Anggun terkejut ketika mendengar suara itu. Suara yang tidak asing baginya. Ya, itu adalah suara Nisa. Namun, ketika melihat sosok pemilik suara itu adalah wanita cantik yang belum pernah dia lihat sama sekali.
"Terima kasih, Kak," ucap Anggun ketika wanita tersebut membantu mengambilkan barangnya yang terjatuh.
Nisa pun membantu Anggun hingga apartemennya. Kehamilan Anggun sudah berusia 8 bulan, berhubung kembar 3 jadi perutnya terlihat besar.
"Kak Mahika, ayo masuk!" tawar Anggun dengan ramah.
"Apakah tidak apa-apa, aku masuk?"
"Tidak! Di sini hanya aku dan suami yang tinggal ditambah bi Darmi yang membantuku membersihkan apartemen."
"Syukurlah!"
Walaupun Nisa sangat benci kepada Anggun. Namun, dia begitu menyukai wanita hamil. Karena, dia tidak bisa mengandung seperti wanita pada umumnya karena tidak memiliki rahim.
Tak sengaja dia melihat foto dirinya dengan wajahnya yang dulu. "Anggun, siapa wanita di foto ini?"
"Mas Rico" rintih Nisa yang sedang di mesrai oleh lingual Alresca di organ sensitifnya.Alresca tersenyum smirk ketika mendengar nama Rico yang disebut dan bukan nama dirinya. Dia beranggapan bahwa dirinya dan Nisa memiliki kesamaan. Mereka akan membayangkan orang yang mereka cintai ketika bercinta dengan orang lain."Ya, terus sebut namanya, Nisa!" pinta Alresca dengan bersemangat. Dia pun mengambil sabun cair yang menempel di dinding kamar mandi tersebut lalu dia usapkan ke seluruh tubuh bagian atas Nisa sembari memijat kedua aset kembar wanita tersebut."Gila kamu benar-benar gila, Rico" racau Nisa yang mulai terbuai oleh setiap sentuhan Alresca di tubuhnya. Nisa terus membayangkan jika yang sedang menyentuhnya adalah Rico mantan suaminya.Nisa sudah mulai bergairah, dan memutuskan untuk bangkit dari bath up dan melangkahkan kaki ke shower."Mau kemana?" tanya Alresca"Aku mau membersihkan diri dan kita akan memulai permainan," sahu
"Akh iya, aku kelelahan," jawabnya berbohong. Kini dia sedang berada di situasi yang sangat sulit. Dia sudah lelah berbuat jahat, dia tidak mau membantu Alresca untuk menghancurkan pernikahan Anggun dan Mas Rico. Walaupun, dia mencintai Mas Rico, tetapi dia tidak mau memaksakan kehendak. Pasalnya, cinta itu tidak bisa dipaksakan. Biarlah, perasaan cinta itu dia pendam di dalam hati. Lagi pula, untuk apa memiliki Rico, jika Mas Rico tidak mencintainya.Tuhan telah memberikannya kesempatan kehidupan sekali lagi. Dia tidak boleh menyianyiakannya dan kembali kepada jalan yang sesat. Namun, untuk saat ini dia terpaksa harus berpura-pura menjalin kerja sama dengan Alresca. Hanya, dengan cara ini dia bisa melindungi Anggun dan Mas Rico secara diam-diam serta menebus kesalahannya di masa lalu.~Kamar Anggun dan Rico~Malam pun tiba, Rico akan mengajak Anggun makan di luar karena malam ini adalah malam anniversary mereka. Mereka sengaja tidak merayakan dan mengunda
Allina berpamitan kepada saudaranya bahwa dia akan pulang. Dia pun menelepon Romeo untuk menjemputnya. Namun, teleponnya tidak diangkat oleh suaminya itu. Allina berpikir bahwa Romeo sedang sibuk atau sedang meeting dengan rekan bisnisnya. Karena setelah wisuda, Romeo langsung bekerja di perusahaan daddy-nya.Allina pun berjalan sendiri ke depan gang. Di sana tidak tampak sama sekali ojek atau taxi. Dia pun memesan mobil online. Ketika dia sedang menunggu mobil online, tiba-tiba datang sekawanan preman membawa benda tajam.Allina pun terkejut, dia takut jika preman itu berbuat macam-macam kepadanya. Jika yang diambil hanya uangnya saja, itu tidak masalah. Namun, jika mengincar nyawanya bagaimana?Allina pun membuka sepatu high heelnya dan kemudian berlari sekuat tenaga. Setelah itu dia bersembunyi di semak-semak tanaman. Dia pun menutup mulutnya sembari berjongkok karena ketakutan.Allina berharap ji
Setelah panjang lebar dokter berdiskusi tentang kondisi Allina kepada Romeo. Allina pun dipindahkan ke ruang rawat inap.Romeo menatap lekat Allina yang lemah tak berdaya. “Sayang, kenapa kamu tidak mengatakan bahwa kamu sedang hamil?" tanya Romeo dengan lembut.Mata Romeo berkaca-kaca. Dia begitu sedih kehilangan buah hatinya dengan Allina. Namun, dia pun lebih sedih melihat kondisi istrinya. Mungkin, yang dirasakan Allina tidak hanya sakit fisik melainkan hatinya juga. Karena janin yang berada di dalam rahimnya telah tiada.“Aku pun baru menyadari tadi sore, ketika melihat aplikasi kalender menstrulasi. Ternyata aku baru sadar bahwa aku sudah dua bulan tidak haid. Mungkin, karena sangking sibuk di butik," jawab Allina dengan lirih.Dalam hati Allina menyalahkan dirinya sendiri. Kenapa dia bisa sebodoh itu. Bahkan, dia sampai tidak tahu bahwa dirinya sedang mengandung.Romeo menggenggam tangan Allina dan mencium punggung ta
“Masuklah!” ajak Sarah kepada Romeo, Vino dan Rico.Mereka bertiga pun masuk ke dalam apartemen Rindu. Di sana terlihat Rindu yang sedang duduk sembari menghisap rokok dan di tangan satunya lagi memegang gelas kaki yang berisi wine."Mau berdiri saja atau--"Rindu melepaskan gaun tidur yang terbuat dari satin dan kemudian memperlihatkan tubuhnya kepada ketiga pria tampan yang sedang berdiri di hadapannya.“Semakin lama kamu semakin murahan saja Rindu? Di mana harga dirimu sebagai seorang perempuan?" tanya Romeo dengan nada meremehkan.Tanpa rasa malu. Sarah pun menghisap kembali rokok yang berada di tangan kanannya tanpa mengenakan busana.“Ada apa kamu menemuiku, Romeo. Apa kamu ingin bercinta denganku?” tanya Sarah sembari memberikan tatapan menggoda“Aku tidak akan pernah sudi tidur dengan wanita murahan sepertimu. Sarah, kali ini aku sedang tidak main-main. Jangan pernah ganggu Allina lagi
Sudah 3 hari Allina di rawat inap di rumah sakit. Hari ini, dokter sudah memperbolehkan dia untuk pulang. Suami dan sahabat pun sudah datang untuk menjemputnya."Akhirnya, kamu pulang, Allina," ungkap Anggun sembari memeluk sahabatnya itu."Iya Anggun. Akhirnya, kita bisa meet up bareng lagi."Romeo sudah mengurus adminitrasi dan barang Allina pun sudah di simpan di bagasi mobil.Rico, Vino dan Romeo sedang berbincang dan bercanda di tangga depan lobby rumah sakit. Sedangkan, Anggun dan Vita menunggu di bawah tangga lobby rumah sakit menemani Allina yang duduk di kursi roda.Anggun pun tersenyum ketika melihat mobil Jemputan datang. Namun, kenapa mobil itu berhenti beberapa meter dari jarak mereka berdiri? mereka bertiga terbelalak ketika mobil tersebut melaju dengan sangat cepat.Anggun tidak sempat memberitahu para suami. Dia berusaha menolong Allina. Dia mendorong kursi roda Allina sehingga dia bisa selamat.Brak!
Semua sahabat dekat sedang resah gelisah menunggu kabar dari Rico, karena ingin tahu keadaan Anggun. Tak lama Vino pun datang. Dia baru selesai melaporkan dan mengurus kasus pembunuhan berencana yang dilakukan oleh Rindu. Sebenarnya, target utama Rindu adalah Allina. Namun, karena pertolongan Anggun, Allina selamat sedangkan dia dalam keadaan kritis.Allina sedang menangis histeris karena kondisi Anggun yang sangat mengkhawatirkan. Dia merasa bersalah kepada sahabatnya itu. Jika bukan karena menolongnya pasti Anggun masih sehat dan segar bugar. Namun sekarang Anggun koma dan masih dalam keadaan kritis.“Sudah, Sayang!” bujuk Romeo kepada istrinya yang terus menangis dan menyalahkan dirinya sendiri. Dia terus memeluknya dan menenangkan Allina. &l
Nisa begitu terperangah mendengar kabar bahwa Anggun di tabrak seseorang dan sedang dalam keadaan kritis. Dia pun meminta izin kepada Alresca untuk melihat kondisi Anggun. Alresca pun mengizinkannya, karena dia tidak sanggup melihat Anggun dalam kondisi kritis seperti itu. Dia takut jika rencananya untuk mendapatkan Anggun akan terungkap oleh Rico dan yang lainnya. Namun, dari lubuk hati yang terdalam, dia mendo'akan wanita yang sangat dia cintai itu agar segera sadar dan pulih seperti sedia kala. Percuma saja dia hidup, jika Anggun pergi dari dunia ini.Nisa pun telah tiba di rumah sakit dengan penampilan baru dan tidak seorang pun yang mengenalinya selain Alresca. Rico melihat ada seorang wanita berdiri di pintu ruang ICCU sedang melihat istrinya melalui jendela besar yang langsung menghubungkan dengan tempat istrinya di rawat.
Rico pun menghadap ke arah Mahika. “Silakan!”Nisa membuka kimono satin yang dikenakannya.“Kak Mahika!” teriak Anggun ketika Nisa akan membuka pakaiannya.“Maafkan aku Anggun, hanya dengan cara ini dia tahu bahwa aku adalah Nisa.”Anggun pun membalikkan badannya. Anggun harus memberikan kesempatan kepada Nisa untuk membuktikan kepada suaminya. Dia sengaja tidak melihat apa yang akan Nisa atau Rico lakukan. Jika, melihat mungkin dia akan cemburu dan terluka.Nisa mendekat ke arah Rico. Dan meloloskan gaun piyama satin sutra yang dia kenakan. “Mas, kamu tahu bagaimana membuktikan bahwa aku adalah Nisa.Rico mengernyitkan keningnya, kemudian pandangannya beralih kepada Anggun yang sedang membelakanginya dan Nisa. Dengan ragu dia mulai mengangkat tangannya. Dia pun menyentuh puncak dada Nisa dan mengarahkan bulatan itu k
Dua minggu kemudian.Persyaratan untuk pernikahan telah rampung. Tiba saatnya Alresca dan Nisa menikah.Nisa menggunakan wali hukum dikarenakan dia sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi di dunia ini. Sedangkan, Rico dan ayah dari mempelai pria menjadi saksi pernikahan mereka berdua.Akad pernikahan mereka diadakan di sebuah hotel milik Rico Adelard. Keluarga besar Adelard, Whisley, dan kedua sahabat Anggun yaitu Allina dan Vita hadir dengan pasangan masing-masing.Tidak ada siapapun lagi yang hadir. Nisa hanya ingin orang-orang terdekat yang bisa menjadi saksi pernikahannya dengan Alresca. Karena dia tahu, wajah yang dia gunakan sekarang adalah milik orang lain yang pastinya kelak akan mengundang masalah baru.Ketika Alresca mengucapkan ijab qobul. Rico mengernyitkan keningnya. Pasalnya binti yang digunakan Mahika adalah ayah dari Nisa. Namun, dia pun segera mungkin menepis kecur
Di dalam kamar, Alresca, Nisa dan Dayana tidur bertiga. Mereka tidur menghadap bayi cantik nan mungil yang tidur di antara mereka. Tak sengaja, kedua orang dewasa itu saling beradu pandang dan saling melontarkan senyuman.Deg! jantung keduanya tiba-tiba berdegup dengan kencang.Alresca pun semakin menatap Nisa dengan lekat. Entah mengapa? Baginya, Nisa terlihat tampak cantik malam ini. Dia pun tiba-tiba menginginkan sesuatu dari wanita itu.Alresca bangkit dari posisi tidurnya dan menurunkan kedua kaki di atas lantai. Kemudian, dia pun beranjak dari tempat tidur dan berputar ke tempat Nisa berada.Pria itu membungkukkan tubuh dan kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah wanita yang sedang berbaring dan melihat ke arahnya."Kumohon kita jangan melakukan di sini! Di sini ada Dayana, tidak baik," ujar Nisa sembari mendorong dada Alresca yang bidang itu dengan lembut."Aku hanya ingin menciummu," jawab Alresca dan kemudian memegang ked
Keesokan harinya, Nisa sudah berada di rumah Anggun dan Rico. Dia pun berkenalan dengan ketiga bayi kembar Anggun yaitu, Dayana, Davin, dan Devan. Belum apa-apa, dia merasakan ikatan batin dengan ketiga anak tersebut. Apakah karena ketiga anak itu adalah anak Rico? Entahlah, dia pun tidak tahu. Yang jelas, dia begitu bahagia karena bisa merasakan menjadi seorang ibu. Walaupun, bisa saja dia kelak mengangkat anak adopsi bersama Alresca. Namun, sekarang dia lebih baik menikmati dan belajar dulu menjadi seorang ibu."Kak," panggil Anggun dengan lembut kepada Nisa.Nisa menoleh dan kemudian tersenyum sembari menggendong Devan yang baru terbangun sembari menangis."Siapa yang bangun?" tanya Anggun ingin tahu apakah Nisa sudah b
Rico pun mendamaikan hati dan menetralisir rasa agar kegugupan dalam dirinya segera terhempas. Dia pun melakukan peregangan, karena dia sudah lama tidak olahraga kenikmatan pada malam hari bersama istrinya."Huh," Rico mendadak merasa tidak percaya diri. Dia pun meniupkan udara dari dalam mulut dan menghirup aromanya.“Tidak bau.” Namun, dia masih tidak percaya diri. Dia pun memutuskan menggosok giginya untuk yang kedua kali agar tercium aroma mint dari mulutnya."Sudah wangi, ayo kita lakukan Anggun!" Monolognya di depan cermin dengan kepercayaan diri yang sudah kembali.Anggun pun sedang berdiri di depan jendela melihat ke arah luar. Ternyata, di luar hujan turun begitu deras. Momen yang sangat pas untuk bercinta, pikirnya sembari tersenyum sendiri.Rico pun keluar dari kamar mandi dan mendapati sang istri sedang berdiri di depan jendela sembari tercenung. Dia pun menghampiri kemudian melingkarkan tangan di perut rata istrinya.
Rico berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Alresca. "Bangunlah!" pintanya agar Alresca segera beranjak.Alresca pun beranjak dari duduknya dan berdiri di hadapan Rico. Sejujurna, dia masih bingung dengan apa yang akan dilakukan Rico kepadanya. Bukankah, kesepakatan di antara mereka sudah deal. Lalu, untuk apa Rico memintanya berdiri? Apakah pria itu akan memukul wajahnya? Tetapi kenapa?Hari ini dibenaknya begitu banyak pertanyaan yang dia tidak tahu jawabannya. Dia pun hanya bisa pasrah sekarang."Ya, aku sudah berdiri sesuai permintaanmu, Mas Rico!" sahut Alresca kepada pria yang lebih dewasa daripadanya. Dia mengerutkan keningnya ketika Rico lebih mendekat ke arahnya.Setelah tubuhnya hanya berjarak sekitar 30 sentimeter. Rico membuka tangannya kemudian memeluk Alresca sangat erat."Semoga kamu bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Aku do'akan agar kamu selalu bahagia dengan Mahika. Percayalah, dia wanita yang
Alresca dengan sengaja menatap dalam wajah Anggun di hadapan Rico. Dia ingin memandang dengan puas wajah cantik wanita yang selama ini dia cari dan cintai. Berat memang ketika harus berhenti begitu saja. Cintanya kepada Anggun bukanlah cinta biasa. Wanita ini adalah cinta pertama dan perjuangannya hingga menemukan Anggun begitu luar biasa. Dalam hati dia masih ragu, apakah dia akan benar-benar melepaskan wanita tersebut dan menikah dengan Nisa. Atau …?Sungguh Rico ingin menusuk mata Alresca dengan garfu yang berada di piringnya. Ternyata, apa yang dikatakan oleh Andy benar adanya. Di tatapan pria tersebut terdapat cinta yang teramat besar untuk istrinya. Rico sekarang tahu dengan jelas, bagaimana perasaan Alresca kepada Anggun, karena diam-diam dia pun telah menyelidiki tentang pria tersebut.“Sayang, kebiasaan suka blepotan kalau makan,” tutur Rico memberi tahu.“Owh begitu, tolong bersihkan!&r
Nisa menengadah menatap wajah Alresca yang tertidur setelah membicarakan masalah pernikahan. Dia terus menatap wajah itu dengan lekat.“Aku baru sadar, ternyata kamu sangat tampan, Alresca,” gumamnya dalam hati.Dia pun sangat menyayangkan, di balik wajahnya yang sempurna ada penderitaan yang mendalam. Entah penyakit apa yang bersarang di tubuhnya. Entah apa yang telah membuatnya menderita seperti itu. Begitu banyak pertanyaan dalam benaknya. Pria ini begitu penuh misteri, dan dia harus membantu mencari cara agar Alresca bisa sembuh.Nisa memberanikan diri untuk menyentuh wajah pria tersebut. Dia mengulurkan tangannya dan memegang pipi Alresca yang di tumbuhi bulu-bulu halus. Pria yang akan menjadi suaminya itu, membuatnya begitu iba. Tanpa sadar, Nisa tersenyum
~3 Bulan Kemudian~Anggun sedang merasa kerepotan dengan ketiga bayi kembarnya dikarenakan ibu dan mertuanya sudah kembali ke tempat tinggal masing-masing. Dia membutuhkan seorang jasa pengasuh untuk membantunya mengurus ketiga bayi kembarnya. Dia terus berpikir keras, siapa yang kira-kira bisa mencarikan seorang pengasuh untuknya. Tentunya pengasuh yang tidak asal-asalan, karena dia takut bayinya kenapa-kenapa seperti yang terjadi diberita-berita.Tiba-tiba dia teringat dengan Mahika alias Nisa. Ya, ketika Anggun dalam keadaan koma di rumah sakit, walaupun matanya tidak terbuka tetapi pendengarannya normal dan bisa mendengar apapun yang dikatakan oleh orang-orang di sekelilingnya.Ketika Nisa datang menjenguk dan berkata sesuatu pun, dia mendengar dan perkataannya itu terekam dimemonynya. Dia pun tidak menyangka bahwa Mahika adalah Nisa—mantan istri dari suaminya. Momen ini ingin dia jadikan ajang pendekatan kepad