Share

pindah ke kontrakan kecil

Author: Vyra Fame
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU

(Ketika aku pura-pura bangkrut)

BAB 2

Dapat kulihat mas Andra mengerjapkan matanya berkali-kali. Mungkin dia masih belum percaya dengan apa yang aku sampaikan barusan.

"A-apa, Dek? Kamu pasti lagi bercanda kan? Oh atau ini prank? Mana? Mana kameranya? Ayo katakan kalau ini prank?" Kepala mas Andra celingak-celinguk berusaha mencari barang yang ia sebutkan tadi.

"Mas ini bukan prank. Dengarkan aku! Aku sama sekali tidak bercanda. Aku sedang serius, dua rius malahan." Aku menatapnya tajam. Tidak ada senyuman atau apa pun di garis bibirku. Benar-benar datar aku menunjukkan wajah ini padanya.

"Kamu serius? Kok bisa? Bukankah selama ini baik-baik saja? Kulihat juga usaha kamu makin ramai?"

"Ya semua karena uang hasil jualan kamu mintain setiap bulannya dengan jumlah yang tidak sedikit. Mas, bahan-bahan sedang merangkak naik sedangkan pembeli tentu akan protes kalau aku menaikkan harga alhasil aku tetap dengan harga lama. Aku kira tidak masalah untung sedikit asalkan pembeli tidak kabur tapi nyatanya? Keuntungan sedikit itu tidak mampu menutupi semua kebutuhan kita. Apalagi keluargamu selalu merongrong keuangan keluarga kita."

"Jadi kamu menyalahkan keluargaku? Begitu maksudmu?"

"Lalu siapa lagi yang patut aku salahkan? Memang itu faktanya. Keluargamu selalu meminta uang padamu padahal mereka tahu kalau kamu sendiri tidak bekerja. Kamu hanya mengandalkan uang dari usahaku saja."

"Tutup mulutmu Kinan! Aku ini suamimu! Aku juga berhak atas uang-uangmu. Lagian kenapa kamu baru protes sekarang? Dari kemarin kamu diam saja."

"Karena baru sekarang aku sadar kalau keluargamu selalu merongrong kita."

"Kinan, tolong mengerti. Ibuku itu tanggung jawabku sebagai anak laki-laki."

"Lalu kakakmu? Dia juga laki-laki. Apakah dia juga tanggung jawab berikut istri dan anak-anaknya? Lagian kalau sudah tahu punya tanggung jawab ya kerja! Selama ini kamu hanya ongkang-honvkonv kaki di rumah. Sedangkan untuk membantu usahaku saja kamu selalu banyak alasan!"

"Kinan, apa salahnya kita membantu mereka? Mereka sedang kesusahan. Mas Fatih tidak bekerja dan mereka punya anak. Apa kamu tega membiarkan mereka kelaparan sementara kita di sini hidup bergelimang harta?"

"Tidak ada yang salah jika kita mau membantu orang apalagi orang itu masih keluarga. Tapi membantu itu sesuai kemampuan kita bukan memaksakan dengan menuruti segala keinginan mereka."

"Apa maksudmu?"

"Masih belum jelas juga dengan ucapanku? Berhenti mengabulkan segala permintaan konyol keluargamu karena itu bukan bagian dari tanggung jawab kita."

"Kalau bukan kita siapa lagi?"

"Ya suruh Masmu itu bekerja bukan hanya sekedar menadahkan tangan dan meminta adiknya yang sudah beristri untuk mencukupi kebutuhan keluarganya! Apalagi uang yang adiknya punya adalah uang milik istrinya." Aku berdiri dengan napas yang tersengal. Sungguh ingin sekali aku getok kepala mas Andra dengan tutup panci biar sedikit terbuka pikirannya.

"Ya itu mah terserah dia. Kalau memang belum ada kerjaan yang cocok masa mau maksa kerja?"

Huft.

'Sabar Kinan, sabar, orang sabar bodynya lebar. Hah, maafkan aku Tuhan jika aku nantinya udah gak sabar dan aku bener-bener guyur manusia langka yang ada di depanku ini.'

"Yasudah kalau begitu nikmati saja masa menunggu itu. Aku sudah tidak bisa lagi memenuhi segala keinginan keluargamu itu karena itu bukan tanggung jawabku! Kalau kamu mau memenuhinya silahkan cari pekerjaan."

Aku pun berbalik badan menuju lemari, aku menurunkan dua buah koper milikku dari atas lemari. Segera kumasukkan baju-baju di dalam lemari ke dalam koper karena aku juga harus pindah dari rumah ini. Bukankah sandiwara itu harus totalitas agar si target percaya kalau ini bukan hanya bualan semata?

"Ya kamu kan tahu kalau gak ada kerjaan yang cocok sama aku? Aku mau kerja apa coba?"

"Ya itu urusanmu, Mas, bukan urusanku. Kamu pikir hidupku hanya untuk membuat senang keluargamu apa? Sudah cukup ya selama setahun ini aku mengabulkan segala permintaan konyol keluargamu dan sekarang aku sudah bangkrut aku tidak bisa lagi memberi seperti dulu." Aku menghentikan pergerakan tanganku menyusun baju-baju ke dalam koper.

Dapat kulihat wajah mas Andra yang semakin tampak terkejut dengan apa yang aku lakukan kali ini.

"Lho kamu mau ke mana? Kok masuk-masukin baju ke koper?"

"Kamu enggak pikun kan? Aku barusan bilang kalau aku banhkrut ya tentu kita harus pindah dari sini karena rumah ini juga disita untuk bayar hutangku di bank."

"Tidak-tidak. Kalau rumah ini disita kita harus kemana?"

"Ya cari kontrakan lah. Memangnya kamu punya rumah apa?" Aku sedikit menyunggingkan senyumanku samar. Aku sangat tahu dia sedang kalit kali ini.

Ya jelas, tidak ada yang bisa dia mintai tolong karena keluarganya juga hanya memiliki kontrakan saja. Maksudnya tinggal di kontrakan sebab rumah ibunya juga sudah dijual untuk modal usaha mas Fatih buka cafe waktu itu tapi nyatanya zonk. Cafe tidak jalan mereka sudah bergaya. Alhasil pendapatan cafe tidak bisa menutup uang modal yang sudah dikeluarkan karena pengeluaran mereka lebih besar daripada pemasukan.

Huh, padahal baru saja mereka merintis usaha tapi lagaknya udah kayak yang paling berjaya. Namun, pada kenyataannya mereka harus gigit jari ketika usaha itu tidak berjalan mulus sesuai dengan rencana mereka.

Salahku juga sih menikah dengan mas Andra tidak mencari tahu terlebih dahulu perihal keluarganya. Pikiranku kala itu saat dia tidak bekerja aku bisa memintanya untuk membantu membesarkan usahaku yang sebenarnya memang sudah besar. Namun, faktanya zonk. Dia sama sekali tidak mau membantuku. Hanya saat awal menikah saja mas Andra mau membantuku itu pun berlangsung hanya sebulan saja. Selebihnya dia lebih memilih di rumah dengan alasan mau cari kerja yang lain karena malu bekerja nebeng istri. Awalnya aku percaya tapi lagi-lagi itu hanyalah alasanya saja agar dia bisa bermalas-malasan di rumah.

"Maksudmu kita harus tinggal di rumah kontrakan?"

"Ya lalu mau kemana lagi? Memangnya kamu mau jadi gembel di jalan?"

"Oke gak masalah kalau kita pindah ke kontrakan tapi cari yang rumahnya seluas rumah ini juga ya."

"Lihat nanti saja. Cepat bersin juga pakaianmu karena aku sibuk tidak bisa merapihkannya ke dalam koper. Itu juga kalau kamu masih mau ikut sama aku kalau enggak yaudah aku pergi sendiri aja."

"Eh tunggu-tunggu. Ck! Iya deh aku beresin. Tapi janji ya cari kontrakan yang besar.

Tidak kujawab ucapan mas Andra karena percuma juga aku meladeninya. Dia kira dia siapa meminta-minta seperti itu. Seharusnya kan dia yang berkewajiban mencukupi segala kebutuhanku kenapa malah aku yang dipaksa menjadi tulang punggungnya? Huh sebal! Aku pun segera membereskan kembali pakaian ke dalam koper.

***

Taksi online yang aku dan mas Andra naiki akhirnya sampai di depan sebuah rumah minimalis yang tidak terlalu besar dan berwarna biru ini. Kuhembuskan napas berdoa semoga aku betah berada di sini. Sudah cukup lama aku merasa nyaman dengan kehidupanku sebelumnya. Gara-gara ingin melihat seperti apa wajah asli dan perlakuan mereka terhadapku jika aku miskin aku harus rela tinggal di tempat kecil seperti ini.

Hah, ya sudahlah gak masalah toh ini hanya sementara. Semoga kalau kamu masih berjodoh dia segera sadar dan kalau tidak berjodoh semoga aku dikuatkan.

"Ini Pak uangnya." Aku memberikan selembar uang berwarna biru pada pak supir karena jarak kontrakan dari rumahku tidak terlalu jauh.

Setelah mengucapkan terima kasih taksi online yang kami naiki pun pergi dari sini.

Aku kembali menyeret dua koper milikku sedangkan mas Andra mengekor di belakangnya dengan membawa barang-barangnya sendiri.

"Kinan tunggu! Apa yang kamu maksud kontrakannya adalah ini?"

"Menurutmu? Kenapa? Enggak suka? Yaudah sana pergi, aku bisa kok tinggal di sini sendiri."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Utarie Elbieansyah
mantaaap .
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut)    kedatangan tamu tak diundang

    WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut) Bab 3. "Kinan tunggu! Apa yang kamu maksud kontrakannya adalah ini?" "Menurutmu? Kenapa? Enggak suka? Yaudah sana pergi, aku bisa kok tinggal di sini sendiri."Aku sedikit menyunggingkan senyum ketika melihat mas Andra mengekor di belakangku. Huh, nyatanya dia masih membutuhkan juga kan? Padahal dulunya juga dia hidup dalam kesederhanaan kenapa setelah menikah denganku malah sok jadi orang yang seolah-olah tidak pernah merasakan kesederhanaan hidup? Dasar kere saja belagu. Huft, maafkan aku ya Tuhan, aku jadi julid sama suami sendiri. Setelah kedua koper kumasukkan ke dalam kamar aku membuka lemari dan segera kumasukkan baju-baju yang ada di dalam koper ke dalam lemari. Kubiarkan saja milik suamiku untuk dia masukkan sendiri. Entahlah, rasa kesalku teramat sangat saat mengingat kalau dia seenaknya saja terhadap diriku. Masih lekat dalam ingatan ketika semua obrolan dirinya dengan keluarganya yang mengatakan kalau akan m

  • WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut)    kebarbaran Kinan yang nyata

    WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut) Bab 4""Mereka itu keluargamu, Mas, bukan keluargaku. Dan rumah ini aku yang membayarnya. Kamu pikir aku mau terus-terusan kalian jadikan sapi perah?! Tidak akan pernah lagi. Setidaknya kalau kalian mau ikut tinggal di sini ya bayar! Karena tidak ada yang gratis di dunia ini!" "Jangan lancang kamu, Kinan! Uang istri tu ya juga uang suami. Apa yang istri punya ya punyanya suami juga. Lalu apa artinya suami istri kalau masih masing-masing?!" sentak mas Fatih padaku dengan matanya membelalak besar. Apakah aku takut? Ah tentu saja tidak. Aku tidak takut dengan siapa pun selagi aku benar. "Kalau begitu menurutmu sekarang aku kembalikan ucapanmu. Lalu apa gunanya punya suami kalau apa-apa harus berjuang sendiri? Otak itu dipake jangan cuma disimpan. Setidaknya tidak memalukan bagi kalian karena dianggap tidak memiliki otak." Aku mengatakan hal itu sembari telunjuk tanganku mengarah ke pelipis. Dapat kulihat rahang mas Fatih men

  • WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut)    Kinan yang jahil

    WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut) BAB 5"Aku gak sangka kamu memiliki watak yang tega, Kinan. Sungguh selama ini aku pikir kamu adalah istri yang penurut, yang lugu dan ….""Dan yang gampang kamu bodoh-bodohi. Begitu kan maksudmu? Aku gak peduli ya kamu atau kalian mau ngomong apa. Di sini aku yang dirugikan, memangnya apa fungsiku sebagai kepala keluarga Mas Fatih? Kerjamu hanya meminta-minta pada suamiku. Bukankah kau tahu kalau dia hanyalah pengangguran berat? Sadar diri seharusnya. Setidaknya kalau mendompleng hidup sama orang lain itu mulut harus dijaga. Bukannya sok seolah-olah kami adalah pengendali segalanya. Kalian pikir aku sapi perah kalian apa? Sudah cukup ya selama setahun ini aku kalian jadikan mesin atm berjalan. Sungguh bodoh kukira awalnya kebaikan kalian adalah ketulusan nyatanya hanyalah modus belaka. Cuih!" "Udah gak usah banyak cingcong, buruan mana uangnya. Kalau gak mau bayar silahkan angkat kaki dari rumah ini. Aku bukan penampungan

  • WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut)    Kinan yang jahil 2

    Byur …. "Banjir bandang! Tolong aku tenggelam, tolong!" Pletak! Aku mengayunkan ember yang sudah kosong ke kepala mas Andra. "Bangun hei koreng nangka! Itu si toge kisut udah nyerocos aja dari tadi minta duit!" Mas Andra mengerjapkan matanya berkali-kali mungkin saja dia mencoba mengumpulkan nyawanya yang belum terkumpul. Maafkan aku ya Tuhan, aku tahu kalau tidur bukanlah hal yang patut untuk dibuat mainan tapi aku gedeg banget, Tuhan. Kenapa satu keluarga otaknya minus semua gak ada positifnya sama sekali. Huft, aku serahkan semua padamu kalau memang gak jodoh semoga disegerakan kesempatanku untuk menggugat cerai Mas Andra. "Kamu apa-apaan sih, Kinan?! Kenapa aku kamu siram!" "Itu si nyonya besar yang juga badannya besar minta duit! Bangun jangan molor aja kerjaanmu! Kamu kira di sini lagi ngadain lomba tidur apa!" "Ck! Ya tinggal kamu kasih aja kenapa sih! Lagian bulan ini kan memang kita belum kasih uang bulanan ke Ibu?!" "Enak betul kalau ngomong. Kamu kira aku gudang dui

  • WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut)    Ibu mertua matre

    "Dih najis! Kalau mau duit ya kerja! Kencing aja bayar, kalian mau makan dan hidup enak kok mental gratisan! Tuh sana kalau merasa masih punya otak silahkan dilepas terus dicuci pake detergen atau bayclin biar kinclong. Dah ah, aku mau ke kios baruku dulu mau beres-beresin warung sekalian belanja bahan-bahan. Tuh di meja aku tadi udah masak. Aku masih berbaik hati melayanimu sebagai seorang suami. Jangan lupa tuh kasur dijemur. Awas aja kalau aku pulang masih basah!" "Ini kan kamu yang bikin basah, masa Mas yang haru beresin?""Jadi mau nolak? Mau aku bawain lagi pisau daging biar aku cincang kamu punya kaki sama tangan?"Mas Andra menelan salivanya, ia tampak tegang mendengar aku akan membawakannya pisau daging kembali. "Ah, enggak usah. Iya nanti biar Mas jemur kasurnya. Hehehehe. Makasih ya sudah mau masakin Mas." "Hemm." Aku pun meninggalkan Mas Andra dan Ibu yang masih melihatku bergerak kesana dan kemari persis seperti kutu loncat. Entahlah badanku ini terbuat dari apa. Rasa

  • WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut)    Ngemis ayam geprek

    WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut) Pov author"Oh Mbak Eka. Tau darimana aku jualan di sini?" Kinan sebetulnya cukup terkejut karena kedatangan Eka yang secara tiba-tiba. Entah darimana perempuan berstatus ipar dari Kinan itu tahu kalau Kinan berjualan di situ. "Lagi lewat aja, tuh sama Mas Fatih. Biasalah weekend begini ya enaknya jalan-jalan. Memangnya kamu yang sibuk sama kerjaan mulu. Betewe ini kios punya kamu?" "Menurut Mbak?""Tapi bukannya kamu bangjrut? Kalau menurut Mbak sih bukan punya kamu ya. Pasti punya teman kamu ini kan? Secara tempatnya di dekat mall begini. Kamu pasti hanya ngejalanin doang. Ya kan? Tapi baguslah setidaknya kamu cepat ada pemasukan lagi biar gak jadi beban buat suami kamu nantinya.""Kalau asumsi Mbak seperti itu ya terserah aja. Ini mau ayammya yang apa nih?""Paha aja semuanya. Buruan ya gak pake lama."Sembari membuatkan pesanan Eka, Kinan sejak tadi saling lirik dengan Laras. Mungkin mereka berpikiran yang sama. Apakah

  • WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut)    Menjodohkan Andra dengan perawan tua

    "Huh si Kinan bikin kesel! Memang bener-bener deh dia! Sekarang sudah berubah semenjak dia bangkrut dia jadi pelit!" Eka terus saja menggerutu sepanjang jalan hingga membuat telinga Fatih berdengung. "Ck! Kamu bisa gak sih diam dulu? Berisik tau gak sepanjang jalan dari sana hingga mau sampai ke rumah Ibu nyerocos aja gak berhenti-berhenti.""Ya habisnya aku kesel! Kita gagal deh makan ayam gratis! Mana Ibumu cuma masak tempe goreng sama sayur bayam doang!" "Ya kamu juga bodoh! Kenapa tadi gak kamu langsung bawa aja itu ayamnya pergi? Kan udah di tangan kamu tadi. Malah diam aja waktu si Kinan ambil lagi.""Ya enggak sempet, Mas, orang cepet vanget gerakan tangannya. Lagian kalau nanti dia barbar lagi gimana? Di gerai nya pasti punya pisau daging. Hih gak maulah aku kalau dicincang nanti.""Ya kali dia berani nyincang kita beneran? Gitu aja kok takut.""Halah nyatanya kamu tadi pagi juga takut kan? Kenapa malah diam aja? Gak ada ngelawan waktu si Kinan nancepin itu pisau di meja.""

  • WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut)    Sita motor

    "Aku cuma mau ambil yang kecil-kecil aja dulu. Eh tapi aku pikir-pikir lagi aku mau ambil motornya aja dulu deh. Lumayan buat bolak-balik nanti dari kontrakan ke gerai.""Nah itu ide yang bagus. Tapi yakin cuma kita berdua aja? Ntar kalau kakak iparmu yang laki-laki itu nyegah gimana?""Hemm? Tenang aja dia mah cemen! Yuk ah keburu malam."Kinan dan Laras pun bergegas menaiki mobil yang Laras bawa menuju kediaman sang ibu mertua. Hanya perlu menempuh waktu beberapa menit saja karena jaraknya juga tidak terlalu jauh, akhirnya mobil yang dikendarai Laras pun sampai di depan rumah kontrakan Bu Nuri."Itu mobil siapa, Ka? Apa kamu ada janjian sama teman kamu itu?" tanya Bu Nuri pada Eka. "Hemm? Enggak ah, aku belum ada bikin janji sama dia.""Lha terus itu mobil siapa?""Gak tau, Bu, coba aja yuk keluar." Bu Nuri dan Eka pun beriringan berjalan menuju teras, tetapi sesampainya di pintu utama keduanya terjatuh karena sangking semangatnya ingin melihat siapakah gerangan yang datang membua

Latest chapter

  • WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut)    Ending

    WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUHari yang dinanti-nantikan oleh semua orang pun tiba. Kinan berkali-kali melihat jam, memastikan kapan waktu yang tepat baginya untuk menyuruh semua orang yang sedang sarapan itu untuk berkemas.Di sisi lain, dia tidak sabar untuk segera melihat orang-orang itu bergegas berangkat, tapi di sisi lainnya, Kinan tidak enak hati untuk membuat semuanya jadi tidak bisa menikmati makanannya.Andra yang peka terhadap air muka istrinya yang cemas itu pun menyudahi acara makannya dan mencuci kedua tangannya. "Sayang?" panggil pria tampan itu sambil meletakkan kedua tangannya di bahu Kinan dari belakang."Eh?!" respon Kinan terkejut. "Maaf udah ngagetin kamu, ya," ucap Andra. Kinan membalik badannya dan menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. "Nggak apa-apa, kok," ucap perempuan itu lirih "Nggak apa-apa kok keliatan cemas gitu? Kenapa, Sayang?" tanya Andra dengan penuh kesabaran.Sebenarnya, dari gerak-gerik sang istri, Andra itu sudah tahu bahwa pasti Kinan seda

  • WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut)    Bisnis baru

    WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUWajah Selena begitu geram. Digelandang masuk ke dalam mobil polisi bersama dengan dua orang yang membuatnya naik pitam itu rasanya seperti disuruh memakan makanan kotor yang ingin segera dimuntahkan keluar sampai habis.Sejak dikawal menuju ke mobil polisi, Selena terus memperhatikan dua mobil polisi yang berada di belakang.Dia melihat Fredy yang memasuki satu mobil polisi dan Jane memasuki satu mobil lainnya. Di dalam mobil, baik Jane maupun Fredy diapit oleh dua orang petugas kepolisian di kanan dan kiri mereka. "Masuk Nyonya! Kami tidak mau bertindak kasar pada anda. Jadi tolong bersikap kooperatif pada kami."Seorang anggota kepolisian yang berdiri di belakangnya dan sedang memperhatikannya dengan tatapan kesal tampak mulai kehilangan kesabarannya melihat Selena yang berdiri di depan pintu mobil sejak tadi sambil memperhatikan dua mobil polisi lainnya yang juga membawa dua orang yang telah menimbulkan keributan tadi, tanpa berniat untuk masuk ke dala

  • WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut)    Hamil kembar

    WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUKeesokan harinya, Fatih berniat mengajak Andra untuk pergi ke showroomnya guna mewujudkan apa saja yang telah mereka bahas kemarin malam. Kebetulan dia juga sudah membuat janji dengan salah satu supplier truck yang menyediakan jasa modifikasi food truck.Eka yang mendengar obrolan keduanya pun segera berjalan menyambangi Fatih dan Andra untuk kemudian kembali mengutarakan keinginan yang tiba-tiba terlintas di pikiran."Boleh aku ikut membahasnya bersama dengan kalian?" tanya Eka sedikit basa-basi. Fatih dan Andra pun bersamaan menoleh akibat kedatangan Eka yang menurut mereka begitu tiba-tiba."Memang sudah seharusnya seperti itu, kan?" balas Fatih seraya tersenyum dan menggeleng pelan dengan pertanyaan aneh sang istri."Sepertinya nanti kami sangat butuh saran-saran lain darimu," jawab Andra yang juga tak luput dengan senyumannya."Aku juga mau ikut!" seru Kinan yang juga baru saja datang. Andra yang mendengar itu pun menaikkan sebelah alisnya sekilas."Ak

  • WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut)    Patah hati yang kedua kalinya

    WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSepasang mata itu mulai menyipit, memandang ke arah sepasang pria yang begitu ia kenal dengan baik tengah berduaan.Kerutan pada kening Selena bahkan mulai bermunculan ...."F-fredi?? S-siapa yang duduk dengannya??"Seketika, rasa sesak di dadanya kian hebat, debaran jantungnya kini berdetak tak karuan, amarah yang kian mencuat bahkan tangan terkepal sempurna, mendapati sang pujaan hati tengah menjalin kasih dengan wanita lain.Betapa tidak? Fredi terlihat tengah asyik berduaan dengan sosok wanita berpenampilan hedon, beberapa perhiasan mahal menghiasi kedua pergelangan tangan, jari jemari, leher dan juga sepasang telinganya.Selena benar-benar dibuat geleng-geleng kepala melihat kemesraan yang terjadi saat ini."Ck! Sialan, bisa-bisanya dia melakukan ini padaku."Saat itu pula amarahnya mulai meledak! Tanpa berpikir panjang wanita itu lekas melangkahkan kaki menghampiri mera Fredy."Ah! Kamu bisa aja, Say.""Serius Jane, kamu benar-benar terlihat cantik se

  • WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut)    Mangsa baru

    WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSelena menghentakkan kakinya dengan perasaan kesal. Wajahnya tampak masam terlihat. Ia juga heran kenapa Fatih dan juga Eka tidak mau menggubrisnya lebih jauh. Karena sudah diabaikan begitu saja, Selena pun pada akhirnya memutuskan untuk pergi. Rasa kesal yang ia rasakan masih juga belum surut. Sepanjang jalan, ia terus mengomel tak jelas. Tentunya merutuk pasangan suami istri tersebut.Sejak perceraian itu, Selena sudah tak mau menganggap Eka sebagai teman lagi. Karena menurutnya, Eka adalah wanita perusak kebahagiaannya. Padahal jika ditelisik dari fakta, justru dialah wanita yang merebut kebahagiaan sahabatnya sendiri.“Kenapa sampai sekarang aku tidak bisa melupakan Fatih, ya? Padahal aku sudah dapat pengganti yang tampan seperti Fredy,” keluh Selena dengan suara lirih.Ya, begitulah Selena. Ia masih terkurung dengan dilemanya sendiri. Jika tidak berada di dekat Fatih, ia bisa meredam rasa cintanya. Namun, akan sangat berbeda bila jarak mereka dekat, S

  • WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut)    jatuh ke lubang yang sama

    "Kenapa kamu duduk di depanku dan bukannya di sampingku?" Kinan mengernyitkan dahi tak mengerti."Kalau aku duduk di sampingmu, kita memang bisa dekat dan mesra-mesraan. Tapi, kalau aku duduk di depanmu, aku bisa puas liatin kamu. Sambil makan liatin kamu pasti bikin aku makin berselera."Seketika rona merah menjalar di wajah Kinan. Meski telah lama bersama, tetapi mendapat rayuan dari sang Suami tetap saja membuatnya malu dan salah tingkah."Ah, kamu bisa aja, Mas."Andra tersenyum dan berkata, "Makasih ya, Sayang. Udah buat dan bawa bekal buat aku.""Iya, sama-sama. Dimakan dong.""Hm, ini nikmat banget, Sayang. Kamu emang paling jago masak. Rasa masakannya gak ada duanya dan paling enak di dunia ini."Mendapat pujian seperti itu lagi-lagi membuat Kinan merasa senang bercampur malu. Ia senang karena suaminya benar-benar telah berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya."Bicara Mulu, nanti kamu keselek loh.""Ya gak dong, Sayang. Lagian aku kan cuma memuji istriku y

  • WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut)    malu di depan saudara

    "Masih mau jadi saksi? Ibu liat sendiri kan kalau di sini tertulis nama saya," tunjuk Kinan ke arah tulisan namanya yang berada di bagian bawah tupertuper.Meski Bu Eli sudah berusaha menghentikan aksi Kinan itu, pada akhirnya gagal juga. Situasinya sedang tak berpihak kepada Bu Eli.Bu Ana–saudara Bu Eli dari kampung–terkejut dan sontak memandang Bu Eli, seolah-olah meminta penjelasan. Namun, Bu Eli hanya bisa menunduk dan diam seribu bahasa. Ia benar-benar sangat malu karena ketahuan tupertuper itu bukan miliknya."Kok, kamu gak bilang kalau itu bukan punyamu?!" bisik keluarga Bu Eli dengan penuh penekanan.Kinan cekikikan mendengar perkataan wanita tersebut. "Ya, gimana mau bilang, Bu. Wong tadi udah koar-koar kalau wadah mahal itu kepunyaan dia. Kalau dia jujur, mau taruh di mana mukanya."Kinan tampak tak peduli dengan raut wajah Bu Eli yang sudah berubah merah. Kesal karena Kinan begitu gamblang berbicara. Padahal tadi Bu Lei sudah berkoar-koar tentang betapa mahalnya wadah tem

  • WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut)    bukan maling tupertuper

    Bukannya bersyukur mendapat makanan gratis, malah menggerutu tidak jelas. Bu Eli lantas berjalan menuju ke terasnya. Melihat kalau-kalau Kinan masih membagikan makanan dan tetangganya sudah sepi."Kalau masih ada sisa aku mau minta lagi ah."Bu Eli masih mengintip dari rumahnya. Namun, susunan box makanan sudah tidak ada, yang tersisa hanya Eka dan Kinan yang masih berada di teras rumahnya."Eh, masih ada kotak yang dipegang si Kinan dan iparnya. Samperin, ah." Bu Eli pun bergegas menuju ke rumah Kinan."Kinan!""Iya, kenapa, Bu Eli?""Acara bagi-bagi makanannya udah selesai?""Iya, emangnya kenapa, Bu?""Siap tahu makanannya masih sisa, kan kasian nanti bisa mubazir. Kalau makanannya sisa dan basi kan jatuhnya malah dosa bukannya dapat pahala. Seperti itu," tunjuk Bu Eli ke arah kotak yang dipegang Kinan."Wah, benar-benar gak tahu malu ya tetanggamu ini Kinan. Heh, Bu Eli! Kotak yang dipegang Kinan itu untuk makan siangnya. Malah mau minta juga. Tadi kan Bu Eli udah dapat.""Halah,

  • WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut)    dasar Bu Eli!

    Hari itu Kinan mengadakan sedekah jumat seperti biasa. Makanan yang akan dibagikan sudah tersusun rapi di teras rumah agar lebih mudah dibagikan nanti. Ia tidak sibuk di dapur, karena yang akan dibagikan adalah makanan dari gerai."Semuanya sudah turun semua, Sayang," ucap Andra kepada Kinan setelah menurunkan kotak terakhir."Terima kasih, Sayang." Kinan tersenyum hangat ke arah sang Suami."Kita bagikan selepas Jumat atau sebelum?" Eka memastikan."Sebelum Jumat aja. Mbak jadi kan bantuin aku? Soalnya Mas Andra mau balik ke gerai lagi."Yah, Eka memang sengaja datang hari itu. Ia diminta tolong oleh Bu Nuri untuk mengantarkan rujak buatan ibu mertuanya itu untuk Kinan. Bu Nuri sengaja bikin karena Kinan sedang mengandung. Bahagia hati Kinan karena kini mertua dan iparnya bisa akur dengan dirinya. "Jadi dong."Setelah kepergian Andra kembali ke gerai, Kinan dan Eka kembali menghitung ulang jumlah makanan yang akan mereka bagikan. Totalnya ada seratus lima puluh box. Namun, ada yang

DMCA.com Protection Status