seberang sana. “Assalamualaikum, Mas.”“Walaikum salam. Iya, Jihan?” Nada datar masuk ke gendang telinga wanita itu. Karena sudah terbiasa dengan sikap suaminya, Jihan pun tak ambil pusing akan hal itu.“Mas, ada sesuatu yang ingin aku beri tahu padamu,” ucap Jihan girang.“Sama, aku juga ada sesuatu yang ingin aku beri tahu padamu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-27

Bab terbaru

  • Wanita Lain Pilihan Suamiku   Kemarahan Elvan

    “Sungguh keterlaluan kamu, Jihan! Aku tidak menyangka bahwa wanita yang aku nikahi memiliki sifat sebusuk ini. Bisa-bisanya kamu mengancam Cristal dengan kesehatan Ibunya? Tidakkah kamu punya empati sedikit saja sebagai sesama wanita?” pekik Elvan dengan kemarahan memuncak sebab mendengar semua ucapan Jihan untuk kekasihnya itu.Elvan tidak peduli akan luka di pipi istrinya akibat tamparan yang dia layangkan pada Jihan. Meski terpampang jelas ada darah keluar dari sudut bibir Jihan namun, Elvan seolah menutup mata akan kesakitan yang dirasa oleh Jihan. Baginya yang terpenting tetap Cristal, dia akan melindungi sebisa mungkin supaya wanita tercintanya tidak terluka baik fisik maupun mental tanpa peduli akan luka fisik dan mental istri sendiriMendengar perkataan nyaring Elvan tentang empati membuat Jihan tertawa miris. Tangan dimana memegang sebelah pipi yang terkena tamparan bergerak menghapus air mata yang keluar secara kasar. Dia tidak mau terlihat lemah, dia tidak ingin menunjukkan

  • Wanita Lain Pilihan Suamiku   Mendatangi Pelakor

    Sesuai kesepakatan, hari ini Jihan mendatangi tempat dimana sudah menjadi pilihan Jihan untuk bertemu dengan Cristal. Dari luar terlihat Cristal sudah duduk manis pada salah satu meja yang sudah Jihan booking untuk pertemuan mereka.Tentu saja pertemuan ini tidak melibatkan Elvan, akan Jihan urus wanita itu. Mungkin sedikit ancaman bisa membuat wanita itu jera. Tidak masalah jika nanti Jihan terkesan jahat, bukankah Elvan sudah memberinya cap sebagai wanita egois? Maka sekaranglah waktu untuk membuktikan semua ucapan Elvan.“Maaf terlambat.” Jihan dengan penampilan anggun dan berkelas langsung duduk pada kursi kosong depan Cristal.“Ah tidak masalah, aku juga baru saja sampai.”Jihan melirik pada gelas milik Cristal, sebuah jus alpukat sudah nyaris habis tinggal seperempat lagi. Jihan tersenyum sinis atas perkataan wanita di depannya, dia yakin jika Cristal sudah lama menunggu kehadirannya.Cristal menunduk menyadari kalau Jihan pasti tahu dirinya cukup lama menunggu kedatangan istri

  • Wanita Lain Pilihan Suamiku   Mengambil Sikap

    Elvan menoleh tanpa suara memandang tajam sosok sang istri ketika nama kekasih hati disebut oleh Jihan. Bukannya takut, Jihan justru tertawa miris akan sikap Elvan padanya. Segitunya Elvan yang berstatus sebagai suaminya malah bersikap seolah-olah dirinya ini orang luar dan Cristal istri sah lelaki itu.Dengan mata berkaca-kaca, Jihan balas menatap Elvan melalui pandangan buramnya akibat air mata yang hampir menetes meluncur bebas ke pipi. “Segitunya kamu seakan takut aku hendak mengatakan hal buruk tentang kekasihmu itu, Mas?”Elvan mengernyit, masih bergeming menunggu kelanjutan perkataan Jihan. Saat ini Elvan memang tidak bisa menebak apa yang ada dalam isi pikiran Jihan. Lebih baik menunggu wanita itu melanjutkan apa yang ingin dia sampaikan padanya. “Bukankah seharusnya aku yang mendapatkan keprotektifan dan kasih sayang itu dari pada dia?” Jihan menghela nafas dalam mengatur oksigen yang mungkin saat ini sudah berganti karbon monoksida karena Jihan merasa ingin mati saking

  • Wanita Lain Pilihan Suamiku   Bicara Dari Hati Ke Hati

    “Aku akan membujuk kedua orang tuaku dan juga Jihan. Aku pastikan mereka akan segera merestui hubungan kita berdua. Jika Jihan tetap bersikeras menolak pernikahan kita, maka aku tidak segan-segan untuk langsung menceraikannya.” Tanpa perasaan dan pikiran yang matang, Elvan lantang bicara demikian.Cristal menatap nyalang pria di sampingnya usai mendengar penuturan menyakitkan di telinga. Dia tahu seperti apa rasanya bila semua perkataan Elvan tadi sampai terdengar di telinga Jihan, sudah tentu perempuan itu akan semakin hancur perasaannya.Berkali-kali Cristal menggeleng tidak percaya akan apa yang barusan masuk ke gendang telinganya. Sepanjang dia mengenal Elvan, pria itu selalu berperingai baik dengan attitude yang tidak perlu di ragukan lagi. Bahkan Cristal sangat mengetahui jika Elvan merupakan seorang tekun beribadah, sungguh Cristal tidak menyangka sama ucapan pria tercintanya. Semua benar-benar di luar dugaannya.Cristal menghargai perjuangan Elvan untuk tetap bersama dirinya t

  • Wanita Lain Pilihan Suamiku   Kecurigaan Juna

    “Tadi itu siapa?” tanya Juna dengan wajah kesal. Dia tidak habis pikir, bagaimana mungkin ada seorang suami lebih memilih mengantar perempuan lain pulang sedangkan istri sendiri tidak. Juna tidak terima atas sikap Elvan barusan. Menurutnya, Elvan tidak mencerminkan suami yang baik bagi Jihan. “Bukan siapa-siapa,” jawab Jihan gamang. “Bukan siapa-siapa tapi lelakimu malah memilih perempuan lain di banding mengantarkanmu yang istrinya. Suamimu benar-benar tidak punya hati,” umpat Juna marah. “Sudahlah, jangan dipikirkan lagi. Toh aku baik-baik saja, kok.” Senja berusaha tersenyum meski wajahnya tidak bisa menutupi kesedihan itu sendiri. “Gaya banget kamu bilang baik-baik saja. Lihat saja itu matamu,” tunjuk Juna. “Merah di sini dan ini. Apa seperti itu namanya baik-baik saja? Sebenarnya, apa yang terjadi? Jangan menutupinya dariku, bukankah kita sudah seperti saudara? Tolong beri tahu aku kalau kamu ada masalah. Meski tidak bisa membantu, siapa tahu bisa sedikit mengurangi beban piki

  • Wanita Lain Pilihan Suamiku   Ternyata Punya Maksud Lain

    Tak lama akhirnya kami sampai juga ke tempat yang di maksud oleh Mas Elvan. Nampak beberapa pedagang pinggir jalan menggunakan tenda seadanya serta kursi dan meja bagi pengunjungnya. Tidak banyak hanya ada tiga pedagang dengan beda menu dagangan.Mas Elvan membawaku ke salah satunya dimana tertulis di spanduknya ‘nasi goreng cak Man’. Aku sedikit kagum karena meski larut malam, nasi goreng tersebut masih banyak pembelinya.“Rame sekali ya, Mas. Pasti makanannya enak sehingga banyak yang suka,” ucapku kagum.Bak seperti bicara sama batu, orang itu justru tidak menjawabku dan terus melangkah sampai berdiri tepat sebelah kiri pedagang. “Pak, nasi goreng special dua, ya! Teh hangatnya dua.”“Baik, Mas. Silahkan duduk dulu, maaf kalau nanti agak lama karena sedang banyak pengunjung,” ucap si pedagang merasa bersalah, mungkin karena lama pelayanannya.“Iya, Pak. Tidak masalah.” Mas Elvan kembali padaku lalu menyuruhku duduk di salah satu trotoar saking penuhnya tenda. Kebanyakan di isi oleh

  • Wanita Lain Pilihan Suamiku   Banyak Bicara

    Pov JihanAku merenungi semua nasibku. Entah apa dosa yang sudah aku lakukan sehingga semua ini terjadi padaku. Berjam-jam aku bertahan di balkon meresapi kesialanku berulang kali, sampai aku lupa sejak sore belum terisi makanan sedikit pun masuk menutrisi tubuhku. Ketika aku mulai berbaring di ranjang, perutku berbunyi. Malas sekali rasanya harus turun makan tapi, ada bayi yang harus aku pikirkan selain kesedihanku sendiri. Ku usap perutku berulang kali mengucapkan maaf pada janinku karena sudah melupakannya seharian ini. “Maafkan, Mama sayang. Mama tidak bermaksud menyakitimu, Mama hanya sedang terlena oleh luka yang di tanam Papamu. Kamu pasti lapar, ya? Kita pergi makan, yuk! Bantu Mama untuk melupakan sejenak permasalahan Mama saat ini. Apapun yang terjadi, kamu jangan pernah khawatir ya… kita bisa bahagia, dengan atau tanpa Papa. Mama akan berusaha sekuat mungkin untuk bisa melindungi dan membahagiakanmu, selalu. Kamulah penyemangat Mama sekarang, kita akan selalu bersama dan

  • Wanita Lain Pilihan Suamiku   Terserah

    Pov Elvan “Terserah, kalau memang kamu mau, silahkan ambil saja, sana!” ujarku tidak peduli. Bukankah malah bagus jika ada lelaki lain menggantikan kewajibanku menjaga Jihan? Aku tidak peduli. Mungkin memang sudah saatnya aku menunjukkan siapa aku sebenarnya, aku tidak mau bersandiwara lagi. Aku lelah dan aku akan melakukan apa pun yang aku sukai. Dua tahun hidup dalam ikatan pernikahan dengan wanita yang tidak aku cintai membuat aku sangat tersiksa. Aku ingin mencapai kebahagiaanku sendiri, jika wanita itu memang mencintaiku, sepatutnya dia menyetujui permintaanku tanpa berdrama lebih dulu seperti sekarang. Anggap saja balas budi karena selama ini aku sudah memperlakukan dirinya dengan baik layaknya suami pada umumnya. “Kamu?” Arian melotot tidak percaya atas ucapanku barusan. Ya, mungkin dia tidak akan menyangka akan jawabanku yang dengan mudah menyerahkan wanita itu padanya. Wanita yang selama dua tahun ini sudah menemaniku meski aku risih berada di dekatnya. Entahlah, aku send

  • Wanita Lain Pilihan Suamiku   Sama-sama Sakit

    Pov Elvan. Aku kesal setengah mati, kenapa sih, tidak ada satu orang pun yang mau memahamiku? Tidak Mama, Papa atau Jihan, mereka hanya memikirkan perasaannya sendiri tanpa mau melihat seperti apa aku. Sudah cukup aku mengorbankan kebahagiaanku sendiri demi mereka semua, sekarang tidak lagi. Aku ingin meraih apa yang membuatku nyaman dan bisa merasakan kehidupan yang sebenarnya, tentu saja itu bila bersama Cristal seorang. Dari dulu hingga sekarang, aku hanya selalu menuruti permintaan orang tuaku saja. Tidak pernah sekali pun aku membantah perintah mereka. Bahkan ketika aku diminta untuk menikahi calon istri Kakakku yang sudah meninggal pun aku turuti, meski dengan sangat terpaksa. Aku tidak mau mereka kecewa padaku, tapi hari ini, aku sudah melakukan itu. Aku sadar aku salah, tidak seharusnya aku membawa wanita lain sedang sudah ada wanita di sampingku yang halal untukku. Aku tahu, apa yang kulakukan sudah sangat menyakiti hati semua orang termasuk kedua orang tuaku, tapi mau bag

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status