"Aku tidak boleh mati secepat ini. Anakku sendirian. Aku, anakku-"
Napas Chloe tercekat di tenggorokan, tidak bisa lagi menumpahkan kalimatnya seorang tangisnya yang menjadi. Semenjak Dave merusak dirinya dan menjadikannya nyonya Taylor, seakan kebahagiaan terenggut begitu saja. Ada saja derita yang terselip di setiap langkahnya. Astaga! Menikah dan hidup bersama dengan Dave seolah menjadi petaka bagi hidup Chloe.
Satu-satunya yang ia senangi selama menikah dengan Dave adalah melihat Darren yang lahir dengan sehat dan memberikan pelukan kangguru pada anaknya. Selebihnya? Tidak ada.
Dengan cepat, Ansel bergerak menampa tubuh Chloe yang terhuyung ke depan. Wanita itu pingsan, namun sialnya bersamaan dengan itu seseorang menarik lengannya dan langsung memukul wajahnya.
Dave Taylor, pria itu datang dan langsung memergoki Ansel sedang memeluk Chloe yang pingsan.
***
Sepertinya, Dave memiliki pengendalia
"Kau dan di matamu hanya ada Felix dan Celine, mereka selalu menjadi prioritas bagimu. Aku, Aku adalah wanita yang kau rendahkan, kau injak harga diriku dengan kakimu ketika akhirnya aku menerima kau untuk mempertanggungjawabkan semua yang telah kau perbuat. Namun, ternyata jalan yang kupilih. Jika pada awalnya kau memang selalu bertindak kejam dan semaumu padaku, aku tidak perlu berekspektasi tinggi bawah kau akan berubah dan menyayangiku dengan tulus. Bahkan, kau tidak ada ketika aku melahirkan Darren, kau terlalu sibuk dengan istri barumu dan ketika malam di mana kita harusnya bermalam, aku harus merendahkan kembali hargai diriku, aku mencoba menggodamu agar kita bisa selayaknya suami istri, tapi apa yang kau lakukan? Kau malah menarik diri dan tertidur pada sisi ujung kasur, kenapa? Bukankah, kau sendiri yang membuatku menjadi wanita murahan seperti ini? Apa kau jijik karena aku wanita yang telah kau setubuhi di depan kakakku sendiri?"Dave menghapus air mat
"Kalau itu saya kurang tahu nyonya, apa yang harus saya lakukan?""Dokter kembali saja, maaf saya merepotkan, saya akan datang ke sana segera."Ada senyuman yang tidak bisa ditahan saat sambungan terputus, lalu sang dokter menatap wajah cantik Chloe yang sedang tertidur. Menyingkirkan anak rambut dan menyelipkannya ditelinga."Aku mungkin masih mencintai Dave, Chloe." akunya, lalu menaikan selimut sampai bahu."Tapi aku tidak akan merebutnya darimu, aku justru akan membantumu membuatnya menyesal, jadi yang harus kau lakukan adalah, kau bertahan dan jangan pernah berfikir untuk menyerah."***PLAK.Nyonya Taylor tidak bisa menahan tangannya untuk tidak melayang pada pipi anaknya."Felix sakit? Astaga, Dave! Sejak kapan kau menjadi bodoh?" Nyonya Taylor tidak habis pikir dengan jalan pemikiran anaknya, baiklah Dave berkata jika ia tidak mencintai Chlo
"Maaf, dia sedang banyak masalah, eum. Bisa aku meminta tolong sesuatu?" Ansel cukup tersinggung ketika ia bertanya tapi tidak dijawab, tapi ia bertampang malaikat, jadi tidak mungkin tiba-tiba menghajar mereka dan memperparah keadaan, bisa gawat."Aku akan memberikan uang ganti rugi yang banyak, tapi tolong jangan sebarkan masalah ini pada siapapun." Dengan uang semuanya lancar, Ansel kembali mendecih."Kau berhutang padaku Dave. Kau bukan targetku tapi kau berguna.""Kau bisa mengantarnya kemobilku, ini kuncinya dan aku akan mengambil rekaman CCTV terlebih dahulu" Ansel menyerahkan Dave dan sebuah kunci mobilnya, setelah itu Ansel digiring pada ruang CCTV, sebuah CD diberikan padanya dan Ansel memberikan kartu namanya. Si manager terkejut."Kau?" tanyanya dengan mata terbelalak. Ansel lalu menyunggingkan senyum licik seraya menempelka jari telunjuknya diatas bibir."Ssstt,
"Jika, kau disini untuk sekedar melakukan apa yang dikatakan Mama, kau tidak perlu khawatir, aku tidak akan mengadukanmu.""Aku memang ingin disini.""Omong kosong."Mungkin sebesar apapun Dave melakukan kejujuran, Chlor sudah tidak akan percaya. Dave tidak tahu harus bagaimana makanya dia hanya diam. Duduk tanpa tahu harus melakukan apa."Kau bisa menganggapnya begitu, tapi aku memang mau disini.""Kalau begitu teruslah disini. Apapun yang terjadi."Derap langkahnya terdengar semakin jelas, Celine sedang berjalan menuju rumah mereka. Sekarang Chloe ingin membuktikan, kebenarankah atau kebohongan."Dave."***Lelaki itu mendongak, Celine tampak belum tidur, sudah siap bangun karena kecemasan datang perlahan tapi ia melirik di mana Chloe sedang berdiri menatap lurus, sekarang dia harus menilih untuk menoleh ke mana?"Fe
Garvin berdecak, memunguti mainan Darren dan memasukan ke dalam kotak. Itu mainan yang sengaja ia beli dan diletakan pada satu ruangan cukup besar yang sengaja disediakan jika keponakannya datang."Menikah, itu tidak mudah. Lagipula aku menikmati kesendirianku.""Mau sampai kapan? Kau bisa jadi bujang tua kalau tidak segera mencari.""Astaga Chloe, aku baru tiga puluh satu tahun. Masih terlalu dini."Itu, sudah lebih dari berumur, astaga! Lagipula, aku takut kalau aku tidak bisa melihatmu menikah Kak Garvin."Segeralah cari kekasih dan kenalkan padaku, kau tidak boleh membantah.""Wanita menjadi nomor sekian dalam daftar tujuan hidupku, lagipula kau kenapa tiba-tiba ingin aku menikah. Biasanya juga tidak pernah.""Aku ingin melihat siapa wanita beruntung yang berhasil mendapatkan hati kakakku yang tampan ini, lekaslah ya.""Kau membuatku takut
"Mau sampai kapan? Kau bisa jadi bujang tua kalau tidak segera mencari.""Astaga Chloe, aku baru tiga puluh satu tahun. Masih terlalu dini."Itu, sudah lebih dari berumur, astaga! Lagipula, aku takut kalau aku tidak bisa melihatmu menikah Kak Garvin."Segeralah cari kekasih dan kenalkan padaku, kau tidak boleh membantah.""Wanita menjadi nomor sekian dalam daftar tujuan hidupku, lagipula kau kenapa tiba-tiba ingin aku menikah. Biasanya juga tidak pernah.""Aku ingin melihat siapa wanita beruntung yang berhasil mendapatkan hati kakakku yang tampan ini, lekaslah ya.""Kau membuatku takut. Sudahlah lupakan, aku mau mandi dulu, kau bereskan saja karya anakmu ini."***"Nyonya serius ingin melakukannya?" Jeremy Renner bertanya sekali lagi terhadap Chloe saat tanpa sengaja ia melihat kilat keraguan dimata wanita tersebut.Namun, Chloe mengangguk, dan sekali lagi, ang
"Mama akan menghubungi Daniel kalau kau masih tidak mau bercerita." Emily hanya mengangkat kepalanya sebentar lalu menunduk lagi, sungguh menguji kesabaran, apa ini jenis masalah yang sama jika anaknya ada masalah atau sesuatu yang berbeda, sejujurnya pria itu bertanya-tanya bagaimana bisa anaknya ini mengalami dislokasi rahang."Emily Claire.""Mama."Nah, kalau mengeluh ia sangat lancar, tapi untuk memberitahukan sedikit mengapa ia sampai terdampar jauh dari Jakarta ke Bali tidak mau, ia ini mau menyelesaikan masalah atau tidak. Grutu Nyonya Claire dalam hati."Diam tidak akan menyelesaikan masalah Emily, Mama tahu kau sedang ada masalah dan kebetulan kau sedang sakit, tapi setidaknya Mama harus tahu kenapa kau datang kemari, berilah sedikit penjelasan supaya ketika appa bertanya, Ibu bisa menjawabnya, dan kalau kau ingin kami tidak menghubungi Daniel kami tidak akan melakukannya dan kami mengerti karena alasan ter
Alis pemuda itu menuik saat membaca pesan tersebut, cukup bingung karena biasanya Dave akan langsung menghubungi Chloe tanpa repot-repot mengirim pesan. Lalu, detik di mana Garvin ingin mengembalikan ponsel Chloe ke tempat ia mengambil, sebuah dentingan tanda pesan masuk membuatnya mengerutkan kening, dari Dave lagi.Ia berfikir sejenak, apakah ia harus membukanya atau memberi tahu Chloe, tapi akhirnya ia membukanya dan tertegun dengan isi pesannya, hanya sepersekian detik, karena detik berikutnya, Garvin langsung menghapus pesan tersebut.Cinta katanya? Dave mengatakan cinta padahal pesan yang ia kirim sekaku itu, pria itu pasti kewarasannya sudah habis.Tidak, daripada adiknya sakit hati karena merasa di ejek, sebaiknya tidak usah melihatnya. Garvin kembali mematikan ponsel lalu meletakan ke tempat semula dan bergabung dengan Darren yang sedang belajar.***Emily dan Dave duduk di warung tenda pinggir jalan dekat
Pada awalnya Felix juga ingin menempuh pendidikan ditempatyang sama dengan Darren tapi mempertimbangkan nanti orang tuanya hanya bertiga saja jadi Felix memilih tinggal. Anak itu menempuh pendidikan di tempat yang sama dengan Mario."Kau terlihat senang sekali?" Dave yang baru selesai mandi segera menghampiri Chloe yang tengah mempersiapkan bajunya sambil tersenyum bahagia."Tentu saja. Aku sangat merindukan Darren." katanya."Kalian video call setiap hari dan masih mengatakan rindu? Astaga." Dave mengacak pelan rambut Chloe yang sudah tertata membuat wanitanya itu mengerutkan bibirnya lucu. "Melihatnya secara langsung jelas berbeda dengan melihat dilayar. Aku terkadang iri dengan Celine dan Garvin." katanya."Felix anak yang ceria dan tidak pergi jauh sehingga Celine bisa melihatnya setiap hari. Sedangkan Garvin melihat Darren setiap hari.""Kau benar juga. Daripada kita
"Jika, kau dan Dokter itu saling mencintai. Ceraikan saja Dave. Aku juga tidak ingin memiliki menantu jalang sepertimu."Perkataan sarkas yang di luncurkan Nyonya Taylor berhasil membuat lubang di hati Celine, begitu terjal sampai terasa sangat ngilu. Sungguh, rasanya mulutnya ingin meluapkan segala perkataan yang ingin ia katakan, tapi sayangnya hanya mampu sampai di tenggorokan karena rasa nyeri di hatinya sudah sepenuhnya mengambil alih. Bahkan, untuk mengeluarkan sepatah kata saja rasanya sangat sulit."Mama."Perhatian dua orang wanita dewasa itu teralihkan saat Felix tiba-tiba saja datang dan menghampiri mereka."Sayang.""Mama kenapa menangis?"Celine langsung merengkuh tubuh si anak tapi tak dapat membuat tangisannya terhenti. Nyonya Taylor memalingkan wajahnya tidak tega melihat keadaan cucu dan juga menantunya. Tapi, ma
"Dan, kau berniat menghancurkan rumah tangganya." sela Nyonya Taylor dengan pandangan bengis. Mungkin, jika muncul sinar laser di sana Ansel sudah tinggal nama."Iya, pada awalnya memang seperti itu. Tapi, ketika aku melihat Felix, aku kasihan pada anak itu.""Lantas, mengapa kau bisa berbuat seperti itu pada Celine?""Saya bukanlah orang munafik yang mengatakan bahwa saya sudah tidak lagi mencintai Celine. Saya masih mencintai menantu Nyonya."Nyonya Taylor menggertak giginya kuat-kuat. Dave dan Chloe belum usai, menanti pertamanya itu masih berada di rumah intensif dan belum ada kemajuan untuk penyakitnya. Sekarang, di tambah lagi dengan permasalahan Celine dengan Dokter yang bern
Dave yang menyadari kehadiran sang anak tak berani mendekat. Darren sedang dikabuti dengan kesedihan dan ia tidak ingin Darren semakin tertekan melihatnya jika ia menghampiri anak itu. Toh, Darren sedang bersama Emily dan ia percaya jika wanita itu dapat menjadi tumpuan untuk Darren. Lengkap sudah penderitaan Dave, ia sangat tidak becus menjadi ayah dan sangat tidak bertanggung jawab sebagai suami. Pantas saja, Chloe menggugat cerai padanya."Terkadang Tuhan menggunakan rasa sakit untuk mengingatkan, mengoreksi, mengarahkan, dan menyempurnakan hidup kita. Bertahanlah, Chloe. Aku janji aku akan menjadi ayah dan suami yang baik untukmu.""Baiklah, Bi. Aku mau." Darren berbalik dan langsung mengangguk pada Emily.Emily tersenyum. "Darren memang anak baik. Kita makan sekarang, yuk."Nyonya Jacobs itu menuntun Darren agar duduk di kursi tunggu dan mulai menyiapkan m
"Wow, kau bahkan rela mengungkap identitas mu sebagai dokter tripel-board, Nona Joko, demi menyelamatkan Chloe?" Ansel yang sedari tadi menunggu di luar berkomentar saat Yuna keluar ruanganDokter Joko atau si kelinci kuning adalah salah satu dari beberapa dokter terhebat yang pernah ada karena memiliki kemampuan super jenius juga menjadi kebanggaan rumah sakit tempatnya bekerja selama ini. Joko atau Yuna selama ini begitu dihormati ketika berkarir di Amerika karena kemampuannya. Berbagai pujian sering mendatanginya karena hasil kerjanya yang selalu memuaskan. Petinggi rumah sakit mereka yang terdahulu yang pernah divonis lumpuh bahkan kini menunjukan perubahan signifikan setelah di operasi oleh Yuna, oh ya dia juga bagian dari tim peneliti yang menciptakan vaksin untuk sebuah virus berbahaya. Walau masih muda perstasinya sangat mengagumkan. Yuna selain pada dasarnya cerdas dia juga sangat ambisius dan selalu ingin menjadi yang terdepan maka inilah hasilnya.
Pesta besar di kediaman Taylor sekaligus penyambutan kembalinya putra sulung yang menempuh pendidikan di negeri jauh, Amerika Serikat.Kedatangannya telah ditunggu dan rupanya bukan hanya oleh keluarga dirumah tapi satu negara ini karena bahkan di bandara internasional yang menjadi tempatnya mendarat nanti bak pesta sambutan pribadi telah diatur dengan sedemikian rupa oleh penggemar keluarga pengusaha.Sementara dibandara begitu diramaikan oleh orang yang menunggu anak pertama keluarga Taylor, dirumah kediaman diramaikan oleh gelak tawa anak-anak yang katanya ikut membantu para orang tua untuk menyiapkan acara penyambutan.Di pimpin oleh Axel yang mana paling tua diantara rombongan anak-anak entah sudah berapa kali mereka memecahkan balon hingga mengagetkan. Meskipun sudah di tegur pun akan terjadi lagi dan lagi. Itu yang disebut membantu?"Kak~" suara Mario yang merengek karena terus saja di jahili Felix dan Leo.
Sebagai jawaban dari pihak salah satu rumah sakit ternama di Amerika - John Hopkins yang dimintai tolong oleh dokter rumah sakit Indonesia, mereka mengatakan kalau salah dua dari dokter hebat mereka tengah berada di negara tersebut dan dengan senang hati akan memberikan bantuan.Ketika mereka menanyakan apakah bisa membantu seorang pasien yang sedang dalam keadaan kritis karena sumsum tulang belakangnya yang patah dan menusuk dada hampir mengenai jantung sosoknya langsung terpikirkan. Dokter dengan sertifikat tripel-board yang juga merupakan lulusanterbaik universitas John Hopkins dan bahkan meraih gelarnya di usia muda.Namun tidak terpikirkan sebelumnya kalau dokter tersebut terlihat begitu belia. Yeah, di mata para dokter senior tentu saja sosok yang kini berdiri sambil menunjukan tandapengenal dari rumah sakit bergengsi itu masih sangat belia bahkan mungkin bisa terlihat seperti anaknya kalau mereka jalan bersama.Yang mereka pi
"Kalau kau sungguh ingin dia sembuh, maka jangan bertindak seenak jidatmu. Biarkan mereka yang mengerti menanganinya. Setidaknya dengan begitu aku bisa merasakan sedikit simpatimu."Rasanya sesuatu ikut meremas hati Emily, ia bisa merasakan bagaimana kesakitan dalam setiap ucapan yang keluar dari mulut Garvin, cinta seorang kakak kepada sang adik yang luar biasa besar dan ketakutan akan kehilangan. Entah bagaimana sesungguhnya rumah tangga pasangan Taylor ini hingga tampaknya Garvin sangat membenci seorang Dave Taylor.Dan, Dave sendiri terlihat begitu bersalah. Apakah rumor yang beredar tentang rumah tangga Dave Taylor dan kedua permaisurinya adalah kebenaran? Bahwa dia hanya mencintai salah satunya saja dan tidak dengan keduanya? Bahwa sang ratu sesungguhnya di anggap oleh Dave hanya sebatas tragedi sementara selirnya adalah cinta yang sesungguhnya?Astaga. la tidak berani membayangkan hal itu terjadi padanya. Membayangkan membagi
Pada sebuah taman bunga yang luas, yang udaranya terasa segar dan sangat sulit ditemukan di kota Jakarta. Chloe Moretz Lautner merasakan kalau dia seperti sudah berada di belahan bumi yang lain karena betapa menyegarkannya tempat ini.Tenang, segar dan sangat nyaman. Bunga-bunga yang tumbuh juga menebarkan semerbak wewangian memanjakan penciumannya."Di mana ini?" ia bertanya-tanya sembari kakinya melangkah pada jalan setapak untuk menyusuri semakin dalam padang bunga tersebut."Tempat yang indah dan nyaman. Tapi, apakah aku seorang diri?" Oh ya, apa tidak ada orang lain lagi yang mengunjungi tempat seindah ini? Kenapa hanya ada dirinya. Padahal tempat ini sangat cocok untuk piknik keluarga atau kalau tidak mungkin bisa berkencan. Seperti Edward Cullen dan Bella Swan."Chloe." baru saja gadis cantik itu memikirkan tentang piknik atau kencan, telinganya mendengar suara seseorang memanggil namanya.Di