Share

11. Threat

Penulis: Strrose
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-19 15:00:22

Mark mengantarkan Selena pulang ke apartemennya setelah makan malam. Mobilnya terparkir rapi di basement, suasana parkiran cukup sepi, hanya ada beberapa kendaraan lain yang tersusun rapi. Mereka berdua keluar dari mobil, langkah mereka bergema di lantai beton saat mereka menuju lift.

Selena menekan tombol lift, dan pintu logam itu terbuka dengan bunyi halus. Mereka masuk ke dalam, dan Selena menekan angka lantai unit apartemennya. Perjalanan naik lift berlangsung hening, hanya ditemani suara mesin yang samar. Mark berdiri di samping Selena, satu tangannya menggenggam tangan Selena dan sebelahnya dimasukkan ke dalam saku celana, tampak sedikit ragu.

Ketika pintu lift terbuka di lantai apartemen Selena, ia melangkah keluar lebih dulu, namun berhenti sejenak di depan pintu unitnya. Ia menoleh pada Mark dengan senyuman kecil.

"Terima kasih sudah mengantarkan aku pulang" katanya.

Mark tersenyum, tetapi tak langsung beranjak pergi. Ia menggaruk tengkuknya, seo

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   12. Dangerous Man

    “Selena stop! kau sudah minum cukup banyak" Elsa, salah satu teman satu jurusannya itu memperingatkan dengan cemas.Jika boleh jujur, sebenarnya Elsa agak menyesal mengajak Selena bergabung dengannya. Niat awalnya adalah untuk membuat Selena santai setelah wanita itu datang ke klub sambil memaki namun sekarang, Selena justru nampak semakin depresi“Kau ada masalah dengan Mark?” tanya Giselle mencoba menebak alasan dibalik frustasi Selena"Tidak ada" jawab Selena, mencoba tersenyum meskipun suaranya mulai terdistorsi sedikit.“Masalah dengan Hiriety?” Laura lanjut bertanya“Tak mungkin lah” Jawab Elsa cepatSemua orang di Polietecnico tahu bagaimana dekatnya kedua putri dari keluarga berpengaruh itu“lalu kenapa lagi? Jarang sekali aku lihat Selena seperti ini” Giselle berucap sambil menyesap vodka-nya“ingin cerita Sel?” tanya LauraSelena menggeleng pelan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   13. Want so bad

    “Ayo pulang” ulang Matthias dengan nada datar namun penuh otoritas, seolah keputusan itu tidak dapat dibantah.Selena menelan ludah, darahnya berdesir di bawah tatapan Matthias yang seolah menembus dirinya. Ia mencoba melawan, tetapi tubuhnya terasa ringan saat Matthias dengan mudah mengangkatnya, seolah-olah ia tidak lebih berat dari boneka kain. Tangan Matthias mencengkram pinggangnya dengan kuat, sementara tangan yang lain dengan santai meraih tasnya yang tergeletak di meja.“Matthias! Apa yang kau lakukan?!” Selena berusaha meronta, tinjunya menghantam dada pria itu tanpa hasil. Matthias bahkan tidak menunjukkan tanda-tanda terpengaruh, melanjutkan langkahnya dengan tenang menuju pintu keluar.“Bill kalian sudah kubayar” ucap Matthias sambil melirik ke arah teman-teman Selena yang masih duduk tertegun.“A… ah, ya, terima kasih…” sahut Elsa dengan suara lemah, sementara kedua teman lainnya h

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   14. Trigger

    Panas, memabukkan dan menggairahkan.Ini bukan pertama kalinya Selena berciuman namun ini pertama kalinya Selena mendapat perasaan mendamba seperti iniSelena tak tahu jika ciuman akan bisa memberikan sensasi seperti ini.“Ennh.. Matthias...”Matthias tidak memberi ruang bagi Selena untuk menyelesaikan kata-katanya. Ciumannya semakin dalam, lebih menuntut, seolah ingin memastikan bahwa setiap serat dalam tubuh Selena mengingatnya. Tangan Matthias yang semula berada di dinding kini berpindah ke pinggang Selena, menarik tubuhnya lebih dekat hingga tak ada ruang tersisa di antara mereka bahkan didalam lift yang sempit ituSelena merasakan dadanya berdebar keras, napasnya menjadi berat seiring dengan intensitas ciuman itu. Tangannya, yang awalnya ingin mendorong Matthias, kini tanpa sadar mencengkeram bahu pria itu, mencoba mencari pegangan di tengah pusaran emosi yang melingkupinya.“Matthias…” gumam Selena di sel

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   15. Run Selena, Run....

    Pagi datang dengan sinar matahari yang menembus tirai tipis di jendela apartemen. Selena terbangun dengan kepala yang sedikit berat akibat sisa alkohol dari malam sebelumnya. Dia mengusap wajahnya dengan malas, tetapi tiba-tiba sebuah ingatan menyergapnya—ingatan tentang Matthias, ciuman mereka, dan bagaimana itu berlangsung.Wajah Selena langsung memanas. “Astaga” gumamnya, duduk tegak di tempat tidur. Dia memegang kedua pipinya yang terasa panas. “Apa yang kau pikirkan, Selena?!” ujarnya pelan, namun penuh tekanan pada dirinya sendiri.Tidak puas dengan rasa bersalah yang menyergapnya, Selena berdiri dan berjalan ke depan cermin. Dia menatap bayangannya, matanya yang masih sedikit sayu, rambutnya berantakan, dan wajah yang jelas memancarkan rasa malu. Tanpa pikir panjang, dia mengangkat tangan dan menampar pipinya sendiri dengan lembut—cukup untuk menyadarkan dirinya.“Sadarlah, Selena. Itu cuma ciuman! Itu bukan apa-a

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   16. Like or Love

    “Dari mana?” Tanya Matthias begitu Selena masuk ke dalam apartemenSelena tersenyum tipis, mengangkat kantung belanjaan yang dibawanya. “Membeli ini” jawabnya sambil berjalan menuju dapur.Matthias memperhatikan Selena dengan mata penuh minat. Dia mengikuti Selena kedapur, sekedar untuk membuat kopi“Mau?” TawarnyaSelena menggeleng. “Lambungku tak kuat minum kopi hitam” jawabnya tanpa menoleh, sibuk mengeluarkan bahan-bahan dari kantung belanjaannya.“Begitu sehat” gumam Matthias, suaranya terdengar menggoda, tetapi Selena tidak menggubrisnya.Matthias bersandar di meja dapur, menyeruput kopinya sambil mengamati Selena yang tampak sibuk. “Kau mau masak apa?” tanyanya akhirnya.“Sup daging dan sayuran” jawab Selena sambil meliriknya sekilas.“Kenapa tiba-tiba ingin masak sup?”Selena menghela napas, memotong bawang dengan teliti sebelum menjawab. “Sepertinya tadi malam Hiriety mabuk. Bau alkoholnya begitu kuat saat dia pulang. Sup ini bagus untuk membantunya pulih.”“Kakak ipar yang ba

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   17. Penyangkalan

    “Jika aku mencintaimu, aku tidak bisa membiarkanmu pergi. Tak peduli seberapa keras kau mencoba menjauh, aku akan tetap mengejarmu. Bahkan jika itu berarti…mengurungmu untuk diriku sendiri.”“Sel..”“Selena!”“Oh, ya. Kenapa, Rie?” Selena tersentak, menoleh ke arah Hiriety yang memandangnya dengan ekspresi bingung.Kening Hiriety berkerut. “Apa yang kau pikirkan sampai tak makan? Supmu hampir dingin.”Selena melirik piring di depannya yang masih penuh. Dia bahkan lupa menyendok makanan itu. “Maaf, aku hanya… memikirkan sesuatu.”Hiriety menatapnya lekat, lalu menghela napas. “Apa dia menganggumu?”Selena mengerutkan alisnya, pura-pura tidak paham. “Apa maksud

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   18. His purpose

    “Berhenti menyangkal Selena, kau pun sadar jika kakakku itu mendambakanmu”Seringai pria tampan dengan iris abu-abu gelap itu muncul, seolah-olah ia mendengar percakapan di ruangan itu, meskipun ia tidak ada di sana. Matthias tahu bagaimana adiknya, Hiriety, sering menggali sesuatu yang lebih dari sekadar realitas, membumbui cerita hingga membuat semuanya terasa lebih dramatis. Namun kali ini, kata-kata Hiriety benar-benar menusuk ke dalam dirinya.Mendamba? Dirinya mendambakan Selena?Sialan, Hiriety.Dia tersenyum kecil, setengah geli, setengah terganggu. Hiriety selalu menjadi pengamat ulung, terutama hal-hal yang dia lakukanMatthias menyesap minuman di tangannya, duduk di sudut klub dengan lampu temaram yang hanya cukup untuk menyoroti siluetnya. Sesekali dia menghembuskan asap rokoknya. Setelah pembicaraan kedua wanita itu tak lagi terdengar, Matthias melepaskan handfree dikedua telinganyaIa memeriksa jam tangannya, kemudi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   19. Malaikat dan Iblis

    Jarak Febrique ke Pero tak lama, hanya sekitar 3,5 jam dan Matthias baru tiba diapartemen saat pagi hari, sekitar pukul 7.33. Perjalanan panjang tak membuatnya lelah, justru sebaliknya, dia begitu bersemangat untuk menemui SelenaMatthias memasukan password pintu, setelah pintu terbuka dia melihat Selena membelakanginya. Wanita itu mengenakan dress putih sederhana yang nampak anggun, dengan rambutnya yang dibiarkan tergerai. Sebuah tas berukuran sedang tergantung di lengannya. Selena nampak sibuk mengenakan high heels bertumit rendahnyaSenyum tipis terukir dibibir seksinya, dengan langkah perlahan, Matthias mendekap Selena“Oh God!” Selena terkejut, dia berbalik menatap sang pelaku yang memeluknya secara tiba-tiba ini “Eh kapan kau datang?” Tanyanya heran. Rupanya wanita itu tak menyadari kehadiran Matthias bahkan suara pintu yang terbuka“Beberapa menit lalu” Jawab Matthias mengendurkan pelukannya dan menatap Selena d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26

Bab terbaru

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   45. Excitement

    Selena membuka matanya perlahan, kelopak matanya terasa berat, seolah ia baru saja terlelap setelah pertarungan panjang melawan pikirannya sendiri. Cahaya redup dari lampu di sudut ruangan memberikan kesan hangat yang anehnya menenangkan.Detik berikutnya, ia menyadari sesuatu—sesuatu yang membuat napasnya tertahan.Ada lengan kokoh yang melingkar di pinggangnya, menariknya erat dalam kehangatan yang asing tapi familiar.Matthias.Selena menoleh perlahan, jantungnya mulai berdebar tak karuan saat melihat wajah Matthias begitu dekat dengannya. Pria itu tertidur, napasnya teratur, dadanya naik turun dengan ritme yang stabil. Ekspresinya jauh lebih tenang dibandingkan biasanya, tidak ada seringai tajam atau tatapan penuh intensitas yang selalu membuatnya gugup.Pikiran Selena berusaha mengingat bagaimana ia bisa berakhir di sini, di ranjang Matthias, dalam pelukan pria itu. Yang terakhir ia ingat, mereka berbicara tentang perlindungan, tentang a

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   44. Enemy

    "Kau tak mendapatkannya?" Suara itu dingin, penuh kemarahan yang tertahan.Pria itu berdiri di dalam ruangan remang-remang, menatap layar besar yang menampilkan siaran langsung dari kekacauan yang terjadi di pesta pertunangan Selena dan Matthias. Tangannya mengepal kuat, kukunya hampir menancap ke telapak tangannya sendiri.Di hadapannya, seseorang berseragam hitam berlutut, kepalanya tertunduk dalam ketakutan. "Maafkan kami, Tuan. Caid Walton sudah mengantisipasi semuanya. Putranya membawa Selena pergi sebelum kami sempat menyentuhnya."Pria itu menghela napas panjang, mencoba meredam emosinya. Namun, matanya yang gelap bersinar penuh obsesi."Matthias Vercent Walton... kau pikir kau bisa memiliki Selena begitu saja?" gumamnya, suaranya bergetar oleh amarah yang mendidih.Dia berbalik, mengambil segelas anggur merah dari meja marmer di dekatnya, menyesapnya perlahan. Kemudian, dia menatap puluhan foto yang terbingkai rapi di atas meja—foto S

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   43. Dunia kita

    DOR!BUM...Selena hampir tidak bisa memproses apa yang baru saja terjadi. Sebuah ledakan dan suara tembakan yang sangat keras, suara tembakan yang seakan-akan mengoyak udara di sekitarnya.Tubuh Selena terlonjak, dan untuk sesaat dunia seakan berputar. Matanya membelalak, menatap Hiriety yang masih menggenggam tangannya dengan cengkeraman yang lebih kuat dari sebelumnya.Wajah Hiriety yang tadinya tampak acuh dan santai kini berubah menjadi ekspresi yang sulit diungkapkan. Ada kegilaan yang tersembunyi di balik senyumnya yang semakin lebar, dan itu adalah sesuatu yang membuat darah Selena terasa membeku.“Selamat datang di dunia kita, Selena...” suara Hiriety terdengar seperti bisikan yang penuh dengan makna yang tidak bisa dijelaskan, suara itu justru semakin menakutkan setelah suara tembakan itu.“Rie”Selena menatapnya, tak tahu harus berkata apa. Dunia yang selama ini ia kenal, dunia yang ia anggap aman, k

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   42. His Fiance

    Pesta pertunangan Selena tak bisa dikatakan sederhana, Selena sendiri tak yakin bagaimana mereka menyiapkan segalanya dengan cepat.Kurang dari dua hari sejak dia setuju untuk bertunangan dengan Matthias. Pesta mewah ini telah terselenggara dengan sempurna. Gaun putih gading yang membalut tubuhnya terasa begitu pas, seolah memang telah disiapkan khusus untuknya sejak lama. Namun, tidak ada yang terasa nyata bagi Selena—semua ini terjadi terlalu cepat, terlalu tiba-tiba, hingga ia bahkan belum sempat memahami apa yang sebenarnya ia rasakan.Kerumunan tamu berseliweran di aula besar yang dihiasi lampu kristal dan bunga-bunga mahal. Musik klasik mengalun lembut di latar belakang, melengkapi kemewahan malam ini. Semua orang yang hadir tampak bersuka cita, memberikan ucapan selamat seolah ini adalah perayaan yang memang dinantikan.Tapi Selena?Selena merasa seperti burung dalam sangkar emas.Matthias berdiri di sampingnya, tangan kekarnya melingk

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   41. Control

    Selama ini Matthias selalu bermimpi melakukan banyak hal pada Selena, Dia bahkan sudah segala cara untuk memastikan bahwa wanita itu tetap berada dalam genggamannya.Obsesi yang ia miliki terhadap Selena bukan sekadar keinginan sementara—itu adalah sesuatu yang mengalir dalam darahnya, sesuatu yang ia yakini sebagai bagian dari takdirnya.Dia telah melakukan banyak hal, beberapa di antaranya mungkin tidak bisa Selena terima jika ia tahu semuanya. Matthias selalu mengawasi, memastikan bahwa tidak ada satu pria pun yang bisa mendekati Selena lebih dari yang ia iz inkan. Ia menyingkirkan semua ancaman yang bisa menjauhkan wanita itu darinya—baik dengan cara halus maupun yang lebih… ekstrem.Dan sekarang, ketika Selena berada di pelukannya, nampak tak berdaya dan tak memiliki kuasa untuk menolaknya "Kau tahu sudah berapa lama aku menantikan momen ini, Princess?" Ia mengucapkan nama itu dengan kelembutan yang berbahayaSelena yang bersandar

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   40. His Obsession

    Hiriety menghembuskan asap rokoknya dengan pelan, membiarkan aroma tembakau memenuhi udara sebelum perlahan menghilang tersapu angin dari jendela yang sedikit terbuka. Matanya masih terpaku pada hamparan langit malam yang kelam, hanya diterangi bintang-bintang redup yang berserakan seperti kenangan yang dulu pernah ia tinggalkan di kamar ini.Tiga belas tahun bukan waktu yang singkat. Selama itu, ia tak pernah menjejakkan kaki di kamar ini lagi. Namun, berkat rencana gila kakaknya, ia kini kembali. Ada perasaan aneh yang menggelayuti hatinya—campuran antara nostalgia, kebingungan, dan ketidaknyamanan.Ia menghela napas, mematikan rokoknya di asbak yang ia ambil dari meja kecil di samping ranjang. Tangannya kemudian mengusap seprai berwarna biru tua yang terasa asing namun akrab di saat yang bersamaan.Di sudut ruangan, sebuah foto lama masih tergantung di dinding. Foto dirinya dan Selena, diambil saat mereka masih kecil, tertawa lepas dengan mata berbinar.

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   39. His Princess

    Dylan melangkah keluar dari kamar, meninggalkan putrinya berdua dengan Matthias. Pintu tertutup dengan suara pelan, tetapi bagi Selena, itu terdengar seperti jeruji besi yang mengunci takdirnya di dalam ruangan ini.Keheningan menyelimuti mereka. Selena tetap duduk di kasurnya, sementara Matthias berdiri di sisi ruangan, tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. Tatapannya gelap, intens, namun ada sesuatu di sana yang berbeda kali ini. Sesuatu yang lebih dalam dari sekadar dominasi dan obsesi—sesuatu yang bahkan Selena sendiri tak yakin apakah ia ingin memahami atau justru ingin menjauh darinya.“Aku lelah, Matthias” Selena bersuara pelanMatthias tidak langsung merespons. Ia menatap Selena, matanya menyapu setiap lekuk wajahnya, seakan mencari sesuatu yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.“Lelah karena apa?” tanyanya akhirnya, suaranya datar, namun di balik nada tenangnya ada ketegangan yang tersembunyi.Selena

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   38. Hidden

    “Selena sayang, kau salah paham” Dylan memeluk putrinya. Mungkin sejak awal cara didiknya agak salah karena membiarkan Selena hidup bak seorang putri. Selena selalu dimanja hingga dia tak mengerti bagaimana dunia ini berjalan“Kenapa kalian terus melakukan tindakan tak benar seperti ini? Daddy memiliki perusahaan yang besar, Paman Caid memiliki maskapai penerbangan tapi kenapa tetap melakukan bisnis kotor itu? Apa kalian sangat haus akan harta?” suara Selena bergetar, bukan karena takut, melainkan karena emosinya yang meluap-luap.“Kau tak akan pernah bisa mengerti Selena” Jawab Caid, ditatapnya lekat netra“Tentu aku tak bisa mengerti jika paman dan Daddy tak pernah menjelaskan apapun padaku. Sebenarnya kenapa kalian harus terus melakukan ini?” Tanya Selena dengan suara lirih, matanya berkaca-kaca dengan perasaan yang sulit dikontrolDylan melirik Caid. Disaat seperti ini dia hanya bisa menunggu sang Alpha

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   37. His Trap

    Selena terbangun dengan rasa bingung dan kecemasan yang melanda dirinya. Kepalanya terasa berat, seolah seluruh tubuhnya tertarik oleh gravitasi, dan ada sensasi yang aneh merambat di sekujur tubuhnya yang lemas.“Mom?” Gumam Selena bergumam dengan suara serak. Tubuhnya terasa berat, dan ia berusaha mengingat kembali bagaimana ia bisa berada di tempat ini. Pikiran-pikirannya terasa kabur, seperti diselimuti kabut tebal.“Hai sayang, bagaimana kondisimu?” Lumia tersenyum tipis, diusapnya kepala putri tunggalnya itu penuh sayangDitatapnya wanita cantik yang duduk di sisi ranjang tempatnya berbaring, itu ibunya, Lumia. “A-ku baik, tapi bagaimana-““Maaf ya sayang, Mom terlibat dengan semua ini” kata Lumia dengan nada yang penuh penyesalan, matanya tidak bisa menyembunyikan kecemasan yang terkandung di dalamnya.Selena mengerutkan kening bingung “Apa maksudnya?” Tanya Selena tak paham.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status