Setelah berpikir matang, Mela yang tidak jadi bekerja di sebuah kafe tidak jauh dari kantor tempat Sasa bekerja, karena lowongan kerja itu sudah terisi dengan orang lain, setelah Mela mengalami kecelakaan.Mela akhirnya menerima tawaran dari Vian, bekerja di perusahaan dimana kakak tirinya itu bekerja, untuk menjadi sekretaris pengganti pemilik perusahaan yang akan cuti melahirkan.Meskipun Mela menyadari jika dirinya tidak sama sekali memiliki pengalaman bekerja sebagai sekretaris.Tapi Vian yang bekerja menjadi top manager di perusahaan tersebut, mau membimbing Mela untuk menjadi sekretaris yang handal.Terlebih lagi sekretaris yang lama juga belum cuti, dan masih bisa mengajari Mela.Mela diam terpaku di tempatnya, setelah masuk ke dalam ruang kerja pemilik perusahaan dimana ia akan menjadi sekretarisnya.Karena ternyata pemilik perusahaan tersebut adalah pria yang telah menghabiskan malam dengannya."Pak, apa Bapak sudah mengenal sekretaris baru ini?" tanya Nadin pada Nick.Setel
Sepertinya Mela membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengenal pekerjaan barunya tersebut.Pasalnya sudah sejak tadi Nadin memberi tahu apa saja pekerjaannya, hanya sepuluh persen yang masuk ke dalam otak Mela.Nadin menepuk bahu Mela ketika keduanya sudah duduk di kursi kerjanya, setelah Nadin menunjukkan ruang rapat di kantor tersebut.Karena ruangan itu adalah ruangan yang sering Nadin habiskan, untuk mengatur jadwal rapat Nick yang rutin di lalukan."Sabar, belum ada sehari kamu bekerja. Wajar jika kamu belum menguasai semuanya," ujar Nadin menyemangati Mela"Tapi mending, kamu sudah tahu sedikit apa yang haru kamu lakukan, dulu saat aku baru bekerja disini, sebulan aku baru paham,"Mela hanya mengangguk sambil mengukir senyum."Oh ya Mel, sebelumnya kamu bekerja dimana?"Mendengar pertanyaan Nadin, Mela pun menoleh padanya. "Belum pernah bekerja," bohong Mela, tidak mungkin ia akan mengatakan jika sebelumnya jadi wanita penghibur."Aku tahu, pasti pak Vian melarang kamu bekerja
Benar saja, akhirnya Mela yang mengendarai mobil ke lokasi dimana Nick akan menemui klien barunya.Tentu saja Mela terus bertanya-tanya dalam benaknya, mana mungkin Nick tidak bisa mengendarai mobil, yang terdengar begitu mustahil baginya.Namun, Mela enggan untuk menanyakan dengan detail mengenai hal tersebut pada Nick, dimana atasannya itu duduk di kursi belakang.Dan kali ini Mela benar-benar menjadi seorang supir.Sesekali Mela menatap jok belakang dari kaca spion dalam, dimana Nick duduk Dan Nick sedang fokus menatap layar tablet, untuk melihat berkas yang tadi Mela siapkan sebelum pergi menemui kliennya.Wangi, tubuh proposional, tampan, berkharisma, itu yang Mela lihat dari Nick.Bukan hanya itu, tapi Mela mengingat lagi betapa perkasanya pria tersebut diatas ranjang, dan baru malam itu Mela merasakan nikmat yang sungguh luar biasa, saat melakukan hubungan badan.Mela kembali fokus ke jalanan yang dilaluinya, ketika tatapannya bertemu dengan tatapan Nick dari kaca spion."Baru
"Menyesal aku, pernah mencari keberadaanmu kesana kemari, dan ingin bertanggung jawab atas kehamilan kamu waktu itu, aku yakin bayi itu bukan hanya bayiku." celetuk Nick. Entah mengapa melihat Mela dan juga Tuan Wili barusan, membuat Nick kesal, karena ia menganggap Mela sudah berubah, tapi nyatanya, baru saja kedua mata Nick di suguhi pemandangan yang di luar dugaan."Dasar wanita murahan!" seru Nick penuh penekanan.Mela tidak ingin menanggapi ucapan dari Nick, dan hanya mengepalkan kedua telapak tangannya untuk meredam emosi.Susah payah Mela menghindar dari dunia malam, tapi masih saja mendengar hinaan. Dan hinaan itu keluar dari bibir pria yang pernah mencicipi tubuhnya, bukan itu saja, pria tersebut sekarang adalah atasan di tempatnya bekerja."Aku ingatkan sekali lagi padamu! Ini masih jam kerja, jadi jangan menjadi wanita murahan pada klien baruku, mengerti! Dasar murahan!"Kesal Nick kembali menekankan kata murahan, meskipun kenyataannya seperti itu.Mela yang sedari tadi e
Tatapan tajam dari sang atasan menyambut kedatangan Mela, padahal ia sampai kantor sepuluh menit sebelum jam kerjanya di mulai.Dengan malas Mela mendekati meja kerja dimana Nick masih menatapnya dengan tajam."Ada yang bisa aku bantu Pak?" tanya Mela santai."Ini sudah jam berapa hah?!""Jam sembilan Pak," jawab Mela, sambil menatap jam yang terpasang di dinding tepat di belakang kursi yang sedang Nick duduki."Dan kamu sudah telat satu jam, paham!"Mela menautkan keningnya. "Telat? Yang benar saja Pak, jam kerjaku mulai pukul sembilan, dan sekarang baru jam sembilan, dari mana aku bisa telat. Yang benar saja." Mela tidak terima jika di bilang telat oleh Nick.Nick mengangkat sebelah alisnya, dengan tatapan tidak lepas dari wajah Mela. "Siapa bilang jam kerjamu pukul sembilan?"Mela terdiam sejenak, memang sih dirinya belum di beri tahu jam kerjanya mulai pukul berapa.Tapi Vian, yang bekerja di kantor yang sama. Jam kerjanya mulai dari pukul sembilan pagi."Kenapa tidak di jawab hah
"Taruh kopi itu di meja!" perintah Nick yang sudah menghentikan langkah Mela.Tentu saja, perintahnya tidak dihiraukan oleh Mela, yang memilih melangkahkan kakinya kembali, dan keluar dari dalam ruangan tersebut.Untuk apa mengikuti perintah atasannya tersebut, yang sudah seperti binatang. Tidak tahu malu bercinta di sembarang tempat, dan di lihat orang.Meskipun Mela sadar, ia dulu sama saja. Seperti binatang, bercinta dengan pria tanpa ikatan, dan hanya demi uang. Tapi dirinya melakukan buka di tempat umum seperti atasannya tersebut.Setelah memastikan Mela keluar dari dalam ruang kerjanya. Nick mengangkat paksa tubuh Valen sang istri, yang masih berada di atas tubuhnya."Sayang, ada apa? Kita baru mulai?" tanya Valen bingung.Belum lama Nick memintanya untuk bercinta, tapi baru juga senjata sang suami masuk, setelah susah payah Valen bangunkan.Sekarang Nick malah melepas paksa senjatanya. Lalu beranjak dari duduknya, dan mengenakan celananya kembali.Tentu saja hal tersebut membua
FlashbackSeperti biasa, setelah mendapati sang kekasih yang sangat dicintainya selingkuh dengan pria lain.Membuat Nick menjadi playboy kelas kakap, bukan hanya di kampus tempatnya menembah ilmu, tapi juga di kantor tempatnya belajar untuk memegang perusahaan keluarga miliknya.Hampir setiap hari pria tersebut gonta ganti wanita tanpa ada status.Dan Nick lakukan hanya ingin melupakan sang mantan yang masih memenuhi otaknya hingga detik ini juga.Pak Johan yang di suruh olah mami Julia mengawasi sang putra dua puluh empat jam. Selalu di buat naik darah oleh perilaku Nick, yang benar-benar arogan.Di kantor, saat harus mempelajari pekerjaan, yang ada Nick selalu membawa wanita yang berbeda setiap hari, dan bercumbu tanpa peduli dengan nasihat Pak Johan.Nick mendengus kesal, saat ia sedang bercumbu dengan wanita yang berada di atas pangkuannya. Pak Johan tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya."Pak, bisa kan, sekali saja jangan mengganggu kesenanganku!" kesal Nick.Dan kembali bercumbu
Malam ini Nick benar-benar menikmati gadis yang sudah ia bayar dengan mahal. Berbeda dengan malam-malam dimana ia menghabiskan malam bersama wanita penghibur.Karena hanya tiga puluh persen Nick menikmati wanita itu, selebihnya wanita itulah yang menikmati tubuhnya.Tapi berbeda dengan malam ini, seratus persen Nick menikmati gadis tersebut yang tidak banyak bergerak, tapi Nick yang terus bergerak mengendalikan gadis tersebut. Dan permainan seperti ini yang Nick sukai.Nick menjatuhkan tubuhnya di samping gadis tersebut yang masih terbaring diatas ranjang kamar hotel dimana keduanya berada.Setelah tubuhnya tidak berdaya lagi, karena bertubi-tubi Nick merasakan kenikmatan yang luar biasa.Ponsel di kantong celana Nick yang berada di lantai terus berdering.Membuat Nick yang masih menikmati sisa-sisa kenikmatan, langsung mengumpat. "Sialan!"Nick mengabaikan suara dari dering ponselnya, memilih menoleh pada gadis yang ada di sampingnya.Nick, refleks menarik selimut untuk menutupi tubu