"Kenapa Papa dan Mama tega melakukan ini?" Bau busuk mulai menggerebuti di sekitarnya. Mike hanya tersenyum menyerigai lalu menatap suaminya yang sudah berang dibelakangnya.
"Kamu sudah sangat keterlaluan Angel!" Sergah sang sergah."Berani-beraninya kamu berbuat curang pada suamimu! Kamu benar-benar tidak tahu diri ya sudah disetujui untuk menikah dengan keluarga sehebat itu!""Victor selingkuh papa!" balas Angel dengan hidung yang kembang kempis."Selingkuh apanya? Semua masalah dimulai dari kamu! Bukankah sulit mendapatkan anak setampan dan sebaik Victor?! Sekarang Papa lebih sulit lagi mendapatkan kepercayaan keluarga suamimu setelah dia mengumunkan perceraian di grup keluarga siang ini!" Arisandi benar-benar berang.‘Sudah diumumkan? Secepat itukah Victor menginginkannya pergi dari hidupnya?’ Gumam dalam hati Angel."Apa papa tidak peduli padaku?!" Angel hanya meminta keadilan di depan keluarganya. Meski adik kembar dan ibu tirinya memusuhinya, tidak berarti dengan ayahnya bukan?"Pergi dari rumah ini! Papa tidak mau melihatmu lagi!" Arisandi sudah diujung kesabarannya."Papa?" Angel membeku, ternyata papa sanggup membencinya."Tidak ada yang menginginkanmu disini setelah apa yang kamu lakukan!" Emosi masih meliputi semua suara dan mimik wajah Arisandi.Naura dan Laura yang sama-sama memiliki rambut keriting itu tertawa di depan pintu tepatnya dibelakang Mike sang mama."Yang salah bukan aku papa.. tapi Victor.. Dia berselingkuh di depan mataku, dia selingkuh dengan Valencia""Selingkuh? Masa siiih? Alasan aja kali kamu?!" Mike tiba-tiba menimpali."Aku bersumpah atas nama mamaku! Tolong.. tolong percaya padaku..""Jangan bawa-bawa nama almarhumah mamamu!" Sergah Arisandi. Mukanya memerah, mendengar Angel bersumpah atas nama istrinya."Percaya apa yang aku katakan adalah kebenaran Papa!" Angel berharap Papa percaya padanya.Dua saudara kembarnya di belakang menutup mulut. Mereka berakhir tertawa mengejek satu sama lain, terlihat ingin mengumpat. Sudah lama mereka ingin melihat Angel dimarahi hebat seperti ini."Kalau suami sampai selingkuh itu berarti kesalahan ada di istri.." Mike menambahkan dengan seenaknya."Apa..?" Angel tak percaya mendengar itu."Itu salahmu, kenapa kamu tidak mengikat Victor dengan anak?! Lihat! Sampai sahabat sendiri bergerak lebih cepat untuk mendapatkan hati Victor?! Berarti dia lebih unggul dibanding kamu." Perkataan Mike membuat hatinya bertambah sakit. Air matanya kembali berlinang, tanpa bisa membalas kata-kata Mama tirinya.Sebetulnya, dulu Mike tak setuju dengan pernikahan Victor dan Angel. Seharusnya yang menikah dengan Viktor adalah salah satu putrinya, namun karena Putri kandung Arisandi itu mencintai Victor, maka Angel-lah yang akhirnya menikah dengan Viktor."Pergi dari hadapanku Aku tidak mau melihatmu! Perusahaan Papa saat ini lagi goyah dan kamu membuat masalah! Tidak bisakah kamu bersabar dulu hanya untuk papa?!""Tapi-""Pergi dari sini. Aku tidak mau melihat wajahmu!" Arisandi begitu murka. Dia mengusir sendiri Putri kandungnya, lalu berbalik dengan langkah panjang menghentak nya yang penuh kemarahan.Tidak ada yang bisa dilakukan Angel selain mengikuti perintah ayahnya untuk keluar dari rumah ini membawa kembali kopernya.Dari dalam rumah, di balik jendela, Roro yang menjadi pengasuh Angel dari kecil melihatnya begitu iba. Sebelum Karenina Angel Gunawan pergi dari rumah itu. Dia memilih, keluar memutar dari gerbang belakang untuk menemui nona muda yang disayanginya dari kecil itu.“Aduh, kasihan nona…,” bik roro mengusap dada, membayangkan bagaimana sakitnya Angel setelah selingkuh, malah diusir dari rumah.***Dibuang dan diusir sang ayah tepat di hari suaminya juga mentalaknya adalah hal yang sangat menyayat hati. Kini Angel sudah tak tahu harus pergi ke mana lagi. Dia juga tidak pergi bekerja karena pasti suami dan keluarganya telah memecatnya.Kini apa yang harus dia lakukan?"Nona!" Seru suara wanita paruh baya yang memanggilnya dari samping kiri. Ternyata bibi Roro yang memanggilnya. Senyum bahagia timbul dari wajah Karenina Angel. Sejak ibu dan kakaknya Angel meninggal, hanya dia yang berlaku baik layaknya keluarga. "Nona mau ke mana?""Entahlah bi Roro. Mungkin aku akan menginap di hotel murah" Karena setelah ini dia tidak tahu harus melakukan apa. "Aku mungkin akan bersiap mencari kerja dulu karena aku sudah dikeluarkan dari perusahaan suamiku""Udah non saya... Benar-benar menyesal mendengarnya. "Bik Roro sudah seperti seorang ibu bagi Angel, rasa sedih yang ditampilkan Roro membuat hatinya tersentuh. Segera dia memeluk Roro, seperti yang biasa dia lakukan waktu kecil ketika ketakutan. "Terima kasih bik Roro.. terima kasih sudah mengkhawatirkanku""Non... Kalau seandainya ada apa-apa, dan Nona tidak bisa mencari bantuan ke mana-mana lagi, hubungi bi Roro ya.." sahut bik roro."Iya Bi... Tentu saja" bukannya tidak mau, dia sungkan menghubungi Roro. Tapi, memang benar. bila tak ada harapan lagi, dan tak ada yang menolongnya lagi, dia hanya bisa minta tolong pada wanita tua yang sudah dua puluh tahun pekerja sebagai kepala asisten rumah tangga di keluarga Gunawan."Ini alamat rumah bi Roro kalau non ada apa-apa tinggal datang ke rumah ini ya.." wanita itu menyodorkan sebuah kartu nama.Angel tahu, keluarga Roro juga bekerja sebagai penyalur Asisten rumah tangga profesional. Ya, wanita itu hebat. Meski telah memiliki yayasan, dia masih ingin mengabdi pada keluarga Gunawan karena katanya ini bentuk pamrih yang dia berikan pada nyonya rumah terdahulu, yaitu mamanya Angel. Dia tidak ingin berhenti bekerja di rumah nyonya yang sudah menyelamatkan hidupnya. Ya, Mama dari Karenina Angel adalah wanita yang menyelamatkan hidupnya, dan dia tidak akan pernah melupakan mama kandung Angel, Mariana Gunawan."Terima kasih banget bi.. Kalau begitu Karenina pamit dulu ya Bi""Hati-hati ya non" seperti tak rela melepaskan Angel, Roro meneteskan air matanya. Sungguh, air mata itu menguatkan Angel bahwa masih ada yang mencintai dirinya dengan tulus dan ikhlas meski Tak memiliki ikatan darah. "Jaga kesehatan Bik Roro.. sampai kita ketemu lagi""Iya Non... Non juga ya...."***Halte. Ya, dia memilih untuk berdiam di Halte. Di saat tak punya tujuan tempat, pikirannya memilih untuk ke mana-mana, dan angin segar membantunya larut dalam lamunan itu. Ya, setelah lelah berputar-putar dengan kopernya. Angel hanya bisa berdiam di halte. Dia mungkin ditatap aneh oleh beberapa orang karena melamun, tapi dia tidak peduli.Apa yang dia dapatkan dalam dua hari ayah ini benar-benar pukulan berat. Bagaimana bisa sahabat dan suaminya, menjalin percintaan di belakangnya? Dari mana mulainya?Angel hanya bisa menghela nafas berat di sela-sela angin yang berhembus menerpa wajahnya. Dia kemudian berjalan, dan tepat ketika dia berjalan, hujan malah jatuh deras membasahi seluruh tubuhnya dan juga kopernya.Apa yang akan dia dapat setelah ini? Pria itu bahkan tidak menghubunginya sama sekali padahal dialah yang salah?"Viktor Herlambang.... Mulai detik ini juga aku akan melupakanmu. Benar-benar melupakanmu." Dia menghapus air mata yang tiba-tiba jatuh mengalir, dengan air mata perih yang menghujam dada.Ya, meski Victor telah tertambat di hatinya selama bertahun-tahun, kejadian tadi malam telah mengubah segalanya.Dia menghapus air matanya, dan bertekad. Dia akan melupakannya dan takkan pernah lagi mengharapkan apa-apa darinya.Angel akhirnya pergi ke swalayan kecil, namun ketika dia hendak masuk, dia enggan karena bajunya masih. Dia kemudian membuka sweater yang dia pakai dan menaruhnya di atas koper. Hujan makin deras, dan terpaksa dia mengurungkan niatnya masuk ke swalayan dulu.“Sini! Disini!” Tiba-tiba ada dua sepasang pria dan wanita yang berdiri di sampingnya, hendak ikut berteduh. Mereka sepertinya tidak menyadari Angel, dan salah satu dari mereka berkata. "Sayang... Sudah beli kondomnya?" meski hujan, Angel bisa mendengarnya dengan jelas."Sudah.." jawab sang pacar dengan nada girang."Nanti pelan-pelan ya.." ucap sang wanita, aku belum pernah melakukannya."Iya... Aku akan pelan-pelan kok... Tapi kalau aku keenakan, Aku nggak tahu ya.." jawab si laki-laki."Iiiih dasar!" Jawab genit Si perempuan.Deg....Muka Angel memanas. Dia hampir melupakan sesuatu yang sangat besar, setelah penemuan perselingkuhan itu. Tadi malam dia digagahi berkali-kali pria bertubuh sempurna dan nyaris membuat sekujur tubuhnya remuk. Jujur, selangkangannya masih pegal dan nyeri, tapi karena perasaannya hari ini campur, semua rasa nyeri itu jadi menyatu, sehingga dia lupa yang mana yang paling sakit."Pria malam itu.... Siapa ya?" sepertinya dia pernah mengenalnya. Tapi, dimana?kenapa rasanya.. pria itu bukan pria biasa?Semoga, pria itu tidak mengingatnya ya..***Berhari-hari sudah, Karenina Angel tidur di sebuah penginapan murah. Sedih menggelayut dalam asanya dan Dia tak mau bersedih harus menghabiskan waktunya untuk meratapi rumah tangganya yang tak sesuai harapan indahnya dari awal. Selain rasa sesak karena perselingkuhan ini ada hal lain yang menganggunya. Kartu kredit maupun kartu debit miliknya tak bisa digunakan. Uang yang tersisa di dompet pun tinggal beratus ribu lagi, itu artinya dia harus segera menghasilkan uang.Angel mencoba mencari kerja dengan memasukkan CV untuk melamar pekerjaan meski ada, namun tak satupun yang memanggilnya sampai sekarang. Dia tidak berani bertanya pada siapapun, juga pada keluarganya. Bahkan surat cerai pun belum dia ditandatangani.Bolak-balik berjalan kesana kemari di samping tempat tidurnya, Angel akhinya menggigit jari karena bingung. Apa dia menemui Victor saja? Haruskah dia menemui kedua orang tuanya juga? Kenapa kartu debit dan kartu kreditnya tidak bisa digunakan?Tiba-tiba saja ada telepon, dan n
Sudah seminggu sejak gosip ganas tentang Angel mengudara di jagad bisnis Jakarta. Kini Angel nyaris tak punya apa-apa selain koper di tangannya. Angel menyampaikan pada Victor bahwa Dia tidak punya uang untuk membayar pengacara untuk mengurus perceraian mereka. Sebaiknya pria itu sendiri yang telah yang membereskan semuanya dan segera mencabut tuduhan, dan membersihkan nama.Kini tinggal dirinya, dengan sisa uang yang dimilikinya hanya seratus ribu didompet. Apa yang bisa Dia lakukan dengan uang itu? Hidupnya masih panjang membentang, namun tak satupun ijazah yang berguna yang bisa dia pakai untuk mencari pekerjaan. Victor benar-benar menghukumnya padahal seharusnya Angel- lah, yang menghukum pria itu.Kriuuuuuk! Krubuk! Perutnya lapar. Sebaiknya Dia memberi roti saja.Malam sudah begitu dingin ketika dia mencapai sebuah halte bersama satu-satunya tas koper miliknya. Kini dia bahkan tak memiliki mobil. Mobilnya sudah disita karena itu adalah mobil pemberian suaminya. Tak ada satupun y
Perjalanan menuju istana mewahnya terbilang sangat lancar, untuk kota Jakarta yang macet. David yang dingin itu, menikmati pemandangan di luar kala kepalanya penat dengan namun tiba-tiba saja dia menyadari sosok penting yang dia carinya selama ini. Wanita yang diyakini bernama Karenina Angel Gunawan itu baru saja menyeret kopernya depan gedung pertokoan. "Berhenti pak Rama!" Tanpa pikir panjang David menyuruh sopirnya menghentikan mobil."Di, disini Pak?" Rama terkejut, dan mencoba memastikannya kembali."Ya! Segera!"Ckiiit!***Karenina kesulitan untuk sampai kerumah bik Roro. Uangnya sudah habis. Tak ada lagi yang tersisa dan perjalanan menuju rumah wanita itu. Setelah bertanya pada orang-orang sekitar, jarak menuju tempat Bik Roro masih harus dia tempuh sekitar dua kilometer lagi.Lelah menguasai hajatnya hari ini. Bersama kopernya, dia melihat dirinya di kaca transparan, dimana dia berhenti tadi. Akhir-akhir ini penampilannya terlihat lusuh. Lihatlah bagaimana hidupnya berubah se
David membuka pintu utama, rumah yang Ibunya tempati. Rumah ini cukup besar, sama dengan rumah utamanya yang ditinggalinya namun masih kosong. Dia sengaja hidup terpisah dari Mamanya. hampir tiap hari sang Ibu memintanya untuk menikah, Dia mulai tak merasa tenang. David tahu, alasan terbesar Evita Brown melakukan semua ini, karena wanita itu khawatir. Dia khawatir David belum bisa melupakan Giana, dan terus membiarkannya hidup dalam bayang-bayang wanita itu.Giana takkan pernah kembali padanya, dan itu sudah menjadi pilihannya. Padahal, David sudah tak memusingkannya karena pekerjaannya sebagai CEO dua perusahaan besar menyita waktunya cukup padat. Seiring dengan waktunya yang tersita banyak, Dia tak lagi memikirkan Giana.Ya, hidupnya sudah jauh meninggalkan kisah masalalunya, sejak Dia mengalami kecelakaan lalu lintas karena terus memikirkan wanita itu.Baru saja beberapa melangkah masuk kedalam ruang yang disebut lantai utama ini, kepala asisten rumah tangga di rumah
Hidup di kota besar tanpa pengaruh dan uang sangatlah sulit. Beberapa minggu lalu hidupnya masih bergelimang harta, namun kini, Karenina Angel Gunawan bukanlah siapa-siapa. Bahkan untuk melawan pada pelayan rumah ( dari pria yang tidak dikenalnya) dia tak bisa apa-apa.Saat ini, perutnya lebih membutuhkan semua hidangan yang ada di depannya, daripada harus menghadapi pelototan wanita bernama Davina ini. Wanita berbadan ramping dengan rambut cepol kaku yang memakai rok hitam baju kemeja putih itu terus mengawasi tingkah laku Angel. Bahkan ketika makan, matanya tak lepas dari sosok Angel.Apa Dia juga merangkap CCTV berjalan? Mata wanita itu selalu menatap awas padanya, seakan Angel adalah tawanan seharga milayaran rupiah."Apa harus kutambah lagi?" Sikapnya memang sopan, tapi tidak dengan matanya.Wanita itu akhirnya beranjak dari tempatnya, membuka pintu dan menyuruh seorang pelayan yang dari tadi berada di luar untuk mengambil nampan berisi piring kotor yang tadi digunakan Angel."De
Hampir tiga hari setelah itu, Angel tinggal di rumah Bik Roro. Selama itu pula Dia mencari tahu tentang pria yang telah merenggut kesuciannya. Rasa penasaran membuatnya harus mencari identitas pria itu. David Arkananta Brown.. Pria itu adalah pebisnis hebat Indonesia. Bisnisnya bahkan sukses di dua benua dari Asia hingga Australia. Dari artikel yang Dia baca, dia juga bukan orang sembarangan dan tidak mudah didekati. Ya, itulah yang dia dengar, dan juga samar-samar dia dengar beberapa bulan yang lalu.-Flashback tiga bulan lalu-Kantin Kantor Crystal EnterpriseKantin saat itu tidak cukup penuh sehingga Angel bisa makan dengan leluasa seorang dia. Terpaksa dia makan sendiri karena teman-temannya semua punya acara makan di luar. Secara tak sengaja dia mendengarkan percakapan tiga gadis di sampingnya, yang dari tadi terlihat benar-benar antusias dengan obrolan mereka."Coba lihat ini tampan kan?" Angel mndengar suara itu dari sampingnya."Tidak mungkin. Seperti ini hanya idaman para wan
"Mah, ada berita tentang Angel?" Tanya iseng Naura ketika mereka berada di atas meja makan. Laura sendiri sedang sibuk mengepal sandwich besarnya untuk dimakannya, sementara Mamanya sibuk mengoles selai kacang di atas roti panggangnya yang baru saja selesai terpanggang."Untuk apa mencari tahu tentang anak itu? Ayah kandungnya saja tidak peduli" jawab Mieke acuh tak acuh."Pedulikan saja diri kalian karena sebentar lagi pertemuan ibu-ibu akan dilaksanakan dan kalian harus mengklik salah satu orangtua pria-pria tajir di Jakarta ini, mengerti?!" sindir Mieke sambil mengunyah roti selai kacangnya. Di saat yang sama Dia juga melihat Laura yang telah selesai membuat sandwich dan kemudian hendak melahapnya. "Laura! Apa yang kamu lakukan? Kamu itu mau makan atau masuk ke dalam mulutmu?! Jangan sampai kamu kegemukan karena ciri khas wanita kaya di tengah kota ini adalah memiliki badan yang langsing!""Mama! Aku kan cuma mau makan?!""Kamu itu harus mengincar pria yang ta
-Di ruang Kerja David Arkananta Brown-David masuk dengan wajah bingung, seminggu ini mood David seperti tak enak dipandang setiap hari dia harus melapor pencarian"Maaf tuan.. tapi saat ini tidak ada yang menemukan nona Karenina Angel Gunawan."David bersungut, menggulir layar yang ada di depannya. Untuk pertama kalinya dia merasa gusar mencari seorang wanita yang akhir-akhir ini dicarinya. Wanita itu dua kali kabur darinya dan itu adalah sesuatu yang tidak disukainya. Tidak ada wanita yang pernah kabur darinya, "Apapun alasannya cepat cari orang itu..., Kalian tahu kan kalau tidak menemukannya kalian akan kujadikan apa?"tatapan sinis David, dampak mematikan di depan tiga pria yang menjadi pesuruh nya.Wanita itu tidak mungkin pergi jauh-jauh karena dia tidak membawa apapun selain alat komunikasi. Dari Ronald, dia mendapatkan semua data wanita itu dengan secara akurat. Karenina Angel Gunawan. Susah bercerai, dibuang keluarga, tidak punya kerabat dekat selain sah
Akhirnya tuan muda David Arkananta Brown pergi juga, setelah mengomeli sepupunya yang adalah aktor terkenal itu.Sepertinya mereka berdua berangkat dari rumah ini bersama-sama, sehingga inilah waktunya bagi Angel untuk berbenah di kamar, karena hari ini dia tidak memberi jatah makan Sapta dan Arnold."Angel kembali melakukan tugasnya ke kamar, setelah membantu Devina membawa beberapa zat makanan dan minuman yang tadi berada di rumah kaca. Namun sebelumnya membuka pintu dia bertemu dengan x-ray. "Hei... Angel... " Sapa pria itu. Karena x-ray adalah aktor terbaik dan juga dia adalah penggemarnya, Angel pun berhenti dan akhirnya memberi sambutan hormat seperti layaknya pelayanpada majikannya. "Tuan x-ray" sapanya."Kalau di rumah ini jangan panggil aku x-ray, panggil aku saja Raymond.., Ray..." Ucapnya sedangkan sedikit nyeleneh, namun sikapnya kembali menjadi gentle.Sepertinya yang karenina Angel lihat tadi adalah salah satu aktingnya. Syukurlah dia bukan seorang gay. Sangat merugikan
"Aku... Melakukan apa...?" Matanya membelalak pada David, dan dijawab mengangguk polos oleh David.Lagi-lagi kelakuan wanita ini nyaris membuatnya tersenyum namun dia menahan diri. untuk sebentar saja dia ingin melihat bagaimana wajah panik Angel mengudara.Angel menelan ludah. Sungguh, sebersit ingatan memang membuatnya mengingatnya sedikit-sedikit apa yang terjadi.Astaga....."Bangun dan mandi..., temani aku sarapan""Sarapan?"Itu berarti...."Astaga ini sudah pagi hari?!" Pekiknya. David tersenyum melihat kepanikan wanita bertubuh indah itu, lalu kembali berpura-pura dingin. "Memangnya kau kira ini kapan?" Sahutnya sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam masing-masing saku celananya."Saya kira... saya kira hanya tertidur sebentar.." wajahnya panik, karena seharusnya dia masih bekerja. "Apa yang membuatmu panik?" Angel benar-benar membuat David gemas, lantaran punggungnya yang masih terlihat, bekas kecupan yang membara, dan lagi ekspresi polos yang selalu tampil dari wajahnya
Byur!“Banguuuun!”Dingin… ! Ugh…“Uhuk! Uhuk-uhuk!” Perasaan Angel tak enak, apa ini? Seseorang membantunya duduk, ketika tubuhnya terikat dan mulutnya dibelit bebat.Seseorang mendekatinya dan merunduk padanya yang duduk. Dia melepas bebat yang ada di mulut Angel. "Heh katakan... kamu punya tujuan apa masuk kesini? kamu sengaja membayar orang dalam untuk bisa bekerja di daerah pribadi tuan David?!" Yura, wanita berbadan besar dan tinggi itu memulai dakwaannya. Lipatan tangan di bawah dadanya itu, membuat dada membusung."Aku…tidak..” Angel tak punya kekuatan untuk menjawab."Kudengar, kamu berasal dari kalangan berada! Kamu ke sini juga ingin mengincar Tuan David kan?!"Juga….. mengincar Tuan David? Apa mereka mengincar David?"Jangan bohong! mana ada pembantu yang kulitnya cantik putih bersih begini?! Wanita seperti kamu sudah pernah ada sebelumnya! Dan kami sudah tahu tujuanmu bekerja disini! Dasar munafik!""Tapi aku benar-benar bekerja.. untuk menghasilkan uang…" napas Angel ter
Setelah selesai memberi makan Sapta dan Garfield akhirnya Angel di membersihkan ruangan pribadi David yang luasnya mencapai dua kali presidensial suit itu.Tidak banyak yang kotor dari ruangan ini, karena sebetulnya dua hari sekali ada petugas yang khusus membersihkan seluruh ruangan. Namun karena dia tidak punya jobdesk pekerjaan lain, selain berada di ruangan itu. Dia hanya bisa melakukan bersih-bersih, meski kendati dengan menggunakan baju putih ini, Dia sedikit risih bila harus mengotorinya.Ketika wanita itu hendak membersihkan bagian walk-in-closet milik David, tiba-tiba suara smartphone berbunyi, dan Karina tiba-tiba teringat, kalau dia menaruh Smartphone-nya di sini tadi. Hak istimewa dari pembantu di rumah ini adalah mereka bisa membawa Smartphone mereka kemanapun, bahkan sambil bekerja.Hal ini ada dalam peraturan, namun tetap saja mereka harus mematuhi peraturan yang ada, tak boleh membukanya di depan umum, ketika benar-benar sibuk bekerja.Karina akhirnya meraih Smartphone
David membawa Angel di dalam perpustakaannya. Sepertinya inilah tempat khusus di mana David selalu melakukan aktivitas-aktivitas pribadinya. Dia membawa pembantu pribadinya ke dalam ruangan ini, agar tidak ada yang menguping apalagi curiga. Dia terdiam di depan sana sembari mengetuk kecil jari jemarinya, padahal Angel harus memberi makan Sapta dan Garfield"Tuan, kenapa memanggil saya ke sini? bukankah saya harus memberi makan pada Sapta dan Garfield?” ya, benar. Sebetulnya apa yang dipikirkan David?"Bukankah seharusnya kamu tahu kenapa aku membawa mau ke sini?" pria tampan itu malah bertanya balik.Angel terlihat berpikir sebentar, seakan mencoba mencari tahu jawaban David di atas kepalanya. Namun, beberapa detik berjuang, dia akhirnya menggeleng kepala, menyerah. “Tidak tuan. Saya tidak tahu.." saat mengatakan itu, Angel menengadah, menatap David namun David malah memberinya tatapan dingin. Ketukan jari jemari itu memenuhi ruasanga sunyi perpustakaan itu. Ketukan-ketukan itu buk
Perawat sedang mengoleskan salep luka bakar di kaki Angel yang tadi tertumpah oleh air panas dari teko stainless.Ya David membawanya pada sebuah klinik kecil yang ada di rumahnya di mana ada seorang perawat dan dokter. Dari semua orientasi kemarin Angel sama sekali tidak tahu kalau rumah besar ini memiliki klinik. Hebat. rumah ini sudah seperti perusahaan saja. Dan David?Tentu saja, dia masih ada di ujung sana, melipat tangan di bawah dadanya sembari melihat serius ke arah tindakan perawat yang- begitu gugup- mengoleskan salep luka bakar pada kaki Angel.Tidak hanya perawat, Angel juga jadi gugup ketika pria itu sesekali menetapnya, memastikan setiap tindak tandukperawat itu sesuai prosedur. Jujur, meski terkesan buru-buru, Dia sedikit terkesan dengan tindakan David yang langsung membawanya pergi.Tapi tidak dia mengambil kembali rasa terkesan itu karena apa yang akan disebabkan oleh David setelah ini.Ah benar juga Semua orang pasti akan bertanya padanya. Semua orang terutama teman
Sekilas David menatap Angel, namun sepertinya Angel tidak benar-benar mendengarkan percakapan di ruangan ini. Wanita itu sedang tidak menatapnya, seakan pikirannya berada pada hal lain.Memang benar, wanita itu sibuk memikirkan alur perjamuan perjamuan gold tiket yang membuatnya terjebak bersama David.Renata yang masih ikut berdiri di sana memperhatikan Angel dari tempatnya. Karena Dia memegang tablet, dia mengambil kesempatan itu untuk mengambil Smatphonenya, lalu pelan-pelan -tanpa terlihat orang lain- mulai memfoto sosok Angel.Meskipun Renata adalah asisten pribadi dari David, dia juga adalah temannya Adelia, sepupu jauh David yang mendamba pada David. Dia yang sebetulnya mencalonkan diri langsung menjadi calon istri David. Namun wanita itu dilarang kemari, setelah mencoba memberi David obat persangsang untuk tidur dengannya.Suara kaki terdengar datang dengan cepat dari arah datangnya Angel dan David tadi. Seseorang seperti terburu-buru untuk menghampiri seseorang yang ada di ru
"Tuan... David, anda... Bisa melepaskan tangan saya?" tatapannya seakan menelisik jauh kedalam matanya, membuatnya tersengat. Buru-buru dia menghalau pandangannya. Bahaya kalau mereka bertatap lama. Bagaimanapun mereka pernah satu ranjang, dan..Ketika dia mendonggak, napasnya nyaris menyatu dengan napas pria itu-Tok tok!Fiuh…Untung saja, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk. Hal itu tentu menyadarkan David bahwa seseorang baru saja mengetuk pintunya. Beruntung bagi Angel, David melepaskan pegangannya, lalu beralih pada pintu.Fiuh.Dia berharap lebih sering saja orang-orang mengetuk pintu agar David tidak melakukan sesuatu yang aneh. Bukan karena anehnya namun pria itu sering sekali, mengerjainya. Tiap hari sejak dia datang.Ketika dapat membuka pintu, ternyata Renata, salah satu asistennya selain Ronald datang, dan telah bersiap di depan. "Ada apa?""Hari ini saya yang ada di sini pak. Ronald sedang mengurus pekerjaan lainnya" sahut Renata sekilas menatap ke dalam dan menyadari ada s
Tentu saja Angel memilih keluar dari kamar mandi itu dibandingkan melihat David mandi, dan pria itu akan mengatakan dia wanita jalang. Dengan segera pria itu angkat kaki dari Tidak , tentu saja tidak. Angel segera keluar bahkan dengan berlari. Duk! Toilet itu kemudian ditutupnya. Dia tidak tahu bagaimana reaksi terakhir dari David tapi yang penting dia pergi saja dari situ.Kembali Dia melihat kemeja yang diberikan oleh pria itu. Kemeja itu sangat kebesaran untuk dia pakai. Pria memiliki tinggi 183 cm, apalah tingginya hanya sekitar 160 m. Mungkin kalau memakai ini dia akan seperti orang-orangan sawah. Tapi... Tak ada pilihan. Memagnyaa ada baju wanita yang diletakkan di sini?Angel kemudian memegang baju itu dan mencari tempat yang cocok untuk berganti baju. Malunya, mukanya rasanya sedang panas, pasti bila ada yang melihat mukanya, saat ini pasti wajahnya sudah merah seperti buah apel. Bisa-bisanya tadi ngeri dia jatuh ke dalam bathtub itu. Sebetulnya apa yang ingin dila