Share

6. Berharap.

Penulis: Rafli123
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-08 12:46:46

Satu minggu setelah kejadian penyerangan, selama itu juga Zafirah tidak bertemu dengan Azril. Seperti hari ini Zafirah hanya berdiam diri di dalam kamar. Tidak ada aktivitas yang bisa dilakukan olehnya selain melakukan kewajibannya pada pemilik kehidupan. 

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya. Terlihat Melati membawa nampan berisi makan siang dirinya.

 

"Selamat siang nyonya, bibi bawa makan siang. Semoga nyonya menyukai masakan Bibi,"

Melati tersenyum ramah pada wanita bercadar yang berada di hadapannya. 

"Terima kasih Bi, apapun masakan bibi aku menyukainya," sahut Zafirah dengan senyum indahnya. 

"Nyonya, tuan Azril sudah mengizinkan Nyonya keluar dari kamar, akhirnya tuan sadar juga ya, Nyonya,"

Zafirah menganggukkan kepalanya sebagai jawaban Zafirah tidak ingin terlalu berharap. Di izinkan keluar dari kamar bukan berarti bebas, mengingat kekasih suaminya tidak menyukainya. 

"Nyonya, apa ada yang menganggu pikiran nyonya? Atau masakan bibi tidak enak, biar nanti bibi ganti. Nyonya mau makan apa?" 

Zafirah tersenyum menatap wajah Melati yang terlihat panik, senyumnya berganti tawa lebar membuat Melati merasakan bahagian tersendiri.

"Bibi berapa kali aku katakan, jangan memanggilku Nyonya. Panggil aku dengan nama Zafirah,"

Melati yang mendengar apa yang di katakan Zafirah hanya tersenyum bangga dan kagum. Dengan sosok wanita yang menjadi istri Azril.

"Bukankah sudah menyandang Nyonya Azril,"

Zafirah menganggukkan kepalanya. Senyumnya berlahan memudar tetapi berapa saat kembali tersenyum.

"Bibi benar, status sebagai istri. Tidak lain tidak mungkin hanya di ata kertas,"

Zafirah mengambi nasi dan menyantapnya setelah membaca doa. Bi Melati menghela napasnya menahan rasa yang tidak bisa ia gambarkan saat ini.

"Nyonya, Bibi keluar dulu. Ingat nanti keluar ya, akan Bibi ajak melihat taman yang berada di samping," pamitnya pada Zafirah. 

"Iya Bi, nanti aku akan keluar,"  

Usai menyantap makan siang, Zafirah keluar dari kamar membawa nampan. Saat nenutuni tangga tanpa sengaja berpapasan dengan Azril yang baru kembali dari kantor.

Sebagai seorang istri Zafirah menyambut sang suami. 

Zafirah mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Azril, namun dengan kasarnya Azril menepis tangan Zafirah meninggalkan begitu saja, tetapi kata-kata yang terlontar dari bibir Azril kembali mengingatkan posisinya.

"Jaga sikapmu di depanku Zafirah!" Ucapnya kasar.

"Maaf kak Azril," ucapan Zafirah terpotong oleh suara Azril yang dingin. 

"Nanti malam jangan perlihatkan dirimu disini atau,"

Suara Azril terputus saat seseorang memanggilnya. 

"Azril sayang, biarkan dia membantu para pelayan. Bukankah kita membutuhkan tenaga lebih untuk nanti malam?"

Jelita yang berjalan kearah Azril dengan pakaian yang seksi. 

"Kamu benar sayang sekali sayang,"

Azril mencium bibir jelita dengan rakusnya. Tidak peduli Zafirah melihat apa yang ia lakukan dengan Jelita.

"Astaghfirullah, kak Azril. Apa yang kalian lakukan? Ingat kak kalian bukan mahram,"

Azril menghentikan ciumannya, dan nenatap nyalang pada Zafirah. 

"Jangan ikut campur urusanku Zafirah!! Kamu hanya seorang istri di atas kertas. Bahkan sampai detik ini aku tidak pernah menganggap pernikahan kita!!"

Azril berlalu dari hadapan Zafirah dengan merangkul pinggang Jelita dengan posesif. Zafirah hanya diam  menatapnya tidak percaya dengan pemandangan di depannya.

Tawa mereka terdengar begitu nyaring, melihat sikap Jelita yang bergelayut manja di lengan Azril, mereka menuju kamar utama, kamar yang seharusnya menjadi kamar Zafirah. 

"Nyonya, biar saya bantu," Melati mengambil nampan yang berada di tangan Zafirah. 

"Eeh! Bibi, terima kasih hampir saja jatuh!"

Zafirah yang terkejut saat nampan di tangannya telah berpindah ke tangan Melati.

"Nyonya, sebaiknya Anda istirahat di kamar, tidak perlu turun kebawa membawa nampan," ucap Melati pada Zafirah. 

"Sudahlah Bi, ini tidak bwraot ko, lagi pula aku ingin turun. Oh iya, Bi. Bukankah nanti malam ada acara? Biar aku bantu ya, bi?" tanya Zafirah pada Melati.

"Iya nyonya, sebenarnya ini bukan pesta tapi kumpul-kumpul teman tuan Azril,"

Penjelasan dari Melati membuat Zafirah menganggukkan kepalanya mengerti.

Di kamar utama, jelita yang berapa kali melakukan pelepasan. Membuat tubuhnya terkulai lemas, namun Azril terlihat tanpa lelah tidak ingin menghentikan kegiatan panasnya. 

Melihat tubuh Jelita yang terkulai lemah membuat Azril menghentikan aktifitasnya.  

"Sayang tidurlah, aku masih ada pekerjaan yang harus di selesaikan sekarang."

Azril meninggalkan jelata yang tertidur karena kelelahan. Ia memilih menyelesaikan pekerjaan sebelum acara nanti malam yang akan berlangsung cukup lama.

Azril menyambar pakaian yang tergeletak di sembarang tempat dan membawanya kekamar mandi. Lima belas menit Azril keluar dari kamar mandi dengan penampilan yang lebih segar. 

Azril yang memberikan tugas pada Adam untuk menyiapkan acara ulang tahun kekasihnya nanti malam. Azril tidak ingin ada kesalahan apapun saat pesta malam nanti. Selain acara kumpul-kumpul tetapi acara ulang tahun Jelita.

"Dam, apa kamu sudah menyiapkan semua untuk acara nanti malam? Aku tidak ingin ada kesalahan apapun?"  

"Sembilan puluh sembilan persen sudah Tuan. Anda tidak perlu khuwatir,"

"Baiklah Dam, aku percaya padamu,"

Setelah kepergian Adam, Azril melangkah kearah balkon. Dirinya memandang seluruh taman yang akan di jadikan tempat pesta nanti malam. Namun sesuatu yang indah mengalikan pandangannya. 

Azril menatap Zafirah yang tengah membantu Melati sesekali cadarnya berkibar saat terpaan angin menyapa Khimarnya. Pemandangan yang indah membaut Azril enggan untuk berjanjak meskipun seseorang telah melihatnya dari posisi yang tidak jauh darinya.

Sentuhan lembut mengalihkan pandangannya dari wanita bercadar yang berada di taman bersama beberapa pelayan di rumahnya. 

"Apa yang kamu lihat sayang?" Jelita memeluk tubuh Azril dari belakang. 

"Tidak ada sayang, kenapa kamu sudah bangun, hum?"

Azril membalikkan tubuhnya dan mengecup bibir wanita yang di cintainya. 

"Apa kamu memperhatikan wanita ninja itu?" tanya Jelita dengan bibir mengerucut. 

"Apakah kamu cemburu padanya?"

Azril membelai wajah cantik jelita dengan lembut.

"Apa aku salah jika aku cemburu? Melihat kekasihnya tinggal satu atap dengan wanita lain?" tanpa menjawab pertanyaan Azril, jelita balik bertanya. 

"Tidak sayang, kamu tidak salah. Ini semua salahku. Aku berjanji hal ini tidak akan lama,"

Azril memeluk tubuh seksi kekasihnya. 

"Apa kamu tidak akan membohongiku lagi?" Jelita melepas pelukan Azril ia benar-benar kecewa pada Azril.

"Tidak sayang, apa kamu tidak percaya padaku?"

Azril menarik tubuh kekasihnya. Dirinya tidak bisa melihat wanita yang dia cintai bersedih karena ulahnya.

 

"Bagaimana aku harus percaya padamu, Azril? Kamu menikahi wanita lain hanya demi janjimu pada mendiang adikmu? Apa kamu memikirkan perasaan aku pada saat itu hah!" Jelita melapiaskan emosinya pada Azril. 

"Maafkan aku sayang. Aku berjanji setelah tiga bulan aku akan menceraikannya," Azril membiarkan tubuhnya menjadi bulan-bulanan Jelita. Baginya yang terpenting kekasihnya tidak merajuk lagi.

"Kenapa harus menunggu tiga bulan Azril? Kenapa tidak sekarang kamu ceraikan wanita itu, kenapa Azril? Apa kamu mulai mencintai wanita itu hah?!"

Suara tinggi Jelita membuat para pelayan menatap kearah balkon, tidak terkecuali Zafirah. 

Zafirah yang mendengar percakapan mereka hanya bisa menghela napasnya, dirinya menyadari jika pernikahannya akan membuat hati orang lain terluka. Namun dirinya kini menjadi istri sah Azril, yang memiliki hak sepenuhnya atas diri Azri. 

"Nyonya, sebaiknya istirahat. Biarkan bibi yang menyelesaikannya,"

Melati mendengar perdebatan antara Jelita dengan Azril semakin iba pada Zafirah. 

"Jika aku lelah, pasti istirahat Bi,"

Zafirah menolak dengan halus ajakan Melati.

"Nyonya, apa boleh bibi bertanya sesuatu, pada Nyonya?" tanya Melati pada Zafirah, Melati tidak ingin bertanya tanpa meminta izin terlebih menyangkut hal yang sensitif. 

"Katakan Bi, Insya Allah aku akan menjawab pertanyaan bibi,"

Zafirah menyentuh tangan wanita paruh baya yang berada di sampingnya. 

"Apakah nyonya wanita yang akan di nikahi mas Zaki?" Melati bertanya dengan perasaan ragu. 

Zafirah memandangan taman yang telah selesai di sulap menjadi indah dan berbagai lampu dan bunga kini terpasang di setiap sudut taman. 

"Iya Bi, aku Zafirah wanita yang akan di nikahi kak Zaki," sahut Zafirah sendu. 

"Apa nyonya sangat mencintai mas Zaki?"

Pertanyaan Melati menyentil hati Zafirah. Cintanya telah hilang bersama dengan jasad pria yang telah menta'aruf dirinya.

"Jika dulu iya Bi, tapi tidak sekarang," sahut Zafirah pelan. 

"Apa semudah itu nyonya melupakan mas Zaki?"

Zafirah kembali tersenyum mendengar perkataannya Melati menyadari Melati begitu menyayangi Zaki membuatnya bertanya tanpa mengerti jika pertanyaannya tidak pada tempatnya.  

"Bi, aku tidak bisa mencintai pria lain selain suamiku. Dosa Bi mencintai pria lain yang bukan mahromnya."

jawaban Zafirah membuat Melati tersenyum kagum pada wanita bercadar di sampingnya. 

"Bibi banyak belajar pada nyonya," Melati tersipu malu, membuat Zafirah tertawa. 

 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rafli123
terima kasih kak, jangan lupa baca juga ceritaku yang lain yaaa...
goodnovel comment avatar
alanasyifa11
waah aku suka banget sama cerita romance yang kayak gini ... ngga sabar buat baca semua ceritanya~ btw author gaada sosmed kah? aku pingin follow
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   7. Jebakan Jelita

    Waktu menunjukkan tepat pukul delapan malam, para pelayan dan berapa tamu yang mulai berdatangan. Di kamar utama Jelita bersama Azril tengah bersiap dengan penampilan yang luar biasa. Jelita yang memakai gaun malam tanpa lengan dan panjang gaunnya hingga menjuntai kelantai, bagian atas kerah yang berbentuk huruf V membuat bagian tulang selangka terlihat jelas. Azril yang malam ini memakai setelan Tuxedo dengan warna senada dengan Jelita. Penampilan mereka bagaikan ratu dan raja. Mereka menuruni tangga, tangan jelita bergelayut di lengan Azril. Para tamu menyambut kedatangan pasangan yang malam ini terlihat serasi. "Wahh!! Kalian kapan menikah? Sudah lama kalian menjalin hubungan, apa kalian tidak takut bosan?" Romi sahabat Azril menyambut pemilik pesta dengan terus menggodanya. "Kami akan menikah sebentar lagi, siapkan kado terindah untuk kami Romi!"Jelita menjawab perkataan Romi dengan tawa yang penuh arti. "Jangan khawatir, aku pastikan hadiahnya sangat istimewa."Romi menepuk

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-08
  • Wanita Bercadar Itu Istriku   8. Kemarahan Romi.

    Romi membawa tubuh Zafirah yang terkapar tidak berdaya ke rumah sakit terdekat. Dirinya tidak ingin sesuatu terjadi pada Zafirah, wanita yang tidak lain adalah istri dari sahabatnya. Romi bersumpah akan membuat perhitungan pada Azril, ia merutuki kesalahannya yang terlambat datang. Flashback.Romi yang ingin ke toilet tidak sengaja mendengar apa yang di katakan Jelita pada Zafirah. Namun rasa sakit di perutnya membuatnya berlari kearah kamar mandi. Saat ia kembali, baik Jelita maupun Zafirah tidak ada disana, mengingat kata-kata gudang. Romi berinsiatif kesana, namun langkahnya terhenti setelah seseorang yang tiba-tiba berada di hadapannya. "Romi tunggu! Ada yang ingin aku tanyakan padamu?" tanya Jelita. "Apa yang ingin kamu tanyakan, padaku?" "Wanita ninja itu? Apa yang kamu ketahui tentangnya?" Romi menatap Jelita yang menatapnya penuh harap. "Wanita ninja yang mana kamu maksud, siapa Jelita?" tanya balik Romi pada Jelita. "Zafirah, apa yang kamu ketahui tentang Zafirah. Dan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09
  • Wanita Bercadar Itu Istriku   9. Kedatangan Jelita

    Dua hari sudah Zafirah berada di rumah sakit, selama itu juga Azril menemaninya. Kondisi Zafirah yang kini lebih baik dari sebelumya, hari ini adalah hari kepulangannya."Zafirah, ada yang ingin aku tanyakan padamu?" Azril mendekati tempat tidur Zafirah. "Apa yang ingin kak Azril tanyakan?"Zafirah yang membenarkan posisi duduknya meski kepalanya masih terasa nyeri. "Apa benar Jelita yang menjebakmu?" Azril duduk di kursi samping tempat tidur Zafirah. "Apa kak Azril akan percaya, apa yang aku katakan nanti?"Zafirah memastikan apakah Azril akan percaya jika dalang di balik kejadian kemarin adalah kekasihnya. "Aku tidak tahu, harus percaya dengan siapa. Tapi aku ingin mendengarnya langsung darimu." Ucap Azril. "Jika kak Azril masih ragu, lebih baik tidak usah bertanya. Aku sudah tahu siapa yang akan kak Azril dengarkan," jawaban Zafirah membuat Azril semakin merasa serba salah, disisi lain Jelita kekasihnya dan Zafirah istrinya. "Bukan begitu Zafirah. Aku hanya," kebimbangan Azril

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-10
  • Wanita Bercadar Itu Istriku   10 Kebimbangan Azril

    Zafirah mengemasi semua barang-barangnya, sesuai janjinya siang ini Azril datang untuk menjemputnya. Azril membantu Zafirah yang kesulitan saat membawa tas yang berisi pakaiannya. "Zafirah berikan tasnya padaku,"Azril meraih tas yang berada dalam genggaman Zafirah. "Terima kasih kak Azril," ucapnya saat Azril telah mengambil tas yang dia bawa, Zafirah mengikuti langkah Azril menuju parkiran. "Sama-sama Zafirah, kenapa kamu berjalan di belakangku? Kemarilah, berjalanlah di sampingku,"Azril meraih tangan Zafirah yang berada di belakangnya. Mereka melewati lorong rumah sakit, tangan mereka saling bergandengan. Sesampainya di parkiran Azril membukakan pintu untuk Zafirah. Kini mereka berada di dalam mobil tanpa ada canda ataupun tanpa ada obrolan, mereka sibuk dengan pikiran masing- masing tanpa mereka sadari kini mobil yang mereka naiki telah memasuki halaman rumah Azril. Azril membukakan pintu untuk Zafirah, mereka beriringan memasuki rumah mewah Azril, dan Azril mengantar Zafirah

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-11
  • Wanita Bercadar Itu Istriku   11. Debaran Yang Aneh

    Sepertiga malam seperti biasa Zafirah terbangun untuk melaksanakan dua rakaat dengan khusyuk. Setelah selesai di lanjutkan dengan zikir dan mengaji hingga terdengar suara adzan subuh berkumandang, Zafirah menutup Al Qur'an setelah menciumnya di letakan kembali di atas nakas. Zafirah kembali melaksanakan salat subuh entah kenapa air matanya luruh, sesuatu yang sakit di dalam hatinya, membuat seorang Zafirah menangis dalam sujudnya. Usai melaksakan shalat subuh zafira mengadahkan ke dua tangannya, berharap sang Haliq memberikan kesabaran lebih pada hati dan jiwanya. "Ya Allah hamba pasrahkan semua padamu, engkaulah pemilik kehidupan ini. Jika ini takdir yang harus hamba jalani, hamba dengan ikhlas menerimanya."Usai melaksanakan shalat dan berdoa pada pemilik kehidupan, Zafirah berjalan ke arah balkon dan bershalawat nabi tanpa melepas mukenanya. Hingga terdengar suara kicauan burung seolah mengikuti Zafirah yang tengah bershalawat pada kekasih Allah semakin banyak burung yang berkicau

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-12
  • Wanita Bercadar Itu Istriku   12. Maaf

    Hari-hari berlalu kehidupan Zafirah semakin bahagia, sikap Azril tidak lagi kasar padanya meskipun sikap dinginnya tidak pernah berubah. Seperti hari ini, tidak biasanya Azril mengajaknya berbicara berdua di ruang kerja Azril. "Zafirah, ada yang ingin aku tanyakan padamu?" "Apa yang ingin kak Azril tanyakan padaku?" "Apakah, kamu berniat melaporkan Jelita ke kantor polisi?" "Kenapa kak Azril menanyakan hal itu? Apa kak Azril ingin aku melaporkannya?" "Tidak, aku tidak mau kamu melaporkan Jelita. Kamu tahu bagaimana perasaanku padanya,""Jika aku ingin melaporka Jelita, sudah aku lakukan sejak awal kak. Aku bukanlah wanita pendendam, aku sudah memaafkan kesalahan Jelita.""Terima kasih Zafirah," "Iya kak. Kak Azril boleh aku tanya sesuatu pada kakak?" "Apa yang ingin kamu tanyakan, Zafirah?" "Apa kak Azril benar-benar mencintai Jelita?""Ya, aku sangat mencintai Jelita, Zafirah maafkan aku. Sampai saat ini masih tidak bisa mencintaimu," "Tidak apa-apa kak, cinta memang tidak

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-13
  • Wanita Bercadar Itu Istriku   13. Kemarahan Azril

    Sampai di kediaman, Azril keluar dari mobil dan menarik kasar tangan Zafirah. Hingga tubuh Zafirah yang kecil terjatuh berapa kali ke lantai bahkan Azril tanpa segan menyeret tubuh Zafirah hingga sampai di kamar yang berada di lantai dua. Bahkan Azril mendorongnya ke dalam kamar mandi dan menyiram tubuh Zafirah dengan air dingin. Tubuhnya berdiri di bawah shower mengigil kedinginan, namun Azril tidak berniat untuk mematikannya. "Kak dingin, aku tidak kuat." Tubuh Zafirah yang mulai mengigil bahkan bibirnya yang merah kini berubah menjadi biru. "Apa sekarang kamu sudah mengakui kesalahanmu? Zafirah!" Teriak Azril tepat di depan wajah Zafirah. "A- apa salahku kak,"Setelah mengatakannya terdengar benda jatuh tepat di belakang Azril. BRUK !!! tubuh Zafirah yang semakin lemah, tiba-tiba ambruk ke lantai kamar mandi yang dingin. Membuat Azril yang berada tidak jauh dari Zafirah tidak bisa menangkap tubuh Zafirah yang lebih dulu ambruk. "Zafirah!" Azril mengangkat tubuh Zafirah yang ba

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-14
  • Wanita Bercadar Itu Istriku   14. Pengakuan Azril

    Dua hari sudah kondisi Zafirah yang terbaring lemah di dalam kamar. Selama itu juga Azril tidak sedetikpun meninggalkan Zafirah.Suara ketukan pintu kamar Zafirah membuat perhatian Azril teralihkan. "Tuan, ada Pak Adam di ruang tamu. Sepertinya ada hal penting yang ingin di sampaikan pada tuan," Kata Bi Melati. "Baik. Aku akan keluar, Bibi tolong jaga Zafirah!" Azril meninggalkan kamar Zafirah, menuju ruang tamu dimana Adam telah menunggunya. "Ada apa Dam?" Tanya Azril setelah duduk di sofa ruang tamu. "Tuan, di halaman kantor banyak wartawan. Mereka menginginkan anda untuk klarifikasi tentang video malam itu," Kata Adam pada Azril. "Katakan pada mereka, besok aku akan menemui mereka." Jawab Azril. "Baiklah, tuan. Saya permisi." Adam berdiri dari kursinya setelah menganggukkan kepalanya sebagai tanda hormat. Setelah kepergian Adam, Azril kembali kekamar Zafirah. rasa bersalah karena membuat wanita berstatus istrinya kini lemah berbaring di tempat tidur. Dering ponselnya lagi-la

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-15

Bab terbaru

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   85. Extra part (Nama Yang Menepati Hati)

    Romi terdiam setelah mengetahui apa yang baru saja ia lihat dan dengarkan. Hatinya bahagia namun ia merasakan kesedihan dalam waktu bersamaan. Perjuangannya berakhir sebelum ia memulainya lagi, ada kebagian yang harus ia pikirkan. Jika ingin ia egois maka ia akan merebut kebahagiaannya, tetapi hati kecilnya menolak untuk melakukan hal itu. Ada senyum anak yang tidak berdosa jika ia memaksakan diri untuk melangkah, maka kebahagiaan seorang anak kecil akan hilang.Romi menghela napasnya dalam. Pertemuan pertama dengan Zafirah hingga ia jatuh cinta pada istri dari sahabatnya. Ketidak adilan yang di terima oleh Zafirah semakin membuat Romi membencinya bahkan cinta yang tumbuh semakin dalam seiring waktu yang berjalan. Namun semua harus hilang seiring dengan kebahagiaan seorang anak yang ia anggap putrinya sendiri."Assalamualaikum,""Wa'alaikumsalam, Verra? Kamu kesini, ada apa?" Romi menatap sosok wanita yang kini berjalan ke arahnya. Wanita yang akan ia nikahi berapa hari ke depan."A

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   84. Extra part (Kelahiran Alfarizqi Daza Elfathan)

    Tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna sama halnya seperti dirinya. Zafirah mencoba mengikhlaskan takdir yang telah dituliskan oleh sang Khaliq untuknya. Zafirah sama seperti wanita lain yang memiliki hati dan air mata, rasa penyesalan dan amarah yang ia pendam seorang diri tanpa bisa ia luapkan kemarahannya kepada orang lain. Kekecewaan hidupnya yang sudah ia jalani selama ini tidak membuatnya merubah diri. Ujian hidup yang datang silih berganti membuat Zafirah putus asa. Kehilangan calon imam dan harus menikah dengan orang yang tidak ia kenal sebelumnya dan harus menerima kekerasan yang ia dapatkan dari pria yang menjadi imamnya. Masih teringat jelas bagaimana Azril mengusirnya di saat ia tengah mengandung dan melahirkan putri mereka dengan bantuan seseorang yang ia tahu jika Romi sahabat dari suaminya menaruh hatinya."Maafkan aku mas Romi, bunga di dalam hatiku benar-benar sudah mekar. Namun aku tidak bisa menutup mataku jika kebahagiaan putriku berada bersama dengan ayah

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   83. Bahagia Selamanya.

    Terima kasih sudah mengikuti kisah, Zafirah dan Azril. jangan lupa untuk mengikuti kisah Cia dan Aaron. dalam cerita Kekasihku Seorang Mafia.Follow, rafli123bilqis (I*)F******k, Bilqis. *****"Aaaaggghhhhh!!" "Zafirah!!!"Brukkk !!Tubuh Jelita terpental ke aspal, beruntung Azril menarik tubuh Zafirah sehingga tubuhnya tidak mengenai aspal."Astaghfirullah hal adzim, mas tolong Jelita!" Kata Zafirah panik melihat tubuh Jelita terkapar di aspal."Untuk apa kamu memikirkan, Jelita? Wanita itu hampir membunuh kamu dan anak kita, dan sekarang kamu memikirkan keselamatannya?" Kata Azril kesal dengan sang istri yang masih memikirkan kondisi Jelita, jika dirinya tidak sigap mungkin Zafirah yang berada di posisi Jelita."Bos, anda tidak apa-apa?" Adam mendekati Zafirah yang masih dalam pelukan Azril, tubuhnya bergetar ketakutan namun hati nuraninya memikirkan kondisi Jelita.Dokter dan perawat mengangkat tubuh Jelita dan membawanya ke UGD. Untuk memberikan pertolongan pertama padanya.Se

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   82. Penyesalan Sesaat.

    "Jelita?""Ibuuu!" Bian mendekati wanita yang duduk di kursi roda depan wajah yang sebenarnya sangat mengerikan."B— Bian, kalian?" Jelita menundukkan wajahnya dirinya tidak ingin terlihat menyedihkan di depan Mario dan putranya. Kondisinya saat ini sangat tidak mungkin untuk terlihat pada Bian dan Mario."Jelita? Apa yang terjadi denganmu? Maaf apakah karena, kamu melakukan—" ucapan Mario terhenti, memilih membantu Jelita walau bagaimanapun Jelita adalah ibu dari putranya. Wanita yang telah melahirkan putra setampan Bian walau ia tahu jika sikap baik Bian karena didikan Azril, mantan ayah tiri putranya selaku memberikan yang terbaik dan mengajarkan hal-hal kebaikan untuknya."Setelah melihat keadaanku sekarang, kamu akan menghinaku? Setelah karma yang aku terima kamu bisa menertawakan aku sepuas mu, jadi lakukan secepatnya dan pergilah dari hadapanku. Aku menerima dengan lapang dada atas hinaan kamu, Mario. Silahkan tinggalkan aku sendirian di sini." Kata Jelita menyiapkan hati untuk

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   81. Kebahagiaan Yang Nyata.

    Dua hari setelah pengusiran Jelita, selama dua hari itu pula keluarga Halik berada di kediaman Azril. Seperti pagi ini setelah kejadian dua hari yang lalu, Azril yang meminta untuk memperbaiki kamar utama. Walau Jelita tidak tidur diatas kamar utama yang berada di lantai dua, namun Azril tidak ingin membuat trauma pada sang istri."Assalamualaikum, sayang." Ucap Azril saat melihat sang istri telah selesai berzikir."Wa'alaikumsalam, mas Azril. Kamu sudah siap? Maaf apakah terlalu lama berzikir?" tanya Zafirah lirih."Tidak, sayang. Aku hanya bersiap, lagi pula aku hanya berkerja dari rumah." Azril menarik pinggang Zafirah menatap wajah cantik alami istrinya. Wanita yang mampu membawanya lebih baik lagi, wanita yang begitu ia cintai walau terlambat menyadarinya."Apakah, kamu ingin kita ke dokter? Aku tidak ingin luka ini menganggu mu." ujar Azril membuat wajah Zafirah merona. Luka goresan di berapa tubuhnya dan wajah cantik Zafirah walau ia tidak melihatnya namun ia yakin ada luka lai

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   80. Pengusiran Jelita 3.

    "Baiklah," Arman melanjutkan kendaraannya mengikuti arahan Zafirah, kurang dari tiga puluh menit mobil kembali berhenti tiba-tiba membuat semua yang berada di dalam mobil terkejut."Arman ada apa lagi?" tanya Hanum."Bibi, itu mobil ugal-ugalan," kata Arman menunjuk kearah depan."Ya, sudah kamu tetap hati-hati Arman." kata Hanum."Ya bi maaf. Membuat kalian terkejut." Arman menghidupkan kembali mobilnya namun lagi-lagi mesinnya tidak bisa di hidupkan lagi. Menyadari mesinnya tiba-tiba mati membuat Arman mengucapkan istighfar, sejak kepergian mereka untuk mengantar Zafirah kembali ke kota ada banyak hal yang tidak terduga sehingga perjalanan mereka terhambat."Astaghfirullah hal adzim, Arman ada denganmu? Kenapa mobilnya bisa mati seperti ini?" Hanum keluar dari mobil di ikuti oleh Zafirah dan yang lainnya. Hatinya kembali dirundung gelisah, bukan hanya Arman tetapi mereka begitu bertanya-tanya apa yang Allah tunjukkan sehingga perjalanan mereka terhambat."Apa karena kita belum Sa

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   79. Pengusiran Jelita 2.

    Verra tiba di kediaman Azril sesuai permintaan Azril untuk mendekati wanita yang ada di rumahnya. Sosok yang di ketahui banyak orang adalah Zafirah. Mereka berbincang-bincang seperti biasanya dengan Zafirah, tidak ada yang yang mencurigakan namun semua yang dikatakan oleh Verra mampu membuat Jelita terkejut. Namun demikian Jelita dengan pandainya berkilah, dan membalikan keadaan. Sehingga Verra memilih untuk diam dan mengikuti apa yang di katakan oleh Jelita. Seperti pagi ini mereka kerumah sakit untuk memeriksa wajah Jelita. "Mas, apa kamu benar-benar tidak bisa untuk menemaniku? Aku ingin kamu berada di sampingku, saat pemeriksaan." Jelita yang tidak ingin Azril pergi kekantor dan mengabaikan dirinya. Berusaha untuk mengiba walau kenyataannya Azril memilih ke kantor dari pada menemaninya ke dokter. "Maaf, tapi hari ini tidak bisa. Bagaimana jika kamu pergi bersama dengan Verra? Bukankah kamu begitu dekat dengannya?" usul Azril. Menyadari perbedaan raut wajah Zafirah palsu."Tapi

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   78. Pengusiran Jelita.

    Hei, semoga kalian masih mengikuti kisah Zafirah dan Azril. jangan lupa untuk mengikuti terus kisah mereka. Berapa hari kedepan "Kekasihku Seorang Mafia" Akan update, jangan lupa ikuti kisah cinta Aaron dan Cia.***"Siapa kamu yang sebenarnya?!" Suara dingin Azril membuat Jelita melonjak kaget."Azril, apa maksudmu? Aku Zafirah, apakah kamu tidak percaya padaku?" Jelita berusaha untuk meredakan emosi, dan hatinya yang ketakutan jika Azril mengetahui kebenarannya."Istriku tidak pernah memanggilku dengan kata Azril dan dia tidak pernah berpakaian seperti ini. Satu lagi, Zafirah tidak pernah merayu ataupun meminta terlebih dulu. Hal kecil yang di lakukan Zafirah tidak bisa kamu lakukan, Jelita." Kata Azril menekan kata Jelita, membuat pemilik nama ketakutan."Percaya ataupun tidak, itu terserah kamu. Jika kamu ingin mengusir ku, tidak apa-apa aku akan pergi. Dan membawa putriku dari sini." Jelita mengambil pakaiannya, namun kali ini sebuah gamis syar'i dan memakainya di depan Azril."

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   77. Penolakan Azril.

    Mario yang ingin memperbaiki hidupnya dengan mencari keberadaan putra kandungnya. Dirinya tidak ingin jika jejaknya mengikuti sang ibu, walau dirinya memiliki kehidupan yang sama dengan Jelita. Namun tentang putranya Mario ingin memberikan yang terbaik untuknya."Permisi, apakah anda melihat wanita ini, dengan seorang anak laki-laki?" tanya Mario pada seseorang dengan memperlihatkan foto Jelita dengan Bian."Anda siapa ya?" tanya wanita yang sedang menyapu di depan rumah."Saya adalah ayahnya. Tapi —" ucapan Mario terhenti saat wanita yang tengah menyapu mengarahkan sapunya kearah dirinya. Dengan capat Mario menghindar agar tidak mengenai wajahnya."Apa kamu tahu anak itu hidup sebatang kara di sini? Wanita itu, yang mengaku sebagai ibu kandungnya pergi meninggalkannya. Setelah saya melihat dan mendengar sendiri rencana untuk membunuh seseorang dan menculiknya. Sepertinya wanita yang kamu cari itu bukan orang baik-baik, bahkan saya sendiri melihatnya bersama dengan para preman meningga

DMCA.com Protection Status