Tubuh Melati bergetar saat melihat laki-laki yang kini berada hadapannya. Belum hilang rasa keterkejutannya. Kini di kejutkan oleh Adam sang asisten bosnya yang setia menatapnya dengan tatapan lembut "Kenapa diam? Apa kamu terkejut bagaimana aku mengetahui keberadaan mu mbok?" kata Azril dingin."S– saya, tahu tuan Azril bisa melakukan apapun untuk mencari si mbok. Tuan ada apa anda mencari si mbok hingga ke desa ini?"Melati menelusuri tubuh tuannya yang terlihat kurus. Dan tidak terawat, namun ia menepis pemikiran itu. Ia tahu bagaimana seorang Azril yang tidak percaya pada istri sahnya dan lebih percaya pada wanita yang berstatus kekasihnya dan kini menjadi istrinya."Hum,""Kenapa diam?!"Melati menundukkan kepalanya dan memandang sekeliling, tidak ingin jika tuannya melihat Zafirah atau putrinya Aisha."T– tidak, tuan Azril,"Melati kembali mengalihkan pandangannya sekeliling. Bersyukur jika kondisi lingkungan tempat tinggal Zafirah sangat sepi jika di jam-jam seperti ini. Banyak
Setelah pertemuan dengan Melati, Azril semakin yakin jika orang yang telah menyelamatkan Zahirah adalah Romi. Tanpa berpikir lagi Azril menuju kantor Romi, dengan mengendarai kendaraannya sendiri tanpa sopir. Azril mengendarai kendaraannya dengan kecepatan penuh dan tanpa membutuhkan waktu lama akhirnya mobil mewah milik Azril telah memasuki halaman kantor milik Romi. Tanpa memperdulikan tatapan para karyawan Romi yang memperhatikan dirinya. Dengan langkah lebar Azril menaiki lift menuju lantai sepuluh di mana ruangan milik Romi.Pintu lift terbuka dengan langkah lebar Azril menuju ruang Romi. Seorang sekretaris menghentikan langkah Azril, saat akan menerobos masuk ke ruang Romi."Maaf, tuan. Tuan Romi tidak bisa diganggu. Apakah Anda memiliki janji sebelumnya? " tanya sekertaris Romi.Azril menatap dingin wanita dengan berpakaian seksi yang kini menatapnya tanpa berkedip. Bahkan dengan terang-terangan sekretaris Romi tersenyum menggoda pada Azril. Tanpa mendengarkan perkataan ataupu
Adam menghela napasnya ia tidak tahu apakah ini hal yang akan membuat majikanya bahagia atau sebaliknya. Setelah apa yang di lakukan oleh Azril bosnya, pada wanita yang hingga kini masih menjadi istri sahnya."Adam, Apa kau sudah menjadwalkan pertemuanku dengan pemilik supermarket itu?" tanya Azril. Dengan sekali tarikan napasnya."Ya, tuan sudah. Besok pukul sembilan kita akan bertemu." Jawab Adam. Kembali fokus dengan berkas di depannya."Dimana?!" Kini suara Azril meninggi, melihat gelagat Adam yang tidak biasa membuatnya semakin curiga jika asisten pribadinya telah menyembunyikan sesuatu darinya."Di supermarket miliknya tuan." Kata Adam dan kembali pada berkas yang berada di tangannya berusaha untuk menyembunyikan kegelisahan akan pertemuan dengan Zafirah.Azril tidak lagi menjawab apa yang dikatakan oleh Adam asistennya. Azril kembali disibukkan dengan berkas-berkas yang berserakan di atas meja dan kembali fokus tanpa memperdulikan jika Adam masih berada di hadapannya."Jam bera
Zafirah terdiam melihat Azril berlutut di bawah kakinya. Sebagai wanita yang tidak memiliki hubungan apapun dengan laki-laki yang berada di hadapannya, yang kini bertahan dengan posisi berlutut di kakinya.Zafirah mundur kebelakang tidak ingin Azril menyentuh kakinya karena di antara mereka tidak ada hubungan apapun lagi dan itu artinya mereka bukan lagi mahramnya."Zafirah, aku mohon beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya dan aku berjanji akan menjadi suami yang baik untukmu dan menjadi ayah yang baik untuk anak kita," ucap Azril lirih."Kak, bangunlah. Tidak sepantasnya kak Azril berlutut di bawah kaki manusia lainnya terlebih pada seorang wanita. Bangunlah dan duduk di kursi yang sudah di siapkan."Zafirah menghindari Azril yang akan menyentuh tangannya. Azril yang menyadari Zafirah yang enggan untuk di sentuh dan mengira bahwa mereka telah bercerai dengan lembut meminta maaf atas apa yang ia lakukan."Maaf kak azril di antara kita tidak ada hubungan apapun lagi. Jadi, kak A
"Bundaaaaa!!!"Suara teriakan dari dalam kamar membuat Zafirah terkejut dengan cepat berlari ke kamar mendapati putrinya yang tengah menangis."Sayang ini bunda nak,"Zafirah memeluk tubuh putrinya dengan erat, memberikan kenyamanan untuk putri tunggalnya. Tanpa disadari oleh Zafirah jika Azril yang berdiri tepat di belakangnya. Dengan perlahan Azril berlutut berusaha untuk menyentuh pundak Zafirah, namun di urungkan. Mengingat apa yang pernah dilakukannya membuat dirinya hanya bisa memandang apa yang dilakukan oleh Zafirah kepada putrinya. Gadis belia yang dulu pernah ditolaknya dengan kasar bahkan tega mengusir Zafirah yang tengah mengandung. "Sayang sekarang katakan, apakah putri cantik bunda ini tengah bermimpi? Apakah sekarang sudah bisa menceritakannya pada Bunda nak?"Zafirah, tidak henti-hentinya mengusap punggung Putri cantiknya yang masih dalam dekapannya. Namun pada saat Zafirah berdiri dan berbalik alangkah terkejutnya saat melihat Azril berada tepat di belakangnya."Asta
Dua hari setelah kejadian dimana Azril yang berkelahi dengan Romi di ruang kerja Zafirah, selama dua hari pula Romi berusaha untuk menemui Zafirah. Namun Zafirah menolak untuk bertemu dengannya mengingat putrinya yang masih shock."Assalamualaikum bu Zafirah," Verra mengetuk pintu ruang kerja Zafirah."Wa'alaikumsalam, Verra masuklah,"Setelah mendapatkan izin Verra masuk kedalam ruang kerja Zafirah dan duduk di depannya."Verra, ada apa?"Zafirah mengangkat wajahnya, menatap wajah Verra yang terlihat gugup. "Ada apa Verra?" ujar Zafirah, mengulang ucapannya saat melihat wajah Verra yang semakin gugup."Bu maafkan saya, tapi pak Romi ingin memberikan ini untuk bu Zafirah."Zafirah mengerutkan keningnya sebelum menerima sebuah kotak berwarna gold dari Verra."Terima kasih Verra." Kata Zafirah akhirnya, menerima kotak yang di titipkan pada Verra."Apa ini, Verra?" lanjut Zafirah merasa penasaran dengan isi kotak di tangannya."Saya tidak tahu, hanya saja pak Romi ingin kotak ini sampai
Hei ... adakah yang masih menunggu kisah Zafirah dan Azril? maaf lama tidak update, ada pengumuman. mulai hari ini Zafirah dan Azril akan update, 3 bab perhari. jangan lupa tinggalkan jejak yaaa.. dan ikuti kisahnya sampai tamat yaaa, see you...*****Jelita yang kesal saat Azril mengabaikan dirinya. Bahkan putranya yang dulu sangat disayanginya namun kini tidak bisa untuk menarik Azril agar bisa kembali padanya."Aku hanya ingin Azril tidak ada yang lain dan aku akan melakukan apapun untuk mendapatkan dirinya, kembali." Jelita memperhatikan Zafirah dan Aisha yang tengah sibuk berbelanja dan senyum penuh kelicikan dengan langkah berlahan jelita mendekatinya. Namun pada saat yang sama seseorang menahan pergelangan tangannya."Jangan coba-coba untuk mendekati mereka. Jika tidak, aku sendiri yang akan menghancurkan dirimu Jelita."Azril yang tidak membiarkan Jelita mendekati Zafirah dan Aisha saat sedang berbelanja. Azril yang sebelumnya meninggalkan Jelita, akhirnya memilih kembali ke da
"Aku akan menghubungi Azril. Kamu tidak perlu cemas." Kata Romi. "Kak apakah dia akan datang? Untuk menyelamatkan putriku?" tanya Zafirah lirih."Zafirah, Aisha putrinya tidak mungkin dia menolaknya. Jika dia berani menolak, aku sendiri yang akan menyeretnya." Kata Romi kembali berusaha untuk menghubungi Azril.Di kantor Azril yang di sibukkan dengan setumpuk pekerjaan, dan berapa meeting. Setelah berpisah dengan Jelita dirinya benar-benar berusaha untuk mendirikan perusahaan yang telah pailit dan kini dirinya telah berhasil mendirikan kembali perusahaan dan berapa restoran di dalam dan luar negeri. "Tuan ponsel anda tertinggal di ruang meeting dan maaf sepertinya sejak tadi berdering." Kata Adam."Siapa yang menghubungiku?" tanya Azril."Tuan Romi sejak tadi menghubungi anda tuan." Kata Adam."Berikan ponselnya. Dia tidak akan menghubungiku jika tidak penting. Terlebih sudah berapa kali dia menghubungiku." Kata Azril, meraih ponsel yang di sodorkan oleh Adam. Disaat yang sama ponsel
Romi terdiam setelah mengetahui apa yang baru saja ia lihat dan dengarkan. Hatinya bahagia namun ia merasakan kesedihan dalam waktu bersamaan. Perjuangannya berakhir sebelum ia memulainya lagi, ada kebagian yang harus ia pikirkan. Jika ingin ia egois maka ia akan merebut kebahagiaannya, tetapi hati kecilnya menolak untuk melakukan hal itu. Ada senyum anak yang tidak berdosa jika ia memaksakan diri untuk melangkah, maka kebahagiaan seorang anak kecil akan hilang.Romi menghela napasnya dalam. Pertemuan pertama dengan Zafirah hingga ia jatuh cinta pada istri dari sahabatnya. Ketidak adilan yang di terima oleh Zafirah semakin membuat Romi membencinya bahkan cinta yang tumbuh semakin dalam seiring waktu yang berjalan. Namun semua harus hilang seiring dengan kebahagiaan seorang anak yang ia anggap putrinya sendiri."Assalamualaikum,""Wa'alaikumsalam, Verra? Kamu kesini, ada apa?" Romi menatap sosok wanita yang kini berjalan ke arahnya. Wanita yang akan ia nikahi berapa hari ke depan."A
Tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna sama halnya seperti dirinya. Zafirah mencoba mengikhlaskan takdir yang telah dituliskan oleh sang Khaliq untuknya. Zafirah sama seperti wanita lain yang memiliki hati dan air mata, rasa penyesalan dan amarah yang ia pendam seorang diri tanpa bisa ia luapkan kemarahannya kepada orang lain. Kekecewaan hidupnya yang sudah ia jalani selama ini tidak membuatnya merubah diri. Ujian hidup yang datang silih berganti membuat Zafirah putus asa. Kehilangan calon imam dan harus menikah dengan orang yang tidak ia kenal sebelumnya dan harus menerima kekerasan yang ia dapatkan dari pria yang menjadi imamnya. Masih teringat jelas bagaimana Azril mengusirnya di saat ia tengah mengandung dan melahirkan putri mereka dengan bantuan seseorang yang ia tahu jika Romi sahabat dari suaminya menaruh hatinya."Maafkan aku mas Romi, bunga di dalam hatiku benar-benar sudah mekar. Namun aku tidak bisa menutup mataku jika kebahagiaan putriku berada bersama dengan ayah
Terima kasih sudah mengikuti kisah, Zafirah dan Azril. jangan lupa untuk mengikuti kisah Cia dan Aaron. dalam cerita Kekasihku Seorang Mafia.Follow, rafli123bilqis (I*)F******k, Bilqis. *****"Aaaaggghhhhh!!" "Zafirah!!!"Brukkk !!Tubuh Jelita terpental ke aspal, beruntung Azril menarik tubuh Zafirah sehingga tubuhnya tidak mengenai aspal."Astaghfirullah hal adzim, mas tolong Jelita!" Kata Zafirah panik melihat tubuh Jelita terkapar di aspal."Untuk apa kamu memikirkan, Jelita? Wanita itu hampir membunuh kamu dan anak kita, dan sekarang kamu memikirkan keselamatannya?" Kata Azril kesal dengan sang istri yang masih memikirkan kondisi Jelita, jika dirinya tidak sigap mungkin Zafirah yang berada di posisi Jelita."Bos, anda tidak apa-apa?" Adam mendekati Zafirah yang masih dalam pelukan Azril, tubuhnya bergetar ketakutan namun hati nuraninya memikirkan kondisi Jelita.Dokter dan perawat mengangkat tubuh Jelita dan membawanya ke UGD. Untuk memberikan pertolongan pertama padanya.Se
"Jelita?""Ibuuu!" Bian mendekati wanita yang duduk di kursi roda depan wajah yang sebenarnya sangat mengerikan."B— Bian, kalian?" Jelita menundukkan wajahnya dirinya tidak ingin terlihat menyedihkan di depan Mario dan putranya. Kondisinya saat ini sangat tidak mungkin untuk terlihat pada Bian dan Mario."Jelita? Apa yang terjadi denganmu? Maaf apakah karena, kamu melakukan—" ucapan Mario terhenti, memilih membantu Jelita walau bagaimanapun Jelita adalah ibu dari putranya. Wanita yang telah melahirkan putra setampan Bian walau ia tahu jika sikap baik Bian karena didikan Azril, mantan ayah tiri putranya selaku memberikan yang terbaik dan mengajarkan hal-hal kebaikan untuknya."Setelah melihat keadaanku sekarang, kamu akan menghinaku? Setelah karma yang aku terima kamu bisa menertawakan aku sepuas mu, jadi lakukan secepatnya dan pergilah dari hadapanku. Aku menerima dengan lapang dada atas hinaan kamu, Mario. Silahkan tinggalkan aku sendirian di sini." Kata Jelita menyiapkan hati untuk
Dua hari setelah pengusiran Jelita, selama dua hari itu pula keluarga Halik berada di kediaman Azril. Seperti pagi ini setelah kejadian dua hari yang lalu, Azril yang meminta untuk memperbaiki kamar utama. Walau Jelita tidak tidur diatas kamar utama yang berada di lantai dua, namun Azril tidak ingin membuat trauma pada sang istri."Assalamualaikum, sayang." Ucap Azril saat melihat sang istri telah selesai berzikir."Wa'alaikumsalam, mas Azril. Kamu sudah siap? Maaf apakah terlalu lama berzikir?" tanya Zafirah lirih."Tidak, sayang. Aku hanya bersiap, lagi pula aku hanya berkerja dari rumah." Azril menarik pinggang Zafirah menatap wajah cantik alami istrinya. Wanita yang mampu membawanya lebih baik lagi, wanita yang begitu ia cintai walau terlambat menyadarinya."Apakah, kamu ingin kita ke dokter? Aku tidak ingin luka ini menganggu mu." ujar Azril membuat wajah Zafirah merona. Luka goresan di berapa tubuhnya dan wajah cantik Zafirah walau ia tidak melihatnya namun ia yakin ada luka lai
"Baiklah," Arman melanjutkan kendaraannya mengikuti arahan Zafirah, kurang dari tiga puluh menit mobil kembali berhenti tiba-tiba membuat semua yang berada di dalam mobil terkejut."Arman ada apa lagi?" tanya Hanum."Bibi, itu mobil ugal-ugalan," kata Arman menunjuk kearah depan."Ya, sudah kamu tetap hati-hati Arman." kata Hanum."Ya bi maaf. Membuat kalian terkejut." Arman menghidupkan kembali mobilnya namun lagi-lagi mesinnya tidak bisa di hidupkan lagi. Menyadari mesinnya tiba-tiba mati membuat Arman mengucapkan istighfar, sejak kepergian mereka untuk mengantar Zafirah kembali ke kota ada banyak hal yang tidak terduga sehingga perjalanan mereka terhambat."Astaghfirullah hal adzim, Arman ada denganmu? Kenapa mobilnya bisa mati seperti ini?" Hanum keluar dari mobil di ikuti oleh Zafirah dan yang lainnya. Hatinya kembali dirundung gelisah, bukan hanya Arman tetapi mereka begitu bertanya-tanya apa yang Allah tunjukkan sehingga perjalanan mereka terhambat."Apa karena kita belum Sa
Verra tiba di kediaman Azril sesuai permintaan Azril untuk mendekati wanita yang ada di rumahnya. Sosok yang di ketahui banyak orang adalah Zafirah. Mereka berbincang-bincang seperti biasanya dengan Zafirah, tidak ada yang yang mencurigakan namun semua yang dikatakan oleh Verra mampu membuat Jelita terkejut. Namun demikian Jelita dengan pandainya berkilah, dan membalikan keadaan. Sehingga Verra memilih untuk diam dan mengikuti apa yang di katakan oleh Jelita. Seperti pagi ini mereka kerumah sakit untuk memeriksa wajah Jelita. "Mas, apa kamu benar-benar tidak bisa untuk menemaniku? Aku ingin kamu berada di sampingku, saat pemeriksaan." Jelita yang tidak ingin Azril pergi kekantor dan mengabaikan dirinya. Berusaha untuk mengiba walau kenyataannya Azril memilih ke kantor dari pada menemaninya ke dokter. "Maaf, tapi hari ini tidak bisa. Bagaimana jika kamu pergi bersama dengan Verra? Bukankah kamu begitu dekat dengannya?" usul Azril. Menyadari perbedaan raut wajah Zafirah palsu."Tapi
Hei, semoga kalian masih mengikuti kisah Zafirah dan Azril. jangan lupa untuk mengikuti terus kisah mereka. Berapa hari kedepan "Kekasihku Seorang Mafia" Akan update, jangan lupa ikuti kisah cinta Aaron dan Cia.***"Siapa kamu yang sebenarnya?!" Suara dingin Azril membuat Jelita melonjak kaget."Azril, apa maksudmu? Aku Zafirah, apakah kamu tidak percaya padaku?" Jelita berusaha untuk meredakan emosi, dan hatinya yang ketakutan jika Azril mengetahui kebenarannya."Istriku tidak pernah memanggilku dengan kata Azril dan dia tidak pernah berpakaian seperti ini. Satu lagi, Zafirah tidak pernah merayu ataupun meminta terlebih dulu. Hal kecil yang di lakukan Zafirah tidak bisa kamu lakukan, Jelita." Kata Azril menekan kata Jelita, membuat pemilik nama ketakutan."Percaya ataupun tidak, itu terserah kamu. Jika kamu ingin mengusir ku, tidak apa-apa aku akan pergi. Dan membawa putriku dari sini." Jelita mengambil pakaiannya, namun kali ini sebuah gamis syar'i dan memakainya di depan Azril."
Mario yang ingin memperbaiki hidupnya dengan mencari keberadaan putra kandungnya. Dirinya tidak ingin jika jejaknya mengikuti sang ibu, walau dirinya memiliki kehidupan yang sama dengan Jelita. Namun tentang putranya Mario ingin memberikan yang terbaik untuknya."Permisi, apakah anda melihat wanita ini, dengan seorang anak laki-laki?" tanya Mario pada seseorang dengan memperlihatkan foto Jelita dengan Bian."Anda siapa ya?" tanya wanita yang sedang menyapu di depan rumah."Saya adalah ayahnya. Tapi —" ucapan Mario terhenti saat wanita yang tengah menyapu mengarahkan sapunya kearah dirinya. Dengan capat Mario menghindar agar tidak mengenai wajahnya."Apa kamu tahu anak itu hidup sebatang kara di sini? Wanita itu, yang mengaku sebagai ibu kandungnya pergi meninggalkannya. Setelah saya melihat dan mendengar sendiri rencana untuk membunuh seseorang dan menculiknya. Sepertinya wanita yang kamu cari itu bukan orang baik-baik, bahkan saya sendiri melihatnya bersama dengan para preman meningga