Home / Pernikahan / Wanita Hamil itu Maduku / Bab 83. Mengulang Masa Dulu

Share

Bab 83. Mengulang Masa Dulu

Author: flam_boyan
last update Last Updated: 2023-12-28 20:24:00

Perasaan Hana ini mirip seperti perasaannya saat pertama kali bertemu dengan Adam. Ada rasa suka dan cinta di sana. Hati yang dulu sudah ingin menutup lembaran cerita dengan Adam kini mulai berubah kembali.

Suara debaran jantung Hana sangat keras sekali. Dia takut jika nantinya Adam akan mendengarnya. Melihat senyum Adam, hati Hana semakin menjadi-jadi.

"Aku ini kenapa, sih?! Sebentar lagi kamu dan Mas Adam sudah resmi bercerai, Han! Tepis semua hal yang bisa membuatmu menjadi berat melepaskannya," ucap Hana dalam hati.

Hana mencoba mengalihkan pandangannya. Dia melihat Keenan yang sudah makin besar. Rasanya sungguh rindu sekali dengan anak itu. Anak yang tak berdosa dan dia tahu jika Keenan bukan anak suaminya.

"Assalamualaikum!" ucap Adam ketika sudah sampai dan bertatap muka dengan Hana.

"Waalaikumsalam," sahut Hana tetap dengan sopan.

Adam terlihat mempersilakan istri Pak Muh untuk duduk. Dia sangat sopan dan perhatian dengan istri Pak Muh karena sudah menganggap Beliau seper
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sri Minarni
bodoh aja kalau Hana mau rujuk sama Adam, dulu ada Alya Hana ditinggalin giliran Alya metong eh minta rujuk Hana, demi anak gundiknya
goodnovel comment avatar
Ella Wati
semoga Hana mau rujuk lagi sama Adam..semoga Adam tidak menyakiti Hana lagi..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 84. Sidang Terakhir

    "Aku —"Lidah Hana kelu untuk bicara. Dia memberanikan memandang Adam. Ada pancaran penyesalan yang terlihat di mata Adam. Sungguh, Hana paham betul sifat Adam. Kemudian dia berganti memandang Keenan yang tengah tertawa riang bersama Bu Muh. Sebuah keputusan yang tidak mudah untuk diambil oleh Hana. Di satu sisi dia ingin tetap bercerai. Tapi, di sisi lain dia memikirkan nasib Keenan di masa depan. "Maaf aku gak bisa, Mas," ucap Hana sambil masih menatap Keenan. Adam menghela nafas berat. Tak percaya rasanya mendengar jawaban Hana. Tapi, dia tak akan menyerah begitu saja. Dia akan berusaha untuk mendapatkan Hana kembali. "Apa masih tidak ada kesempatan terakhir untukku, Han? Aku tidak akan berjanji manis kepadamu. Tapi, jika kamu masih mau bersamaku, aku akan melakukan yang terbaik untukmu dan keluarga kita. Tolong pertimbangan lagi keputusanmu, Han!""Maaf aku gak bisa, Mas!" Hana beranjak dari tempat duduk dan pergi. Dia tak sanggup lama-lama di sana dengan Adam yang pembicaraa

    Last Updated : 2024-01-05
  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 85. Putusan

    "Saya —"Hana tak sanggup melanjutkan kalimatnya. Dia sesekali menoleh ke arah Keenan. Anak itu terus saja memandang Hana. Bahkan tangannya sempat terjulur meminta gendong pada Hana. Sungguh suasana sidang kali ini membuat Hana haru. Air mata Hana tak bisa dibendung lagi. Dia teringat akan pesan abahnya dulu. Jika diingat-ingat, Adam sebenarnya tak melakukan kesalahan apapun karena Keenan bukan anak Adam. Walaupun pada akhirnya Adam dan Alya sempat berhubungan badan juga. Tapi, bukankah itu ketika keduanya sudah menikah? Jelas itu bukan perbuatan dosa. Mata Hana terpejam mengingat semua perjuangannya dulu bersama Adam sebelum Alya masuk. Mereka dulu sangat bahagia. Susah dan senang mereka jalani bersama. "Baiklah kalau begitu sidang ini memutuskan bahwa Saudara Adam dan Saudari Hana hari ini resmi ber—""Tunggu, Pak Hakim!" seru Hana sambil berdiri. Dia memotong ucapan hakim ketua. "Apakah saya bisa membatalkan gugatan saya ini, Yang Mulia?" kata Hana dengan mantap. Adam terkejut

    Last Updated : 2024-01-05
  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 86. Tragedi

    Hana pasrah tubuhnya disentuh oleh Adam. Dia bahkan tengah menikmati sentuhan yang sudah lama tidak dia dapatkan. Mereka bersama-sama merasakan kebahagiaan yang telah lama dirindukan. "Makasih, ya, Sayang," bisik Adam di telinga Hana. Hana sama bahagianya dengan Adam. Tak bisa dipungkiri jika dia masih sangat mencintai Adam. Hana tertidur dalam dekapan Adam. Dada Adam memberikan kenyamanan tersendiri bagi Hana. Suara tangisan Keenan membuat Hana dan Adam terbangun. Hana bergegas menghampiri Keenan yang mungkin saja bangun karena haus. "Sayang, kenapa? Keenan haus?" tanya Hana ketika sudah berada di kamar Keenan. Kepala mungil Keenan itu pun mengangguk pelan. Hana langsung menggendongnya ke dapur. Dengan cekatan Hana membuat susu untuk Keenan. "Silakan, Tuan kecilku yang tampan!" kata Hana sambil memberikan gelas berisi susu pada Keenan. "Maacih," jawab bibir mungil Keenan. Ya, sedari dini memang Keenan sudah diajarkan tiga kata ajaib, yaitu tolong, maaf dan terima kasih walaup

    Last Updated : 2024-01-06
  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 87. Kondisi Adam

    Gema takbir terdengar bersahutan saat evakuasi mobil Adam. Mereka yang melakukan evakuasi melihat kebesaran Tuhan dimana anak kecil di dalam mobil itu tidak terluka sedikitpun. "Allahuakbar ... cepat angkat anak ini!" teriak salah satu petugas yang menolong. Mereka mengamankan Keenan yang tempat yang lebih aman. Tangisan kencang Keenan sangat jelas terdengar. Dia mulai memanggil Adam dan Hana. Hana dan Adam terluka. Mereka dibawa oleh ambulans. Keenan ikut ke dalam ambulans dan digendong oleh perawat yang ikut dalam ambulans. Suasana di dalam ambulans mencekam. Adam terlihat paling parah lukanya dibandingkan dengan Hana. Dia harus mendapatkan oksigen tambahan untuk membantunya tetap bisa bernapas. Suara sirine meraung-raung memecah jalanan yang dilalui. Keadaan darurat hingga memaksa sopir ambulans agak mempercepat laju mobilnya. Sesampainya di IGD, mereka sudah ditunggu oleh tenaga medis yang sebelumnya telah dikabarkan lewat telepon. Adam dan Hana langsung ditangani oleh dokte

    Last Updated : 2024-01-07
  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 88. Menggantikan Adam

    "Bu, mohon maaf untuk barang-barang di dalam mobil tidak ada ditemukan ponsel. Hanya ada sebuah tas saja yang tersisa. Kemungkinan besar barang yang lain jatuh dari mobil saat mobil berguling ke bawah," kata polwan sesaat setelah menelepon rekannya yang lain. Pupus sudah harapan Hana untuk memberi kabar Pak Muh dan Bu Muh. Pasti orang tua itu sangat khawatir karena belum mendapat kabar dari Adam. Keduanya sudah menganggap Adam dan Hana seperti anak sendiri. Dan memang benar sejak semalaman Pak Muh mencoba menghubungi Adam tapi tidak tersambung. Beliau begitu khawatir dengan kondisi Adam karena menurut berita di televisi, wilayah yang hendak dituju Adam hujan lebat disertai angin. "Bu, Adam belum bisa dihubungi. Kok Bapak punya firasat tidak enak, ya, Bu?" kata Pak Muh pada istrinya. "Gak boleh begitu, Pak. Kita doakan saja mereka baik-baik saja. Mungkin memang di sana susah sinyal, Pak," jawab Bu Muh yang mencoba tetap berpikir positif. Kembali ke rumah sakit. Hana pasrah dengan

    Last Updated : 2024-01-08
  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 89. Masalah Kerjaan

    Andi sempat menolak untuk keluar dari ruangan Adam. Namun, Hana dengan tegas memerintahnya untuk keluar lebih dulu karena perempuan yang bernama Lita itu hendak bicara serius dengan Hana. Ketika Andi melewati Lita, tampak sekali mata Andi menatap tajam ke arah Lita yang menunduk. Hana menyadari gelagat aneh dari Andi itu. Setelah Andi keluar, Hana menyuruh Lita untuk duduk tepat berada di depannya. Lita masih menunduk belum berani menatap Hana. "Nama kamu siapa? Dan kamu di sini sebagai apa? Maaf saya tanya karena memang belum tahu," tanya Hana. "Tidak apa-apa, Bu. Nama saya Lita akuntan di sini, Bu," jawab Lita yang masih ragu melihat ke arah Hana. "Bagus. Saya memang ingin memanggil orang yang biasa mengurus keuangan ke sini. Tepat sekali kamu datang ke sini. Jadi selama ini kamu yang membantu Andi mengurus bisnis suami saya ini, ya?" Lita mengangguk pelan. "Sebelumnya saya turut berdukacita atas musibah yang menimpa Ibu sekeluarga. Semoga Pak Adam segera pulih dan bisa cepat

    Last Updated : 2024-01-14
  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 90. Temuan

    Kejanggalan itu terjadi beberapa tahun lamanya. Dan suaminya tak menyadari hal itu. Dalam hatinya Hana bertekad harus menemukan Lita bagaimana pun caranya. Dia kemudian keluar dari ruangan dan mencoba bertanya ke beberapa karyawan yang ada di sana. Namun sayang tidak ada satu pun yang tahu alamat rumah Lita karena Lita hanya menyewa kamar. "Dulu sebelum pindah saya tahu, Bu. Tapi sudah hampir sebulan dia pindah dan saat saya mau main ke kosnya selalu tidak boleh sama Lita," kata teman yang bisa dibilang dekat dengan Lita saat ke kantor. "Oh begitu, ya. Boleh gak saya minta alamat kos yang lama?"Karyawannya itu langsung menuliskan sebuah alamat dan menyerahkannya kepada Hana. Hari berikutnya, Lita benar-benar tidak masuk kantor. Itu dapat diartikan bahwa Lita benar-benar mengundurkan diri dari kantornya. Setelah menyelesaikan beberapa urusan kantor, Hana keluar kantor dengan tujuan ke alamat kos Lita yang lama. Setelah berputar selama kurang lebih satu jam akhirnya Hana dapat men

    Last Updated : 2024-01-17
  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 91. Kabar Baik

    Hana mengendari motor dengan kecepatan yang cukup tinggi. Dalam otaknya hanya berpikiran supaya cepat sampai di rumah sakit. Air matanya tak berhenti mengalir di sepanjang jalan. Tentu saja dia sudah menitipkan Keenan pada Bu Muh. Kebetulan atau tidak, Allah sudah merancang semuanya. Saat pihak rumah sakit menelepon dan meminta Hana untuk datang, kebetulan yang pas karena Bu Muh sedang berkunjung. Perjalanan kali ini terasa sangat lama sekali padahal Hana sudah berusaha cepat. Sebenarnya pihak rumah sakit tak menjelaskan apapun. Hanya saja Hana khawatir dan sampai punya pikiran yang tidak-tidak karena petugas yang menelepon dirinya mengatakan jika ada hal yang mendesak yang mengharuskan Hana untuk datang saat itu juga. "Dok! Sus! Ada apa? Suami saya baik-baik saja, kan?" Setengah berlari Hana menghampiri dokter dan perawat yang tengah berdiri di depan ruangan ICU. Keduanya sontak menoleh ke arah Hana tanpa ekspresi apapun. "Mari ikuti saya, Bu!" ajak perawat itu. Pintu ICU dibuka

    Last Updated : 2024-01-19

Latest chapter

  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 98. Tanda-tanda

    Perasaan Adam dan Hana campur aduk. Mereka tidak mau bahagia lebih dahulu karena belum ada bukti, biarpun yang memeriksa Hana adalah dokter kandungan. Selama perjalanan menuju poliklinik Dokter Arif, Hana dan Adam saling berpegangan. Mereka menguatkan satu sama lain. Mereka akan melalui hari ini secara bersama-sama apapun hasilnya. "Aku takut, Mas," kata Hana ketika mereka menunggu di ruang tunggu depan poliklinik kandungan. "Kita hadapi sama-sama, ya! Berdoa saja semoga hasilnya sesuai dengan apa yang kita harapkan.""Aamiin."Hana dan Adam masih menunggu karena jadwal praktek Dokter Arif masih setengah jam lagi. Sudah ada beberapa ibu hamil yang juga ikut menunggu. Rasa rindu menghinggapi Hana ketika melihat hal itu. Dia rindu dengan Kanaya. Rindu akan tawa kecil yang selalu menghiasi harinya kala itu. Rindu hingga membuat Hana berharap jika dirinya saat ini benar-benar hamil. Setengah jam kemudian, mereka melihat Dokter Arif masuk ke dalam ruangan. Hati keduanya semakin berdeb

  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 97. Hana Pingsan

    Kesedihan Hana tak berlangsung lama karena dia harus terus menjalani hidupnya. Masih ada Keenan dan juga Adam yang membuatnya bahagia. Tak ada waktu untuk bersedih. Dia harus bisa mensyukuri pemberian dari Allah setelah semua yang telah dia lalui. Dua bulan berlalu setelah kejadian testpack pagi itu. Hana semakin hari semakin giat bekerja. Sekarang bisnis Adam dan Hana mereka kelola sendiri-sendiri. Hana fokus pada bisnis baju-bajunya. Sedangkan Adam meneruskan bisnisnya yang sudah lama. "Kamu kok pucat sekali, Sayang? Kamu lagi sakit?" tanya Adam saat mereka hendak berangkat bekerja. Hana menggeleng pelan. Dia memang merasakan pusing. Tapi karena ada pekerjaan yang harus dia selesaikan, Hana terpaksa berbohong pada Adam. Jika Adam sampai tahu kalau dia sakit, pasti Adam tidak akan mengizinkannya untuk bekerja. Hana sudah terlalu mencintai pekerjaannya itu. Dengan bekerja, dia akan sedikit melupakan keinginannya untuk mempunyai anak. "Kamu yakin?" tanya Adam lagi untuk memastikan

  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 96. Testpack

    "Ah rasanya aku sudah lupa hamil itu seperti apa. Apa aku cek saja? Tapi, nanti kalau hasilnya tak sesuai yang aku harapkan, pasti aku sedih. Tapi, aku penasaran juga. Toh aku juga sudah terlambat haid sudah hampir seminggu."Hati Hana bimbang. Dia merasa belum siap tapi penasaran juga. Apalagi dia juga sudah sangat merindukan kehadiran buah hati kembali. Walaupun ada Keenan, bukankah anak dari darahnya sendiri itu membahagiakan? Jikalau benar dia hamil, Hana berjanji akan tetap menyayangi Keenan seperti sebelumnya. Tanpa sepengetahuan Adam, Hana pergi ke apotik untuk membeli testpack. Dia memasukkan benda tipis itu ke dalam tasnya dan kembali lagi ke kantor. Kebetulan ada apotik yang dekat dengan tempat yang dijadikan kantor oleh Adam. Di kantor, dia pun bekerja seperti biasanya. Saat pertama kali Adam masuk ke kantornya, dia sangat kagum dengan banyaknya perubahan. Bahkan ada beberapa bisnis baru yang dikerjakan oleh Hana dan itu sangat diapresiasi oleh Adam. "Kamu darimana, Saya

  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 95. Tertangkap

    "Kenapa kamu bisa sampai di sini, Lun?" tanya Hana yang kebingungan melihat sahabat yang sudah lama tidak ditemui sekarang ada di rumahnya. Bahkan sampai Marvin ada di rumahnya. Padahal mereka sudah lama sekali tidak berkomunikasi. Luna tak menjawab. Dia mengajak Hana dan Lita untuk duduk terlebih dahulu. Lalu, Luna mengambilkan air minum untuk diminum mereka berdua. Tujuannya agar bisa membuat keadaan keduanya lebih tenang. Sayup-sayup terdengar beberapa orang yang tengah berbisik. Saat itu juga mendadak rumah Hana menjadi ramai. Hana sampai dibuat bingung karenanya. "Terima kasih," ucap Hana setelah kondisinya agak tenang. Keenan pun juga ikut tenang saat melihat Hana tenang. Suasana menjadi hening. Baik Hana maupun Luna tidak saling bicara. Dan mata Hana pun menatap Luna seolah sedang menunggu jawaban dari sahabat yang sudah lama tidak dia temui itu. "Luna ..." ucap Hana lirih. "Iya, Hana. Kamu mau tahu kenapa aku dan Mas Marvin bisa di sini? Iya, kan?" Hana mengangguk cepat.

  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 94. Teror di Rumah Hana

    Sebuah bungkusan plastik yang isinya sudah berhamburan keluar. Banyak darah di sekitar plastik hitam itu. Hana bertakbir karena terkejut melihat hal itu. Tak lama kemudian terdengar lagi suara kaca dilempar batu. "Astaghfirullah hal adzim!" seru Hana dan Lita hampir bersamaan."Apa lagi itu, Bu?" tanya Lita yang melihat kertas yang sudah diremas-remas ada di dekat batu yang dipakai untuk melempar. Hana dengan hati-hati mengambil kertas itu dan membukanya. Matanya melotot ketika melihat tulisan berwarna merah menyala itu. "MAT* KALIAN!" eja Lita saat membaca tulisan yang ada di kertas. "Siapa yang melakukan ini, Bu? Saya takut sekali, Bu," kata Lita kemudian. "Ayo kita masuk ke dalam kamar! Aku harus minta bantuan karena kita sudah diteror," balas Hana. Dia kemudian mengajak Lita untuk ke kamarnya. Saat itu Hana ponsel Hana terletak di dalam kamarnya. Dengan langkah yang cepat keduanya berjalan menuju ke kamar Hana. Sesampainya di kamar, Hana segera mengambil ponsel miliknya unt

  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 93. Pengakuan Lita

    Hana membawa Lita ke klinik terdekat untuk diperiksa. Masih dengan ditemani pengacara dan juga polisi. Dan saat pemeriksaan Lita selesai, Hana pun pulang ke rumah.Asam lambung Lita naik karena dia terlalu stres dan juga makan tidak teratur. Dia membawa Lita pulang ke rumah agar bisa dipantau dengan baik. "Dia siapa, Nak?" tanya Ibu Muh saat mengantarkan Keenan pulang ke rumah Hana. "Dia karyawan Mas Adam, Bu. Ada hal yang ingin dia sampaikan ke Hana tapi kemarin dia sempat hilang. Baru tadi ketemu tapi malah dia sakit," jawab Hana. "Oh begitu. Semoga masalahmu cepat selesai, ya, Nak. Dan semoga Nak Adam cepat pulih juga seperti semula.""Aamiin. Terima kasih, ya, Bu, sudah mau Hana repotkan terus.""Gak apa-apa, Nak. Ibu malah senang jadi ada kegiatan ngurus Keenan. Badan Ibu rasanya sakit kalau gak dipakai ngapa-ngapain," sahut Ibu Muh. Walaupun menempuh jarak yang tidak dekat, Ibu Muh tidak pernah mengeluh. Dia dan Pak Muh sama-sama baiknya. Terkadang Ibu Muh diantar Pak Muh ke

  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 92. Bertemu Lita

    Hana terus memaksa Lina untuk mengantarkan dirinya ke tempat Lita. Dia sudah tidak sabar mengetahui apa yang hendak dibicarakan oleh Lita kepadanya. "Tapi Lita bilang nanti setelah pulang kantor, Bu. Lita bilang takut ada yang mengikuti," ucap Lina mengutarakan alasannya. "Siapa yang akan mengikuti? Sebenarnya apa yang Lita tahu? Apa kamu tahu?" tanya Hana pada Lina. Lina menggelengkan kepala. Lina hanya penyampai pesan. Dia memang tak tahu apapun karena dia bukan di bagian keuangan. Dia dan Lita memang sudah berteman lama dan kebetulan bertemu kembali di satu kerjaan. Hanya Lina yang Lita percaya. Sehingga dia memberikan pesan untuk Lina sampaikan pada Hana. Dia sudah tak bisa menahan rahasia bisnis Adam lebih lama lagi karena ada beberapa orang yang mencari dirinya. "Kamu gak usah takut. Nanti sebelum kita sampai di tempat Lita, kita mampir ke kantor polisi untuk minta pengawalan dan perlindungan," ucap Hana menjawab kegundahan Lina. Setelah memikirkannya matang-matang, akhirn

  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 91. Kabar Baik

    Hana mengendari motor dengan kecepatan yang cukup tinggi. Dalam otaknya hanya berpikiran supaya cepat sampai di rumah sakit. Air matanya tak berhenti mengalir di sepanjang jalan. Tentu saja dia sudah menitipkan Keenan pada Bu Muh. Kebetulan atau tidak, Allah sudah merancang semuanya. Saat pihak rumah sakit menelepon dan meminta Hana untuk datang, kebetulan yang pas karena Bu Muh sedang berkunjung. Perjalanan kali ini terasa sangat lama sekali padahal Hana sudah berusaha cepat. Sebenarnya pihak rumah sakit tak menjelaskan apapun. Hanya saja Hana khawatir dan sampai punya pikiran yang tidak-tidak karena petugas yang menelepon dirinya mengatakan jika ada hal yang mendesak yang mengharuskan Hana untuk datang saat itu juga. "Dok! Sus! Ada apa? Suami saya baik-baik saja, kan?" Setengah berlari Hana menghampiri dokter dan perawat yang tengah berdiri di depan ruangan ICU. Keduanya sontak menoleh ke arah Hana tanpa ekspresi apapun. "Mari ikuti saya, Bu!" ajak perawat itu. Pintu ICU dibuka

  • Wanita Hamil itu Maduku   Bab 90. Temuan

    Kejanggalan itu terjadi beberapa tahun lamanya. Dan suaminya tak menyadari hal itu. Dalam hatinya Hana bertekad harus menemukan Lita bagaimana pun caranya. Dia kemudian keluar dari ruangan dan mencoba bertanya ke beberapa karyawan yang ada di sana. Namun sayang tidak ada satu pun yang tahu alamat rumah Lita karena Lita hanya menyewa kamar. "Dulu sebelum pindah saya tahu, Bu. Tapi sudah hampir sebulan dia pindah dan saat saya mau main ke kosnya selalu tidak boleh sama Lita," kata teman yang bisa dibilang dekat dengan Lita saat ke kantor. "Oh begitu, ya. Boleh gak saya minta alamat kos yang lama?"Karyawannya itu langsung menuliskan sebuah alamat dan menyerahkannya kepada Hana. Hari berikutnya, Lita benar-benar tidak masuk kantor. Itu dapat diartikan bahwa Lita benar-benar mengundurkan diri dari kantornya. Setelah menyelesaikan beberapa urusan kantor, Hana keluar kantor dengan tujuan ke alamat kos Lita yang lama. Setelah berputar selama kurang lebih satu jam akhirnya Hana dapat men

DMCA.com Protection Status