Share

Sebelas

Penulis: Aura_Aziiz16
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

WARISAN ISTRIKU (11)

(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)

POV DANU

Pagi-pagi sekali aku sudah mengintip kediaman Pak RT.

Sengaja sedari tadi aku menunggu di gardu pos ronda ini, ingin mengintai keberadaan istriku, Laras yang pagi ini hendak berangkat ke Jawa menggunakan armada bus.

Aku sudah menyiapkan tas dan keperluan lainnya untuk bepergian karena rencananya aku juga akan mengikuti Laras pulang ke kampung halamannya, tentu saja dengan diam-diam agar tidak ketahuan.

Aku akan menggunakan bus yang sama tapi dengan dandanan menyamar menjadi orang lain agar tidak ketahuan oleh Laras kalau itu adalah aku, suaminya.

Aku melirik jam yang melingkar di tangan tak sabar. Pukul 06. 30 WIB.

Seingatku bus antar kota antar propinsi yang akan menempuh rute ke kampungnya sana akan berangkat pada pukul tujuh pagi sehingga tidak lama lagi bisa dipastikan Laras akan segera keluar dari kediaman Pak RT ini dan akan berangkat menuju loket bus tersebut.

Benar saja dugaanku, tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • WARISAN ISTRIKU    Dua Belas

    WARISAN ISTRIKU (12)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)POV LARAS"Pak, ke bandara ya," ucapku saat taksi online yang kupesan sudah datang."Siap, Mbak. Mari." Driver taksi online membuka pintu samping mobilnya dan mempersilahkan aku masuk.Aku naik lalu duduk dengan perasaan lega. Akhirnya sebentar lagi aku akan pulang kampung juga sesuai rencana.Setelah pamit dan melambaikan tangan pada bapak dan ibu RT, taksi online yang kutumpangi pun melaju pelan meninggalkan kompleks perumahan yang selama ini aku tinggali bersama Mas Danu.Selamat tinggal pria pengkhianat! Aku akan pergi meninggalkalmu dan segera melupakanmu! Bisikku dalam hati."Mbak, coba lihat ke belakang, kayaknya ojol di belakang ngikutin kita ya?" tanya driver taksi tiba-tiba sembari mata si bapak melirik spion mobil dengan pandangan curiga.Aku pun ikut melirik lalu menoleh ke belakang untuk memastikan apa benar yang dikatakan driver taksi itu.Benar saja, di belakang kami terlihat sebuah arm

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • WARISAN ISTRIKU    Tiga Belas

    WARISAN ISTRIKU (13)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)"Begini, Pak, Bu. Laras dan Mas Danu sudah nggak bersama lagi. Mas Danu sudah menjatuhkan talak tiga pada Laras, tapi ibu dan bapak jangan sedih, karena Laras sendiri juga sudah ikhlas menerima takdir ini. Mas Danu sudah mengkhianati Laras, Bu dan Laras tidak bisa menerima hal itu. Maafkan Laras, tapi insyaallah Laras tidak apa-apa jadi janda dari pada hidup menderita diduakan suami," ucapku menjelaskan dengan kepala menunduk. Bagaimanapun ada rasa malu karena telah mengecewakan hati kedua orang tua yang tentu tak ingin rumah tangga anaknya berantakan. Tapi mau bagaimana lagi, tak mungkin kuteruskan hidup bersama laki-laki pecundang seperti Mas Danu."Ya Allah Laras ... jadi ternyata gitu ceritanya makanya Danu nggak ikut ke sini bareng kamu? Ya sudah, kamu yang sabar ya, Nduk. Kalau sudah takdirnya begitu, mau diapakan lagi, kita ikhlas saja menerima. Tapi bagaimana ini, kita mau pindah ke mana kala

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • WARISAN ISTRIKU    Empat Belas

    WARISAN ISTRIKU (14)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)Laras tersenyum lebar saat akhirnya burung besi yang membawa ia bersama kedua orang tuanya mendarat juga di kota bertuah, Jambi.Buru-buru Laras memesan taksi online saat keluar dari bandara."Pak, ke hotel B* Lux**y hotel ya. Tapi sebelum ke sana, mampir dulu ke anjungan tunai mandiri. Saya mau ambil uang dulu," ucap Laras pada driver taksi yang langsung mengangguk setuju.Tadi, Pak Hananto, bapak Laras memang sudah menyerahkan kartu ATM miliknya yang berisikan uang ganti rugi dari perusahaan pada Laras untuk dikelola dan dipergunakan untuk membiayai kebutuhan mereka.Dan lelaki paruh baya itu menyerahkan segala sesuatunya pada sang putri tunggal karena percaya, di tangan Laras, uang itu pasti akan bisa dikelola dan dimanfaatkan dengan baik.Usai mengambil beberapa juta rupiah untuk membayar biaya menginap di hotel mewah yang ia tuju dan untuk makan, Laras pun melanjutkan perjalanan menuju hotel tuju

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • WARISAN ISTRIKU    Lima Belas

    WARISAN ISTRIKU (15)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)Laras memandang wanita berumur awal empat puluh di depannya dan lelaki paruh baya di sampingnya yang merupakan suami perempuan itu dengan pandangan menilai.Dua orang tersebut adalah pasangan suami istri yang direkomendasikan oleh sahabatnya Dina untuk bekerja di rumahnya, karena dulunya pernah bekerja pada salah satu keluarga Dina yang akhirnya terpaksa memberhentikan pasangan ART itu karena tak mampu lagi membayar gaji bulanan mereka efek pandemi Corona melanda negeri ini.Melihat pasangan itu, Laras tersenyum dan menganggukkan kepala. Perasaannya mengatakan pasangan suami istri itu orang baik dan cukup memenuhi kriterianya untuk bekerja di rumah ini. Jadi, tanpa ba-bi-bu lagi, ia langsung menerima mereka bekerja di rumah baru ibu bapaknya. Nama pasangan itu adalah Bude Darmi dan Pakde Kiswo. Anak-anak mereka sudah besar-besar dan sudah bekerja sendiri sehingga tidak ikut tinggal bersama kedua ora

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • WARISAN ISTRIKU    Enam Belas

    WARISAN ISTRIKU (16)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)Sepeninggal Dina, Laras meraih ponselnya lalu dengan memberanikan diri mencoba menelepon Dicky Prasetya, lelaki yang tempo hari satu pesawat dengannya dan berprofesi sebagai seorang pengacara tersebut.[Halo? Bicara dengan siapa ini?] tanya pria itu dari seberang.[Saya Laras, Pak. Kita ketemu di pesawat tempo hari.] terang Laras.[Oh, Laras. Ya, saya ingat. Ada apa, Ras? Gimana kabarnya? Masih di Jawa atau sudah kembali ke Jambi?][Sudah kembali, Pak. Dan saya mau minta bantuan hukum dari bapak, bisa?] lanjutnya lagi.[Oh, tentu saja bisa. Ada masalah hukum apa sebenarnya yang menimpa kamu, Laras?] tanya Dicky.[Hmm ... kalau saya jelaskan nanti setelah bertemu dengan anda gimana, Pak Dicky? Kalau di telepon begini rasanya kok kurang enak ya?] ragu Laras.[Oh, baik. Kalau begitu saya tunggu kamu di kantor saja ya? Tapi jangan terlalu formal begitu, Ras. Panggil saja saya Dicky, seperti kemarin. Oke,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • WARISAN ISTRIKU    Tujuh Belas

    WARISAN ISTRIKU (17)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)Dina sedang duduk di depan kantor pemasaran perumahan tempat ia bekerja saat seorang lelaki masuk dan langsung menghampirinya."Dina? Masih ingat sama aku nggak?" Laki-laki itu membuka mulutnya."Siapa ya?" tanya Dina dengan kening berkerut."Aku Danu, suami teman kerja kamu dulu, Laras. Ingat nggak?" Danu mencoba mengakrabkan diri."Laras? Tunggu ... iya aku ingat. Yang cantik, putih dan ramah itu kan? Di mana dia sekarang, Danu? Kok kalian nggak barengan? Salam ya nanti untuk dia," ucap Dina sambil tersenyum lebar. Pura-pura tidak kenal lagi dengan Laras.Mendengar perkataan Dina, Danu tersenyum kecut. Ditelannya ludah untuk membasahi tenggorokan yang tiba-tiba terasa kering.Maksud hati menemui gadis ini untuk bertanya soal Laras, malah Dina minta disampaikan salam pada istri yang sekarang tak tahu lagi di mana rimbanya itu."Hmm ... apa selama ini kamu nggak pernah ketemu Laras ya, Din?" tanya Dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • WARISAN ISTRIKU    Delapan Belas

    WARISAN ISTRIKU (18)Danu melangkahkan kakinya menuju gedung pengadilan agama dengan langkah kaki lebar.Hatinya sudah tak sabar ingin segera bertemu dengan Laras.Sidang kali ini boleh saja perempuan itu hadir dan merasa di atas angin, pikirnya. Tapi tunggu saja setelah ini, Laras pasti tak akan berdaya di bawah ancamannya, ucap Danu penuh percaya diri pada dirinya sendiri.Laki-laki itu kemudian mendekati meja petugas pendaftaran lalu mengabsenkan diri di sana, menyatakan jika dirinya sudah datang menghadiri sidang. Setelah itu ia duduk di ruang tunggu dan mulai mengamati keadaan sekitar. Hmm ... sepertinya Laras belum datang. Di kolom nama penggugat, nama itu masih kosong, belum diisi.Ia pun kemudian meneruskan duduk menunggu hingga tiba-tiba sudut matanya menangkap kedatangan seorang lelaki tampan dengan pakaian rapi dan tas kerja terjinjing di tangannya melangkah penuh percaya diri menuju meja pendaftaran.Begitu berhadapan dengan petugas pengadilan agama, keduanya langsung ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • WARISAN ISTRIKU    Sembilan Belas

    WARISAN ISTRIKU (19)"Gimana, Dick sidangnya? Lancar?" tanya Laras yang menunggu Dicky di depan kantor lelaki itu saat lelaki itu tiba.Dicky mengangguk singkat lalu berjalan cepat mendahului Laras masuk ke dalam ruang kerjanya."Kamu yakin sudah jujur sama saya, Ras?" tanya lelaki itu tiba-tiba.Laras mengernyitkan keningnya. Tak mengerti maksud pertanyaan Dicky."Maksud kamu?""Ada yang kamu sembunyikan dari saya." Dicky menatapnya tajam. "Tadi, saya bicara sama Danu dan dia cerita soal uang pemberian orang tua yang kamu dapatkan yang jumlahnya tidak main-main. Sepuluh miliar rupiah, benar?"Laras mengangguk."Benar, tapi masalahnya apa kamu bilang aku nggak jujur?" Laras bertanya bingung."Uang sepuluh miliar itu bukan jumlah yang sedikit. Saya nggak ingin tahu dari mana, kamu atau orang tuamu mendapatkan uang itu, tapi kamu perlu tahu kalau di luar sana banyak sekali orang yang sedang kesulitan keuangan. Apalagi kamu pasti tahu persis kalau saat ini ada laki-laki yang tahu jika k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • WARISAN ISTRIKU    Empat Puluh Lima (ENDING)

    WARISAN ISTRIKU (45)"Gimana, Pak? Apa kata Pak Susanto? Apa beliau bersedia aku menjadi donor ginjal beliau?" tanya Danu saat Pak Harisman masuk ke dalam rumah usai mengunjungi Pak Susanto yang katanya saat ini tengah berada di rumah sakit, menunggu pendonor yang bersedia mendonorkan ginjal untuknya.Pak Harisman tersenyum kecut lalu menghembuskan nafasnya."Beliau mau sih, Nu. Cuma Bapak salah dengar. Bapak kira dia mau ngasih lima ratus juta untuk yang bersedia donor ginjal buat dia, tapi ternyata cuma lima puluh juta.""Kalau cuma lima puluh juta, buat apa, Nu? Rugi! Ginjal tinggal satu, kamu pasti sudah nggak bisa kerja berat lagi. Mana kata dokter, habis donor, harus benar benar jaga kesehatan. Gimana mau jaga kesehatan, kalau hidup kita morat marit, Nu?""Jadi kalau menurut Bapak sih nggak usahlah, Nu. Mending kita jualan es di pinggir jalan aja dari pada donor ginjal. Berat konsekuensinya. Cuma masalahnya kita nggak punya modal buat jualan. Yang nggak perlu modal cuma ngemis a

  • WARISAN ISTRIKU    Empat Puluh Empat

    WARISAN ISTRIKU (44)"Cie ... ini ya calon istri Mas Dicky? Wah cantik banget, Mas ... calonnya ... kapan nih diresmikan?" ujar seorang gadis muda berusia dua puluh tahunan yang ada di hadapan Dicky dan Laras saat laki laki itu memperkenalkan Laras pada keluarga besarnya yang tengah berkumpul di meja tamu pada acara pesta pernikahan mewah yang diselenggarakan oleh sepupu Dicky di sebuah hotel bintang lima tersebut.Mendengar perkataan gadis muda itu, yang lain pun ikut menimpali dengan nada menggoda."Iya, nih. Kapan dihalalkan? Udahan dong jomblonya. Udah kaya juga. Perusahaan udah dua. Kantor pengacara laris job. Aset ada di mana mana. Rumah, mobil, tabungan, semua ada. Tunggu apalagi, Mas Dicky? Mau nyari apa lagi? Emang nggak pengen kayak Mahesa tuh yang akhirnya nikah juga setelah sekian lama jomblo?" sambut yang lain pula hingga membuat baik Dicky mau pun Laras merah mukanya karena menahan jengah."Apa sih, Rasty! Laras ini cuma teman. Nggak usah menggoda deh. Nanti dia nggak ma

  • WARISAN ISTRIKU    Empat Puluh Tiga

    WARISAN ISTRIKU (43)Bu Risma menatap putrinya saat Laras tengah mengerjakan laporan keuangan usaha miliknya sembari menyantap sarapan pagi dengan wajah terlihat lelah. Betapa dia melihat putrinya itu telah bekerja keras membanting tulang sedemikian rupa demi kemajuan usaha minimarket miliknya, sehingga hari harinya begitu sibuk dan melelahkan.Ah, andai saja Laras memiliki suami, yang tentu saja sifat dan tindak tanduknya tak seperti Danu, mantan menantunya kemarin, Laras pasti tak perlu secapek ini mengerjakan semuanya sendirian.Sekarang meski pun ada Dicky dan Reno yang tak pernah lepas membantu putrinya itu membangun dan membesarkan usaha, akan tetapi tetap saja beda bila Laras didampingi oleh seorang suami, yang berada di depan menghandle semuanya.Berpikir begitu, Bu Risma pun akhirnya membuka mulutnya, berusaha mengajak Laras bicara soal mencari pendamping hidup yang baru."Ras ... hmm ... apa kamu belum berpikir untuk ... untuk mencari pengganti Danu, Ras? Sekarang kamu kan s

  • WARISAN ISTRIKU    Empat Puluh Dua

    WARISAN ISTRIKU (42)Laras sendiri usai menjawab pertanyaan Ibunya, lantas membuka ponselnya yang bergetar menandakan ada pemberitahuan baru pada akun media sosialnya. Sepertinya itu adalah notifikasi pesan what's app yang baru saja masuk. Dia pun buru buru membuka aplikasi hijau dalam ponselnya tersebut dan sedikit terkejut membaca pesan baru dari Dicky.[Ras, siang ini kamu sibuk nggak? Hmm ... kalau nggak sibuk, bisa temenin aku menghadiri acara pesta pernikahan sepupuku nggak?][Biasanya sih aku pergi sendiri. Tapi kali ini nggak tahu, kok rasanya pengen ngajak kamu sebagai teman ya.][Tapi kalau kamu sibuk, nggak apa apa kok aku pergi sendiri saja.] tulis Dicky di kolom obrolan.Untuk sesaat Laras dilanda bingung. Haruskah dia menerima permintaan Dicky tersebut atau tidak. Bukankah lazimnya seorang laki laki akan mengajak pasangannya untuk hadir di acara pesta seperti itu? Apalagi ini pesta pernikahan keluarga dekatnya. Apa Dicky tak punya teman spesial atau calon istri yang bisa

  • WARISAN ISTRIKU    Empat Puluh Satu

    WARISAN ISTRIKU (41)Bu Risma menatap putrinya saat Laras tengah mengerjakan laporan keuangan usaha miliknya sembari menyantap sarapan pagi dengan wajah terlihat lelah. Betapa dia melihat putrinya itu telah bekerja keras membanting tulang sedemikian rupa demi kemajuan usaha minimarket miliknya, sehingga hari harinya begitu sibuk dan melelahkan.Ah, andai saja Laras memiliki suami, yang tentu saja sifat dan tindak tanduknya tak seperti Danu, mantan menantunya kemarin, Laras pasti tak perlu secapek ini mengerjakan semuanya sendirian.Sekarang meski pun ada Dicky dan Reno yang tak pernah lepas membantu putrinya itu membangun dan membesarkan usaha, akan tetapi tetap saja beda bila Laras didampingi oleh seorang suami, yang berada di depan menghandle semuanya.Berpikir begitu, Bu Risma pun akhirnya membuka mulutnya, berusaha mengajak Laras bicara soal mencari pendamping hidup yang baru."Ras ... hmm ... apa kamu belum berpikir untuk ... untuk mencari pengganti Danu, Ras? Sekarang kamu kan s

  • WARISAN ISTRIKU    Empat Puluh

    WARISAN ISTRIKU (40)Namun, Yuni yang masih dikuasai oleh amarah, menepis kasar tangan Danu yang berusaha meraih tangannya dan menyentaknya dengan keras."Jangan sentuh aku, Danu! Aku bilang aku nggak sudi memaafkan kamu lagi! Jadi sekarang juga silahkan pergi dari rumah ini karena aku nggak akan pernah lagi memberikan kamu kesempatan kedua! Tidak!" "Sekarang juga, pergi kamu dari sini, Danu! Rudy, tolong bantu paman kamu ini bawa tasnya lagi masuk mobil biar dia bisa balik ke rumah orang tuanya lagi!" seru Yuni pada keponakannya yang berada di dalam toko yang buru buru keluar saat Yuni memanggilnya.Tas itu pun dimasukkan Rudy ke dalam taksi online kembali lalu setelah itu mendorong tubuh Danu supaya mengikuti juga masuk ke dalam mobil."Ayo, Paman masuk ke dalam mobil. Jangan ganggu Tante aku lagi kalau nggak mau berurusan sama aku!" ujar Rudy pula dengan nada mengancam dan tegas yang membuat Danu mau tak mau akhirnya masuk ke dalam mobil juga karena enggan berurusan dengan Rudy ap

  • WARISAN ISTRIKU    Tiga Puluh Sembilan

    WARISAN ISTRIKU (39)"Nak Danu, kabari kami kalau Nak Danu berhasil menemukan Johnny ya, Nak. Katakan padanya kalau Ibu dan Bapak sudah kangen sekali dan begitu khawatir dia kabur dari rumah sakit jiwa.""Tolong kami Nak Danu. Kami bingung mau mencari Johnny ke mana lagi sekarang ini. Kami sudah tua. Kendaraan pun tak ada. Sulit bagi kami melanjutkan mencari Johnny karena semua itu butuh biaya, Nak. Mau makan saja sulit, apalagi mau mencarinya.""Makanya kalau Nak Danu betul betul ingin mencari Johnny dan berhasil menemukannya, tolong suruh dia pulang dan mengembalikan mobil milik pihak rumah sakit jiwa yang dia bawa kabur ya, Nak. Tolong kami, Nak. Bantuan Nak Danu tak akan pernah kami lupakan kalau Nak Danu berhasil menemukan Johnny," ujar Ibu Johnny dengan penuh harap.Mendengar perkataan Ibu Johnny tersebut, Danu tersenyum getir. Mencari Johnny? Nggak salah? Buat apa lagi dia mencari teman lamanya itu kalau ternyata Johny adalah seorang ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) dan bukann

  • WARISAN ISTRIKU    Tiga Puluh Delapan

    WARISAN ISTRIKU (38)"Siapa? Dan ada perlu apa datang kemari?" tanya perempuan tua yang dikenal Danu sebagai ibunya Johnny itu menyapanya.Danu memaksakan senyumnya lalu menjawab."Saya Danu, Bu. Temannya Johnny. Apa Johnny ada dan masih tinggal di sini, Bu? Pak?" jawab Danu sambil mengulurkan tangannya dan masuk ke dalam rumah saat ibu Johnny mempersilahkan dirinya untuk masuk ke dalam rumah.Mendengar perkataannya, tampak jelas kedua orang tua Johnny terkejut hingga kedua bola matanya menganga."Johnny? Kamu kenal anak saya?" tanya ibu Johnny dengan nada kaget. Begitu pun sang bapak yang ikut ikutan terkejut.Danu menganggukkan kepalanya lalu kembali membuka suaranya."Benar, Bu, Pak saya temannya Johnny. Teman saat SMA dulu. Tadi pagi saya ketemu dia di sebuah warung dan dia memberikan saya sebuah kartu nama yang bisa dihubungi kalau saya butuh bantuan katanya.""Tapi barusan saya telpon telpon kok nomor teleponnya tidak tersambung sehingga akhirnya saya datang ke sini karena seing

  • WARISAN ISTRIKU    Tiga Puluh Tujuh

    WARISAN ISTRIKU (37)"Bodoh sekali kalau aku mau lama lama jadi kacung gratis kamu! Sampai mati hidupku akan begini begini aja! Nggak! Aku nggak sudi! Aku masih punya kesempatan dan masa depan kok, Yun! Nggak mungkin aku korbankan hidup selamanya menjadi pelayan gratis toko kamu ini!""Aku pergi sekarang! Ingat jangan pernah mengiba dan minta balikan kalau aku jadi orang kaya nanti karena aku nggak bakalan mau menerima kamu lagi! Oke! Aku akan kembali pada Laras dan jadi pasangan serasi sebagai pengusaha kaya raya yang akan menjadi dambaan setiap orang di negeri ini! Dengar itu!" jawab Danu masih dengan nada pongah sambil mengambil tas nya dengan kasar lalu dengan kasar pula meninggalkan kediaman Yuni yang hanya mampu menatap kepergian suaminya itu dengan seringai sinis di bibirnya.*****Keluar dari rumah Yuni, Danu segera memesan sebuah taksi online. Dia minta diantarkan menuju sebuah alamat yang rasanya masih dia ingat.Dulu saat masih sekolah bersama sama dengan Johnny, temannya i

DMCA.com Protection Status