Share

8. Kemarahan Romi.

Author: Rafli123
last update Last Updated: 2021-06-09 09:41:36

Romi membawa tubuh Zafirah yang terkapar tidak berdaya ke rumah sakit terdekat. Dirinya tidak ingin sesuatu terjadi pada Zafirah, wanita yang tidak lain adalah istri dari sahabatnya. 

Romi bersumpah akan membuat perhitungan pada Azril, ia merutuki kesalahannya yang terlambat datang. 

Flashback.

Romi yang ingin ke toilet tidak sengaja mendengar apa yang di katakan Jelita pada Zafirah. Namun rasa sakit di perutnya membuatnya berlari kearah kamar mandi. Saat ia kembali, baik Jelita maupun Zafirah tidak ada disana, mengingat kata-kata gudang. Romi berinsiatif kesana, namun langkahnya terhenti setelah seseorang yang tiba-tiba berada di hadapannya. 

"Romi tunggu! Ada yang ingin aku tanyakan padamu?" tanya Jelita. 

"Apa yang ingin kamu tanyakan, padaku?"  

"Wanita ninja itu? Apa yang kamu ketahui tentangnya?" Romi menatap Jelita yang menatapnya penuh harap. 

"Wanita ninja yang mana kamu maksud, siapa Jelita?" tanya balik Romi pada Jelita. 

"Zafirah, apa yang kamu ketahui tentang Zafirah. Dan apa hubunganmu dengan semua ini?"

Jelita mencecar pertanyaan pada Romi, dirinya sangat yakin jika Romi mengetahui pernikahan Azril dengan Zafirah. 

"Apa yang ingin kamu ketahui, Jelita?" tanya Romi pada Jelita. 

"Baiklah, aku tidak perlu berbasa-basi lagi. Katakan apa kamu juga mengetahui pernikahan Azril dengan Zafirah?" pertanyaan Jelita membuat Romi menatap dengan senyum penuh arti. 

"Jika iya kenapa?" Romi balik bertanya. 

"Jadi kalian bekerja sama untuk membohongiku!"

Jelita berteriak dihadapan Romi, tidak terima jika dirinya telah di permainkan. 

"Terserah apa yang kamu katakan, aku tidak ingin ikut campur dengan urusan kalian."

Romi meninggalkan Jelita yang menatapnya kesal. 

Romi Kembali melangkah kearah gudang namun lagi-lagi langkahnya terhenti. 

"Ada apa lagi Jelita?" Romi membalikkan tubuhnya menghadap Jelita yang berharap jika Romi tidak pergi ke gudang. 

"Ehhm.. itu, kamu mau kemana? Kenapa kamu ke gudang?" Tanya Jelita terbata. 

Romi yang dari awal mencurigai Jelita kini semakin yakin, menyadari ada yang tidak beres dengan Jelita dan Zafirah. Terlebih ia mendengar kata gudang dan kini Jelita berusaha untuk menghalanginya pergi ke gudang.

 

"Aku ingin ke gudang, kenapa?" Jawab Romi. 

"Untuk apa kamu kesana Romi?"

Romi tersenyum mendengar pertanyaan Jelita. Mengabaikan perkataan Jelita Romi berlalu dari hadapan Jelita.  

Langkah Romi semakin lebar saat mendengar suara minta tolong, suasana di belakang rumah Azril sangat sepi karena tidak ada orang yang melewatinya. Gudang yang letaknya terpisah dari rumah utama dan posisi gudang yang berada jauh di belakang kediaman Azril, suara Zafirah yang menghilang membuat Romi semakin cemas. 

"Sial! Pintunya terkunci," geram Romi berusaha untuk mencari jalan agar ia bisa masuk kedalam gudang, bersyukur di samping gudang terdapat pintu walau ukurannya lebih kecil. Saat Romi berhasil masuk ke gudang tubuh Zafirah terkapar tidak berdaya, disamping pria yang akan memperkosanya.  

Usai berhasil membuatnya babak belur, Romi mengangakat tubuh Zafirah ala bridal style.  

"Maafkan aku Zafirah, aku terpaksa menyentuhmu." Romi membawa Zafirah keluar dari kediaman Azril melalui pintu samping yang terlihat sepi. Anak buahnya membawa pria ke kantor polisi. 

Flashback off.

Disini sekarang. Romi menemani Zafirah yang terbaring lemah, berapa kali Zafirah mengigau membuat Romi semakin cemas. Dering ponselnya mengalihkan perhatiannya. 

"Hallo Azril, ada apa?"  

"Kenapa kamu pulang tanpa menghubungiku?" 

"Aku tidak pulang, sebaiknya kamu kerumah sakit sekarang!"

"Rumah sakit? Apa kamu sakit, baiklah aku akan datang setelah acara. Aku tidak ingin membuat Jelita bersedih jad..," Ucapan Azril terputus saat terdengar suara dingin dari Romi. 

"Tinggalkan pestamu, cepatlah kesini. Jika tidak, aku pastikan kamu kehilangan dirinya!" Suara Romi yang dingin membuat Azril mengerutkan keningnya. 

"Katakan apa yang terjadi Romi?" Tanya Azril ia tidak ingin sesuatu terjadi padanya. 

"Cepatlah kesini!" Romi mematikan sambungan telponnya tanpa menunggu jawaban dari sahabatnya yang ada di seberang telponnya. 

Romi mendekati Zafirah yang terkulai lemah wajahnya penuh dengan luka lebam dan bibirnya mengalami luka sobek yang cukup dalam, dahinya mengalami robek yang cukup panjang. Romi mengepalkan tangan kuat hingga terlihat uratnya yang menonjol, ia menahan emosi yang telah menguasai dirinya. 

"Zafirah, aku bersumpah tidak akan melepaskan orang yang membuatmu seperti ini. Jika Jelita terlibat, aku pastikan dia akan mendekam di penjara."

Berlahan tangan Romi mendekati wajah Zafirah namun terhenti, Zafirah wanita yang taat agama bahkan Zafirah tidak pernah berjabat tangan kecuali dengan wanita. 

Romi meraih ponselnya yang berada di atas nakas dan menghubungi anak buahnya. 

"Joni periksa cctv di kediaman Azril. Terutama bagian dapur, berikan padaku!" 

"Tuan maaf cctv bagian dapur telah rusak. Kami sudah memeriksa bagian yang lain juga sama mengalami kerusakan, hanya bagian depan dan yang mengarah ke pesta, hanya saja sekitar satu jam seseorang telah mematikan cctv depan tuan."

Keterangan orang kepercayaan Romi semakin memperkuat keterlibatan Jelita.  

Seorang perawat mendekati Romi, agar menunggu di luar. Karena akan memeriksa tubuh Zafirah. Saat Romi tengah menghubungi kepolisian, Azril berlari mendekatinya. 

"Romi apa yang terjadi dengan," tanya Azril dengan napas yang memburu. 

BUG BUG BUG !!! 

Azril yang mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari Romi  terhuyung kebelakang, pengawal Azril ingin menghalangi namun pengawal Romi lebih dulu menghadang mereka. 

"Jangan coba-coba ikut campur, jika tidak. Kalian akan mengalami seperti bos kalian ini!" ucap Romi pada pengawal Azril. 

Jelita yang berada di samping Azril berteriak melihat Romi memukul Azril tanpa ampun membuat wajahnya mengalami lebam dan sudut bibirnya mengalami sobek.

 

"Kenapa kamu memukulku, Romi?!" tanya Azril. 

"Karena kamu pantas mendapatkannya. Bahkan jika perlu aku membunuhmu, Azril!"

Suara dingin Romi membuat Azril mengerutkan keningnya. 

"Apa maksudmu ingin membunuhku? Jika perlu bisa kamu jelaskan?" Azril meninggikan suaranya di depan Romi. Dengan kasar Romi menarik lengan Azril dan membawanya kedalam ruang perawatan Zafirah, pada saat dirinya akan masuk ruang perawat seorang dokter yang memeriksa kondisi Zafirah telah pergi. 

Tubuh Azril terhuyung saat Romi mendorongnya mendekati ranjang pasien. Azril terkejut melihat wanita yang terbaring di tempat tidur pasien adalah Zafirah.

 

"Zafirah, kenapa dia?" Azril menatap Romi yang terlihat menahan emosi. 

"Itu yang seharusnya aku tanyakan padamu Azril!" Suara rendah Romi namun penuh penekan. 

"Aku benar-benar tidak tau Romi, katakan apa yang terjadi?" Azril menatap Romi berharap sang sahabat bersedia menjelaskan padanya. 

"Apa kamu perlu mengetahuinya Azril?" tanpa menjawab pertanyaan Azril, sebaliknya Romi bertanya pada Azril. 

"Aku harus mengetahui apa yang terjadi dengan Zafirah. Karena aku suaminya!" Suara Azril penuh dengan kemarahan dan penekanan di setiap katanya. 

Mendengar kata-kata Azril membuat Romi tertawa, jika mereka tidak di dalam ruangan sudah di pastikan tawanya akan lepas. 

"Apa aku tidak salah dengar Azril, istrimu? Sejak kapan kamu mengakui pernikahan kalian?" Romi menatap dingin wajah Azril yang mulai menguasai emosinya. 

"Aku tidak pernah lupa jika sampai detik ini masih menolak kehadiran Zafirah sebagai istriku. Tapi bukan berarti aku luka jika dia berstastu istriku."

Romi tersenyum mendengar jawaban Azril. 

"Istri dalam status maksudmu Azril? Apa kamu lupa, apa yang kamu katakan saat di pesta, jika Zafirah adalah pelayan di rumahmu!"

Romi menarik Tuxedo Azril hingga kusut, amarahnya benar-benar menguasai dirinya. 

Azril menundukkan wajahnya mengingat perkataan yang menyebutkan Zafirah sebagai pelayan di rumah pada rekan bisninsnya. 

"Ceraikan Zafirah sekarang juga Azril!"

Mendengar perkataan Romi membuat tubuh Azril menegang. 

Di tempat yang tidak jauh dari mereka Jelita tersenyum puas melihat kondisi Zafirah, namun dirinya juga takut jika Romi menjebloskannya ke penjara. 

Romi meninggalkan ruangan Zafirah saat baru melangkahkan kakinya, ia berpapasan dengan Jelita, tatapannya yang dingin membuat tubuh Jelita bergetar. 

"Jika kamu terbukti dalang di balik kejadian yang menimpa Zafirah. Aku pastikan dirimu mendekam di penjara dalam waktu yang lama, dan Azril meninggalkan dirimu."

Suara dingin Romi membuat Jelita ketakutan keringat dingin membasahi tubuhnya. 

Azril yang mendengar kata-kata yang di tujukan pada Jelita semakin mengerutkan keningnya. 

"Bisa kamu jelaska padaku, Jelita?" tanya Azril pada Jelita yang terlihat gugup. 

"A– apa maksudmu menjelaskan Azril?" tubuh Jelita bergetar di tatap sedemikian oleh Azril. 

"Jelaskan kenapa Romi sampai mengatakan hal seperti itu, padamu?" 

"Aku, tidak tahu Azril. Sebaiknya aku pulang, besok aku akan menemuimu sayang," tanpa menunggu jawaban dari Azril, Jelita keluar dari ruang rawat Zafirah. 

Azril mendekati tempat tidur Zafirah, tangannya terulur menyentuh wajah Zafirah yang penuh luka lebam.  

"Zafirah maafkan aku, maafkan semua kesalahan yang telah aku perbuat padamu. Cepatlah sadar Zafirah. aku bersumpah akan menjebloskan orang yang membuatmu seperti ini." Tangannya menggenggam erat tangan Zafirah yang terasa dingin. 

 

Comments (3)
goodnovel comment avatar
MiaKadir
bikin geram bacanya, bagus mati la azril Dan jelita, biar zafirah dengan Rian sja
goodnovel comment avatar
Rafli123
makasih sudah mampir ...
goodnovel comment avatar
Fatmah SY
Azril sialannnn.... Jahattt ban9ettt...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   9. Kedatangan Jelita

    Dua hari sudah Zafirah berada di rumah sakit, selama itu juga Azril menemaninya. Kondisi Zafirah yang kini lebih baik dari sebelumya, hari ini adalah hari kepulangannya."Zafirah, ada yang ingin aku tanyakan padamu?" Azril mendekati tempat tidur Zafirah. "Apa yang ingin kak Azril tanyakan?"Zafirah yang membenarkan posisi duduknya meski kepalanya masih terasa nyeri. "Apa benar Jelita yang menjebakmu?" Azril duduk di kursi samping tempat tidur Zafirah. "Apa kak Azril akan percaya, apa yang aku katakan nanti?"Zafirah memastikan apakah Azril akan percaya jika dalang di balik kejadian kemarin adalah kekasihnya. "Aku tidak tahu, harus percaya dengan siapa. Tapi aku ingin mendengarnya langsung darimu." Ucap Azril. "Jika kak Azril masih ragu, lebih baik tidak usah bertanya. Aku sudah tahu siapa yang akan kak Azril dengarkan," jawaban Zafirah membuat Azril semakin merasa serba salah, disisi lain Jelita kekasihnya dan Zafirah istrinya. "Bukan begitu Zafirah. Aku hanya," kebimbangan Azril

    Last Updated : 2021-06-10
  • Wanita Bercadar Itu Istriku   10 Kebimbangan Azril

    Zafirah mengemasi semua barang-barangnya, sesuai janjinya siang ini Azril datang untuk menjemputnya. Azril membantu Zafirah yang kesulitan saat membawa tas yang berisi pakaiannya. "Zafirah berikan tasnya padaku,"Azril meraih tas yang berada dalam genggaman Zafirah. "Terima kasih kak Azril," ucapnya saat Azril telah mengambil tas yang dia bawa, Zafirah mengikuti langkah Azril menuju parkiran. "Sama-sama Zafirah, kenapa kamu berjalan di belakangku? Kemarilah, berjalanlah di sampingku,"Azril meraih tangan Zafirah yang berada di belakangnya. Mereka melewati lorong rumah sakit, tangan mereka saling bergandengan. Sesampainya di parkiran Azril membukakan pintu untuk Zafirah. Kini mereka berada di dalam mobil tanpa ada canda ataupun tanpa ada obrolan, mereka sibuk dengan pikiran masing- masing tanpa mereka sadari kini mobil yang mereka naiki telah memasuki halaman rumah Azril. Azril membukakan pintu untuk Zafirah, mereka beriringan memasuki rumah mewah Azril, dan Azril mengantar Zafirah

    Last Updated : 2021-06-11
  • Wanita Bercadar Itu Istriku   11. Debaran Yang Aneh

    Sepertiga malam seperti biasa Zafirah terbangun untuk melaksanakan dua rakaat dengan khusyuk. Setelah selesai di lanjutkan dengan zikir dan mengaji hingga terdengar suara adzan subuh berkumandang, Zafirah menutup Al Qur'an setelah menciumnya di letakan kembali di atas nakas. Zafirah kembali melaksanakan salat subuh entah kenapa air matanya luruh, sesuatu yang sakit di dalam hatinya, membuat seorang Zafirah menangis dalam sujudnya. Usai melaksakan shalat subuh zafira mengadahkan ke dua tangannya, berharap sang Haliq memberikan kesabaran lebih pada hati dan jiwanya. "Ya Allah hamba pasrahkan semua padamu, engkaulah pemilik kehidupan ini. Jika ini takdir yang harus hamba jalani, hamba dengan ikhlas menerimanya."Usai melaksanakan shalat dan berdoa pada pemilik kehidupan, Zafirah berjalan ke arah balkon dan bershalawat nabi tanpa melepas mukenanya. Hingga terdengar suara kicauan burung seolah mengikuti Zafirah yang tengah bershalawat pada kekasih Allah semakin banyak burung yang berkicau

    Last Updated : 2021-06-12
  • Wanita Bercadar Itu Istriku   12. Maaf

    Hari-hari berlalu kehidupan Zafirah semakin bahagia, sikap Azril tidak lagi kasar padanya meskipun sikap dinginnya tidak pernah berubah. Seperti hari ini, tidak biasanya Azril mengajaknya berbicara berdua di ruang kerja Azril. "Zafirah, ada yang ingin aku tanyakan padamu?" "Apa yang ingin kak Azril tanyakan padaku?" "Apakah, kamu berniat melaporkan Jelita ke kantor polisi?" "Kenapa kak Azril menanyakan hal itu? Apa kak Azril ingin aku melaporkannya?" "Tidak, aku tidak mau kamu melaporkan Jelita. Kamu tahu bagaimana perasaanku padanya,""Jika aku ingin melaporka Jelita, sudah aku lakukan sejak awal kak. Aku bukanlah wanita pendendam, aku sudah memaafkan kesalahan Jelita.""Terima kasih Zafirah," "Iya kak. Kak Azril boleh aku tanya sesuatu pada kakak?" "Apa yang ingin kamu tanyakan, Zafirah?" "Apa kak Azril benar-benar mencintai Jelita?""Ya, aku sangat mencintai Jelita, Zafirah maafkan aku. Sampai saat ini masih tidak bisa mencintaimu," "Tidak apa-apa kak, cinta memang tidak

    Last Updated : 2021-06-13
  • Wanita Bercadar Itu Istriku   13. Kemarahan Azril

    Sampai di kediaman, Azril keluar dari mobil dan menarik kasar tangan Zafirah. Hingga tubuh Zafirah yang kecil terjatuh berapa kali ke lantai bahkan Azril tanpa segan menyeret tubuh Zafirah hingga sampai di kamar yang berada di lantai dua. Bahkan Azril mendorongnya ke dalam kamar mandi dan menyiram tubuh Zafirah dengan air dingin. Tubuhnya berdiri di bawah shower mengigil kedinginan, namun Azril tidak berniat untuk mematikannya. "Kak dingin, aku tidak kuat." Tubuh Zafirah yang mulai mengigil bahkan bibirnya yang merah kini berubah menjadi biru. "Apa sekarang kamu sudah mengakui kesalahanmu? Zafirah!" Teriak Azril tepat di depan wajah Zafirah. "A- apa salahku kak,"Setelah mengatakannya terdengar benda jatuh tepat di belakang Azril. BRUK !!! tubuh Zafirah yang semakin lemah, tiba-tiba ambruk ke lantai kamar mandi yang dingin. Membuat Azril yang berada tidak jauh dari Zafirah tidak bisa menangkap tubuh Zafirah yang lebih dulu ambruk. "Zafirah!" Azril mengangkat tubuh Zafirah yang ba

    Last Updated : 2021-06-14
  • Wanita Bercadar Itu Istriku   14. Pengakuan Azril

    Dua hari sudah kondisi Zafirah yang terbaring lemah di dalam kamar. Selama itu juga Azril tidak sedetikpun meninggalkan Zafirah.Suara ketukan pintu kamar Zafirah membuat perhatian Azril teralihkan. "Tuan, ada Pak Adam di ruang tamu. Sepertinya ada hal penting yang ingin di sampaikan pada tuan," Kata Bi Melati. "Baik. Aku akan keluar, Bibi tolong jaga Zafirah!" Azril meninggalkan kamar Zafirah, menuju ruang tamu dimana Adam telah menunggunya. "Ada apa Dam?" Tanya Azril setelah duduk di sofa ruang tamu. "Tuan, di halaman kantor banyak wartawan. Mereka menginginkan anda untuk klarifikasi tentang video malam itu," Kata Adam pada Azril. "Katakan pada mereka, besok aku akan menemui mereka." Jawab Azril. "Baiklah, tuan. Saya permisi." Adam berdiri dari kursinya setelah menganggukkan kepalanya sebagai tanda hormat. Setelah kepergian Adam, Azril kembali kekamar Zafirah. rasa bersalah karena membuat wanita berstatus istrinya kini lemah berbaring di tempat tidur. Dering ponselnya lagi-la

    Last Updated : 2021-06-15
  • Wanita Bercadar Itu Istriku   15. Harga Diri Yang Terkoyak.

    Azril meninggalkan kediamannya, sudah satu minggu dirinya tidak Kemabli kerumah. Sudah cukup rasa simpati yang dia berikan pada Zafirah, namun pada kenyataannya kekasihnya yang semakin terluka karena ulahnya. Azril menyandarkan punggungnya di kursi kebesarannya. Tubuhnya terasa lelah membuatnya memejamkan mata hanya untuk mengistirahatkan sesaat. Sentuhan lembut menyentuh pipinya dan sebuah ciuman memabukkan mendarat di bibirnya. Sesaat matanya menatap sosok yang sangat di kenalinya, membuat senyum di bibirnya mereka. "Apakah kamu sedang menggodaku, sayang?" Azril menyusupkan tangannya ke dalam dress yang melekat di tubuh kekasihnya. "Kau selalu mengerti aku, sayang,"Jelita kembali melancarkan aksinya di atas tubuh Azril membuat pria berkulit putih mendesah. "Aku menginginkan dirimu sayang,"Azril membalikan tubuh Jelita hingga bagian dadanya menempel di atas meja. Tanpa menunggu lama, Azril menancapkan miliknya ke dalam intim milik Jelita. Satu jam mereka melakukan pergulatan pan

    Last Updated : 2021-06-16
  • Wanita Bercadar Itu Istriku   16 Kesabaran Yang Teruji

    Bibi Melati membantu Zafirah yang tergeletak tidak berdaya diatas tempat tidur. Terlihat bercak darah di atas seprai berwarna putih. Kembali hati Bibi Melati terasa sesak. Perlakuan yang didapatnya tidaklah manusiawi. Berlahan Bibi Melati mengganti pakaian Zafirah. Tidak berapa lama terlihat Zafirah membuka matanya. Melihat Bibi Melati yang tengah duduk di samping tempat tidurnya. "Bi, tolong bantu aku ke kamar mandi," ucap Zafirah tangannya meraih tangan Bibi Melati yang berada di sampingnya. Namun baru satu langkah tubuhnya jatuh ke lantai, dengan sigap Bibi melati membantu Zafirah yang terlihat menahan sakit. "Nyonya, sebaiknya duduk dulu," Bibi Melati membantu Zafirah duduk di tempat tidur. "Bi, boleh aku bertanya? Apakah sesakit ini saat pertama melakukannya? Atau hanya aku yang yang merasakan sesakit ini?" tanya Zafirah pada Bibi melati. "Katakan padaku, Bibi. Apa sesakit ini?" lanjutnya,Bibi Melati menatap wajah Zafirah yang terlihat cantik namun hari ini wajah cantik itu

    Last Updated : 2021-07-01

Latest chapter

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   85. Extra part (Nama Yang Menepati Hati)

    Romi terdiam setelah mengetahui apa yang baru saja ia lihat dan dengarkan. Hatinya bahagia namun ia merasakan kesedihan dalam waktu bersamaan. Perjuangannya berakhir sebelum ia memulainya lagi, ada kebagian yang harus ia pikirkan. Jika ingin ia egois maka ia akan merebut kebahagiaannya, tetapi hati kecilnya menolak untuk melakukan hal itu. Ada senyum anak yang tidak berdosa jika ia memaksakan diri untuk melangkah, maka kebahagiaan seorang anak kecil akan hilang.Romi menghela napasnya dalam. Pertemuan pertama dengan Zafirah hingga ia jatuh cinta pada istri dari sahabatnya. Ketidak adilan yang di terima oleh Zafirah semakin membuat Romi membencinya bahkan cinta yang tumbuh semakin dalam seiring waktu yang berjalan. Namun semua harus hilang seiring dengan kebahagiaan seorang anak yang ia anggap putrinya sendiri."Assalamualaikum,""Wa'alaikumsalam, Verra? Kamu kesini, ada apa?" Romi menatap sosok wanita yang kini berjalan ke arahnya. Wanita yang akan ia nikahi berapa hari ke depan."A

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   84. Extra part (Kelahiran Alfarizqi Daza Elfathan)

    Tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna sama halnya seperti dirinya. Zafirah mencoba mengikhlaskan takdir yang telah dituliskan oleh sang Khaliq untuknya. Zafirah sama seperti wanita lain yang memiliki hati dan air mata, rasa penyesalan dan amarah yang ia pendam seorang diri tanpa bisa ia luapkan kemarahannya kepada orang lain. Kekecewaan hidupnya yang sudah ia jalani selama ini tidak membuatnya merubah diri. Ujian hidup yang datang silih berganti membuat Zafirah putus asa. Kehilangan calon imam dan harus menikah dengan orang yang tidak ia kenal sebelumnya dan harus menerima kekerasan yang ia dapatkan dari pria yang menjadi imamnya. Masih teringat jelas bagaimana Azril mengusirnya di saat ia tengah mengandung dan melahirkan putri mereka dengan bantuan seseorang yang ia tahu jika Romi sahabat dari suaminya menaruh hatinya."Maafkan aku mas Romi, bunga di dalam hatiku benar-benar sudah mekar. Namun aku tidak bisa menutup mataku jika kebahagiaan putriku berada bersama dengan ayah

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   83. Bahagia Selamanya.

    Terima kasih sudah mengikuti kisah, Zafirah dan Azril. jangan lupa untuk mengikuti kisah Cia dan Aaron. dalam cerita Kekasihku Seorang Mafia.Follow, rafli123bilqis (I*)F******k, Bilqis. *****"Aaaaggghhhhh!!" "Zafirah!!!"Brukkk !!Tubuh Jelita terpental ke aspal, beruntung Azril menarik tubuh Zafirah sehingga tubuhnya tidak mengenai aspal."Astaghfirullah hal adzim, mas tolong Jelita!" Kata Zafirah panik melihat tubuh Jelita terkapar di aspal."Untuk apa kamu memikirkan, Jelita? Wanita itu hampir membunuh kamu dan anak kita, dan sekarang kamu memikirkan keselamatannya?" Kata Azril kesal dengan sang istri yang masih memikirkan kondisi Jelita, jika dirinya tidak sigap mungkin Zafirah yang berada di posisi Jelita."Bos, anda tidak apa-apa?" Adam mendekati Zafirah yang masih dalam pelukan Azril, tubuhnya bergetar ketakutan namun hati nuraninya memikirkan kondisi Jelita.Dokter dan perawat mengangkat tubuh Jelita dan membawanya ke UGD. Untuk memberikan pertolongan pertama padanya.Se

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   82. Penyesalan Sesaat.

    "Jelita?""Ibuuu!" Bian mendekati wanita yang duduk di kursi roda depan wajah yang sebenarnya sangat mengerikan."B— Bian, kalian?" Jelita menundukkan wajahnya dirinya tidak ingin terlihat menyedihkan di depan Mario dan putranya. Kondisinya saat ini sangat tidak mungkin untuk terlihat pada Bian dan Mario."Jelita? Apa yang terjadi denganmu? Maaf apakah karena, kamu melakukan—" ucapan Mario terhenti, memilih membantu Jelita walau bagaimanapun Jelita adalah ibu dari putranya. Wanita yang telah melahirkan putra setampan Bian walau ia tahu jika sikap baik Bian karena didikan Azril, mantan ayah tiri putranya selaku memberikan yang terbaik dan mengajarkan hal-hal kebaikan untuknya."Setelah melihat keadaanku sekarang, kamu akan menghinaku? Setelah karma yang aku terima kamu bisa menertawakan aku sepuas mu, jadi lakukan secepatnya dan pergilah dari hadapanku. Aku menerima dengan lapang dada atas hinaan kamu, Mario. Silahkan tinggalkan aku sendirian di sini." Kata Jelita menyiapkan hati untuk

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   81. Kebahagiaan Yang Nyata.

    Dua hari setelah pengusiran Jelita, selama dua hari itu pula keluarga Halik berada di kediaman Azril. Seperti pagi ini setelah kejadian dua hari yang lalu, Azril yang meminta untuk memperbaiki kamar utama. Walau Jelita tidak tidur diatas kamar utama yang berada di lantai dua, namun Azril tidak ingin membuat trauma pada sang istri."Assalamualaikum, sayang." Ucap Azril saat melihat sang istri telah selesai berzikir."Wa'alaikumsalam, mas Azril. Kamu sudah siap? Maaf apakah terlalu lama berzikir?" tanya Zafirah lirih."Tidak, sayang. Aku hanya bersiap, lagi pula aku hanya berkerja dari rumah." Azril menarik pinggang Zafirah menatap wajah cantik alami istrinya. Wanita yang mampu membawanya lebih baik lagi, wanita yang begitu ia cintai walau terlambat menyadarinya."Apakah, kamu ingin kita ke dokter? Aku tidak ingin luka ini menganggu mu." ujar Azril membuat wajah Zafirah merona. Luka goresan di berapa tubuhnya dan wajah cantik Zafirah walau ia tidak melihatnya namun ia yakin ada luka lai

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   80. Pengusiran Jelita 3.

    "Baiklah," Arman melanjutkan kendaraannya mengikuti arahan Zafirah, kurang dari tiga puluh menit mobil kembali berhenti tiba-tiba membuat semua yang berada di dalam mobil terkejut."Arman ada apa lagi?" tanya Hanum."Bibi, itu mobil ugal-ugalan," kata Arman menunjuk kearah depan."Ya, sudah kamu tetap hati-hati Arman." kata Hanum."Ya bi maaf. Membuat kalian terkejut." Arman menghidupkan kembali mobilnya namun lagi-lagi mesinnya tidak bisa di hidupkan lagi. Menyadari mesinnya tiba-tiba mati membuat Arman mengucapkan istighfar, sejak kepergian mereka untuk mengantar Zafirah kembali ke kota ada banyak hal yang tidak terduga sehingga perjalanan mereka terhambat."Astaghfirullah hal adzim, Arman ada denganmu? Kenapa mobilnya bisa mati seperti ini?" Hanum keluar dari mobil di ikuti oleh Zafirah dan yang lainnya. Hatinya kembali dirundung gelisah, bukan hanya Arman tetapi mereka begitu bertanya-tanya apa yang Allah tunjukkan sehingga perjalanan mereka terhambat."Apa karena kita belum Sa

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   79. Pengusiran Jelita 2.

    Verra tiba di kediaman Azril sesuai permintaan Azril untuk mendekati wanita yang ada di rumahnya. Sosok yang di ketahui banyak orang adalah Zafirah. Mereka berbincang-bincang seperti biasanya dengan Zafirah, tidak ada yang yang mencurigakan namun semua yang dikatakan oleh Verra mampu membuat Jelita terkejut. Namun demikian Jelita dengan pandainya berkilah, dan membalikan keadaan. Sehingga Verra memilih untuk diam dan mengikuti apa yang di katakan oleh Jelita. Seperti pagi ini mereka kerumah sakit untuk memeriksa wajah Jelita. "Mas, apa kamu benar-benar tidak bisa untuk menemaniku? Aku ingin kamu berada di sampingku, saat pemeriksaan." Jelita yang tidak ingin Azril pergi kekantor dan mengabaikan dirinya. Berusaha untuk mengiba walau kenyataannya Azril memilih ke kantor dari pada menemaninya ke dokter. "Maaf, tapi hari ini tidak bisa. Bagaimana jika kamu pergi bersama dengan Verra? Bukankah kamu begitu dekat dengannya?" usul Azril. Menyadari perbedaan raut wajah Zafirah palsu."Tapi

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   78. Pengusiran Jelita.

    Hei, semoga kalian masih mengikuti kisah Zafirah dan Azril. jangan lupa untuk mengikuti terus kisah mereka. Berapa hari kedepan "Kekasihku Seorang Mafia" Akan update, jangan lupa ikuti kisah cinta Aaron dan Cia.***"Siapa kamu yang sebenarnya?!" Suara dingin Azril membuat Jelita melonjak kaget."Azril, apa maksudmu? Aku Zafirah, apakah kamu tidak percaya padaku?" Jelita berusaha untuk meredakan emosi, dan hatinya yang ketakutan jika Azril mengetahui kebenarannya."Istriku tidak pernah memanggilku dengan kata Azril dan dia tidak pernah berpakaian seperti ini. Satu lagi, Zafirah tidak pernah merayu ataupun meminta terlebih dulu. Hal kecil yang di lakukan Zafirah tidak bisa kamu lakukan, Jelita." Kata Azril menekan kata Jelita, membuat pemilik nama ketakutan."Percaya ataupun tidak, itu terserah kamu. Jika kamu ingin mengusir ku, tidak apa-apa aku akan pergi. Dan membawa putriku dari sini." Jelita mengambil pakaiannya, namun kali ini sebuah gamis syar'i dan memakainya di depan Azril."

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   77. Penolakan Azril.

    Mario yang ingin memperbaiki hidupnya dengan mencari keberadaan putra kandungnya. Dirinya tidak ingin jika jejaknya mengikuti sang ibu, walau dirinya memiliki kehidupan yang sama dengan Jelita. Namun tentang putranya Mario ingin memberikan yang terbaik untuknya."Permisi, apakah anda melihat wanita ini, dengan seorang anak laki-laki?" tanya Mario pada seseorang dengan memperlihatkan foto Jelita dengan Bian."Anda siapa ya?" tanya wanita yang sedang menyapu di depan rumah."Saya adalah ayahnya. Tapi —" ucapan Mario terhenti saat wanita yang tengah menyapu mengarahkan sapunya kearah dirinya. Dengan capat Mario menghindar agar tidak mengenai wajahnya."Apa kamu tahu anak itu hidup sebatang kara di sini? Wanita itu, yang mengaku sebagai ibu kandungnya pergi meninggalkannya. Setelah saya melihat dan mendengar sendiri rencana untuk membunuh seseorang dan menculiknya. Sepertinya wanita yang kamu cari itu bukan orang baik-baik, bahkan saya sendiri melihatnya bersama dengan para preman meningga

DMCA.com Protection Status