Beritanya langsung menyebar di jagat maya. Sekarang keluarga Taylor tengah menjadi sorotan. Dan kemarahan publik itu tentu saja turut mengundang amarah Taylor senior. Sebagai paman, Tuan besar Taylor merasa gagal telah mendidik keponakannya.
Dimasa lalu ketika fakta bahwa Dave telah berbuat tidak senonoh dengan putri pelayan pribadinya sendiri rasanya hampir membunuh ditempat.
Namun semua itu bisa diselesaikan dengan secara kekeluargaan meski secara otomatis mengubah semua rencana masa depan yang telah ia siapkan untuk satu-satunya putra yang sangat ia banggakan.
Namun sekarang? Apa ini masih bisa di selesaikan dengan kekeluargaan? Bahkan mereka menuntut gelar kehormatan Dave di lepaskan. Menandakan kalau kemarahan mereka bukan hal sepele.
Ya, tentu saja. Siapa yang tidak akan marah atas sikap tidak bertanggung jawab seperti itu. Dirinya yang paman kandung Dave saja sangat marah.
***
"Sungguh luar
"Aku seorang isteri tapi bukan seorang ibu, kau pikir bagaimana perasaanku Tuan Daniel?" Emily menjerit keras, menumpahkan rasa kesal karena tidak rela pada suaminya yang tidak segera mengiyakan permintaannya, permohonan."Aku seorang suami tapi bukan seorang ayah, kau pikir seperti apa perasaanku Nyonya Emily? Bukan hanya kau yang memiliki perasaan, aku juga. Jangan egois dan memaksaku menuruti kemauan gila itu. Kau boleh minta apa saja asal jangan itu." Nada suaranya naik satu oktaf, ingin menunjukan kalau ia sungguh tidak mau menuruti keinginan isterinya yang tidak masuk akal."Tapi aku sungguh ingin menjadi wanita yang sempurna untukmu, menjadi isteri dan ibu bagi anak-anakmu.""Kau sudah sempurna, kehidupan rumah tangga tidak melulu kita punya banyak keturunan, memanjakannya dengan harta melimpah lalu memperkenalkannya kepada krabat, anak kita begini anak kita begitu. Rumah tangga adalah tentang kau dan aku, tentang bagaimana k
"Aku hanya sedang marah. Chloe mengajukan gugatan perceraian."Tuan Taylor tidak terlalu terkejut. Walau ia terkejut tapi dia mengerti. Dia sangat paham mengapa akhirnya Chloe memilih menyerah.Dave sudah keterlaluan dan dia tidak bisa memposisikan dirinya sebagai pria dengan dua istri. Dan Chloe yang sejak awal tidak pernah merasa disayang memang wajar kalau ingin berpisah.Tapi itu bukan alasan yang bisa di terima apalagi sampai terjadi hal demikian. Sama sekali tidak bisa di benarkan."Kau marah dengan itu?"Dave sendiri hanya bisa mengangguk. Dia sudah terlalu kehabisan banyak tenaga, terhitung sudah berapa kali ia di pukul hari ini. Dan, pamannya juga menambahi. Lagian, ia juga tidak merasa punya nyali untuk melawan karena dia memang bersalah."Kau seharusnya sudah mempersiapkan ini dari lama. Tidak terlalu mengejutkan baginya untuk muak denganmu. Ka
"Karena sekarang rumah ini juga rumah kalian."Tampaknya belum paham juga. Malah sekarang semakin bingung. "Mulai sekarang kalian punya Papa dan Mama. Senang tidak?"Axel segera merespon gembira. Ia bahkan langsung melompat memeluk Daniel sembari berceloteh senang. Namun Leo bereaksi agak lama. Membuatnya sedikit dihinggapi rasa takut.Tapi kemudian dia ikut menyusul kegembiraan Axel. Ia juga memeluk Daniel segera seraya menyahuti celoteh Axel. Dan kelegaan segera hinggap di dada pria dewasa itu."Sekarang Paman dan Bibi adalah Papa dan Mama kalian." Jeda sebentar "Mulai sekarang kalian jadi anak Paman dan akan tinggal di sini.""Lalu ibu panti bagaimana?""Tidak apa. Kan masih banyak yang lain.""Eh sudah bangun."Sedang asik mengobrol tiba-tiba saja sosok cantik itu masuk ke kamar. Sedikit terkejut karena rupanya dua bocah cilik yang tad
Perlahan namun pasti mata Dave Taylor terbuka dan ia merasakan seluruh tubuhnya kaku seperti kayu. Ia tidak mengenali langit-langit di atasnya dan tidak pula mencium aroma obat seperti rumah sit dan dia berasumsi kalau dirinya bukanlah dirumah sakit.Ia tidak menyadari keberadaannya sampai sebuah suara familiar menyapa pendengarannya dan seketika dia ingat kejadian semalam."Syukurlah Tuan Dave sudah bangun." Clara berucap sembari memanggil suaminya."Sayang, Tuan Dave sudah bangun."Semalam, Dave yang sudah bertengkar dengan ayahnya tidak mungkin menginap dirumah ataupun di rumah Celine karena itu akan membuat keadaan semakin keruh.Ia berniat pergi kerumah sakit untuk menjaga Chloe, akan tetapi di sana terlalu banyak wartawan dan ibunya juga ada disana. Ia tidak mau berurusan sejenak dengan orangtuanya.Jadi ia memutuskan untuk pergi ke kantor, bermal
Malam-malam setelah seharian selesai berjalan-jalan dan menikmati waktu. Dave benar-benar menjaga Chloe sesuai janjinya. Membuat gadis itu nyaman bahkan tidak tampak lagi gurat ketakutan yang sebelumnya Chloe tunjukan. Malah sekarang terlihat begitu nyaman dan terus menempel pada pria yang telah resmi menjadi suaminya."Ingin makan malam apa?" tanya Dave pada Chloe seraya duduk di samping sang istri dan dengan manja Chloe langsung menjatuhkan kepalanya pada dada bidang sang suami. Rupanya dada pria itu nyaman sekali untuk bersandar seperti ini dan bahunya sangat lebar.Tadi siang saat mereka berjalan-jalan dan Chloe mengeluh lelah, Dave menggendongnya dan betapa lebar punggung itu yang membuatnya keenakan. Ternyata selain punggungnya, dadanya juga lebar sekali."Tidak tahu, sepertinya tidak ingin apapun." sahutnya. Mendengar jawaban itu Dave berdecak. Pria itu tidak senang dengan jawaban Chloe.
Ternyata apa yang menjadi dugaan Dokter Jason dan Jeremy benar. Dave memiliki painic disorder serta gangguan pasca trauma. Itu sungguh tidak terdeteksi karena Dave sepertinya menutupi dengan sempurna dan juga pria itu memiliki sikap yang dingin jadi tidak begitu memperlihatkan apa yang sebenarnya ia rasakan dan bagaimana sesungguhnya keadaan batinnya."Tapi bagaimana mungkin dia memiliki gangguan seperti itu padahal dia sendirilah pelakunya." Jeremy yang melihat itu langsung bertanya tidak habis pikir."Pelaku atau korban, keduanya juga bisa merasakan trauma. Dan yang dialaminya kurasa karena penolakan." jelas Jason yang matanya lurus menatap Dave yang kembali tidur dengan selang infus menancap di punggung tangannya."Misalnya, ditolak oleh istrinya atau keluarganya. Atau juga kemarahan besar keluarganya. Itu menimbulkan tekanan yang bisa memicu jiwanya terguncang." tambahnya.Jeremy yang berada disi
"Kau harus menemui Nyonya Chloe." kata Jeremy saat Dave sudah terlihat lebih baik. Yah, bagaimanapun masalah kalau tidak dihadapi tidak akan selesai."Setidaknya untuk saat ini kau harus menemaninya karena dia sedang sakit. Jangan menambah masalah dengan menghindar. Kalau dia marah maka itu tugasmu untuk menghentikan amarahnya." rasanya hanya itu saja masukan yang dapat diberikan untuk saat ini. Setidaknya kalau Dave mengatakan ia ingin memperbaiki keadaan, ia harus menghadapinya terlebih dahulu kan?***"Rumah memang terbuat dari dinding dan jendela, sedangkan rumah tangga tercipta dari kasih sayang dan cita-cita mulia. Karena dalam rumah tangga bukan tentang siapa yang paling baik, melainkan bagaimana kita bersama-sama untuk menjadi lebih baik setiap hari."***"Malang?" Emily agak terkejut mendengar penuturan Yuna yang baru saja mengatakan akan pindah ke Malang. Bukannya apa, lagipula orangtua gadis itu juga memang menetap di sana,
"Aku menerima kau bukan sebagai pajangan semata. Tak muluk-muluk, aku hanya ingin dihargai. Apa kau sanggup?"***"Bibi Emily.""Kenapa Darren menangis? Bukankah jagoan tidak boleh menangis?" Emily berucap sembari menghapus air mata yang mulai mengalir di pipi anak itu."Ibu sakit parah, bagaimana bisa aku tidak menangis?"Hati perempuan itu ikut teriris. Dia mengenal Darren sejak kecil dan anak itu sangat baik, tapi kenapa harus mengalami kejadian seperti ini."Siapa bilang? Siapa yang bilang kalau Ibu sakit parah? Kan, Ibu Darren sedang tidur, dia hanya lelah.""Dokter bilang begitu—""Kalau Dokter mengatakan mama sakit parah, bukankah Dokter pasti akan menyembuhkannya? Kan tugas Dokter adalah menyembuhkan orang sakit, kan?" gantian Daniel yang sumbang suara. Pria itu juga rupanya ikut merasakan kesedihan yang dirasakan si bocah."Jadi jangan berse
Pada awalnya Felix juga ingin menempuh pendidikan ditempatyang sama dengan Darren tapi mempertimbangkan nanti orang tuanya hanya bertiga saja jadi Felix memilih tinggal. Anak itu menempuh pendidikan di tempat yang sama dengan Mario."Kau terlihat senang sekali?" Dave yang baru selesai mandi segera menghampiri Chloe yang tengah mempersiapkan bajunya sambil tersenyum bahagia."Tentu saja. Aku sangat merindukan Darren." katanya."Kalian video call setiap hari dan masih mengatakan rindu? Astaga." Dave mengacak pelan rambut Chloe yang sudah tertata membuat wanitanya itu mengerutkan bibirnya lucu. "Melihatnya secara langsung jelas berbeda dengan melihat dilayar. Aku terkadang iri dengan Celine dan Garvin." katanya."Felix anak yang ceria dan tidak pergi jauh sehingga Celine bisa melihatnya setiap hari. Sedangkan Garvin melihat Darren setiap hari.""Kau benar juga. Daripada kita
"Jika, kau dan Dokter itu saling mencintai. Ceraikan saja Dave. Aku juga tidak ingin memiliki menantu jalang sepertimu."Perkataan sarkas yang di luncurkan Nyonya Taylor berhasil membuat lubang di hati Celine, begitu terjal sampai terasa sangat ngilu. Sungguh, rasanya mulutnya ingin meluapkan segala perkataan yang ingin ia katakan, tapi sayangnya hanya mampu sampai di tenggorokan karena rasa nyeri di hatinya sudah sepenuhnya mengambil alih. Bahkan, untuk mengeluarkan sepatah kata saja rasanya sangat sulit."Mama."Perhatian dua orang wanita dewasa itu teralihkan saat Felix tiba-tiba saja datang dan menghampiri mereka."Sayang.""Mama kenapa menangis?"Celine langsung merengkuh tubuh si anak tapi tak dapat membuat tangisannya terhenti. Nyonya Taylor memalingkan wajahnya tidak tega melihat keadaan cucu dan juga menantunya. Tapi, ma
"Dan, kau berniat menghancurkan rumah tangganya." sela Nyonya Taylor dengan pandangan bengis. Mungkin, jika muncul sinar laser di sana Ansel sudah tinggal nama."Iya, pada awalnya memang seperti itu. Tapi, ketika aku melihat Felix, aku kasihan pada anak itu.""Lantas, mengapa kau bisa berbuat seperti itu pada Celine?""Saya bukanlah orang munafik yang mengatakan bahwa saya sudah tidak lagi mencintai Celine. Saya masih mencintai menantu Nyonya."Nyonya Taylor menggertak giginya kuat-kuat. Dave dan Chloe belum usai, menanti pertamanya itu masih berada di rumah intensif dan belum ada kemajuan untuk penyakitnya. Sekarang, di tambah lagi dengan permasalahan Celine dengan Dokter yang bern
Dave yang menyadari kehadiran sang anak tak berani mendekat. Darren sedang dikabuti dengan kesedihan dan ia tidak ingin Darren semakin tertekan melihatnya jika ia menghampiri anak itu. Toh, Darren sedang bersama Emily dan ia percaya jika wanita itu dapat menjadi tumpuan untuk Darren. Lengkap sudah penderitaan Dave, ia sangat tidak becus menjadi ayah dan sangat tidak bertanggung jawab sebagai suami. Pantas saja, Chloe menggugat cerai padanya."Terkadang Tuhan menggunakan rasa sakit untuk mengingatkan, mengoreksi, mengarahkan, dan menyempurnakan hidup kita. Bertahanlah, Chloe. Aku janji aku akan menjadi ayah dan suami yang baik untukmu.""Baiklah, Bi. Aku mau." Darren berbalik dan langsung mengangguk pada Emily.Emily tersenyum. "Darren memang anak baik. Kita makan sekarang, yuk."Nyonya Jacobs itu menuntun Darren agar duduk di kursi tunggu dan mulai menyiapkan m
"Wow, kau bahkan rela mengungkap identitas mu sebagai dokter tripel-board, Nona Joko, demi menyelamatkan Chloe?" Ansel yang sedari tadi menunggu di luar berkomentar saat Yuna keluar ruanganDokter Joko atau si kelinci kuning adalah salah satu dari beberapa dokter terhebat yang pernah ada karena memiliki kemampuan super jenius juga menjadi kebanggaan rumah sakit tempatnya bekerja selama ini. Joko atau Yuna selama ini begitu dihormati ketika berkarir di Amerika karena kemampuannya. Berbagai pujian sering mendatanginya karena hasil kerjanya yang selalu memuaskan. Petinggi rumah sakit mereka yang terdahulu yang pernah divonis lumpuh bahkan kini menunjukan perubahan signifikan setelah di operasi oleh Yuna, oh ya dia juga bagian dari tim peneliti yang menciptakan vaksin untuk sebuah virus berbahaya. Walau masih muda perstasinya sangat mengagumkan. Yuna selain pada dasarnya cerdas dia juga sangat ambisius dan selalu ingin menjadi yang terdepan maka inilah hasilnya.
Pesta besar di kediaman Taylor sekaligus penyambutan kembalinya putra sulung yang menempuh pendidikan di negeri jauh, Amerika Serikat.Kedatangannya telah ditunggu dan rupanya bukan hanya oleh keluarga dirumah tapi satu negara ini karena bahkan di bandara internasional yang menjadi tempatnya mendarat nanti bak pesta sambutan pribadi telah diatur dengan sedemikian rupa oleh penggemar keluarga pengusaha.Sementara dibandara begitu diramaikan oleh orang yang menunggu anak pertama keluarga Taylor, dirumah kediaman diramaikan oleh gelak tawa anak-anak yang katanya ikut membantu para orang tua untuk menyiapkan acara penyambutan.Di pimpin oleh Axel yang mana paling tua diantara rombongan anak-anak entah sudah berapa kali mereka memecahkan balon hingga mengagetkan. Meskipun sudah di tegur pun akan terjadi lagi dan lagi. Itu yang disebut membantu?"Kak~" suara Mario yang merengek karena terus saja di jahili Felix dan Leo.
Sebagai jawaban dari pihak salah satu rumah sakit ternama di Amerika - John Hopkins yang dimintai tolong oleh dokter rumah sakit Indonesia, mereka mengatakan kalau salah dua dari dokter hebat mereka tengah berada di negara tersebut dan dengan senang hati akan memberikan bantuan.Ketika mereka menanyakan apakah bisa membantu seorang pasien yang sedang dalam keadaan kritis karena sumsum tulang belakangnya yang patah dan menusuk dada hampir mengenai jantung sosoknya langsung terpikirkan. Dokter dengan sertifikat tripel-board yang juga merupakan lulusanterbaik universitas John Hopkins dan bahkan meraih gelarnya di usia muda.Namun tidak terpikirkan sebelumnya kalau dokter tersebut terlihat begitu belia. Yeah, di mata para dokter senior tentu saja sosok yang kini berdiri sambil menunjukan tandapengenal dari rumah sakit bergengsi itu masih sangat belia bahkan mungkin bisa terlihat seperti anaknya kalau mereka jalan bersama.Yang mereka pi
"Kalau kau sungguh ingin dia sembuh, maka jangan bertindak seenak jidatmu. Biarkan mereka yang mengerti menanganinya. Setidaknya dengan begitu aku bisa merasakan sedikit simpatimu."Rasanya sesuatu ikut meremas hati Emily, ia bisa merasakan bagaimana kesakitan dalam setiap ucapan yang keluar dari mulut Garvin, cinta seorang kakak kepada sang adik yang luar biasa besar dan ketakutan akan kehilangan. Entah bagaimana sesungguhnya rumah tangga pasangan Taylor ini hingga tampaknya Garvin sangat membenci seorang Dave Taylor.Dan, Dave sendiri terlihat begitu bersalah. Apakah rumor yang beredar tentang rumah tangga Dave Taylor dan kedua permaisurinya adalah kebenaran? Bahwa dia hanya mencintai salah satunya saja dan tidak dengan keduanya? Bahwa sang ratu sesungguhnya di anggap oleh Dave hanya sebatas tragedi sementara selirnya adalah cinta yang sesungguhnya?Astaga. la tidak berani membayangkan hal itu terjadi padanya. Membayangkan membagi
Pada sebuah taman bunga yang luas, yang udaranya terasa segar dan sangat sulit ditemukan di kota Jakarta. Chloe Moretz Lautner merasakan kalau dia seperti sudah berada di belahan bumi yang lain karena betapa menyegarkannya tempat ini.Tenang, segar dan sangat nyaman. Bunga-bunga yang tumbuh juga menebarkan semerbak wewangian memanjakan penciumannya."Di mana ini?" ia bertanya-tanya sembari kakinya melangkah pada jalan setapak untuk menyusuri semakin dalam padang bunga tersebut."Tempat yang indah dan nyaman. Tapi, apakah aku seorang diri?" Oh ya, apa tidak ada orang lain lagi yang mengunjungi tempat seindah ini? Kenapa hanya ada dirinya. Padahal tempat ini sangat cocok untuk piknik keluarga atau kalau tidak mungkin bisa berkencan. Seperti Edward Cullen dan Bella Swan."Chloe." baru saja gadis cantik itu memikirkan tentang piknik atau kencan, telinganya mendengar suara seseorang memanggil namanya.Di