Home / Pernikahan / WITHERED / AKU HANYA FIGURAN

Share

AKU HANYA FIGURAN

Author: Sisi suram
last update Last Updated: 2023-03-05 08:17:22

Ding!

Bunyi lift yang terdengar diikuti pintunya yang terbuka mengagetkan diriku yang melamun. Langsung ku pencet tombol hold agar pintu yang sudah tertutup kembali terbuka lebar lalu keluar.

Tapi, aku yang sudah berjalan di lorong, memutar langkahku dan masuk lagi ke dalam lift khusus karyawan karena turun di lantai yang salah. 'Fokusku benar-benar pecah malam ini.'

Rasanya meski ragaku di sini, otakku melanglang buana memikirkan banyak hal. Bahkan, pekerjaan yang biasanya kulakukan dengan cepat harus ku ulangi.

Aku membersihkan lantai dua kali karena menyenggol meja berisi fas bunga yang airnya tumpah. Beruntung fas itu tak jatuh lalu pecah.

Belum lagi bagian depan bajuku tersiram shower yang tak sengaja kunyalakan. Sungguh hal bodoh yang seharusnya bisa kuhindari.

Langit sudah begitu terang saat aku naik ke lantai teratas. Mengindahkan rasa dingin menusuk kulit karena tanggung sekali untuk mengganti baju.

"Hah." Aku menarik dalam nafas, membuka satu-satunya ruangan yang belum ku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • WITHERED   $200 HARGA LAYANANKU

    "Ken, ceraikan aku."Mata Ken membulat sempurna, ia jadi benar-benar diam seolah sedang mencerna apa yang baru saja kukatakan. "Anggita-" Manik hitam pekat Ken bergerak kaget saat aku menyebut nama wanita yang ia cintai, aku tidak tahu kenapa melihat itu bibirku malah tersenyum."Jika kamu punya masalah dengan Anggita, selesaikanlah. Banyu pasti merindukan mamanya, Ken, kota ini terlalu dingin dan asing untuk anak kalian."Aku akan membohongi diriku jika mengatakan aku merasa lega sudah mengatakan apa yang kuucapkan barusan.Namun, lima tahun tinggal di kota ini membuatku belajar mengacuhkan banyak hal. Menambahkan satu lagi hal untuk kuabaikan tidak akan mengubah apapun, bukan? 'Toh, aku hanya pemeran pendukung dalam kisah kami.'Meski diriku sadar, benar-benar sadar! jika hal yang akan kuabaikan ini adalah sesuatu yang sudah membuatku jadi seperti saat ini. Wanita yang tak lagi mengatakan apa yang kupikirkan ataupun kurasakan lalu menutup rapat mulutku rapat-rapat."Aku akan memi

    Last Updated : 2023-03-05
  • WITHERED   ORANG TUAKU

    "Atau orang tuamu hanya mengajarkanmu untuk jadi anak penurut sampai tak bisa membalas?"Aku bisa merasakan manik mataku membesar. Namun, mulutku tetap rapat tertutup dan makin menunduk. 'Orang tua?' Aku bahkan tidak tahu seperti apa wajah dan sentuhan mereka. Yang kutahu, aku adalah anak yang dibuang di tempat sampah saat usiaku masih hitungan hari. Seolah tak ada tempat yang lebih layak lagi sebagai tempatku.Aku mundur saat wajah pria sarkastik nan narsis itu mendekat, ingin melihat diriku yang menunduk dalam."Ow, melihatmu yang ketakutan seperti ini, nampaknya orang tuamu melakukan kekerasan sampai kau tumbuh jadi anak yang tak bisa mengatakan apa yang kau rasakan. Aku benar, kan?"'Apa seperti ini rasanya dibully orang yang bahkan tak kukenal?' Kurasa, diamku membuatnya terganggu karena lelaki sarkas nan narsis di hadapan menarik nafasnya begitu dalam lalu menyugar rambut tebalnya begitu dramatis, "oh, man, how iritating someone can be?"Aku tidak mampu mengeluarkan balasan.

    Last Updated : 2023-03-06
  • WITHERED   SEDIKIT KEJUJURAN

    Tidak ingin mencari masalah dengan gadis yang masih memberiku sikap permusuhan, aku menunduk untuk mengambil sendok yang ia jatuhkan."See, itu memang pekerjaannya, bukan?"Tawa senang kembali terdengar. "Apa aku perlu melemparkan sendokku juga?""Lakukan saja, gembel ini pasti akan mengambilkannya untukmu.""Ugh, tapi itu menjijikan saat aku bahkan tak ingin lagi menggunakan sendok yang ia sentuh.""Aku justru takut ada penyakit dan virus yang menempel pada tangannya itu."Kurasa yang mereka bicarakan bukan virus influenza yang sedang ku derita. Namun, aku tetap memilih diam meski saat aku mencoba tegak lantai yang kupijak jadi sangat bergelombang. Aku yang bisa menjaga keseimbangan ku, akhirnya bisa berdiri, "saya akan meminta pegawai hotel membawakan anda sendok baru, Nona."Mata Nabila membesar saat aku tetap melakukan apa yang memang seharusnya kulakukan. Tidak perduli apa kedudukan ku, aku tetap pegawai hotel tempat empat gadis ini menginap. Mereka adalah tamu akan bersikap se

    Last Updated : 2023-03-06
  • WITHERED   SIAPA YANG DATANG?

    "So, who is this Arini?"Arga tak menyangka akan menadapat pertanyaan penuh tuntutan dari gadis di hadapannya ini. Gadis yang tampak sekali tak akan menerima jawaban 'No' sekalipun Arga bisa mengatakan apa yang ia ucapkan bukanlah urusan Sidney.Tapi, Arga justru tersenyum, menunjukan keramahannya pada gadis yang terkejut menyadari ia bisa berubah haluan hanya karena senyum yang Arga perlihatkan, belum lagi uang seratus dolar yang memenuhi dompet Arga lebih tebal dari dompet Carter."Shit!" rutuk pelan Sidney yang tertahan. Ia lalu mengaduh saat telinganya ditarik."Apa kau tak dengar namamu dipanggil morgie dari tadi, Sidney?""Aw, kau akan memutus telingaku, Bibi!" seru Sidney mengusapi telinganya yang sudah tak ditarik nyonya Li. "Telingamu tak akan putus hanya gara-gara kusentuh, Kid," ucap nyonya Li tidak merasa bersalah sama sekali, lalu menyuruh Sidney berdiri dengan tatapan mengancam, "sediakan apapun yang Morgie butuhkan, now.""Tidak bisakah aku lakukan itu nanti?""Dan mem

    Last Updated : 2023-03-07
  • WITHERED   KEEGOISANKU

    Hal pertama yang kulihat saat bangun adalah Banyu. Bocah kecil yang lelap dan memeluk tanganku.Meski terkejut, bibirku tersenyum melihat cairan bening keluar dari bibir kecil nan basah yang terlihat begitu menggemaskan."Kenapa kamu bisa ada di sini?" ucapku pelan menyentuh pipi gembil yang mengerutkan wajah bulatnya, kerutan yang kembali normal setelah kuusap beberapa kali.Rasanya ada yang melorot dari keningku saat memiringkan kepala, terasa lembab juga berat dan menimbulkan sensasi menggelitik."Handuk?" ucapku setelah melihat benda yang menempel dari dahi. "Ng~" Banyu bergerak dalam tidurnya, ia makin memeluk lenganku mungkin berpikir itu guling. "Kenapa kamu bisa datang ke sini?" ucapku lagi, berusaha meraih guling dan perlahan mengangkat tangan Banyu. Hidungku sudah tidak mampet, kepalaku pun tak lagi terasa berat meski saat bangun aku merasa seluruh tubuhku pegal.Setelah memastikan tubuh Banyu yang memeluk guling terselimuti, aku turun dari ranjang.Ruanganku terasa lebih

    Last Updated : 2023-03-08
  • WITHERED   KESEMPATAN KEDUA

    "Maafkan- maafkan keegoisanku, Ken, tidak seharusnya aku pergi begitu saja tanpa menyelesaikan pernikahan kita."Mata Ken membulat sebulat-bulatnya seolah tak menyangka bibirku akan mengeluarkan kalimat itu."Seandainya aku tidak pergi begitu saja, kamu pasti bisa menyelesaikan pernikahan kita lalu-""Lalu apa? lalu apa, Yang?" Ken menjauhkan diri dariku, menatapiku yang menyalahkan diri, sementara perhatianku tidak bisa lepas dari Banyu. "Kenapa ... kenapa kamu terus berpikir aku akan menceraikanmu?"Tidak hanya pandangan matanya saja, suara Ken bahkan begitu terdengar frustasi."Apa aku pernah berucap ingin menceraikanmu? Apa pernah sekalipun aku berkata aku akan menceraikanmu?"Ken memegang bahuku, kurasa ia bahkan tak menyadari sekuat apa genggaman tangannya. Seluruh dirinya seolah bertanya bagaimana aku bisa berpikir seperti itu?"Memang apa yang bisa ku pikirkan kecuali hal itu, Ken? Kamu hanya menikahiku karena Anggita belum siap menikah. Setelah ia siap, kamu dan Anggita menja

    Last Updated : 2023-03-08
  • WITHERED   ?

    Pintu yang diketuk dan dibuka tanpa permisi itu membuatku yang sedang dipeluk Ken menoleh dengan panik."Mira, apa kau sudah makan sandwich yang Arga bawa-"BRAKK! Tanganku refleks menutup pintu setelah menarik Ken yang memelukku, masuk ke dalam kamar mandi. Aku tahu Ken kaget. Tapi, wajah kelabunya hanya menatapku yang memandangi keluar seolah bisa melihat Sidney yang pasti terkejut jika ia menyadari tubuh yang lelap di atas kasur itu bukan diriku, tapi bocah kecil yang ia kenali."Mira, where are you?" Suara Sidney membuat seluruh diriku waspada. "Apa ia di kamar mandi? but, why didn't she answer? Mira?"Langkah sepatu Sidney makin jelas setelah pintu kamarku ia tutup. Aku bisa merasakan jantungku berdetak keras sampai kurasakan tangan Ken menyentuh jemariku yang ternyata mengepal.Ken menunjukan senyum kekanakan yang kukenali, "keluarlah, aku akan tetap di sini. Rasanya pemilik rumah ini tidak mengatakan keberadaanku dan Banyu pada temanmu."Aku menatap Ken lekat, apalagi saat i

    Last Updated : 2023-03-10
  • WITHERED   KENAPA TAK BAHAGIA?

    "Ken- engh...."Baru kali ini Ken menyentuhku dengan sangat kasar. Tidak perduli pada Saliva kami yang menyatu lalu meleleh keluar sampai mataku memejam kuat merasakan rasa geli teramat sangat. Bahkan, tanganku yang awalnya mendorong Ken untuk menjauh, jadi meremas kuat bahunya karena sensasi yang kurasakan tak hanya sakit ataupun terkejut. Aku yang benar-benar sudah kehabisan nafas juga cara menjauhkan diriku memilih satu-satunya hal yang terlintas dalam benak. Tidak perduli lagi apa yang akan dirasakan Ken setelah kulakukan apa yang aku pikirkan. 'Mati karena kehabisan nafas berkat ciuman?'Akan sekonyol apa itu terdengar karena Ken seolah tenggelam dalam apapun yang menguasai dirinya, ia bahkan tak perduli padaku yang benar-benar membutuhkan udara baru dan terus mencium diriku yang tak lagi bisa melawan meski ingin.Tanpa suara, wajah Ken mengernyit seketika saat aku menggigit lidahnya yang begitu sopan menyusuri tiap jengkal mulutku tanpa permisi. Ia benar-benar mengabsen tiap in

    Last Updated : 2023-03-10

Latest chapter

  • WITHERED   210. APA MEREKA BAHAGIA?

    ***********************Selembar surat.Hai, onty Mira.Well, emm... Aku sudah lulus sekolah per-surat ini sampai padamu. Sementara Ben masih sedang mempersiapkan diri untuk ujian penerimaan siswa baru hmmm... kuharap ia diterima. Well, aku dan Muray mommy tahu ia akan berusaha yang terbaik.Oh, apa rajutan baju dan syal yang Rose kirim sudah sampai padamu? Ia menanyakan satu hal itu setiap hari. Sampai aku bosan rasanya (just kidding lol).Apa kau tahu onty? Sidney hamil anak ke 3 dan uncle Carter begitu senang sampai tak perduli pada gosip yang beredar tentang seproduktif apa dirinya. Huh! Sungguh para penggosip tua yang suka sekali membicarakan orang lain!Jika kota kecil ini bukan tempat yang indah, kurasa aku dan Ben tidak akan betah tinggal di sini (this is a BIG lie, ok?) Karena aku suka sekali dengan sandwich tuna buatan nyonya Li. Ia titip salam untukmu by the way.Oh, apa kau tahu onty? Banyak turis yang datang untuk bermain ski berkat resort baru milik kakakmu. Hmm... Ia

  • WITHERED   209. WITHERED

    Hujan masih saja turun dengan deras. Rintiknya begitu ruah bahkan tak mau berhenti saat tubuh tanpa nyawa ditimbun tanah merah yang juga basah.Apa dunia sedang ikut berduka untuk terlepasnya sebuah nyawa dari raga? Siapa yang tahu. Yang jelas, empat orang penggali makam akhirnya bisa pulang ke rumah mereka dengan mengantongi lembaran rupiah.Senyum syukur yang mereka pancarkan tidak ada hubungannya dengan punggung sepi yang menatapi makam dengan nisan baru. Obrolan mereka yang meninggalkan area makam, tak memiliki korelasi apapun dengan sorot mata yang sedang lelaki pemilik barisan gigi paling rapi tunjukan. Mungkin satu-satunya penghubung mereka dengan lelaki itu hanya cipratan air yang membawa tanah pada sepatu pun ujung celana.Entah kalimat apa yang ia ucapkan pada makam yang diguyur hujan itu. Rintik dan tetesan air dari langit seolah tak membiarkan telinga manusia mendengar apa yang lelaki pemilik barisan rapi itu sampaikan.Pun, gerakan tubuhnya yang akhirnya berbalik lal

  • WITHERED   208. NILAINYA

    Pernahkan kamu merasa ingin mati sampai tak bisa melihat dirimu membayangkan hari esok? Pernahkan kamu dikhianati duniamu sampai bernafas saja terasa sesak?Pernahkan kamu merasa dirimu jadi manusia paling bodoh hanya karena mengikuti kata hatimu? Pernahkah kamu merasa sendirian diantara tawa menggema yang bahkan matamu lihat dan menyentuh kulit telingamu yang tipis?Jika tidak pernah, jangan berani-beraninya menyalahkan pilihan yang ku ambil. Aku adalah anak yang tumbuh dengan tuntutan orang tua yang lupa jika sentuhan hangat itu hal yang penting. Aku adalah anak yang tidak diajari untuk mengasihi orang lain jika orang itu tidak mampu memberiku sesuatu.Aku adalah anak yang diajari semua yang kumiliki ada harganya termasuk kehidupan nyaman yang merenggut senyum polosku. Apa aku melawan? Tidak! Karena menjalani hidup seperti itu adalah apa yang dunia kenalkan padaku! Sampai datang hari dimana seseorang bertanya, 'apa aku bahagia?'Ah, andai saja aku tidak diam seolah kalimatnya

  • WITHERED   207. EPILOQUE

    PRANGG! Bunyi cangkir yang jatuh bersama isinya itu membiat suster Yuli menoleh pada wanita yang berdiri langsung menatapi pintu.Suster yang dengan senang hati menerima tawaran Arga untuk merawat Anna ini, menatap Anna yang tangannya terkepal saat Arga masuk membawa tubuh wanita yang tangannya lunglai di udara. Tanpa kata, Arga langsung meletakkan tubuh Arini di atas lantai dingin di hadapan Anna. Wanita paruh baya yang dulu mengambil dirinya sebagain anak dengan syarat, Arga harus melupakan masa lalu. Hal yang tidak akan pernah bisa Arga lakukan meski ia begitu pandai bermain lakon."Aku ingin ibu mengenalnya, Bu," ucap Arga mengusap pipi Arini. Begitu lembut dan penuh rasa.Tatapan yang tidak pernah Anna lihat dari anak yang ia rawat dan besarkan dengan segala tuntutan kesempurnaan tanpa cela."Namanya Arini, Bu, usianya 28 tahun," ucap Arga masih menatap Arini dengan pandangan yang begitu lembut.Pandangan yang masih tersisa saat ia mendongak menatap sang ibu yang menahan nafany

  • WITHERED   206. MEREKA HARUS MENGENALMU

    Aku tidak lagi bisa melihat Banyu karena mobil yang kunaiki tenggelam semakin dalam, sementara air yang masuk dari celah-celah mobil sudah menenggelamkan separuh lututku.Bohong jika aku tidak merasa takut saat air dingin danau semakin menenggelamkan kakiku. Dan akan terus naik sampai tak ada lagi ruang tersisa untuk udara.Menenggelamkan apa pun yang ada di dalamnya termasuk diriku.Aku bisa merasakan punggungku berkeringat meski seluruh tubuhku merasa dingin. Rambut-rambut halusku berdiri sementara tanganku yang gemetar kutahan untuk menurunkan jendela karena itu satu-satunya jalan keluarku.'Apa aku menyerah pada hidupku?'Kurasa iya, aku menyerah untuk hidup. Tapi, bukan karena aku ingin mati. "Ingin mati?" Ucapku menatapi tanganku yang gemetaran. Bahkan tremor yang kulihat tidak berhenti ketika kedua tanganku, kusatukan. Rasanya ... rasanya aku bisa melihat akan berakhir seperti apa diriku. Sendirian di dalam mobil yang akan jatuh ke dasar danau. "Apa akan ada orang yang menem

  • WITHERED   205. TERTAWA BERSAMA

    ****************"Kenapa kau begitu keras kepala bertahan untuk hidup?"Suara yang terdengar begitu putus asa itu terdengar di dalam kamar penuh barang pecah yang sengaja di banting, dilempar, dihempaskan semau tangan yang memegangnya.Tangan gadis muda dengan wajah kuyu yang terlihat begitu lelah apalagi saat memandang perutnya yang membuncit."Kenapa kau begitu keras kepala untuk hidup?" Ulang gadis muda itu dengan mata menatap perutnya sendiri. Ia seolah sedang mengajak bicara bakal manusia yang tumbuh dengan sangat baik meskipun sudah banyak cara dan usaha ia upayakan agar janin yang tumbuh sehat di dalam rahimnya mati. "Apa yang kau harapkan dariku? Aku tidak akan pernah menerima kehadiranmu, aku tidak akan mau menerima keberadaanmu dan aku tidak ingin kau hadir dalam kehidupanku.""Apa yang kau harapkan dengan bertahan, hah? Kenapa kau tidak mati saja?"Anna, gadis dengan wajah begitu kuyu itu menatap wanita lain yang masuk ke dalam kamarnya setelah men

  • WITHERED   204. FORGET ME NOT

    "Kamu harus menghilang, Arini."Aku yang matanya membesar hanya bisa menatap Anggita dengan waspada. Sementara Anggita berjalan mendekati dapur, mengambil pisau yang membuat ku berteriak seperti orang kesetanan saat ia menghampiri kamar."JANGAN, ANGGITA! JANGAN LAKUKAN! AKU AKAN PERGI! AKU AKAN PERGI! ANGITA!"Brug! Aku yang berteriak bahkan jatuh tersungkur bersama kursi yang membuatku makin tak bisa bergerak saat Anggita mengangkat tubuh bulat Banyu yang tangannya jatuh lunglai."KEN! KEN!"Sampai aku tidak tahu kalimat apa saja yang kuteriakkan dalam ketakutan saat Anggita mengangkat tubuh kecil Banyu lalu menggendongnya dan menghampiriku yang terus memohon."Kenapa kamu menangis, Arini? Aku tidak akan menyakiti Banyu."Aku berusaha menghentikan isakku. Sementara mataku menatapi Anggita dengan permohonan yang terpancar dari seluruh diri. "Aku hanya membawa Banyu agar kamu tidak macam-macam."Aku benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang Anggita katakan, saat tangannya yang m

  • WITHERED   203. AKU HARUS MENGHILANG

    Nyut!!Kepalaku begitu sakit. Mungkin karena aku belum tidur sama sekali.Nyut!!Tidur? Ah, iya. Aku baru tidur tiga jam kurang sejak kemarin malam. Pantas saja kepalaku berdenyut-denyut.Nyut!"Kemarin?" Rasanya aku mengucapkan kalimat itu dengan otak yang berpikir, sementara mataku masih terpejam rapat.Bukan hal biasa, karena setelah aku menelan obat agar bisa tidur, tubuhku akan terbangun lebih dahulu dibandingkan mata. tapi, aku yang masih belum mampu membuka mata merasakan rasa tak biasa. Rasa yang membuat seluruh diriku merasa waspada.'Waspada? Waspada pada apa?' Aku yang rasanya tidak bisa menggerakkan tubuh ingin membuka mata. Tapi, mataku yang rapat terpejam terasa begitu berat sekedar untuk kuangkat.'Apa yang terjadi?' Aku yang kesadarannya belum sepenuhnya bangkit, bisa merasakan dahiku berkeringat. Sementara dadaku berdetak begitu cepat. Otakku menggali memori. Aku yang keluar dari rumah Arga bertemu dengan Nabila juga wanita tua yang kembali terkejut menatapiku, 's

  • WITHERED   202. WARNING

    Aku yang memutuskan memejamkan mata, bisa merasakan langit gelap semakin cerah. Dan benar saja saat aku membuka mata, langit pagi yang mendung sudah lebih terang. "Ga," panggilku pada lelaki yang kepalanya sudah bersender pada kepala sofa. Sementara tangannya yang memeluk pundakku sudah meregang.Aku menarik nafasku dalam, menatapi lelaki dengan barisan gigi rapi yang masih lelap tertidur. "Aku pulang dulu, terimakasih sudah mau mendengarkan ceritaku," ucapku menyentuh pipi Arga lalu bangun dari sofa yang membuatku sadar bokongku kebas. Aku menghampiri pintu yang semalam kubuka dengan password yang Arga berikan padaku, lalu membuka pintu yang otomatis tertutup begitu aku sudah keluar. Lorong tidak begitu sepi, aku bisa melihat dua anak berseragam SD berdiri di depan lift sementara empat orang dewasa di samping mereka bercengkrama. Dari lorong lain aku bisa mendengar suara langkah terburu-buru yang lalu bergabung dengan kumpulan manusia yang sudah berkumpul menunggu lift terbuka.

DMCA.com Protection Status