Persahabatan yang ternoda.Part: 12.***Layla bersiteru dengan seorang pria di depan rumah. Pria itu adalah Toni, suami Layla."Kamu! Mau apa kamu ke sini?" bentak Layla."Wow, sekarang sudah berubah jadi galak ya," ucap Toni tersenyum getir.Tubuh Layla mulai gemetar, sedangkan Toni semakin mendekat."Mau apa kamu?! Mau apa?!" teriak Layla keras."Hus! Jangan berisik!" Toni menarik tangan Layla.Layla terus berontak. "Lepas!"Toni semakin geram, ia menyeret Layla agar masuk ke dalam mobil."Heh, siapa kamu? Lepaskan Layla!" Alex datang, ia segera mendorong Toni agar menjauh dari Layla."Jangan ikut campur! Layla ini istri saya," ujar Toni menahan amarahnya."Tidak! Saya tidak mau ikut dia lagi. Tolong saya!" Layla bersembunyi di balik tubuh kekar Alex."Kamu dengar sendiri kan? Sekarang pergi dari sini! Jika masih nekat, maka saya akan melaporkan pada keamanan komplek ini," ancam Alex.Toni mundur dengan terpaksa."Aku pasti akan membalas Layla dan pria brengsek itu," gumam Toni di
Persahabatan yang ternoda.Part: 13.***Naomi terisak dalam pelukan mertuanya. Lastri dan Sulis sungguh kecewa pada Dev."Tadi Oma bertanya di mana Mas Dev dan Layla. Apa Oma tahu kalau mereka sedang bersama?" tanya Naomi sembari mengusap air matanya."Dev sebelum keluar tadi berkata ingin menjemput Layla, kemudian sekalian ingin mengunjungimu ke rumah sakit," papar Sulis."Ibu tak menyangka mereka bisa berkhianat," sambung Lastri.Naomi kembali terisak membayangkan kemesraan suami dan sahabatnya sendiri.Sementara Sulis sedang berusaha menghubungi Dev lewat panggilan telepon.Namun, tak ada jawaban. Sulis sungguh merasa geram.Di sisi lain, Layla dan Dev sedang berdebat."Ini salah! Saya tidak ingin membuat Naomi terluka," ujar Layla."Siapa yang harus dipersalahkan? Saya mencintaimu, kamu juga mencintai saya. Kita sama-sama mencintai," papar Dev."Cinta kita yang salah! Saya mohon pulanglah, temui Naomi!" "Saya akan pulang, dan menjelaskan pada Naomi. Namun, saya tak ingin mengakh
Persahabatan yang ternoda.Part: 14.***Naomi telah sampai di depan kontrakkan Layla. Ia turun dengan langkah yang gemetar. Hatinya sakit, jiwanya terguncang. Air mata tak mau reda di wajah sendunya. "Layla, buka pintu!" teriak Naomi.Layla tersadar dari lamunannya, dengan perasaan yang tak karuan, ia membukakan pintu."Naomi," lirih Layla.Naomi menerobos masuk, dan mengunci pintu dari dalam.Layla memeluk tubuh Naomi. Namun, dengan sigap Naomi mendorong Layla, agar menjauh."Jangan sentuh aku!" hardik Naomi."Maafkan aku, Naomi! Tolong jangan begini," ucap Layla terisak."Cukup! Kau tak perlu bersandiwara lagi! Seandainya pengkhianatan suamiku bukanlah dengan sahabatku sendiri, mungkin rasanya tidaklah sesakit ini Lay. Aku menyayangimu sepenuh hatiku, aku melindungimu sekuat kemampuanku, tapi apa balasan darimu? Kau bahkan tega menusukku dari belakang." Naomi kembali luruh ke lantai."Maaf, Naomi." Hanya kalimat itu yang terus Layla ulang, bahkan Naomi sangat muak mendengarnya."
Persahabatan yang ternoda.Part: 15.***Dev sudah berada di rumah sakit. Sementara Sulis dan Lastri pergi menuju kontrakan Layla.Setelah menempuh 15 menit perjalanan, kini mereka sampai di kediaman Layla.Tok! Tok! Tok!Pintu diketuk dengan keras.Layla telah mendapat perintah dari Dev untuk tidak membukakan pintu pada siapapun yang datang.Namun, Layla tak bisa diam saja di dalam. Lastri dan Sulis terus menggedor pintu layaknya seorang yang ingin menagih hutang."Layla, buka pintunya!" teriak Lastri.Dengan mata yang masih sembab, Layla keluar."Silakan masuk dulu, Tante, Oma." Mereka masuk dengan sorot mata siap menerkam."Tidak perlu basa-basi! Kami ke sini bukan untuk bernegosiasi padamu," ujar Sulis berdiri sambil berkacak pinggang."Duduklah dulu, Oma!" Layla masih berusaha ramah."Tidak perlu!"Sulis kini mulai geram dan meraih tangan Layla dengan kasar."Apa kau tidak punya hati? Kurang baik apa Naomi padamu? Kau bahkan tak pantas dijadikan seorang teman, apa lagi sahabat,"
Persahabatan yang ternoda.Part: 16.***Naomi tersenyum getir mendengar penuturan Dev. Hatinya tentu terluka, tapi air mata itu seakan tertahan hingga tak mau jatuh lagi."Kenapa harus menyerahkan keputusannya padaku, Mas? Kenapa bukan Mas saja yang menentukan semuanya? Bukankah letak permasalahannya ada pada Mas sendiri?" Naomi berkata dengan tenang."Karena aku tidak bisa meninggalkan Layla, maka dari itu keputusan ini kuserahkan padamu," ujar Dev.Lastri sangat geram mendengar ucapan putra yang ia lahirkan itu."Jika kau ingin hidup dengan Layla, maka aku tidak akan menganggapmu sebagian Anakku lagi!" Lastri membuka suara.Dev menatap ke arah Lastri dengan lemah. Terlihat jelas kemarahan yang besar dari sorot mata sang Ibu."Kalian tidak akan pernah mengerti, walau aku menjelaskan berulang-ulang kali," papar Dev pula."Mas tidak perlu menjelaskan apa pun lagi," sambung Naomi.Sulis hanya bisa mengusap pelan air matanya. Sebagai yang paling tua di rumah ini, Sulis tak mampu menenga
Persahabatan yang ternoda.Part: 17.***Dokter telah memberi izin untuk Naomi pulang ke rumah. Kini Dev dan keluarganya menuntun Naomi masuk ke dalam mobil.Dev sebenarnya tak tega membohongi Naomi. Namun, perasaannya yang dalam terhadap Layla, membuat dirinya tak berdaya.Sisa cinta untuk Naomi mungkin masih ada, tapi tidaklah sebesar rasa cintanya pada Layla.Dalam perjalanan pulang, Naomi menggenggam tangan Dev erat, sambil berkata. "Terima kasih, Mas."Dev terharu mendengar ucapan Naomi, padahal dirinya sudah menyakiti hati sang istri, tapi Naomi masih berucap terima kasih.Dev semakin tak karuan, seandainya Naomi mau menerima Layla, mungkin kehidupan mereka akan sempurna, pikir Dev."Ayo turun pelan-pelan, sayang." Lastri menuntun Naomi ketika sudah sampai di depan rumah.Kini perhatian keluarga Dev tertuju pada Naomi. Mereka sangat mendambakan seorang Cucu, sekarang keinginan mereka sudah terwujud.Ribuan syukur terucap dalam hati Lastri, kehidupan rumah tangga Dev dan Naomi te
Persahabatan yang ternoda.Part: 18.***Hari berganti ....Dev masih mencaritahu di mana keberadaan Layla. Bahkan photo Layla selalu Dev bawa untuk bertanya pada siapa saja yang dilihatnya.Setelah tak mendapatkan hasil, kini Dev melajukan mobilnya ke arah rumah sakit. Dev bekerja seperti biasa. Namun, tentu saja hatinya sangat gelisah.Sedangkan Naomi sudah memutuskan untuk beristirahat dari pekerjaannya. Selama mengandung, Naomi tak ingin mengambil risiko. Di sisi lain, Layla mendapatkan respon tak baik dari tetangga sekitarnya. Mereka tak suka ada Layla kembali di desa."Mbak Nunung, hati-hati lho suaminya kepincut janda muda," sindir Atun, si tukang gosip di desa.Layla yang tengah menyapu halaman depan, mendengar semua sindiran untuk dirinya. Tetapi Layla tidak ingin meladeni mereka."Hus! Jangan gitu dong, Tun. Sekarang ini memang tergantung bagaimana laki-laki saja, kalau dasarnya keganjenan, mau janda, mau nenek-nenek pun diembat juga," sahut Nunung yang tak suka bergosip."
Persahabatan yang ternoda.Part: 19.***Rio mendekati Atun dan bertanya. "Maaf, Mbak. Apa wanita bernama Layla ini beneran tinggal di sini?"Mata Atun terbelalak menatap photo Layla. Bibirnya tersungging, mencibir."Ada urusan apa?" ketus Atun.Rio mengerutkan dahinya ketika Atun bersuara."Kalau tidak kenal, biar saya tanya yang lain saja," ujar Rio berlalu."Tunggu!" teriak Atun pula."Apa lagi?""Saya kenal dengan Layla."Rio tersenyum senang. "Tunjukkan rumahnya!"Otak licik Atun bekerja, melihat penampilan Rio yang keren dan dari kota, tentunya ia memiliki uang yang banyak, pikir Atun."Tapi tidak gratis," ucap Atun pelan."Baiklah, tunjukkan saja dulu! Saya tidak punya banyak waktu," sahut Rio kesal.Kini Atun mengajaknya menuju rumah Layla.***Sementara Dev masih menunggu kabar dari Rio. Dev masih di Apartemen, padahal Naomi di rumah sedang terpeleset di kamar mandi.Naomi mengalami pendarahan. Sulis dan Lastri panik. Kini Naomi dibawa ke rumah sakit di mana tempat Naomi ber
Persahabatan yang ternoda.Part: 48.***Semua yang berada di luar, menjadi masuk menemui Rama.Layla mencoba menghapus air matanya. Namun, Naomi lebih dulu menangkap tangan Layla.Perlahan Naomi menyentuh wajah Layla. Diusapnya mata yang sudah basah itu. Bukannya reda, tangis Layla malah semakin pecah."Lay, maafkan aku!" Naomi memeluk Layla.Semua beralih menatap ke arah mereka berdua.Kini Naomi dan Layla berbicara di luar. Abraham dan Dev juga turut menyusul."Apa dirimu benar-benar mau memaafkan saya?" tanya Layla.Mengangguk Naomi tanpa ragu, dan berkata. "Iya, Lay. Lupakan yang telah berlalu! Sekarang kita sudah memiliki kebahagiaan masing-masing. Jangan pernah membuatku menjauhimu lagi. Aku menyayangimu," ucap Naomi."Saya berjanji, tidak akan pernah kesalahan yang sama terulang. Teirma kasih, Naomi. Saya juga menyayangimu," papar Layla.Terharu Abraham dan Dev. Keduanya enggan mengganggu, hanya menatap dari belakang..Hari berlalu ....Kini kehidupan Layla sudah sempurna. Pe
Persahabatan yang ternoda.Part: 47.***Setelah menikah, Layla tetap tinggal di rumah miliknya sendiri. Abraham mengalah, karena sang istri memiliki tanggung jawab atas toko besar yang dipunyai.Tak ada yang berubah. Sepasang pengantin baru itu masih memanggil dengan sebutan Tuan, dan Nona.Bagi yang mendengarnya akan merasa iri, karena sebutan itu terkesan unik dan romantis."Nona manis, hari ini ada kasus yang sangat besar. Seorang klien saya berasal dari kalangan bawah. Bahkan untuk menyewa jasa saya pun, ia menggadaikan sebuah surat rumah," ujar Abraham."Benarkah, Tuan? Kalau begitu dirimu harus semangat! Kalau boleh saya tahu, apa permasalahan yang sedang dihadapinya?" tanya Layla sambil memakaikan kancing baju sang suami."Bapak itu namanya, Pak Samsir. Beliau hanya seorang penjual ketoprak keliling. Saat Pak Samsir berjalan mendorong gerobak jualannya, tiba-tiba melaju sebuah mobil dengan kecepatan tinggi. Pak Samsir yang hendak menyeberang hampir terlindas, untungnya pengend
Persahabatan yang ternoda.Part: 46.***Dua bulan kemudian ....Layla dan Abraham semakin dekat, bahkan rasa itu sudah tumbuh di hati Abraham."Bu, jika aku ingin mempersunting Layla, apakah Ibu setuju?" tanya Abraham dengan ragu-ragu.Berkaca-kaca mata Mira, ia terharu sekaligus bahagia. Layla sudah akrab pula dengan dirinya. Bagaimana mungkin Mira tak merestui."Tentu saja Ibu setuju," sahut Mira senang.Abraham tersenyum sembari memeluk sang ibu. Rencananya lamaran akan dilakukan nanti malam. Jika Layla menerima, maka pernikahan segera dilangsungkan dalam waktu dekat.***Ketika hari mulai gelap, Abraham bersiap-siap dengan detak jantung yang semakin kencang.Gugup Abraham ingin menyatakan cinta pada seorang janda kembang. "Sudah siap?" tanya Mira mengedipkan sebelah matanya."InsyaAllah, Bu."Detik berikutnya mereka berangkat. Dua puluh menit perjalanan, akhirnya Abraham dan Mira sampai.Gemetar lutut Abraham ketika mencoba keluar dari mobil. Mira tertawa kecil menyaksikan keg
Persahabatan yang ternoda.Part: 45.***Cukup lama Layla tak sadarkan diri, bahkan Abraham masih setia menemani. Cika pun datang dikabari oleh Karin.Sedangkan di sisi lain, Dev pulang dengan rasa sesal. Entah apa yang membuatnya bisa berkata sekejam itu pada Layla.Namun, tiba-tiba ia merasa bersalah. Biar bagaimana pun juga, Layla tetaplah berjasa dalam hidupnya.Gundah hati Dev. Ia sangat marah karena Layla hampir merusak rumah tangganya. Namun, Dev tersadar, dirinyalah yang awal mula menumbuhkan benih cinta.Sampai di rumah, Dev langsung memeluk Naomi dengan erat. Tangisnya pecah, tubuhnya gemetar hebat."Ada apa, Mas?" tanya Naomi bingung."Mas sudah mendatangi Layla. Mas mencacinya, tapi Mas lupa bahwa sejahat-jahat Layla, dia tetaplah peduli pada putri kita, dan juga kehidupan kita, Noami. Mas malah menghakiminya dengan kata-kata kasar tadi."Terdiam Naomi mendengarkan perkataan sang suami. Dirinya tahu, Dev sudah tak memiliki perasaan lagi pada Layla. Bahkan Naomi senang, jik
Judul: persahabatan yang ternoda.Part: 44.***Sore itu Abraham dan Layla semakin akrab. Namun, tak ada getaran apa-apa di hati mereka."Saya permisi pulang lebih dulu. Ada klien yang akan datang ke rumah nanti. Semoga kita bisa bertemu lagi," ujar Abraham."Baiklah. Hati-hati di jalan," sahut Layla.Seperginya Abraham, Layla masih terpaku di kursi kayu yang ia duduki.Menyaksikan banyak pasangan yang lalu lalang. Betapa hati Layla merindukan kasih sayang.'Bagaimana mungkin, aku bisa melupakan Dokter Dev. Sedangkan kelembutan dan kenyamanan itu hanya pernah aku dapatkan darinya," batin Layla.Jatuh perlahan air mata itu. Tak bisa dipungkiri, cinta untuk Dev begitu dalam."Nyonya Layla, ada yang ingin bertemu di rumah. Orang itu sudah menunggu dari tadi," ucap Cika yang tiba-tiba datang menyusul Layla."Siapa?" tanya Layla tak bersemangat."Lihat saja sendiri. Ayo pulang."Layla tak banyak bicara lagi. Ia pun pulang bersama Cika. Saat ini hanya Cika yang setia menemaninya.'Maaf, Nyo
Persahabatan yang ternoda.Part: 43.***Sebisa mungkin Cika membuat Naomi mau bertemu dengan Layla. Hingga akhirnya pertemuan sudah diatur di sebuah restoran ternama.Naomi penasaran kenapa Layla ingin berjumpa dengannya lagi. Emosi Naomi yang sudah menumpuk, ingin segera ia luahkan pada tempatnya.Tepat pukul 14: 30 Layla dan Naomi bertemu.Berdebar dada Layla saat menatap kembali mata sendu Naomi. Mata yang dulu meneduhkannya, mata yang dulu memandangnya penuh cinta."Naomi," lirih Layla dengan suara yang gemetar."Apa maumu? Apa ingin membanggakan diri atas kemenanganmu menghancurkan kebahagianku?" tanya Naomi."Tidak, Naomi. Saya ingin meminta maaf."Tersungging bibir Naomi saat mendengar ucapan Layla. "Dulu kau pun pernah berkata demikian."Jatuh bulir bening itu membasahi pipi yang sudah tak berhias seperti sebelumnya. Layla memang kehilangan Naomi sejak ia menjalin asmara dengan Dev.Layla ingin meraih cinta dari sang pujaan, malah kehilangan cinta dari sahabat terbaiknya."
Persahabatan yang ternoda.Part: 42.***Di dalam mobil, Naomi tak berkata apa-apa. Hanya air matanya yang mengalir begitu saja."Mas tak menyangka, bisa-bisanya kau bersama pria lain membawa Jelita. Sekarang Mas mengerti, kenapa dirimu menolak diajak pulang ke rumah," ujar Dev yang masih gemetar menahan emosinya."Terserah apa yang mau Mas katakan tentangku. Namun, satu hal yang pasti. Aku bukan dirimu, Mas. Aku masih tahu dengan batasan-batasan itu. Mas Abraham memang tadi bersamaku. Akan tetapi kami tak sengaja bertemu. Lagi pula, dia hanyalah anak teman Mama. Aku malu dengan tindakanmu yang semena-mena. Bahkan Mas lupa, bahwa Mas sendiri sedang bermain gila dengan Layla. Turunkan aku di sini! Aku tak sudi satu mobil dengan Mas lagi," papar Naomi panjang lebar.Setelah cukup lama Naomi berdiam diri menahan segala gejolak hati. Akhinya semua tertumpah. Dev terpaku mendengar penuturan Naomi. Ia semakin merasa bersalah karena telah memukul Abraham tanpa mendengarkan penjelasannya."M
Persahabatan yang ternoda.Part: 41.***Ketika pagi menyapa, Layla dan Dev bersiap untuk pulang ke Jakarta. Tampak cerah raut wajah Layla, rencananya telah berhasil. Ia berpikir, setelah ini Dev tentu akan jatuh ke dalam pelukannya lagi.Waktu berjalan ....Suasana hening tanpa ada yang membuka obrolan. Ketika keduanya sudah sampai, Layla sengaja mengulur waktu untuk tetap bisa bersama Dev."Dokter Dev, saya ingin meminta waktumu sebentar saja untuk menemani saya mengambil sesuatu di agen barang perlengkapan toko milik saya itu," ucap Layla."Baiklah, tapi saya tak bisa lama," sahut Dev.Layla mengangguk. Dev masih tak tahu, jika dirinya sudah masuk dalam perangkap Layla.Saat Layla sampai di tempat tujuannya. Dev diminta untuk mengangkatkan beberapa barang ringan. Kemudian Layla mengabadikan lagi gambar Dev itu. Tentunya untuk memanasi situasi.Detik berikutnya, Layla langsung mengunggah ke sosial media miliknya. Seperti biasa, Melati yang gemar mengecek akun Layla itu pun melihat
Persahabatan yang ternoda.Part: 40.***Layla menarik nafasnya panjang, sembari menetralkan perasaan. Cukup lama ia berpikir, akhirnya muncul satu ide di kepalanya."Setelah saya mencabut tuntutan. Saya mau Dokter menemani saya ke luar kota untuk seminggu ke depan," ujar Layla."Cuma itu?" tanya Dev dengan rona wajah berseri.Layla mengangguk pelan. Namun, di hati tersirat satu keinginan untuk membuat cinta Dev tumbuh lagi selama waktu seminggu nanti.***Di sisi lain, Naomi dan Melati dibebaskan. Cika suda memberi surat pernyataan berdamai atas perintah Layla.Waktu berjalan ....Naomi mengambil Jelita dari pelukan Dev. "Aku tak tahu kenapa Layla bisa mencabut tuntutannya. Tapi apa pun itu, aku tetap tidak akan berterima kasih, atau pun minta maaf padanya," ujar Naomi.Dev berdehem pelan, sambil menyerahkan Jelita."Mama yakin, perempuan jalang itu punya tujuan lain," sahut Melati."Sudahlah, Ma. Mama selalu memperkeruh suasana. Layla melakukan ini karena Jelita. Harusnya kalian be