5 jam berlalu, Adit tidak dapat menemukan keberadaan Eca. Lantas ia mulai mengecek seluruh cctv yang ada di area apartemen.
Saat sedang melihat cctv tersebut, Adit menangkap sosok Istrinya itu ada didepan taman area apartemen. Beberapa menit kemudian ada dua Pemuda yang berbadan tinggi langsung menyekap Eca sampai ia pingsan.
"Tuan itu Nyonya di culik" Kata Xiao jin sembari menunjuk video tersebut.
Lantas Adit langsung meminta bantuan Mami Papinya untuk melacak dua Pemuda yang tertangkap rekaman cctv, saat Adit menceritakan kejadian tersebut, Mami Gina dan Papi Rangga langsung terkejut saat menantunya di culik.
Tapi Dia akan merahasiakan semua ini dari Wanda, karena kalau Wanda sampai tau bisa-bisa Dia syok mendapati Putri satu-satunya di culik.
"Oke! Mami sama Papi akan mengerahkan seluruh Hacker untuk melacak keberadaan Eca dan mencari dua Pemuda itu" Kata Mami Gina.
"Terima kasih Mi, Pi."
Lantas, Adit juga meminta bantuan kepada ke
Di dalam perjalanan pulang, Adit masih memikirkan siapa yang sudah membebaskan Olivia? Dan kenapa Olivia bisa di bebaskan? Apa hubungan Olivia dengan semua ini? Sungguh sangat membingungkan."Xiao jin, menurut Kamu apakah Olivia juga terlibat penculikan Eca?""Saya juga tidak tau Tuan."Adit pun langsung menghela nafas kasar, Dia sudah mencari-cari di seluruh ibu kota jakarta tetap saja tidak menemukan keberadaan Istrinya itu.Drtttt! Drttt! Drttt!Hp Adit bergetar cukup keras, membuat Adit langsung mengambil benda pipihnya itu dari saku celana. Saat mau menjawab panggilan tersebut, ia sangat bingung yang menelfonnya adalah nomor yang tidak dikenal."Nomor siapa ini?" Gumam Adit bingung.Lantas Adit pun, langsung menjawab panggilan tersebut "Hallo?" Panggil Adit."Hallo juga Pak Direktur Adit.""Kamu siapa yah?""Saya adalah Dalang di balik penculikan Istri Pak Direktur."Adit langsung tergejolak kaget mend
Setelah Mereka berkumpul dan sudah siap? Mereka semua langsung bergegas menuju ke vila yang di sebut Laki-laki itu lewat telfon.Sampailah Adit dan Mereka semua di tempat itu, Adit langsung menelfon Laki-laki yang sudah berjanji menemuinya.Saat Adit sudah mengabarinya, Mereka pun langsung bersiap mengumpat di tempat yang sudah di tentukan oleh Mereka semua.Sudah dua jam Adit menunggu Akhirnya Laki-laki itu pun datang menggunakan mobil berwarna hitam, setelah Laki-laki itu turun Adit memperhatikannya dengan seksama.Adit langsung terkejut mendapati Laki-laki itu adalah Jons Orlando "Jons?" Gumam Adit kaget."Halo" Sapa Jons lalu ia duduk di hadapan Adit.Jons yang melihat Adit memperhatikannya lalu bertanya "Kenapa? Lo kaget yang datang adalah Gue?" Tanya Jons.Adit yang mendengar pertanyaan Jons langsung sadar dan menggebrak meja "Lo yang nyulik Istri Gue kan!" Kata Adit marah."Hahaha tenang dulu sobat, jangan emosi. Emang i
"Kita telfon saja" Jawab Mami Gina."Kalau Orlando tidak percaya gimana? Terus malah nuduh Papi yang tidak-tidak."Semua Orang langsung terdiam, memikirkan bagaimana caranya agar Orlando bisa mengetahui kelakuan Anak angkatnya tersebut."Ah gini aja, Kita telfon dulu dengan Pak Orlando, nah kalau misal Pak Orlando gak percaya, Kita harus menyambungkan rekaman di hp milik Pak Orlando" Kata Dewi."Maksudnya Kita ngrekam kejadian itu terus di sambungkan ke Pak Orlando?" Tanya Gara."Iya kek gitu lah, intinya Kita nyambungin aja rekamanya" Jawab Dewi."Setuju itu, Om akan telfon sekarang" Kata Rangga.Rangga langsung menghubungi nomor Orlando, tidak butuh lama sambungan telfon itu terjawab "Halo?" Sahut Orlando."Halo Lan, Saya Rangga" Jawab Rangga."Oh Rangga? Ada apa?" Tanya Orlando."Gini Saya mau ngomong sesuatu sama Kamu.""Apa?""Ini menyangkut masalah Anak angkat Kamu Jons, Dia sudah menculik mena
Olivia langsung tidak terima saat di sebut Jalang oleh Adit "Apa Lo bilang! Gue Jalang? Bukannya Istri Lo yang Jalang! Enyahlah!" Teriak Olivia.Plakk!Satu tamparan mengenai pipi Olivia, Adit sangat marah kalau Olivia menyebut Istrinya Jalang padahal Dirinya yang sebenarnya Jalang."Jaga mulut Lo yah!" Kata Adit.Olivia yang mendapati tamparan tersebut, langsung menangis tersedu-sedu karena baru pertama kali ia mendapat tamparan dari Laki-laki yang di cintainya."Tampar aja terus sekalian! Tam..."Plakk!Adit pun langsung menampar pipi sebelahnya membuat Olivia tambah meringis kesakitan.Jons yang melihat Olivia di tampar oleh Adit, langsung tidak terima ia pun langsung menyerang Adit menggunakan benda tajam.Semua Polisi dan Pengawal Adit yang melihat itu langsung buru-buru masuk kedalam vila. Di susul oleh Orang tua Adit dan Sahabat-sahabatnya.Lantas Jons dan Olivia langsung kaget, mendapati banyak sekali Oran
Sembilan jam Adit menunggu Eca siuman, ia sangat khawatir dengan Eca dan bayinya itu."Dok gimana keadaan Istri Saya dan Anak Saya?" Tanya Adit."Dia hanya syok dan kelelahan saja Pak Adit, sebentar lagi Nona Eca akan segera siuman sementara kandungan Nona Eca sedikit melemah jadi harus banyak Istirahat" Ucap Dokter itu.Tetapi Adit tetap saja khawatir dengan keadaan Istrinya itu, ia tidak bisa tidur sama sekali saat melihat Istrinya terbaring lemah di ranjang rumah sakit.Saat Adit ingin mencium tangan Eca, tangan Eca tiba-tiba bergerak membuat Adit langsung kaget "Sayang? Kamu sudah siuman?" Tanya Adit.Perlahan Eca membuka matanya, ruangan itu semuanya berwarna putih membuat Eca kebingungan "Ini dimana?" Tanya Eca lemas."Kamu di rumah sakit Sayang...""Kenapa Aku bisa di rumah sakit?""Tadi Kamu pingsan" Jawab Adit.Mami Gina dan Papi Rangga yang mendengar kabar Eca sudah siuman langsung buru-buru masuk ke dalam ruan
Setelah satu minggu Eca di rumah sakit, akhirnya Eca bisa pulang ke rumah. Tetapi Dia tidak pulang ke apartemennya melainkan pulang kekediaman rumah Bunda yang ada di jawa.Eca ingin sekali bertemu dengan Bunda Wanda, ia sudah lama sekali tidak bertemu dengan Bundanya. Akhirnya Eca memutuskan untuk dua hari menginap di rumah Bunda untuk menghilangkan rasa kangennya terhadap Bunda Wanda.Setelah selesai beres-beres Eca langsung bersiap-siap ganti baju rumah sakit menjadi baju biasa, Eca sangat senang akhirnya bisa menghirup udara segar kembali. Satu minggu ini Eca sangat bosen di ruangan rumah sakit yang berbau obat-obatan membuat kepala Eca sakit dan perut Eca rasanya ingin mual-mual karena bau obat rumah sakit."Caca Lo mau ikut pulang ke jawa?" Tanya Dewi yang sedang membantu melipatkan pakaian Eca."Ikut lah tapi...Gue mah nanti nyusul" Jawab Caca.Dewi pun langsung mengerutkan dahinya "Sama siapa Lo nyusul" Tanya Dewi penasaran."Ada deh
"Anak dan Orang tua hubungannya cukup erat sekali membuat Aku iri" Gumam Adit sambil tersenyum.Keesokan harinya.Eca terbangun dari tempat tidurnya, Eca langsung buru-buru masuk ke dalam toilet karena perut Eca agak mual.Hoek! Hoek! Hoek!Eca pun langsung memutahkan isi makanan yang ada di dalam perut "Ih kok pahit banget sih" Gerutu Eca.Adit yang mendengar Eca muntah langsung terbangun dari tempat tidur, ia pun langsung menghampiri Eca yang ada di dalam toilet. Adit juga memijat tengkuk Eca dengan lembut "Kamu gapapa sayang?" Tanya Adit khawatir."Mulut Aku pahit Dit" Kata Eca yang mulai menangis."Emang kemarin Kamu makan apa? Kok bisa pait kek gitu?" Tanya Adit."Aku gak makan apa-apa kok."Bunda Wanda yang mendengar ke gaduhan di dalam kamar Mereka berdua, ia langsung masuk ke dalam kamar mengecek apa yang sedang terjadi di dalam sana "Ada apa?" Tanya Bunda Wanda.Eca yang mendengar suara Bunda masuk ke kam
"Udah biarian aja, Dia lagi nyidam jadi cap perasanya tidak teratur" Kata Wanda.Malam hari.Drttt!!! Drttt!!!Adit mengambil hpnya yang ada di meja samping ranjang. Ia mengangkat panggil itu."Hallo?" Ucap Adit."Hallo Tuan, Tuan besok ada jadwal meeting di korea" Kata Xiao jin."Harus besok? Gak bisa di undur?" Tanya Adit."Tidak bisa Tuan, soalnya ini permintaan dari Klien yang ada di korea."Adit langsung menghela nafas pasrah, bagaimana caranya agar Dia bisa meeting ke luar negeri? Sedangkan Istrinya sedang hamil muda."Baiklah besok segera belikan Aku tiket ke korea" Jawab Adit.Adit langsung menuntup panggilannya, ia pun keluar kamar menuju ke ruang tv untuk meminta izin kepada Eca."Sayang!" Panggil Adit.Eca yang sedang fokus menonton drakor yang di tayangkan di trans tv tidak melirik panggilan dari Adit, ia lebih fokus menonton drakor kesukaannya di bandingan menjawab panggil Suaminya itu.
Empat bulan berlalu. Abi, bulan ini akan masuk sekolah dasar kelas satu. Ia sudah sangat bersemangat untuk hari pertama masuk sekolah dasar. "Wahh, cucu nenek ganteng sekali" Kata bunda Wanda. Ya! Kali ini, keluarga Prajana dan keluarga Eca sedang berkumpul. Untuk, sekedar melihat calon bayi dan cucuk kesayanganya masuk sekolah dasar. "Iya dong nenek wanda, kan sekarang Abi sudah gede jadi tambah ganteng" Ucapnya, membuat semua orang yang ada di sana, tertawa lepas dengan jawaban Abi. Sekarang Abi, sudah fasih berbicara huruf R dan sudah lancar dengan ucapannya. Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu, membuat suasana ketawa menjadi terdiam, saat ada orang yang mengetuk pintu di depan. "Sebentar ya...." Kata Eca. Eca pun, yang tadi sedang duduk di sofa. Langsung, bangun dan berjalan ke arah pintu tersebut. Untuk membukannya. Cklekk! (Suara pintu di buka) Saat Eca membuka pintu depan, ia langsung terke
"Kalau adiknya perempuan gimana?" Tanya Ilma lagi.Abi, mulai berpikir sejenak ia. Sangat bingung untuk menjawab pertanyaan ini."Ehmm.....coba Abi pikil dulu" Jawab Abi.Lantas, Abi mulai terdiam memikirkan apakah dirinya mau punya adik perempuan? Apakah sebaliknya ia tidak menyukainya? Setelah itu. Abi mulai menjawabnya lagi."Tidak mau!" Jawab Abi cepat.Ilma, langsung mengerutkan keningnya bingung."Kenapa tidak mau?" Tanyanya."Kalena, Abi jadi tidak punya teman untuk, main bola mba ilma" Jawab Abi.Ilma cuma bisa mengangguk-angguk mengerti. Dengan jawaban Abi itu."Hmm, begitu yah."Abi menjawab dengan anggukan "Iya."Di sisi lain,Eca sedang menyiram tanaman miliknya, yang ada di belakang rumah. Saat itu, Abi berlari ke arah Eca sambil memanggilnya."Mommy!" Panggil Abi sambil berlarian.Eca lantas, menengok ke arah Abi saat Abi memanggilnya tadi."Eh sayang, ada apa?" Tan
"Mommy sama daddy kok belantem?" Tanya Abi, yang sedang membawa obat untuk mommy Eca.Lantas, baik Eca maupun Adit. Langsung, menengok sama-sama ke arah Abi anaknya itu. Dengan muka terkejut."Abi?" Tanya Adit."Daddy, kenapa malahin mommy sih!" Kata Abi kesal.Adit pun, di buat bingung oleh kata-kata Abi barusan "Loh? Siapa yang marahi mommy?" Tanya Abit bingung."Itu" Tunjuk Abi ke arah Eca dengan, muka yang cemberut.Adit mengikuti, tangan Abi yang menunjuk ke arah Eca dengan seksama "Itu kenapa?" Tanya Adit, masih tidak paham yang Abi tunjukkan."Itu, raut mommy malah! Belalti? Daddy sudah malah-malahin mommy" Jawab Abi.Adit langsung menghela nafas sabar, ia sangat gemas dengan tingkah Abi anaknya itu. Sampai-sampai dirinya di buat greget."Abi? Mommy tidak marah sama daddy" Kata Eca lembut."Benelan mommy?" Tanya Abi."Iya sayang."Setelah dirinya sudah selesai makan. Abi, Eca dan Adit berjalan
Pagi ini, semua orang berkumpul di meja makan. Untuk sarapan pagi, tidak lupa Eca selalu rutin, menyuapi anaknya Abi makan. Membuat Adit yang melihatnya, di buat iri pada anaknya sendiri."Udah gede di suapin mulu. Katanya, jagoan daddy kok di suapin," Sindir Adit ke Abi.Abi yang mendengar kata-kata sindiran dari daddynya, langsung protes tidak terima."Bialin, orang mommy Abi nggak nolak ye...." Jawab Abi. Sambil, menujurkan lidahnya.Setelah itu, tidak lama perut Eca terasa mual mau munta. Ia pun, segera berlari menuju ke toilet. Yang ada di dekat dapur.Baik Abi maupun Adit, di buat bengong dan bingung. Karena Eca, tiba-tiba langsung berlari cepat begitu saja."Kan, gara-gara daddy. Mommy jadi pelgi" Rajuk Abi kesal.Adit yang melihat muka Abi, yang ngambek begitu saja, terlihat sangat lucu dan menggemaskan."Loh? Kenapa daddy yang di salahin, bukankah Abi yang buat repot mommy? Jadi, mommy pergi deh" Jawab Adit. Tidak mau
Setelah pesta atau kejutan subuh tadi, akhirnya telah selesai. Baik Eca, maupun Adit. langsung segera tidur untuk beristirahat.karena, badan mereka berdua sudah mulai merasakan kelelahan dan pegal-pegal. Karena, pesta tadi yang di adakannya larut malam.Akan tetapi, saat Eca hendak mau tidur memejamkan matanya, Adit mulai memeluk Eca dengan sangat erat. Membuat Eca tersentak kaget."Mas! Kalau Abi, kesini gimana?" Tanya Eca kaget. kepada Adit."Suruh pengurus baby sister, suruh Abi jangan ke sini dulu" Jawab Adit enteng.Eca yang mendengar jawaban dari Adit, cuma bisa menghela napas pasrah."Tapi, tetap saja Abi akan ke sini loh?" Kata Eca lagi.Seketika, Adit yang sudah gercep memeluk Eca, langsung mengurungkan niatnya. Ia pun, bangun dari tempat tidur."Sayang? Kita sudah lama enggak kaya gitu. Saat kamu, menyusui Abi kita jadi jarang loh" Jawab Adit merajuk. Sepeeti anak kecil saja."Ya tapi kan, kalau Abi liha
Eca pun, menghela nafas kasar. Saat mendengar penjelasan dari Olivia sambil memohon-mohon seperti itu. Untung saja, hati Eca selalu luluh pemaaf.Ia pun, mau memaafkan Olivia walau, hatinya masih sakit saat mengingat kejadian pada waktu itu."Baiklah, aku akan memaafkanmu. Tapi, lain kali jangan di ulangi lagi yah" Ucap Eca.Olivia yang mendengar jawaban dari Eca, ia langsung tersenyum senang. Ia sangat puas bahwa Eca mau memaafkan dirinya."Terima kasih Eca, aku janji tidak akan mengulanginya lagi" Jawab Olivia. Sambil menggoyangkan jari kelingkingnya. Untuk berjanji bahwa ia, tidak akan mengulanginya lagi."Sama-sama."Akhirnya, Eca dan Olivia saling berpelukan satu sama lain. Membuat suasana makin terenyuh karena, suasana malam yang sepi dan penuh ke hangatan.Adit yang melihatnya, cuma bisa tersenyum ikut merasakan kebahagiannya. Begitu juga, dengan sekretaris Xiao jin. Yang dengan senyuman khasnya membuat wanita meleleh dengan se
Semua sudah siap, sekretaris Xiao Jin segera langsung menghidupkan stop kontrak listrik lampu agar segera menyala ke seluruh ruangan. Akhirnya, lampu di seluruh ruangan menyala terang. Membuat mata yang melihatnya, menjadi silau seperti melihat cahaya terang benerang atau matahari yang sangat terik."Xiao Jin, kamu segera panggil Eca untuk kesini. Dengan segera" Pinta Adit."Baik tuan," Jawab sekretaris Xiao Jin, segera mengangguk mengerti.Sekretaris Xiao Jin pun, segera menuju ke ruangan atas. Untuk mengajak nyonya Eca ke ruangan bawah.Untuk memberikannya, kejutan dan permintaan maaf. Karena siang tadi, yang membuat suasananya tidak enak."Bagaimana, kalau Eca tidak memaafkan aku?" Tanya Olivia khawatir."Kamu tenang saja. Pasti, istri saya akan memaafkannya" Jawab Adit. Sambil dirinya, menenangkan ke gugupan Olivia mantan pacarnya itu."Kamu yakin?" Tanya Olivia. Untuk memastikannya lagi."Hmm" Jawab Adit. Di iringi angguka
“Sayang, dengar in penjelasan aku dulu sebentar. Aku mohon, kamu jangan kaya gini terus” Kata Adit, memohon kepada Eca. Ia benar-benar sudah frustrasi berat karena perbuatannya.Tidak lama kemudian, tiba-tiba lampu rumah mereka mati. Membuat Eca kaget kelimpungan pasalnya, Eca benar-benar sangat benci dengan suasana gelap dari sejak kecil.Lantas, Eca langsung segera mencari keberadaan sosok Adit sang suaminya “Adit! Kamu di mana? Aku takut gelap loh” Panggil Eca dengan nada ketakutan. Ia, hampir menangis karena takut suasana gelap.“Adit!” Panggil Eca lagi, kali ini ia berteriak sangat keras. Memanggil nama Adit.Tetapi, sosok Adit tidak menyahuti panggilan dari Eca sama sekali. Membuat Eca, tambah ketakutan sambil sesekali mengumpat di balik selimut tebal dengan badan gemetar.“Adit, kamu di mana?” Gumam Eca lirih di dalam hatinya.Di sisi lain,Adit sudah pergi dari kamarnya semenjak
“Sekarang bagaimana? Istri saya sudah marah besar sama saya? Kalau kamu ingin di maafkan bantu saya untuk membujuk istri saya lagi bagaimana, mau tidak!” Tawar Adit.Sekretaris Xiao jin pun, langsung mengangguk cepat setuju. Karena, ini kesempatan besar bagi dirinya untuk selamat dari cengkeraman maut tuannya itu.“Bagus” Kata Adit sambil menepuk-nepuk pundak sekretaris Xiao jin “Sekarang bagaimana? Sudah ada ide buat membujuk istri saya Eca?” Kata Adit lagi.“sebentar tuan” Xiao jin pun, langsung memikirkan caranya agar bisa membujuk hati nyonya Eca luluh lagi ke tuan Adit “Saya sudah ada tuan.”“Apa idenya?” Tanya Adit penasaran. Lalu, sekretaris Xiao jin pun membisikan idenya di telinga direktur Adit. Direktur Adit pun, setuju dengan ide sekretaris Xiao jin itu “Ide yang bagus” Katanya.“Jadi, kapan kita buat rencananya pak?&rd