Share

Rencana Licik

***

"Ayo, masuk!" Hazel menuntun tubuh Helena memasuki rumah. Perlahan, bahu wanitanya mulai berguncang hebat diiringi sesenggukan yang menyesakkan.

"Bik, buatkan teh hangat ya," pinta Hazel pada Bik Asih. "Satu saja buat Helena."

Bik Asih menatap iba pada sosok majikan mudanya yang tengah berada dalam dekapan Hazel. Wanita paruh baya itu mengangguk dan menyahut, "Baik, Pak."

Setengah berlari, Bik Asih menuju dapur dan mengerjakan apa perintah Tuannya. Segelas teh hangat beraroma melati berada di atas nampan. Dengan hati-hati Bik Asih meletakkan gelas untuk Helena di atas meja.

"Minum dulu, Len." Hazel mengangsurkan gelas mungil itu tepat ke hadapan Helen. "Minumlah sedikit agar lebih tenang."

"Terima kasih," ucap Helena pada Hazel. "Terima kasih, Bik."

Bik Asih mengangguk sendu. Sudah lama sekali perempuan paruh baya itu tidak melihat kesedihan di wajah Helena namun hari ini ... wajah muram itu kembali hadir.

"Kalau aku jual rumah ini bagaimana ...."

"Tidak akan ada yang dijual, Len,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status