Beranda / Lainnya / Wanita Hamil di Restoran Suamiku / Bab 30 - Pencarian di Rumah Papa Nadia

Share

Bab 30 - Pencarian di Rumah Papa Nadia

Penulis: Azzgha Fatih
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-11 20:13:03

Pencarian di Rumah Papa Nadia

PoV Nadia

Di tengah berbagai macam kemelut yang menggelung kepala ini, aku dituntut harus tetap kokoh berdiri dengan kakiku sendiri. Seperti hari ini, aku dipanggil oleh pihak kepolisian untuk menjadi saksi sekaligus menyerahkan bukti-bukti yang kupunya.

Tapi masalahnya, polisi meminta bukti atas perbuatan Mas Irwan terhadap Papa. Katanya, bukti rekaman itu kurang kuat.

Lalu, dari mana aku bisa mendapatkan bukti-bukti yang lebih kuat. Selama ini, rumah tinggal Papa tidak pernah dipasang CCTV. Padahal, saat itu Papa sudah tinggal sendirian dengan kondisi yang tidak sehat.

Ah, bo_dohnya aku! umpatku di dalam hati.

Selesai menyerahkan semua bukti keja_hatan Bu Rita dan Mas Irwan, aku pun ijin pamit pada Pak Adnan. Kuminta beliau agar membantuku lebih dalam lagi, sampai proses persidangan memenangkanku dalam kasus-kasus ini.

"Pak, saya percayakan semuanya pada Bapak. Tolong saya, Pak. Ini semua, demi mendiang Papa yang ternyata pergi dengan cara yang tidak wa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 31 - Isi Inbox F* Lama Irwan

    Isi Inbox FB Lama IrwanPoV Author"Jangan pegang, Nadia!" sentak Pak Adnan, ketika Nadia menoleh ke arah sebuah kalung emas yang tergeletak di pojok lantai kamar Papanya.Sejak kepergian sang Papa, rumah itu memang dibiarkan kosong tanpa dibersihkan. Nadia pikir, nanti saja dibersihkan jika sudah ada yang membelinya."Tapi ... itu punya siapa?" tanya Nadia yang sejak kedatangannya tidak mendapatkan jawaban apa-apa dari Pak Adnan."Sampai tim Penyidik tiba di sini, jangan sentuh apa pun," tegas Pak Adnan lagi.Nadia mengangguk paham, kemudian menatap seprei putih kesukaan Papanya masih tergelar rapi di atas kasur berukuran besar. Bayangan Papanya tengah berbaring lemah, terus berkelebatan."Pa ... Nadia akan usut semua ini sampai tuntas, sampai pelakunya mendekam penuh sesal di dalam jeruji besi." Nadia bergumam seorang diri, bersamaan dengan tetesan embun yang mengalir di pipinya."Yang sabar, ya. Saya akan bantu sampai titik darah penghabisan," ujar Pak Adnan, menepuk bahu anak saha

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 32 - FlashBack

    FlashBackPoV Author"Papa! Papa, maafin Nadia, Pa!" racau Nadia dalam lelapnya, sehingga hal itu membangunkan sang putri yang mulai gelisah akibat racauan sang Mama."Ma, bangun. Mama kenapa?""Maafin Nadia, Pa.""Mama, bangun, Ma! Al takut," seru Allisya, mengguncangkan tubuh Nadia bersamaan dengan jerit tangis ketakutan.Nadia terjaga secara spontan, membuka matanya cukup lebar. "Astaghfirullah," gumamnya, sontak terduduk dan mengusap wajah perlahan.Ditolehnya sang anak yang masih menangis di sampingnya, kemudian memeluknya cukup erat."Maaf, Sayang. Mama sudah buat kamu takut," ucapnya, mengusap lelehan bening di wajah sang gadis kecil kebanggaannya."Mama mimpi Kakek, ya?" tanya Allisya, yang seketika dijawab dengan anggukan pasti oleh Nadia. "Kenapa Mama gak pernah mimpi Papa? Al juga," tanya si kecil berulang."Gak tau, Sayang. Mimpi itu hanya bunga tidur. Dan kebetulan, Mama sedang rindu pada Kakek.""Mama, sih, waktu itu gak jadi sampe ke makam Kakek. Besok-besok, harus samp

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-14
  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 33 - Pedihnya Kenyataan

    Pedihnya KenyataanPoV Author"Bapak baik-baik saja, 'kan?" tanya Nadia sedikit panik, melihat reaksi Pak Adnan yang syok."Saya gak pa-pa. Cuma syok aja. Gak pa-pa, Nadia." Pak Adnan memaksakan senyum tipisnya ke arah Nadia, membuat Nadia yang semula sempat berdiri, kini kembali duduk berhadapan."Maaf, Pak. Jujur, saya sendiri sangat syok dan tidak percaya dengan semua ini. Ternyata selama ini, saya yang terlalu bo_doh. Saya terlalu egois, bucin istilahnya. Coba, dari awal saya gak dekat dengan Mas Irwan," ungkap penuh sesal Nadia, melamun sejenak menatap kosong ke arah lantai granit berwarna hitam di ruangan tersebut."Sabar, Nad. Ini bukan salah kamu. Berterima kasihlah pada dirimu sendiri yang telah dengan berani membuka tabir hitam ini. Saya salut. Andai kamu berbuat gegabah, mengamuk pada wanita hamil itu dan mengendepankan amarah, sudah bisa dipastikan, mereka akan berhasil meraup semuanya."Nadia tak menjawab, pun mengangguk. Tatapan kosongnya masih ia arahkan pada lantai itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-15
  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 34 - Sidang Restoran Pusat

    Sidang Restoran PusatPoV AuthorSemua bukti keja_hatan Irwan dan Diniarti sudah dibawa oleh Pak Adnan. Kasus mereka akan segera diproses, demi ketenangan dan kenyamanan Nadia.Sementara itu, Nadia memutuskan pergi ke kantor polisi untuk menjenguk Irwan--calon mantan suaminya, sebab surat cerai sedang diproses. Diduga, Nadia tak perlu lagi sidang perceraian, karena kesalahan jelas ada pada Irwan."Hai, apa kabar?" sapa Nadia dengan berpura-pura ramah."Sayang. Aku yakin kamu akan kembali dan membebaskan aku. Kamu percaya, 'kan, sekarang? Mas gak mungkin berbuat ja_hat sama Papa," ujar Irwan, beringsut bangun ketika melihat kedatangan Nadia."Iya, aku sangat percaya padamu. Kepercayaan ini lah yang sudah membawaku pada sebuah kebo_dohan. Cinta buta. Egois dan tidak mau mendengar pesan Papa!" terang Nadia, mulai meninggikan nada suaranya."Ma-maksud kamu?""Aku menyesal telah mengenalmu, Irwan! Aku nyesel sudah percaya padamu dan pernah membantah Papa yang ingin menolakmu! Dan bo_dohnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-16
  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 35 - Pengakuan Karyawan Restoran

    Pengakuan Karyawan RestoranPoV AuthorTania kembali keluar menemui Nadia yang tengah menikmati minuman berwarna merahnya. Gadis itu lantas menyampaikan apa yang ia dengar di bagian dapur, pada Nadia.Sambil menunggu pelanggan selesai makan dan bubar, Tania dan Nadia berbincang mengenai rencana yang akan Nadia lakukan."Gue gak yakin, sih, kalau Nining ada main sama Irwan. Kalau dibayar, gue percaya," terang Nadia, membantah tuduhan Tania atas Nining."Kalau cuma dibayar, lo juga bisa bayar dia lebih gede. Mungkin aja, lo bisa dapat informasi dari dia, nantinya." Tania berbelok arah atas dugaannya, yang semula menduga Nining menjadi salah satu selingkuhan Irwan."Iya, bener. Makanya, gue harus bertindak sekarang juga," tambah Nadia lagi.Tidak berapa lama, pelanggan pun selesai menghabiskan makanannya dan satu persatu angkat kaki dari restoran milik Nadia itu. Hanya tersisa beberapa orang saja di meja restoran, dan salah satu pelayan pria mulai memasang tanda 'close' di bagian depan r

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 36 - Pengakuan Denis (Koki di Restoran Nadia)

    Pengakuan Denis (Koki di Restoran Nadia)"Kami minta maaf, Bu Nadia, karena sudah menutupi ini semua. Sekarang, kami siap dipecat jika memang itu yang terbaik untuk Bu Nadia. Tapi sebelumnya, ijinkan kami mengungkapkan semuanya. Saya yakin, tidak ada kata terlambat untuk sebuah kejujuran," ungkap Dennis, hingga pemuda itu mendapatkan tatapan tajam dari Nining."Oke. Saya akan dengarkan. Silakan katakan, Dennis." Nadia melemahkan intonasinya, memberikan kenyamanan pada semua karyawan."Selama ini, Pak Irwan selalu mendoktrin kami dengan ucapannya. Beliau bilang, restoran ini miliknya dan hanya dia yang boleh dituruti. Pak Irwan juga bilang, Bu Nadia hanyalah istri muda Pak Irwan yang serakah. Awalnya kami sempat tak percaya, tapi sikap Bu Dini yang seperti bos, membuat kami semakin yakin. Ditambah, Bu Rita juga yang sombongnya minta ampun."Hati Nadia mencelos, mendengar penjelasan Dennis yang mengatakan bahwa ia hanyalah istri muda Irwan yang serakah."Lo baik-baik aja, 'kan?" tanya T

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-18
  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 37 - Pembelaan Warga Terhadap Diniarti

    PoV NadiaPedih yang aku rasakan saat ini, benar-benar bertubi. Mulai dari pengkhianatan Mas Irwan, kenyataan bahwa aku adalah yang kedua dalam hidupnya, sampai pada kedekatan Nining dengan Mas Irwan.Nining hanya lulusan SMP dan pernah datang padaku, memohon dengan sangat ingin diijinkan bekerja di restoku. Apa boleh buat, hati nurani mendorongku untuk membantunya. Terlebih, tidak ada kriteria pendidikan terendah di restoranku. Yang penting bisa bekerja.Tapi ternyata, Nining berani sekali menikamku dari belakang. Aku memang belum melihat dengan mata kepalaku sendiri. Tapi, penjelasan beberapa pramusaji di resto barusan, cukup membuatku mengerti mengapa Nining selama ini tak berpihak padaku.Ya, karena uang semua bisa berubah. Mungkin hal itu pula yang terjadi pada Nining.Kutinggalkan ia yang terus menjerit memohon ampun. Aku sudah tak peduli lagi dengan masa depannya, mau pun keluarganya. Bagiku, tak ada guna lagi memelihara pengkhianat seperti itu.Panasnya hati ini, kuredakan den

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-19
  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 38 - Reka Ulang

    Reka UlangPoV AuthorSatu minggu berlalu ...Nadia kini bisa bernapas lega dengan status baru yang disandangnya. Ya, proses perceraian tak memakan waktu lama karena Irwan jelas-jelas banyak bersalah. Pengadilan agama mengabulkan dengan mudah tuntutan perceraian atas Nadia.Dan dua hari lalu, Irwan dinyatakan sebagai tersangka atas meninggalnya Pak Bagustyo. Tak hanya Irwan, rupanya Diniarti dan Bu Rita pun terlibat dalam hal itu. Hal itu Irwan akui ketika dimintai keterangan oleh polisi.Wanita ber-anak satu itu tak henti-hentinya menangisi kenyataan pedih yang menimpa sang Papa, di saat dirinya sangat mempercayakan urusan Papanya pada suaminya. Tanpa ia duga, suaminya sendiri yang menjadi pembu_nuh sang Papa.Beruntungnya, Allisya adalah gadis kecil yang sangat dekat dengan Mamanya dan memang tidak terlalu dekat dengan Papanya. Sehingga ketiadaan sang Papa di sisinya, seolah bukanlah masalah yang berat. Allisya nyaris tak pernah merengek ingin bertemu Papanya, hanya sesekali ia mela

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22

Bab terbaru

  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 120 - SELESAI

    Di waktu yang bersamaan, Azka Hamam kembali ke rumah. Diam-diam masuk, lalu mengusap puncak kepala sang istri dari belakang. Pria gagah itu memberikan kejutan kecil untuk sang istri. Tadinya, ia berencana membujuk sang istri, demi kesehatan."Astaghfirullah! Mas, aku kaget," pekik Allisya yang tak menduga suami akan kembali."He he he ... maaf, maaf. Masih gak enak perutnya?" tanya Azka, duduk di lantai sementara istrinya bangun dan duduk di sofa. Tatapannya tertuju pada bagian tubuh yang tadi Allisya bicarakan. "Ini juga sakit?" tanyanya, menunjuk itu."Enggak sakit. Cuma gak nyaman aja. Terasa berat, kayak bengkak gitu, Mas. Terus, kalau kesentuh ujungnya sakit." Allisya pun tanpa malu membeberkan."Semalam juga sakit? Kenapa enggak bilang?" tanya Azka lagi, mengingat kehangatan semalam. Ia tidak habis pikir, jika sampai menyakiti istrinya."Ya ... gimana. Mas suka," kata Allisya, malu-malu."Lain kali bilang, Sayang, kalau ada yang sakit. Ya, sudah. Sekarang kita ke dokter, ya?" bu

  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 119 - Panti Jompo?

    Pagi menjelang siang, di sebuah bangunan bertingkat, kini keluarga Allisya berada. Sebuah gedung mirip dengan rumah susun elit yang ada di kota asal mereka. Dan ternyata, tempat itu adalah sebuah panti jompo.Tadi, ketika pemandu wisata menanyakan soal Afifah--teman Khiara yang tinggal di sana, mereka mendapatkan informasi bahwa Afifah sudah berangkat bekerja bersama teman barunya (kemungkinan Khiara). Sang pemilik rumah sewa itu pun memberikan alamat tempat bekerja Afifah.Dan benar saja, Khiara ada bersamanya, sama-sama mengenakan seragam suster. Usut punya usut, rupanya Afifah sudah lama bekerja sebagai pengasuh lansia di tempat itu. Kini mengajak Khiara bekerja di sana pula karena memang sedang membutuhkan tenaga kerja baru."Kenapa Mama sampai nyusulin Khia ke sini?" tanya Khiara, tak menyangka. Sebelumnya, ia memang sempat memberikan alamat rumah sewa yang temannya tinggali. Tidak pernah menduga jika mama sambungnya sampai rela menyusul."Karena mama khawatir sama kamu, Nak." Na

  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 118 - Liburan di Jepang

    Keduanya kini telah sampai di depan sekolah Ziya. Menyambut kedatangan Ziya yang selalu ceria dengan semringah. Karena besok, mereka akan pergi berlibur ke Jepang.Masuk ke dalam mobil, bercerita sepanjang jalan dengan antusias. Mulai dari kegiatan di sekolah, sampai tingkah polah Ziya dan teman-temannya di sekolah. Allisya dan Azka bergantian menyahuti penuh ekspresi."Ziya juga bilang ke teman-teman, kalau Ziya mau liburan ke Jepang. Teman-teman semua iri, mau juga katanya, Ma. Apa boleh, Ziya ajak mereka kapan-kapan?" tanya Ziya antusias."Wah, kalau mengajak teman tidak bisa sembarangan, Sayang. Apalagi Jepang itu sangat jauh. Nanti orang tua mereka khawatir," jelas Allisya, juga ditambahi penjelasan ringan oleh Azka.***Pukul 3 sore, Allisya beserta rombongan keluarga sudah sampai di Kota Sapporo setelah menempuh perjalanan kurang lebih 9 jam. Kota yang terletak di Pulau Hokkaido, pulau terbesar kedua di Jepang.Mereka sengaja tidak mendatangi Ibukota Jepang, demi menghindari ke

  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 117 - Hukuman Dareen dan Papanya

    "Saudara Dareen dinyatakan bersalah atas kasus tabrak lari yang terjadi pada tanggal 20 Februari 2021, yang mengakibatkan korban atas nama Ibu Fitrinariza Azizah meninggal dunia.""Berdasarkan laporan yang baru masuk dua minggu lalu, pelaku tidak dinyatakan sebagai DPO atas kasus ini, sehingga vonis hukuman bisa saja berkurang."Allisya menemani suaminya yang hari ini sangat tegang menghadapi sidang. Nadia dan Emir pun turut hadir, tak kalau tegang karena ternyata Dareen memang bukan DPO atas kasus ini sehingga tidak memberatkan hukumannya. Ini semua karena pihak Azka Hamam tidak melapor sejak awal."Dengan ini, pelaku dijatuhkan hukuman kurungan selama lebih kurang 6 tahun penjara, dan denda sebesar lebih kurang 12 juta rupiah."Mendengar itu, Azka seketika tertunduk lemah. Rasanya, hukuman itu tidak setimpal dengan apa yang terjadi dengan mendiang istrinya.Namun ternyata, vonis hukuman belum selesai dibacakan. Ada sederet kasus berat yang Dareen dan papanya lakukan sejak sang papa

  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 116 - Kepergian Khiara

    Seperti yang telah direncanakan, Nadia dan Emir tiba di rumah Azka Hamam diantar oleh sopir yang Allisya tugaskan. Keduanya mengucap salam bersama, disambut hangat oleh anak menantu dan cucu sambung yang ceria."Masuk, Ma, Pa." Allisya menggandeng sang mama."Iya. Oh, iya. Pak Didit sudah mama suruh makan di resto utama, biar lebih dekat. Nanti dia akan jemput kalau kita sudah selesai." Nadia menjelaskan. Karena biasanya, Allisya suka mengajak serta sopirnya makan bersama. Namun malam ini, Nadia ingin berbicara penting dengan anak dan menantunya."Oh, begitu. Ya sudah, Ma. Terima kasih," ucap Allisya. Meski restoran telah sepenuhnya beralih ke tangannya, namun Allisya selalu menghargai apa pun keputusan mamanya. Termasuk seperti malam ini, mengizinkan sopirnya makan sepuasnya di sana.Semua berkumpul di ruang makan, menikmati suapan demi suapan masakan yang Allisya buat. Udang asam manis, cah kangkung, dan perkedel kentang ayam kesukaan mamanya."Alhamdulillah ... makanannya enak-enak

  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 115 - Menyambut Makan Malam

    "Ziya tau, kalau Bunda sedang hamil saat itu?" tanya Allisya, yang hanya mendapatkan tatapan tak mengerti dari Ziya."Emm ..." Ziya menggeleng. Ia masih sangat terlalu kecil untuk memahami apa yang terjadi, sebelum bundanya meninggal karena tertabrak mobil Dareen. "Nenek suka cerita. Katanya, bunda saat itu sedang ada dedek bayinya di perut. Sebentar lagi mau lahir," jelasnya kemudian.Allisya mengangguk-angguk. Ia tidak mau memperpanjang, sebab, sejujurnya ia cemburu. "Kita masuk, ya, Sayang," ajak Allisya setelah memarkir mobilnya di garasi rumah Azka.Keduanya pun masuk bersamaan, dengan perasaan masing-masing. Di dalam, Allisya menyiapkan pakaian ganti untuk putri sambungnya, lantas menemani sang putri agar tertidur pulas.Wanita cantik itu tanpa sadar mengusap perutnya rata, berdoa agar Allah segera mengirimkan makhluk kecil di dalam sana untuk melengkapi kebahagiaan mereka. Ada sedikit kekhawatiran, takut kalau-kalau ia tidak bisa hamil seperti sang mama.'Ah, tidak, tidak! Mama

  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 114 - Jalani Semua Takir-NYA

    Allisya kemudian melirik seperangkat perhiasan emas yang dikenakannya. "Kamu memang pekerja keras dan pantang dibantu, Mas. Hanya kerjaan dariku yang kamu ambil, saking kamu nggak mau berleha-leha dengan fasilitas yang sudah aku punya," ucap Allisya pelan.Perempuan cantik yang telah melepas masa gadisnya itu pun bergegas masuk ke dalam, hendak bersiap-siap pergi ke restorannya karena ada rapat besar. Di restoran nanti, mereka akan bersikap seperti biasa, layaknya atasan dengan pekerja. Azka yang meminta. Azka bahkan sudah menolak sebagian saham yang diberikan oleh Allisya.***"Bagaimana, Pak, laporan keuangan resto cabang no 2?" tanya Allisya kepada salah seorang manager di restoran cabang di Bogor. Pria bertubuh sedang dengan perut sedikit maju itu mengeluarkan laporan, lalu meminta Allisya untuk mengeceknya kembali. Beberapa penjelasan juga sudah dia sampaikan.Allisya memeriksanya, lalu segera beralih pada manager cabang-cabang lain. Setelah semua ia cek, barulah ia mengecek res

  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 113 - Ikhlas

    Seluruh keluarga berkumpul di tanah pemakaman, menyaksikan sekaligus mendoakan kepergian Bu Aniyah yang terbilang mendadak. Hanya dirawat beberapa hari di rumah sakit, lalu meninggal ketika kondisinya mulai membaik.Azka dan Allisya sudah berusaha semaksimal mungkin, tentunya. Namun ternyata, inilah suratan yang harus mereka jalani. Keinginan Bu Aniyah untuk menjadikan Allisya sebagai menantu, sekaligus ibu bagi cucu satu-satunya telah terpenuhi. Beliau pergi dengan tenang, seolah bebannya telah terlepas.Perempuan berkerudung putih senada dengan gamis yang dikenakannya, terus saja berdiri menggamit tangan suaminya, juga memegangi tangan gadis kecil di sisi lainnya. Perempuan itu sesekali melepaskan tangan untuk mengusap air mata. Ia mendongak, menatap wajah sang suami yang terlihat begitu tenang seolah-olah tidak ada hal buruk yang menimpa."Mas ... kamu hebat. Kamu kuat," kata sang wanita, memandangi penuh kagum suami yang dicintainya. Dialah Allisya, sang ibu sambung bagi Ziya."Be

  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 112 - Mencoba Ikhlas

    Ketika suaminya terpukul setelah kehilangan ibunya, Allisya duduk di sebelahnya. Dengan lembut memandangnya, dengan hati penuh kasih. Dia bisa merasakan betapa sedihnya yang dirasakan suaminya. Meski tidak ada kata-kata yang bisa menghapus rasa sakit itu, dia tahu dia harus ada di samping suaminya, memberikan kekuatan lewat keberadaannya.Dia menggenggam tangan suaminya dengan erat, memberikan ketenangan dalam diam. Wajah suami yang biasanya tegar kini dipenuhi kepedihan, dan dia merasa cemas melihat keprihatinan di depan matanya.Sambil memeluk, tangannya terus mengusap punggung sang suami. Membiarkan suaminya menangis, mengeluarkan nestapa yang membelenggu jiwanya."Nenek! Ziya mau ke nenek! Ziya mau lihat nenek, Tante ... tolong Ziya ...!" Jeritan Ziya di luar sana, terdengar begitu menyayat hati. Gadis kecil itu sangat dekat dengan neneknya, sejak ia bayi. Terutama setelah bundanya pergi untuk selama-lamanya.Mendengar itu, Azka dan Allisya menjadi gusar. Saling menatap, merasakan

DMCA.com Protection Status