Share

39. Keputusan

Penulis: El Baarish
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 39

.

Seminggu kemudian.

Langit jingga tampak indah di atas sana, tapi sama sekali tak ingin dinikmati Nindita. Ia menatap rumah dua tingkat dengan cat berwarna putih gading itu. Rumah yang sejak Angga kecil telah ditinggalinya bersama keluarga.

Dulu, Nindita yang mengatur bunga-bunga di taman kecil itu. Ia yang menyiramnya setiap hari. Ia juga yang menutup pintu pagar ketika Bima sudah keluar bekerja. Nindita yang merapikan seluruh isi rumah itu, ia begitu akrab dengan setiap sudutnya. Keindahan-keindahan serta kenangan manis selalu ia lewatkan di sana. Hingga akhirnya di dalam rumah itu juga, ia menyesap rasa pahit yang melukai jiwa raganya.

Dengan langkah pasti, ia membuka pintu pagar rumah itu. Nindita masuk dengan tenang. Sudah cukup ia menangis untuk semua yang terjadi. Sekarang waktunya untuk kembali, Nindita rindu akan kehidupannya yang dulu meski tak lagi sama. Ia tak bisa terus menerus terpuruk dengan keberadaan Selly sebagai orang ketiga.

Ada hal yang lebih mengambil po
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Wahyoe Prihanggarani
yaa Alloh.. nyesek banget... suaminya biadab
goodnovel comment avatar
Jembar Sohati
nyeri banget thorr periiiiihhh
goodnovel comment avatar
es teh manis
nyesek woy bacanya ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Video Pernikahan Papa   40. Ketika Melihat Selly

    Bab 40."Aku akan gugat cerai di pengadilan. Ayo bercerai, Mas!"Mendengar itu, Bima menatap Nindita begitu lama. Ada yang terasa merintih perih di hatinya, entah karena masih tersisa rasa cinta, atau karena merasa bersalah. Atau memang karena rasa tamak ingin tetap memiliki keduanya.Namun, ia tetap diam. Ia tahu persis bahwa Nindita bukan tipe wanita yang tak berpikir panjang. Setiap keputusan sudah ia pikirkan baik buruknya, dan tak ada yang bisa mempengaruhinya dengan cara apa pun."Nin ... apa harus bercerai? Tolong jangan seperti ini, Sayang!" Bima tak tahan, ia akhirnya bicara. Lelaki itu ingin mendekat, tapi Nindita menahannya seraya meletakkan jarinya di bibir, mengisyaratkan Bima untuk diam dan tetap di tempat."Jangan panggil aku seperti itu lagi, Mas. Aku sudah bilang itu menjijikkan.""Sudah tak ada yang tersisa untuk kupertahankan," tegas Nindita."Nin ... aku ingin kamu tetap di sini, jadi ibu untuk anak-anak kita."Bima tampak memohon. Entah apa yang ada di pikirannya

  • Video Pernikahan Papa   41. Paling Menyakiti

    Bab 41."Kamu nggak usah datang ke pengadilan, Mas. Biar urusannya cepat kelar." Nindita berkata pada Bima waktu itu.Setelah menjalani berbagai proses, akhirnya Nindita dan Bima menandatangani surat perceraian. Mereka akhirnya bercerai yang menyisakan tangis di mata anak-anak."Ma ... apa itu artinya Naya bukan anak papa lagi?" tanya Inaya pada mamanya saat malam itu mereka tidur bersama.Mendengar pernyataan itu seketika mambuat mata Nindita kembali basah. Ia tahu tak ada anak yang akan siap dengan perceraian kedua orangtuanya. Namun, diantara tiga anaknya, Inaya lah yang benar-benar terlihat menyedihkan. Nindita tahu, ada luka dan kecemburuan yang bersarang dalam dadanya. Luka saat melihat papanya begitu hangat dengan anak lain, Enzy. Gadis kecil itu cemburu pada hak yang seharusnya tetap menjadi miliknya.Nindita mengusap puncak kepala Inaya, perih di dadanya semakin menjadi kala Inaya juga menangis di pelukannya. Rasanya Nindita lebih rela semua kesakitan itu beralih, dan hanya

  • Video Pernikahan Papa   42. Berulah

    Bab 42.Angga tinggal di apartemen Selly, bersama Bima dan Enzy. Ia mendapatkan keluarga baru dan orang-orang baru yang harusnya tak pernah hadir dalam hidupnya. Ia seolah dipaksa untuk memerankan smeua bagian yang tak diinginkan. Sebab itu, ia menjadi lebih dingin dan pendiam saat di rumah. Angga merasa tak ada yang perlu dikatakan, kalau pun ada, itu akan sangat banyak, tapi tak berguna.'Harusnya kamu nggak pernah ketemu papa.''Harusnya papa nggak pernah melirik dia.''Harusnya kalian tak ditakdirkan bersama dengan menghancurkan hati wanita lain.'Harusnya dan seharusnya seperti yang diinginkan Angga, terus menjadi protesnya entah pada siapa. Semua itu hanya menjadi bualan tak berguna, karena hidup tak selalu seperti yang diharapkan.Setelah pertemuan terakhir hari itu, Angga terus menerus menghubungi mama. Namun, wanita itu terlihat masih marah dengan. Nindita tak menjawab panggilan Angga, bahkan tak bertanya kabarnya. Padahal Angga rindu sekali ingin mendengar suaranya. Angga

  • Video Pernikahan Papa   43. Pertengkaran

    Bab 43."Nggak bisa gitu, Pa! Papa udah janji Minggu lalu!" Angga protes atas keputusan tiba-tiba papanya untuk tidak pergi menjenguk Inaya dan Khanza di rumah nenek."Nggak bisa, Ga. Mama Selly dan Enzy lagi sakit. Papa nggak bisa ninggalin mereka gitu aja." Bima mencoba menjelaskan dengan lembut, ia berharap Angga mengerti keadaan dan tak memaksanya selama Selly dan Enzy belum sembuh."Selly sama anaknya bisa dijemput sama ibunya, Pa. Mereka bisa tinggal sebentar dan dirawat di sana." Angga memberi usulan."Mama Selly, Ga!" tegas Bima yang berkali-kali mendengar Angga masih menyebut Selly tanpa embel-embel mama. "Udah berapa kali papa ingatkan?""Mamaku cuma satu, Pa. Udah berapa kali juga aku bilang?"Bima menghela napas lelah, sulit baginya untuk mengatur Angga. Ia sudah terlalu kerasa kepala dengannya, dan itu terkadang membuat Bima stress memikirkannya.Selly dinyatakan positif hamil setelah diperiksa ke dokter kandungan. Awalnya ia tak menunjukkan gejala mabuk berat selama awa

  • Video Pernikahan Papa   44. Coba Merokok

    Bab 44.Angga baru saja pulang sekolah. Ia naik ke lantai menuju apartemen tempatnya tinggal. Ia mengayunkan langkahnya dengan gontai, terlalu suram hari-hari yang ia jalani selama ini. Saat ia mendekat di pintu apartemen, ia melihat seorang wanita yang ditaksir umurnya sekitar lima puluh lima tahun. Wanita itu sedang membuka kunci pintu ingin masuk. Angga memicingkan mata, dan baru mengenali siapa wanita yang kini berdiri beberapa jarak di depannya.Lelaki itu membalikkan badan, ia ingin pergi tanpa ketahuan. Namun, sayangnya wanita itu menyadari hingga ia memanggil namanya."Angga!"Angga tak berbalik dan memutar langkah, sebab itu langkahnya dikejar oleh wanita itu. Wanita yang paling dekat dengan Enzy selain mamanya.Anjani masih memanggil karena Angga tak menghiraukannya. Hingga wanita itu berdiri di depannya dan menatap wajah tampan yang terlihat begitu kesal. Kesal karena bertemu dengan orang-orang yang berhubungan dengan Selly. Angga masih tak bisa terima bahwa di dunia ini a

  • Video Pernikahan Papa   45. Menantang Kematian

    Bab 45."Mama lagi sibuk nih!"Kalimat mama kembali terngiang di kepala Angga saat ia melakukan panggilan video call untuk adiknya. Bukan sekali, tapi setiap kali menelepon, mama selalu bilang sibuk. Nindita lewat di belakang Khanza yang sempat ditatap Angga sedang memegang sesuatu dari dapur. Namun, ia sama sekali tak menyapa meski Inaya dengan manja membujuknya.'Ma, apa harus seperti ini akhirnya?' Angga terus bertanya pada diri sendiri, padahal ia tahu dari Khanza bahwa pelanggan kue sang mama tak begitu ramai. Kesibukan itu hanya kebohongan untuk menghindari Angga. Ia terluka karena selama ini tak ada kesibukan yang menghalangi kebersamaan mereka.Angga, Inaya dan Khanza dipisahkan oleh keadaan dan keputusan. Hal yang sering terjadi dalam sebuah perceraian, seperti saling berusaha untuk memisahkan dengan cara yang tak sengaja, hanya anak yang akan merasakannya."Pada akhirnya kamu yang paling melukai, Ga!" Kalimat terakhir mama saat Angga berpisah dengannya. Kalimat perpisahan

  • Video Pernikahan Papa   46. Putus Asa

    Bab 46.Operasi berjalan dengan lancar, tapi Angga belum sadarkan diri. Ia masih terbaring dalam keadaan terpejam. Ellia kerap kali menjenguknya, lalu pulang saat Bima dan Selly datang ke ruang rawatnya. Terkadang Sam yang datang bersama Dinda, atau bersama Dion yang terus menerus merasa bersalah. Ada juga teman-teman lain dari sekolah yang menjenguk Angga.Angga sudah dipindahkan ke ruang rawat. Dokter mengatakan keadaannya akan membaik, hanya perlu menunggu waktu untuk bisa merespon semua penanganan dan obat-obatan yang diberikan. Kondisi seperti Angga terkadang membutuhkan waktu yang lama untuk sadar. Namun, dokter sudah melakukan yang terbaik berharap Angga segera sadar dan membuat lega orang-orang yang mengkhawatirkannya.Ellia menatap tubuh yang terbaring itu. Hari Minggu membuatnya bisa datang pagi-pagi sekali ke rumah sakit. Gadis itu meneteskan air mata, melihat Angga seperti itu membuatnya lemah."Makasih ya udah bersedia donor darah untuk Angga."Saat itu Bima berbicara em

  • Video Pernikahan Papa   47. Sri Datang

    Bab 47."Pake hapeku aja, Om!" Sam menawarkan ponselnya pada Bima. Beberapa kali Bima menelepon Nindita, tapi tak diangkat.Syukurnya Ellia bersedia memberikan darah untuk Angga, yang membuat Bima tak lagi berusaha untuk menghubungi Nindita.Saat itu Sam sudah pulang ke rumah setelah operasi Angga selesai. Ia masuk ke kamar dan membuka seragam sekolahnya yang ikut terkena darah dan keringat. Baru saja Sam ingin melangkah ke kamar mandi saat ponsel ya berdering.Sam kembali melihat ponsel yang ia letakkan sembarang di atas kasur. Ia segara mengangkatnya saat melihat Nindita yang menelepon."Sam," panggil Nindita saat lelaki itu menjawab panggilannya."Iya, Tante.""Kenapa ya tadi telpon tante. Maaf baru pegang hape." Nindita bertanya, karena panggilan dari Sam lebih dari satu kali. Itu artinya ada hal penting yang ingin disampaikan.Sam terdiam, ia bahkan tidak bisa secepatnya mengabari bahwa Angga sedang dalam kondisi yang menghawatirkan. Ia takut Nindita syok saat mendengar berita b

Bab terbaru

  • Video Pernikahan Papa   63. Extra Part POV Bima

    Extra Part POV Bima.Hidupku nyaris sempurna bersama Nindita dengan dikarunia tiga orang anak. Karir juga semakin merangkak pesat, hingga aku diangkat menjadi branch manager di perusahaan tempatku bekerja. Tentu perjalanan itu tak lepas dari dorongan dan semangat dari Nindita, ia selalu ada di belakangku dalam situasi apa pun.Hal yang paling kusukai dari Nindita adalah cara bicaranya yang lembut, begitu tahu bahwa lelaki paling tak bisa diusik harga dirinya. Jadi, saat aku lelah bekerja dan menceritakan keluh kesah, ia hanya mendengar, tanpa menyela lebih dulu karena ia tahu persis aku hanya butuh didengarkan, bukan butuh nasehat tanpa diminta.Nindita tak hanya cantik, tapi juga cekatan. Ia sanggup mengerjakan pekerjaan rumah sendirian, terkadang aku yang merasa kasihan dan sering menolongnya. Namun, ketika aku menawarkan untuk menyewa ART, ia menolak karena akan bosan di rumah tanpa pekerjaan. Ia ingin uangnya ditabung untuk pendidikan anak-anak. Kami hidup rukun dan damai, dengan

  • Video Pernikahan Papa   62. Pergi untuk Merindu

    Bab 62.Hari berganti bulan dengan segala aktivitas yang dilalui. Angga tetap fokus membersihkan namanya di sekolah itu agar orang tak mengenalnya dengan kenangan yang buruk. Meskipun sedikit terlambat, di tahun terakhir ia benar-benar belajar dengan giat, ia juga mengikuti setiap olimpiade yang diadakan di sekolah. Bukan untuk menang, tapi untuk menjaga konsistensi dalam belajar, juga menantang diri dengan soal-soal. Matematika yang dulu ia anggap biasa saja, meskipun menurut teman-teman ia mahir dalam bidang itu, kini ia fokus pada pelajaran eksak itu.Menurut Angga, Matematika seperti memberikan tantangan dalam belajarnya. Ia bisa berpikir lebih fokus dan lebih kritis dalam menyelesaikan soal-soal.Hingga kini, di kamarnya tak hanya ada piala penghargaan dari pertandingan basket. Namun, ada beberapa piala olimpiade Matematika tingkat sekolah.Media sosialnya banyak memberikan komentar dan pujian. Namun, tak sedikit juga yang masih mengenangnya sebagai anak yang memergoki perseling

  • Video Pernikahan Papa   61. Awal yang Baru

    Bab 61."Ck!" Angga berdecak kesal. Tangisan bayi membuatnya tak fokus belajar. Semakin hari berada di apartemen itu semakin membuatnya tak nyaman dan bising. Padahal ia perlu belajar dengan giat untuk tes segala macam. Tentu butuh keheningan untuk fokus dalam semua pelajarannya.Angga keluar dari kamar, ia ingin mengambil minuman untuk sekadar menenangkan pikirannya. Saat ia keluar, ia bersitatap dengan Bima yang sedang menuju kamar bayi mereka yang baru berusia beberapa bulan."Kenapa, Sel? Kok bisa Rafa nangis dari tadi sih?" tanya Bima yang baru saja ingin merebahkan diri, tapi suara tangisan bayi yang dinamai Rafa itu kembali membangunkannya."Nggak tau, Mas. Dari tadi nangis mulu.""Urus dengan baik, Sel. Kamu nggak bisa kasih ketenangan buat dia, kalau sibuk main hp terus."Selly menatap tak suka pada suaminya. Sementara Bima tahu bahwa Selly sejak tadi hanya bermain ponsel, tanpa peduli pada tangisan anak kecil itu."Jangan nuduh aku nggak becus, Mas! Aku bahkan besarin Enzy

  • Video Pernikahan Papa   60. Dua Rumah

    Bab 60."Menikahlah lagi, Pa!" ucap Sam pada papanya.Surya yang sedang menyesap teh hangat itu hampir saja tersedak minuman. Dari semua hal yang terjadi dalam hidup Sam, sungguh sama sekali tak terbayang olehnya anak itu akan mengatakan kalimat itu.Beberapa saat hening dan keduanya saling menatap. Surya bahkan tak tahu harus menanggapi seperti apa. Ia senang, tapi pikirannya tetap memikirkan bagaimana sikap Sam nantinya jika ia menikah lagi."Aku serius, Pa. Aku rasa, rumah ini sudah saatnya memerlukan seorang perempuan yang bisa menjaga dan menyayangi." Sam mengangguk yakin, ia sudah memutuskan itu semua. Ia terlalu banyak protes untuk hidupnya sendiri, yang nyatanya tak ada yang berubah.Sam merasa terlalu egois jika terus membiarkan papanya hidup seorang diri, apalagi melihat mamanya yang bisa hidup bahagia setelah bercerai. Sam merasa ia telah mengekang papa. Ia merasa papa juga butuh teman hidup untuk berbagi keluh kesah, dan bahagia.Ya, papanya layak bahagia.Surya tak menik

  • Video Pernikahan Papa   59. CLBK

    Bab 59."Ma, menikahlah lagi!" ucap Angga menatap sang mama yang seketika mengerutkan keningnya.Nindita masih tak mengerti apa yang Angga pikirkan saat ini. Ia sendiri tak yakin sudah sembuh dari luka lamanya bersama Bima, dan menikah lagi adalah hal yang harus dipikirkan secara matang. Tak hanya tentang hatinya sendiri, tapi juga tentang mental anak-anaknya. Nindita merasa tak siap dengan itu semua. Ia merasa jika pun akan menikah, pasti anak-anak butuh waktu untuk bisa menerima kehidupan baru bersama orang baru.Belum lagi usia Nindita yang tak lagi muda dan memiliki tiga orang anak yang sudah besar dan tentu butuh biaya banyak untuk kehidupan. Lalu, siapa yang akan menikahinya?Masih dengan kebingungan yang belum berakhir, tiba-tiba pandangnya beralih ke pintu di mana dua orang lelaki masuk ke rumah mereka. Dua orang yang Nindita kenal sejak dulu."Aa Wisnu? Imran?" Sungguh Nindita tak mengerti dengan semua itu. Mengapa tiba-tiba orang-orang di masa lalu Nindita berada di sini di

  • Video Pernikahan Papa   58. Sweet Eighteen

    Bab 58.Jadwal Angga semakin padat setelah memutuskan untuk aktif bernyanyi di YouTube dan media sosial lainnya. Namun, baginya pendidikan tetap nomor satu. Tahun terakhir harus lebih baik dari sebelumnya. Ia berusaha membagi waktu sebijak mungkin agar semua aktivitasnya terlaksana dengan baik. Angga dan Sam juga mengikuti serangkaian tes untuk bisa masuk ke perguruan tinggi. Melengkapi persyaratan sejak dini untuk bisa menjadi siswa yang akan dikenang dengan catatan baik.Video Angga dan Sam sering viral setelah malam itu. Keduanya mengcover lagu-lagu yang sedang viral di Tiktok, dan merekamnya di kamar Sam. Saat Sam memberitahu pada papanya, bahkan Surya membantu membelikan apa yang mereka butuhkan untuk merekam.Nama Angga dan Sam menjadi terkenal di sekolah, bukan lagi sebagai pembuat onar. Namun, kini sebagai siswa kreatif dan berbakat. Bahkan terkadang siswa-siswi di sekolah meminta berfoto layaknya selebritis."Sok ngartis lo," ejek Angga pada Sam yang terlihat begitu percaya

  • Video Pernikahan Papa   57. Peluang

    Bab 57."Ambil gitar," perintah Angga pada Sam yang masih menatapnya bingung. Namun, ia tetap mengikuti perintah Angga, mengambil gitar dan memasukkan ke dalam tas khususnya.Sam mengeluh bosan di rumah setelah menyelesaikan aktivitas belajar mereka di malam hari. Beberapa hari lalu Angga dan Sam sering mengisi kebosanan itu dengan bermain gitar dan bernyanyi di kamar Sam. Entah sudah berapa lama mereka tak bernyanyi bersama."Mau ke mana?" tanya Sam masih bingung. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, jika papa ada di rumah, ia pasti akan melarang mereka keluar lagi."Udah tenang aja, jangan banyak tanya. Sini gitarnya." Angga mengambil alih gitar di tangan Sam dan menaruh di bagian belakangnya. Ia menyambar jaket hitam yang tadi dipakainya, lalu mereka berdua keluar dari kamar itu.Angga pernah mencoba untuk betah di rumah, tapi lagi-lagi ia dihadapkan oleh situasi yang begitu jenuh. Papa dan Selly masih kerap membahas persolan Andre yang datang tiba-tiba ke dalam kehidupan me

  • Video Pernikahan Papa   56. Adik Tiri

    Bab 56."Lepaskan, Mas!" Selly menarik tangan seorang lelaki agar terlepas dari lengan Enzy. Sementara gadis kecil itu terus menjerit meminta tolong pada mamanya."Ini anakku, Sel. Aku juga berhak atas dia. Kenapa kamu seolah ingin memisahkan kami?" Andre, mantan suami Selly terus menarik Enzy.Andre berjalan dan membuka pintu mobil, ia ingin Enzy masuk ke dalam sana. Namun, gadis kecil itu terus meronta diikuti Selly yang mendekat dengan langkah tertatih sebab perutnya semakin besar. Enzy melawan, ia ingin berlari dan pergi dari sana. Entah kenapa mamanya tiba-tiba membawanya ke taman di sisi kota sore ini.Suasana taman sedikit sepi, hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang. Namun, mereka enggan mendekat karena mendmegar keributan itu tentang keluarga. Jadi, mereka malas untuk ikut campur masalah rumah tangga orang lain."Tenang Zi, ini papa. Kamu akan aman sama papa," ucap Andre mencoba membuat Enzy tenang. Namun, tetap saja Enzy menangis. Ia baru pertama kali melihat wajah it

  • Video Pernikahan Papa   55. Roda Kehidupan

    Bab 55.Angga kembali ke Jakarta setelah libur usai. Meskipun sebenarnya ia belum ingin pergi dari sana, karena mama masih berduka. Terlihat sekali Nindita sering menangis sendirian saat termenung. Kehilangan seorang ibu masih terus membekas rasa duka di hatinya. Namun, Nindita tetap harus bisa menunjukkan kesan baik-baik saja di depan Angga, karena ia harus kembali sekolah untuk menggapai mimpi yang telah disusunnya."Kesedihan yang wajar, Ga. Nanti juga perlahan memudar. Mama nangis bukan berarti nggak ikhlas. Kamu harus sekolah ya, pulang."Angga pulang dengan rasa yang semakin muak berada di keluarga itu. Rencana untuk tetap tinggal bersama papa, rasanya perlahan semakin tak bisa ia lakukan. Namun, betah atau tidak, ia tetap harus di sana.Sam melihat rasa marah masih bertahan dalam diri Angga. Kini bukan lagi acuh tak acuh, tapi Angga bahkan jarang pulang ke rumah. Sebab itu ia sering menginap di rumah Sam.Surya yang kini lebih sering di rumah, malah merasa senang Angga lebih b

DMCA.com Protection Status