Fatih tersenyum penuh kepuasan membaca pesan dari Eka. Angannya kembali membayangkan dirinya akan hidup bahagia bersama Eka dan juga Nayra. "Eka, Nayra, aku sudah tidak sabar untuk hidup bahagia bertiga bersama kalian. Aku akan menebus semua kesalahanku pada kalian dulu. Semoga aku masih ada kesempatan untuk membuat kalian bahagia. Aku berjanji untuk itu."***"Kamu kenapa, Mas, kok ngelamun? Ada masalah?" tanya Kinan saat mendapati suaminya tengah melamun di depan televisi. "Eh, Sayang. Sudah selesai nyuci bajunya?""Sudah, Mas. Kalau belum gak mungkin dong aku di sini.""Hahaha kamu bisa aja sih." Andra mencubit gemas hidung Kinan sehingga membuat wanita itu merengut. "Sakit tau, Mas. Jangan begini ah.""Habisnya Mas gemes sih sama hidung kamu yang minimalis ini. Pasti kalau punya anak bakal lucu drh punya hidung minimalis juga.""Eh ya jangan dong. Masa hidung minmalisku diikutin juga sih. Kan maunya mancung kayak kamu gitu.""Hahaha iya deh semau kamu aja gimana enaknya.""Eh t
"Kamrin sih dia udah chat aku katanya udah berhasil, Pa. Menurut Papa gimana? Sepertinya Mas Fatih memang serius deh. Apa menurut Papa begitu juga?""Yang Papa lihat sepertinya memang begitu. Yah Papa sih kembalikan lagi ke kamu. Tanyakan pada hatimu. Apakah kami masih mencintainya atau kah tidak. Tapi yang Papa lihat kamu masih sangat mencintainya iya kan?" Eka tersenyum simpul. Bahkan, kedua pipinya memerah merona akibat ucapan Pak Hendri. "Sudahlah tidak usah malu-malu seperti itu. Papa sangat laham apa yang kamu pikirkan. Memang tidaklah mudah memaafkan kesalahan yang sudah diperbuat suami kamu. Tapi, ingat lah kita ini hanyalah hamba yang kecil di hadapan Tuhan. Sedangkan Tuhan saja yang begitu besar dan agung bisa memaafkan kesalahan-kesalahan umatnya masa kita sebagai manusia tidak bisa? Yang terpenting kita lihat dulu Fatih benar-benar berubah atau tidak. Kita lihat saat dia gajian nanti bisa gak dia berikan kamu uang nafkah untuk Nayra. Karena bagaimanapun Nayra itu tanggun
"Itu Mbak, Bu Nuri mah udah lama pergi dari rumah itu. Sejak anaknya si Fatih itu menikah lagi sama orang kaya dan mereka pindah ke rumah baru mereka.""Apa? Mas Fatih menikah lagi? Sama siapa?""Iya Mbak, Fatih sudah nikah lagi. Mas sama Mbak Kinan emang nggak tau?" Kinan menggeleng menjawab ucapan Bu Juleha. "Kira-kira menikah sama siapa dan mereka pindah kemana, Bu?""Saya benar-benar nggak tau Mbak Kinan. Waktu itu sih sekali aja Bu Nuri ngajak menantu baru nya itu ke sini buat jemput dia. Dia juga janji katanya nanti kalau arisan bakal ngundang kita ke rumah menantu barunya. Tapi ya belum terlaksana jadi gak tau, Mbak," jawab Bu Juleha. "Ya sudah kalau gitu saya dan suami saya permisi ya, Bu. Sebelumnya terima kasih karena sudah memberi info." "Sama-sama, Mbak." Andra dan Kinan pun pergi meninggalkan rumah Bu Nuri kembali menaiki motor mereka yang mereka parkirkan di halaman rumah kontrakan Bu Nuri. Selama di perjalanan, Andra merasa gelisah. Ia teramat khawatir dengan Ibunya
"Ya sudah, ayo Mas buruan jalan lagi. Keburu malam ntar. Jauh gak kira-kira?""Enggak terlalu sih. Paling cuma lima belas menitan kalau dari sini.""Yaudah yuk kita gass lagi."Andra mengangguk, ia lalu tancap gas menuju rumah Eka. Andra harap-harap cemas, khawatir Eka tak tau kemana Ibunya pergi. ****Dua puluh menit waktu tempuh perjalanan Kinan dan Andra dikarenakan jalanan yang sedikit padat membuat pergerakan motor mereka melambat. Akhirnya Kinan dan Andra sampai juga di depan rumah besar bercat putih itu. Kinan sedikit terperangah karena ia juga baru tau kalau Eka ternyata orang berada. Dia mengira Eka itu hanya keluarga sederhana mengingat perlakuannya dulu yang sangat benalu pada Kinan. Namun, kini rumah besar yang ada di hadapannya seolah-olah menepis pikiran itu. Andra bergegas memencet bel yang ada di depannya sekarang ini. Ting. Nong. Andra dan Kinan menunggu cukup lama hingga akhirnya kedua orang itu melihat ada perempuan paruh baya berjalan mendekat ke arah mereka
"Berarti Ibu sama Mas Fatih tinggal bareng Selena?"Eka mengangguk menjawab pertanyaan Andra. "Mbak atas nama Mas Fatih, aku minta maaf ya Mbak.""Nggak apa Ndra, memang awalnya Mbak yang salah. Mungkin ini senjata makan tuan.""Kalu gitu, kita pamit dulu ya Mbak.""Iya, kalian hati-hati ya. Kamu tau kan harus mencari mereka di mana? Masih ingat kan Ndra showroom nya Selena? ""Iya aku masih ingat Mbak. Kalau gitu, aku permisi ya."Andra dan Kinan akhirnya meninggalkan kediaman Eka. Ia bergegas menuju showroom milik Selena. ***Menempuh perjalanan selama dua puluh lima menit akhirnya Kinan dan Andra sampai di showroom milik Selena. Yah, meski hanya sekali Andra masih sangat mengingatnya karena hal itu yang paling berkesan buruk dalam ingatannya. "Yuk kita sudah sampai.""Eh tunggu, Mas. Itu showroom siapa? Punya Selena jiga?" tanya Kinan sembari menunjuk showroom yang ada di sebelah punya Selena. Lebih tepatnya milik Eka. "Gak tau Mas juga. soalnya dulu pas ke sini belum ada itu
"Ya salah sendiri kan resiko ditanggung sendiri. Lagian apa sih yang Mas lihat dari Selena? Cantik juga cantikan Mbak Eka. Yah meski dulu dia gendut tapi nyatanya sekarang dia berubah menjadi sedikit lebih langsing. Makanya, Mas, kerja yang benar. Aki sendiri juga dulu pernah melakukan kesalahan tapi aku tidak sampai berkhianat pada Kinan. Harga diri laki-laki itu dengan bekerja. Dengan begitu kita tidak akan diremehkan istri. Apa lagi modelan istrinya seperti Selena. Padahal yang kulihat Eka itu cinta mati lhi sama Mas. Yah biar pun kalau dilihat dia modelannya kayak yang cuek dan seperti itu tapi pada kenyataannya dia setia kan sama Mas yang pengangguran." Meski apa yang diucapkan Andra bisa memicu pertengkaran tapi Fatih sadar kalau yang diucapkan adiknya itu memang kenyataan. Namun, untuk menanggapinya seolah-olah Fatih enggan. Dia hanya bisa tersenyum getir. "Eh betewe kamu ada apa nyari aku sama Ibu?" tanya Fatih berusaha mengalihkan pembicaraan. "Emm aku hanya rindu sama ka
"Mas Andra? Kamu kok tau rumahku? Kamu pasti ke sini karena kangen sama aku kan? Iya kan, Mas? Ah … aku ini memang ngangenin banget tau. Ya ampun kok sama sih aku juga merindukanmu tau, Mas." Selena gemas melihat kehadiran Andra di rumahnya terlebih lagi sudah lama sebenarnya dia merindukan pria tampan itu. Selena begitu terpana akan sosok Andra yang lebih ganteng dan gagah daripada Fatih. Ditambah lagi sekarang Andra jauh lebih mapan ketimbang Fatih. Siapa pun wanita pasti akan terpesona dengan pria seperti itu terlebih lagi jika mapan. Tidak ada wanita yang sejatinya ingin diajak hidup susah. Namun, satu kata yang membuatnya rela demikian yakni, cinta. Selena pun duduk di sebelah Andra dan bergelayut manja. Ia sama sekali tak melihat kehadiran Kinan. Andra yang risih dengan kehadiran Selena yang bergayut di tangannya pun menepis tubuhnya agar menjauh dari Andra. "Heh, ngapain sih kamu. Pergi sana, risih tau nggak!" Andra geli saat Selena berusaha menggoda dirinya. Akan tetapi, Sel
"Keterlaluan kamu Selena!" Fatih terlihat marah. Tepatnya marah yang dibuat-buat. Ia berakting sungguh-sungguh agar Selena percaya kalau Fatih benar-benar marah dan cemburu. "Mas sumpah, ini nggak seperti yang kamu lihat Mas."Selena menggelengkan kepala, ia mengelak apa yang sudah terlihat oleh Fatih. "Sudahlah Sel, aku sudah melihat semuanya kok. Kalau kamu udah nggak suka aku, kembalikan aku kepada Ibuku. Bukan dengan cara kamu menggoda adikku seperti itu. Kamu kan masih punya suami Sel, juga Andra masih mempunyai istri. Lihat lah, apa kau tak melihat Kinan di sebelah Andra?" Fatih pura-pura merajuk. "Mas jangan gitu dong Mas, aku bakal lakuin apa pun asal kamu nggak ninggalin aku Mas." Selena merayu Fatih agar Fatih tak meninggalkannya. "Benar seperti itu? Kamu akan lakukan apa pun biar aku gak marah?" Selena mengangguk dengan cepat. "Iya, Mas. Aku akan lakukan apa pun. Ya maaf kalau tsdi aku begitu aku cuma bercanda aja yah sekalian ngetes Mas Andra.""Maksudnya?" tanya Ki
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUHari yang dinanti-nantikan oleh semua orang pun tiba. Kinan berkali-kali melihat jam, memastikan kapan waktu yang tepat baginya untuk menyuruh semua orang yang sedang sarapan itu untuk berkemas.Di sisi lain, dia tidak sabar untuk segera melihat orang-orang itu bergegas berangkat, tapi di sisi lainnya, Kinan tidak enak hati untuk membuat semuanya jadi tidak bisa menikmati makanannya.Andra yang peka terhadap air muka istrinya yang cemas itu pun menyudahi acara makannya dan mencuci kedua tangannya. "Sayang?" panggil pria tampan itu sambil meletakkan kedua tangannya di bahu Kinan dari belakang."Eh?!" respon Kinan terkejut. "Maaf udah ngagetin kamu, ya," ucap Andra. Kinan membalik badannya dan menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. "Nggak apa-apa, kok," ucap perempuan itu lirih "Nggak apa-apa kok keliatan cemas gitu? Kenapa, Sayang?" tanya Andra dengan penuh kesabaran.Sebenarnya, dari gerak-gerik sang istri, Andra itu sudah tahu bahwa pasti Kinan seda
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUWajah Selena begitu geram. Digelandang masuk ke dalam mobil polisi bersama dengan dua orang yang membuatnya naik pitam itu rasanya seperti disuruh memakan makanan kotor yang ingin segera dimuntahkan keluar sampai habis.Sejak dikawal menuju ke mobil polisi, Selena terus memperhatikan dua mobil polisi yang berada di belakang.Dia melihat Fredy yang memasuki satu mobil polisi dan Jane memasuki satu mobil lainnya. Di dalam mobil, baik Jane maupun Fredy diapit oleh dua orang petugas kepolisian di kanan dan kiri mereka. "Masuk Nyonya! Kami tidak mau bertindak kasar pada anda. Jadi tolong bersikap kooperatif pada kami."Seorang anggota kepolisian yang berdiri di belakangnya dan sedang memperhatikannya dengan tatapan kesal tampak mulai kehilangan kesabarannya melihat Selena yang berdiri di depan pintu mobil sejak tadi sambil memperhatikan dua mobil polisi lainnya yang juga membawa dua orang yang telah menimbulkan keributan tadi, tanpa berniat untuk masuk ke dala
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUKeesokan harinya, Fatih berniat mengajak Andra untuk pergi ke showroomnya guna mewujudkan apa saja yang telah mereka bahas kemarin malam. Kebetulan dia juga sudah membuat janji dengan salah satu supplier truck yang menyediakan jasa modifikasi food truck.Eka yang mendengar obrolan keduanya pun segera berjalan menyambangi Fatih dan Andra untuk kemudian kembali mengutarakan keinginan yang tiba-tiba terlintas di pikiran."Boleh aku ikut membahasnya bersama dengan kalian?" tanya Eka sedikit basa-basi. Fatih dan Andra pun bersamaan menoleh akibat kedatangan Eka yang menurut mereka begitu tiba-tiba."Memang sudah seharusnya seperti itu, kan?" balas Fatih seraya tersenyum dan menggeleng pelan dengan pertanyaan aneh sang istri."Sepertinya nanti kami sangat butuh saran-saran lain darimu," jawab Andra yang juga tak luput dengan senyumannya."Aku juga mau ikut!" seru Kinan yang juga baru saja datang. Andra yang mendengar itu pun menaikkan sebelah alisnya sekilas."Ak
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSepasang mata itu mulai menyipit, memandang ke arah sepasang pria yang begitu ia kenal dengan baik tengah berduaan.Kerutan pada kening Selena bahkan mulai bermunculan ...."F-fredi?? S-siapa yang duduk dengannya??"Seketika, rasa sesak di dadanya kian hebat, debaran jantungnya kini berdetak tak karuan, amarah yang kian mencuat bahkan tangan terkepal sempurna, mendapati sang pujaan hati tengah menjalin kasih dengan wanita lain.Betapa tidak? Fredi terlihat tengah asyik berduaan dengan sosok wanita berpenampilan hedon, beberapa perhiasan mahal menghiasi kedua pergelangan tangan, jari jemari, leher dan juga sepasang telinganya.Selena benar-benar dibuat geleng-geleng kepala melihat kemesraan yang terjadi saat ini."Ck! Sialan, bisa-bisanya dia melakukan ini padaku."Saat itu pula amarahnya mulai meledak! Tanpa berpikir panjang wanita itu lekas melangkahkan kaki menghampiri mera Fredy."Ah! Kamu bisa aja, Say.""Serius Jane, kamu benar-benar terlihat cantik se
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSelena menghentakkan kakinya dengan perasaan kesal. Wajahnya tampak masam terlihat. Ia juga heran kenapa Fatih dan juga Eka tidak mau menggubrisnya lebih jauh. Karena sudah diabaikan begitu saja, Selena pun pada akhirnya memutuskan untuk pergi. Rasa kesal yang ia rasakan masih juga belum surut. Sepanjang jalan, ia terus mengomel tak jelas. Tentunya merutuk pasangan suami istri tersebut.Sejak perceraian itu, Selena sudah tak mau menganggap Eka sebagai teman lagi. Karena menurutnya, Eka adalah wanita perusak kebahagiaannya. Padahal jika ditelisik dari fakta, justru dialah wanita yang merebut kebahagiaan sahabatnya sendiri.“Kenapa sampai sekarang aku tidak bisa melupakan Fatih, ya? Padahal aku sudah dapat pengganti yang tampan seperti Fredy,” keluh Selena dengan suara lirih.Ya, begitulah Selena. Ia masih terkurung dengan dilemanya sendiri. Jika tidak berada di dekat Fatih, ia bisa meredam rasa cintanya. Namun, akan sangat berbeda bila jarak mereka dekat, S
"Kenapa kamu duduk di depanku dan bukannya di sampingku?" Kinan mengernyitkan dahi tak mengerti."Kalau aku duduk di sampingmu, kita memang bisa dekat dan mesra-mesraan. Tapi, kalau aku duduk di depanmu, aku bisa puas liatin kamu. Sambil makan liatin kamu pasti bikin aku makin berselera."Seketika rona merah menjalar di wajah Kinan. Meski telah lama bersama, tetapi mendapat rayuan dari sang Suami tetap saja membuatnya malu dan salah tingkah."Ah, kamu bisa aja, Mas."Andra tersenyum dan berkata, "Makasih ya, Sayang. Udah buat dan bawa bekal buat aku.""Iya, sama-sama. Dimakan dong.""Hm, ini nikmat banget, Sayang. Kamu emang paling jago masak. Rasa masakannya gak ada duanya dan paling enak di dunia ini."Mendapat pujian seperti itu lagi-lagi membuat Kinan merasa senang bercampur malu. Ia senang karena suaminya benar-benar telah berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya."Bicara Mulu, nanti kamu keselek loh.""Ya gak dong, Sayang. Lagian aku kan cuma memuji istriku y
"Masih mau jadi saksi? Ibu liat sendiri kan kalau di sini tertulis nama saya," tunjuk Kinan ke arah tulisan namanya yang berada di bagian bawah tupertuper.Meski Bu Eli sudah berusaha menghentikan aksi Kinan itu, pada akhirnya gagal juga. Situasinya sedang tak berpihak kepada Bu Eli.Bu Ana–saudara Bu Eli dari kampung–terkejut dan sontak memandang Bu Eli, seolah-olah meminta penjelasan. Namun, Bu Eli hanya bisa menunduk dan diam seribu bahasa. Ia benar-benar sangat malu karena ketahuan tupertuper itu bukan miliknya."Kok, kamu gak bilang kalau itu bukan punyamu?!" bisik keluarga Bu Eli dengan penuh penekanan.Kinan cekikikan mendengar perkataan wanita tersebut. "Ya, gimana mau bilang, Bu. Wong tadi udah koar-koar kalau wadah mahal itu kepunyaan dia. Kalau dia jujur, mau taruh di mana mukanya."Kinan tampak tak peduli dengan raut wajah Bu Eli yang sudah berubah merah. Kesal karena Kinan begitu gamblang berbicara. Padahal tadi Bu Lei sudah berkoar-koar tentang betapa mahalnya wadah tem
Bukannya bersyukur mendapat makanan gratis, malah menggerutu tidak jelas. Bu Eli lantas berjalan menuju ke terasnya. Melihat kalau-kalau Kinan masih membagikan makanan dan tetangganya sudah sepi."Kalau masih ada sisa aku mau minta lagi ah."Bu Eli masih mengintip dari rumahnya. Namun, susunan box makanan sudah tidak ada, yang tersisa hanya Eka dan Kinan yang masih berada di teras rumahnya."Eh, masih ada kotak yang dipegang si Kinan dan iparnya. Samperin, ah." Bu Eli pun bergegas menuju ke rumah Kinan."Kinan!""Iya, kenapa, Bu Eli?""Acara bagi-bagi makanannya udah selesai?""Iya, emangnya kenapa, Bu?""Siap tahu makanannya masih sisa, kan kasian nanti bisa mubazir. Kalau makanannya sisa dan basi kan jatuhnya malah dosa bukannya dapat pahala. Seperti itu," tunjuk Bu Eli ke arah kotak yang dipegang Kinan."Wah, benar-benar gak tahu malu ya tetanggamu ini Kinan. Heh, Bu Eli! Kotak yang dipegang Kinan itu untuk makan siangnya. Malah mau minta juga. Tadi kan Bu Eli udah dapat.""Halah,
Hari itu Kinan mengadakan sedekah jumat seperti biasa. Makanan yang akan dibagikan sudah tersusun rapi di teras rumah agar lebih mudah dibagikan nanti. Ia tidak sibuk di dapur, karena yang akan dibagikan adalah makanan dari gerai."Semuanya sudah turun semua, Sayang," ucap Andra kepada Kinan setelah menurunkan kotak terakhir."Terima kasih, Sayang." Kinan tersenyum hangat ke arah sang Suami."Kita bagikan selepas Jumat atau sebelum?" Eka memastikan."Sebelum Jumat aja. Mbak jadi kan bantuin aku? Soalnya Mas Andra mau balik ke gerai lagi."Yah, Eka memang sengaja datang hari itu. Ia diminta tolong oleh Bu Nuri untuk mengantarkan rujak buatan ibu mertuanya itu untuk Kinan. Bu Nuri sengaja bikin karena Kinan sedang mengandung. Bahagia hati Kinan karena kini mertua dan iparnya bisa akur dengan dirinya. "Jadi dong."Setelah kepergian Andra kembali ke gerai, Kinan dan Eka kembali menghitung ulang jumlah makanan yang akan mereka bagikan. Totalnya ada seratus lima puluh box. Namun, ada yang