Share

152-PIPIS

Penulis: pujangga manik
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-21 13:53:44

Seorang nenek-nenek tua yang sedang membawa kayu bakar secara tiba-tiba hadir, dan menghilang. Ketika dia memberi peringatan kepadaku tentang apa yang terjadi di Gunung Sepuh, untuk dua hari kedepan.

Aku tidak tahu, kejadian apa itu. Namun yang pasti, sepertinya ada sesuatu hal yang akan mengguncangkan kampung lagi, aku harus waspada. Apalagi menyangkut Gunung Sepuh, aku takut hal ini akan berimbas kepada warga kampung.

Malam semakin larut, bintang-bintang mulai bermunculan satu persatu. Menghiasi malam di Kampung Sepuh dengan sinarnya yang redup. Aku yang masih duduk di depan warung, mulai masuk ke dalam.

Mengambil sarung dan jaket, untuk sekedar menghangatkan badanku pada malam itu. Semoga malam ini, tidak ada kejadian yang mengakibatkan aku keluar dari warung lagi.

pujangga manik

Terima kasih sudah menjadi pembaca setia WARUNG TENGAH MALAM ya Vote dan Komen bintang lima ya supaya saya masih tetap semangat untuk uploab bab terbaru terima kasih.

| 4
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • WARUNG TENGAH MALAM   153-SESUATU DI TENDA

    Sebenarnya, Gunung Sepuh adalah gunung yang tidak ramah didaki hingga ke puncak. Karena, tidak ada pos-pos seperti gunung-gunung yang lain, juga tidak ada trek khusus untuk pendaki.Sehingga sampai saat ini, sangat jarang sekali manusia yang mendaki Gunung Sepuh. Apalagi dengan rumor-rumor yang diketahui oleh beberapa masyarakat tertentu akan keangkeran Gunung Sepuh.Sehingga, bagi para pendaki yang sudah mengetahui rumor itu, lebih baik mengurungkan niatnya dan mencari gunung lain untuk mereka daki.Namun Vito berbeda, karena suatu konten cerita lah yang membuat dia terkenal hingga saat ini. Sehingga dia mencari tempat-tempat yang lebih menantang, pendakiannya pun biasanya didokumentasikan sendiri dengan kamera yang dia bawa untuk k

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-21
  • WARUNG TENGAH MALAM   154-RUMAH DI ATAS TEBING

    Dug, dug, dug,“Vit, Bud. Bangun lu pada!, tolongin gue, ” Kata Icha yang panik sambil mencoba membuka tenda yang diisi Vito dan Budi.Vito dan Budi yang pada saat itu baru saja terlelap mendadak bangun, karena suara panik Icha yang berteriak di depan tenda mereka.“Apa lagi sih Cha? Lu bikin heboh deh tengah malem gini,” Kata Budi yang mendadak bangun kembali dari tidurnya.“A, a, ada kunti merah Bud, Vit di tenda gue,” Kata Icha panik.Budi dan Vito serentak bangun dari tidurnya. Kali ini, mereka berdua membawa senter dan berjalan ke tenda Icha yang tepat berada di sebelahnya.“Ah elu, lu mau bikin sensasi biar ada bumbu-bumbu cerita ser

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-22
  • WARUNG TENGAH MALAM   155-BA'A

    Keluarga Ba’a, nama keluarga yang sudah terkenal di daerah selatan, sehingga orang-orang di pesisir selatan pasti mengenal keluarga itu. Meskipun, hanya rumornya saja yang mereka ketahui. Keluarga yang dipimpin oleh Ba’a, yang tidak lain adalah Paman dari Ibu, awalnya hanya seorang pengembara yang memutuskan untuk mengembara seorang diri ke daerah selatan hingga saat ini. Ba’a berbeda dengan kakek, yang tidak terlalu memikirkan tentang keilmuan yang mereka terima dari leluhurnya. Kakek dan Nenek dari Ibu, hanya memakai keilmuan tersebut seperlunya saja. Bahkan mereka seringkali berbohong kepada orang-orang yang baru dikenalnya, bahwa mereka adalah orang biasa yang tidak mengetahui tentang keilmuan apapun. Alhasil, Ibu yang merupakan ket

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-22
  • WARUNG TENGAH MALAM   156-SEMAK-SEMAK

    Kok kok kok..... Suara-suara ayam hutan saling bersahutan, suara yang menandakan bahwa malam hari sudah selesai dan beberapa saat lagi bulan yang menyinari malam akan tergantikan oleh cahaya matahari dengan sinarnya yang hangat. Bintang-bintang masih terlihat dengan jelasnya, belum saatnya bagi mereka untuk menghilang terkena silaunya matahari pagi, mereka masih berusaha mempertahankan kilauannya ditemani oleh cahaya kemerahan yang pelan-pelan muncul di ufuk timur Gunung Sepuh. Api unggun yang semalam dibuat, kini hanya menyisakan kayu-kayu yang sudah terbakar habis dengan sisa api berwarna merah yang masih menempel di kayu-kayu itu. Sedangkan sisanya sudah menjadi abu dan jatuh ke tanah. Menyatu dengan tanah dan rumput yang terbakar.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-23
  • WARUNG TENGAH MALAM   157-MENYUSUL VITO

    “Cha, Cha, bangun Cha hey! ” “Lu kebluk amat sih Cha! ” “Dah hampir sore nih hey! ” Kata Budi yang mencoba membangunkan Icha di dalam tendanya. Sambil menunggu Icha tertidur, dia membereskan segala sesuatu yang kemarin dipakai untuk berkemah, agar semuanya siap setelah Icha bangun. Sampah-sampah dia masukan ke dalam keresek khusus, dan mengikatnya ke tas carrier yang dia bawa, untuk nanti dia buang ketika turun dari Gunung Sepuh ini. Juga sisa-sisa api unggun dia matikan sepenuhnya. Agar sisa-sisa apinya tidak menjalar ke pepohonan di sekitarnya. Semuanya sudah siap, tinggal tenda tempat Icha tertidur pulas yang belum sempat dia bereskan. “Cha, Cha bangun hey. Vito dah nungg

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-23
  • WARUNG TENGAH MALAM   158-RASA PANIK

    Icha dan Budi hanya terdiam di depan jurang yang menganga di depan mereka, dengan kabut tebal berwarna putih yang menghalangi pandangan mereka. Hanya terlihat beberapa pohon yang ada di dekat mereka. Selebihnya mereka tidak tahu, ada apa di balik pohon-pohon itu, karena kabut tebal yang turun itu menghalangi pandangan mereka.Jantung Icha berdegup kencang, baru kali ini dia hampir celaka. Apabila Budi tidak reflek untuk memegang tas carrier Icha, mungkin dia akan jatuh ke dalam jurang yang dalam itu.“Makasih ya Bud, dah nyelametin gue, ” Kata Icha dengan nafas yang terengah-engah.“Gue kagak tahu kalau ada jurang disini. ”Icha tiba-tiba duduk di dekat jurang itu,

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-24
  • WARUNG TENGAH MALAM   159-SESEORANG BERJALAN

    Malam semakin larut, aku melihat jam dinding di dalam warung. Yang menunjukan pukul 22.00 malam. Namun, kabut tebal tampaknya masih menemaniku yang duduk di dalam warung hingga saat ini.Malam yang sungguh sangat sepi, hanya terdengar suara radio di HP dengan lagu-lagu dangdut yang menemaniku, meskipun aku sebenarnya tidak suka dengan lagu yang sedang diputar. Tapi karena hanya satu channel itu yang masih menyiarkan siarannya hingga saat ini, sehingga, mau tidak mau aku dengarkan untuk mengusir sepi.Semakin malam, rasa dingin semakin menusuk tulang, aku yang pada saat itu mengisi waktu luang dengan mengisi TTS bekas ibuku, kini lebih banyak berdiam diri dan berpikir banyak hal. Bahkan beberapa kali aku melihat gelang yang sedang aku pakai ini.Bahkan sesekali, aku membuka lagi laci tempat menyimpan uang di dalam wa

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-24
  • WARUNG TENGAH MALAM   160-KEYAKINAN

    “Kadieu maneh! Geus cukup ngaganggu si Ujang, (Kesini kamu! Sudah cukup mengganggu si Ujang,)” Kata seseorang yang berkata sambil mengangkat tangannya. Tampak satu bayangan hitam muncul secara perlahan, di antara bayangan-bayangan lain yang berjalan mengikuti orang itu. Sebuah bayangan yang besar melebihi bayangan-bayangan yang lainnya, dan bentuknya sama persis seperti makhluk besar yang melihatku dari luar warung. Namun, semakin dia berjalan mendekati warung. Bayangan-bayangan hitam yang tadi mengikutinya, secara perlahan-lahan menghilang dengan sendirinya. Sehingga terlihat kembali, lampu-lampu rumah yang menyala terang ke arah jalan dari arah Kampung Sepuh. Dan me

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-25

Bab terbaru

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 4 - AKHIR CERITA

    Waktu semakin malam, aku dan Iman kini berjalan melewati rumah-rumah di Kampung Sepuh menuju warung. Sekarang para warga bisa berjalan dengan santainya pada malam hari, bahkan tanpa bantuan senter sekalipun, karena baru beberapa bulan yang lalu jalanan Kampung Sepuh dipasangin lampu jalan bertenaga surya untuk penerangan. Ya siapa lagi kalau ada andil Pak Ardi di dalamnya, Pak Ardi benar-benar ingin merubah Kampung Sepuh agar bisa disamakan dengan kampung-kampung yang ada di sekitarnya. Sehingga apapun yang dia lakukan agar Kampung Sepuh bisa terlihat lebih modern dan bisa diterima oleh masyarakat yang masih menganggap Kampung Sepuh itu adalah Kampung Keramat. Ketika aku sampai, rupanya Ujang sudah duduk di depan warung. dengan aura yang kini tampak berbeda dari yang aku temui di siang hari. Aku yang baru sampai dipersilakan untuk duduk dan bersila, dan akupun secara tidak sadar mengikuti apa yang dia perintahkan. “Aku akan menunjukan A Sidik sesuatu.

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 3 - SUASANA MALAM

    Obrolan yang sangat panjang di depan warung tersebut membuatku terkesima, oleh cerita-cerita Ujang yang dia dapatkan dari pengalamannya sendiri ataupun dari para warga yang mengalami kejadian-kejadian diluar nalar yang terjadi di Kampung Sepuh ini.Setelah perjanjian yang mengikat mereka terputus, para warga mulai beradaptasi kembali dengan suasana malam. Dan sekarang mereka sudah terbiasa dengan malam hari di Kampung Sepuh yang kini sedang aku kunjungi.Disana pula aku mendapatkan beberapa cerita yang tidak aku tulis dalam cerita, cerita-cerita yang menyeramkan terutama ketika menyangkut Ujang pada masa kecil dengan mitos-mitos dan pantangan-pantangan yang ada di sekitar mereka.Pulau Jawa bagian selatan masih penuh misteri, dengan landscape pegunungan yang membentang hingga ke Pantai Selatan. Membuatnya banyak mitos dan kejadian-kejadian yang diluar nalar, yang sering kali bersinggungan dengan manusia yang hidup di dalamnya.Dan bagiku, itu adalah penga

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 2 - TAWARAN

    Sebuah warung kecil, yang awalnya aku tuangkan dalam Kata-kata yang menjadi cerita hingga saat ini. Kini aku lihat sendiri bentuknya, sebuah warung yang dulunya hanya berada dalam imajinasiku sendiri. Kini, aku melihatnya dengan kedua mataku sendiri.Bekas-bekas runtuhnya warung yang aku ceritakan masih tersisa, dengan banyaknya genteng-genteng yang rusak karena hangus terbakar disusun dan disimpan di rumah Ujang. Warung itu tampak baru, karena setelah kejadian yang menimpa Ujang. Pak Ardi dan para warga sepakat membangun kembali warung tersebut.Warung yang kini aku lihat ini, adalah salah satu point utama dalam ceritaku. Dimana, banyak kejadian yang silih berganti muncul dan harus di hadapi oleh Ujang dan warga Kampung Sepuh.“Kang!” Kataku sambil berdiri dan menyapa Ujang yang mendekatiku.Ujang hanya tersenyum, sifatnya yang agak pendiam terlihat jelas olehku. Ujang tidak setampan atau setinggi orang-orang yang menjadi karakter utama di da

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 1 - AKU (PENULIS)

    “Dik, rumah orang tua kamu dimana sih, aku dah nungguin di Alf*mart deket rumah kamu. ” Sebuah text W* tiba-tiba muncul di HP ku pada pagi itu. Dan ketika aku baca, ternyata Iman sudah sampai di Ciwidey tempat dimana orang tua ku tinggal. Hari ini adalah hari minggu di akhir Februari. Dan pada hari ini, aku sengaja mengosongkan jadwalku untuk berkunjung ke Kampung Sepuh bersama dengan Iman, anak dari Mang Rusdi yang kini bekerja di tempat yang sama denganku. Aku berkunjung ke Kampung Sepuh, semata-mata untuk bersilaturahmi kepada semua warga yang ada disana. Karena sudah memberiku izin untuk membuat cerita tentang mereka, termasuk dengan segala yang terjadi di dalamnya. Iman dan Mang Rusdi adalah dua orang yang namanya sama dengan cerita yang aku buat. Sedangkan sisanya, aku sengaja memberi nama baru. Dan itu sudah sesuai dengan kesepakatan mereka ketika aku membuat cerita ini. “Ok, tunggu nanti aku kesana, beli aja makanan ama minuman buat ol

  • WARUNG TENGAH MALAM   267-TUTUP

    Kini,Semuanya kembali normal, Tidak semua orang tahu akan cerita ini. Bahkan hanya beberapa orang yang aku percaya yang mengetahui tentang apa yang terjadi tentang pertarunganku dan Kala pada saat itu.Karena apabila aku bercerita kepada semua orang, pasti banyak orang yang tidak percaya. Karena menganggap itu hanyalah fantasi dan ilusi semata dari seseorang yang kehilangan kakinya di Gunung Sepuh.Namun, berbeda dengan Mang Rusdi dan Mang Darman. Yang kini sering kali menghabiskan waktunya untuk menemaniku di dalam warung, bahkan istri Mang Rusdi sering kali membantuku di rumah untuk sekedar membersihkan rumah dan memastikan aku bisa makan dengan lahap di hari itu.Karena mereka sadar, aku kini hanya sendirian di Kampung Sepuh. Sudah tidak ada lagi orang tua yang menjadi panutanku saat ini. Sehingga mereka secara sukarela membantuku dan menganggapku sebagai bagian dari keluarga mereka yang tidak boleh mereka abaikan.“Mang, nongkrong wae di

  • WARUNG TENGAH MALAM   266-HANCUR

    Dua minggu kemudian.Warung yang sudah hancur akibat aku bakar, kini kembali berdiri. Lengkap dengan etalase yang sudah diperbaiki dan barang-barang yang dagangan yang mengisi penuh etalase dan rak-rak dagangan di warungku ini.Dan suasana sore hari yang penuh dengan hilir mudik warga kampung yang pulang dari sawah dan ladang terlihat olehku yang kini menjaga lagi warung yang sudah aku buat kembali bersama para warga dengan bantuan modal dari Pak Ardi.Aku seperti biasa kini sedang duduk dan bercengkrama dengan Mang Rusdi dan Mang Darman yang baru pulang dari berkeliling kampung untuk berdagang. Canda dan tawa menghiasi obrolan-obrolan tersebut karena sesekali Mang Darman berceloteh dan bercanda atas apa yang dia lakukan.Mereka berdua sudah mengetahui kejadian yang menimpaku di tempat itu, bahkan pertarungan ku dengan Kala di Gunung Sepuh. Dan itu membuat mereka tercengang karena mereka tidak mengetahui bahwa ada makhluk yang seperti itu di Gunung Sepuh.

  • WARUNG TENGAH MALAM   265-SELAMAT

    Aku kembali berdiri, di tengah-tengah hamparan rerumputan yang luas. Dengan salah satu pohon besar yang ada di puncak yang terlihat olehku dari kejauhan. Rerumputan itu kini tampak lebih hijau dari sebelumnya, dan tidak terlihat lagi ilalang-ilalang yang tinggi menjulang hingga menutupi badanku saat itu. Panas yang terik, dengan angin segar yang berhembus dari pegunungan membuatku merasakan suatu perasaan yang sangat lega. Entah mengapa. Hatiku kini terasa sangat tenang ketika berada di tempat ini. Aku pun berjalan, melewati rerumputan tersebut dengan kakiku yang tidak memakai alas kaki sama sekali. Mencoba untuk berjalan dan duduk kembali di pohon besar yang berdiri di tengah-tengah rerumputan di atas sana. Jalanan yang kulalui sangat begitu mulus, tidak ada serangga-serangga yang menggigit kakiku, tidak ada jalanan yang becek bercampur lumpur. Juga tidak ada lagi lubang yang membuatku terperosok. Semuanya sangatlah berbeda, aku seper

  • WARUNG TENGAH MALAM   264-DETAK JANTUNG

    Pandangan ku tiba-tiba gelap, aku sudah tidak bisa merasakan apapun lagi. Aku yang sudah pasrah kini hanya bisa membiarkan tubuhku yang tertutup oleh tanah yang menimpaku seketika dari atas sana. Dan para warga yang menyaksikan hal itu secara langsung tiba-tiba panik dan langsung berteriak memanggilku. “UJANGGGGGGGG!!!” Mang Rusdi yang pertama berlari ke arah tanah longsoran tersebut dan memindahkan batu, ranting-ranting dan tanah untuk mencariku dengan kedua tangannya. Begitu juga dengan Aki Karma, Mang Dadang, dan Mang Uha serta warga-warga yang lainnya yang membantu memindahkan semua material longsor yang menutupi tubuhku, dan berharap aku masih bisa bertahan dengan tubuh yang tertutup oleh longsoran tanah tersebut. Sedangkan Pak Ardi, dia langsung menelpon anaknya dan Pak Caca untuk segera meminta bantuan. Karena kini situasinya sangat berbeda, Pak Ardi membutuhkan lebih banyak orang agar bisa lebih cepat menyelamatkan aku yang berada di d

  • WARUNG TENGAH MALAM   263-MUNCUL

    Mereka semua berlari masuk ke dalam hutan Gunung Sepuh yang masih terlihat gelap dan menyeramkan, dengan aura mistis yang kental dan terasa oleh semua warga Kampung Sepuh pada pagi itu.Meskipun waktu itu adalah waktu di mana pagi akan menjelang, namun tetap saja. aura-aura mistis yang terasa oleh para warga yang sedang berlari ke dalam sangatlah terasa.Apalagi dari mereka semua, hampir sebagian besar belum pernah keluar pada dalam gelap semasa hidupnya, mereka sudah terbuai oleh bantal dan selimut tebal dari mereka lahir hingga saat ini, dan mereka mematuhi larangan untuk keluar rumah hingga pagi tiba. Sehingga mereka tidak mengetahui rasanya masuk ke dalam hutan pada saat-saat seperti ini.“JANGGGG, UJANGGGG!!!!!”Mang Rusdi berteriak-teriak sambil berlari. Senternya di arahkan ke segala arah, mencoba mencariku di dalam gelapnya hutan Gunung Sepuh yang luas tersebut. Para warga lainnya juga melakukan hal yang sama, mereka berlari sambil men

DMCA.com Protection Status