"Mama akan menghubungi Daniel kalau kau masih tidak mau bercerita." Emily hanya mengangkat kepalanya sebentar lalu menunduk lagi, sungguh menguji kesabaran, apa ini jenis masalah yang sama jika anaknya ada masalah atau sesuatu yang berbeda, sejujurnya pria itu bertanya-tanya bagaimana bisa anaknya ini mengalami dislokasi rahang.
"Emily Claire."
"Mama."Nah, kalau mengeluh ia sangat lancar, tapi untuk memberitahukan sedikit mengapa ia sampai terdampar jauh dari Jakarta ke Bali tidak mau, ia ini mau menyelesaikan masalah atau tidak. Grutu Nyonya Claire dalam hati.
"Diam tidak akan menyelesaikan masalah Emily, Mama tahu kau sedang ada masalah dan kebetulan kau sedang sakit, tapi setidaknya Mama harus tahu kenapa kau datang kemari, berilah sedikit penjelasan supaya ketika appa bertanya, Ibu bisa menjawabnya, dan kalau kau ingin kami tidak menghubungi Daniel kami tidak akan melakukannya dan kami mengerti karena alasan ter
Alis pemuda itu menuik saat membaca pesan tersebut, cukup bingung karena biasanya Dave akan langsung menghubungi Chloe tanpa repot-repot mengirim pesan. Lalu, detik di mana Garvin ingin mengembalikan ponsel Chloe ke tempat ia mengambil, sebuah dentingan tanda pesan masuk membuatnya mengerutkan kening, dari Dave lagi.Ia berfikir sejenak, apakah ia harus membukanya atau memberi tahu Chloe, tapi akhirnya ia membukanya dan tertegun dengan isi pesannya, hanya sepersekian detik, karena detik berikutnya, Garvin langsung menghapus pesan tersebut.Cinta katanya? Dave mengatakan cinta padahal pesan yang ia kirim sekaku itu, pria itu pasti kewarasannya sudah habis.Tidak, daripada adiknya sakit hati karena merasa di ejek, sebaiknya tidak usah melihatnya. Garvin kembali mematikan ponsel lalu meletakan ke tempat semula dan bergabung dengan Darren yang sedang belajar.***Emily dan Dave duduk di warung tenda pinggir jalan dekat
"Kesempurnaan keluarga memang hadirnya buah cinta diantara kedua pilar penyangga, tapi daripada meratapi karena ketidakbisaan itu, bukankah ada baiknya menggunakan sesuatu yang lain yang maknanya sama, itu juga sama-samabsebuah kesempurnaan."Emily mengibaskan kembali tangannya.Dave mengambil kalimatnya dari buku-buku tua di perpustakaan kakeknya. "Seperti ketika seorang kakek yang mulai kehilangan keseimbangan untuk berjalan, dia akan menggunakan tongkat untuk membantunya, karena itu lebih efektif daripada menunggu seseorang membantunya padahal semua orang juga memiliki kegiatan sendiri.""Itu terdengar seperti aku adalah pihak yang salah dan berlebihan karena merasa begitu tersakiti.""Kau hanya terpaku pada keinginan yang membumbung dan sudah sangat lama kau impikan. Hidup ini singkat untuk hanya meratapi ketidak bisaan, lakukan yang mungkin selama itu baik, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di
Tidak berapa lama sejak ia menginjakkan kakinya di tempat tujuan, akhirnya ia menemukan isterinya sedang duduk di warung tenda, dan matanya cukup di kejutkan karena sang isteri bersama seseorang yang tidak asing baginya, Dave Taylor.Awalnya pria itu ingin segera menghampiri, namun di urungkan karena telinganya menangkap percakapan dua orang tersebut yang mulai membahas masalah masing-masing, dan Daniel memutuskan untuk masuk juga namun duduk agak jauh dari keduanya.Cukup lama, sampai ia menemukan gelagat Emily yang mulai mabuk berat, ketika akhirnya wanita itu tidak sanggup menahan kadar alcohol yang masuk kedalam tubuhnyanya lagi, disaat itulah ia menghampiri.Untuk kesekian kalinya, Emily menghelakan nafasnya, giginya menggigiti bibir bagian dalamnya. Sampai sekarang ia belum membuka mulutnya untuk berbicara kepada siapapun, bahkan belum merespon atas permintaan maafnya, dan juga ia masih mengatupkan rapat-rapat bibirnya untuk s
Lalu, setelah mendengar cerita tentang dirinya Chlor lalu mendengarkan Aaron yang banyak bercerita tentang dirinya sendiri. Mulai dari sejak ia pindah hingga kembali ke tanah kelahirannya. Chloe ingat kalau dulu Aaron pernah pamitan kepadanya akan pindah yang ternyata pindah ke Jepang sekalian merampungkan pendidikannya di sana.Sekarang, pria itu ada pekerjaan di Indonesia dan karena sudah lama tidak berjumpa dengan temannya, Aaron memutuskan menemui Garvin tapi malah berakhir demikian."Maaf ya. Aku malah jadi merepotkanmu." pecah Chloe setelah Aaron selesai membereskan alat makan Sheila."Ini sudah beberapa kalinya kau mengatakan itu. Aku sungguh tidak apa. Aku sama sekali tidak merasa direpotkan."Perkataan sahabatnya itu bagai bogem mentah di dada Garvin yang sejujurnya memperhatikan sedari tadi.Pria itu melihat bagaimana orang lain merawat adiknya dengan baik dan penu
"Jadi, nyonya akan mencoba dengan si kembar?" tanya ibu panti yang mengenakan celemek warna hitam kepada Emily.Meski masih diliputi keraguan dan rasa enggan tapi ia harus tetap mencoba. Selama ini Daniel telah banyak berkorban untuknya jadi kali ini ia juga akan melakukan hal yang sama.Iya, ia akan mencoba menyetujui usulan suaminya itu. Mengangkat anak dari panti meski ia harus belajar terlebih dahulu. Sejak pagi ia menghabiskan waktunya di panti asuhan untuk bermain dengan anak-anak dan entah bagaimana ia merasa kalau si kembar cocok dengannya.Si kembar yang di maksud itu adalah Axel Williams dan Leo Gilbert, dua anak itu memang bukan kembar sesungguhnya tapi mereka selalu bersama dan memiliki banyak kesamaan sehingga banyak yang menyebut mereka kembar termasuk dirinya sendiri.Ia akan mencoba. Lagipula benar juga yang di katakan pangeran itu. Sempurna itu bisa diraih dengan cara apapun. Yeah, seorang pan
Ketika si pemimpin perusahaan itu keluar dari ruang rapat bersama rekannya yang lain dua bocah itu tanpa sengaja menabraknya dan membuat keduanya jatuh.Kejadiannya mirip seperti waktu di panti asuhan waktu itu. Mengejutkan Daniel juga orang yang tadi ikut mengejarnya."Axel, Leo?" ujar pria itu segera mengangkat tubuh dua bocah itu. Ia merasa terkejut tapi segera ia hilangkan wajah terkejutnya agar tidak menakuti dua bocah itu."Paman. Hehe.""Kalian bagaimana bisa sampai ada di sini?" tanyanya lembut."Aku menangkapnya. Oh ya. Jangan lepaskan mereka."Dan, Daniel semakin dikejutkan ketika Garvin rupanya juga mengejarnya. Nada bicaranya terdengar menyenangkan seakan dia sedang bermain dengan Darren.Hey bagaimana bisa Axel dan Leo ada disini.Apa yang terjadi sebenarnya?***Dave menyapa dengan ramah. Dan, diujung sana pengacara Jeremy
Aaron Lewis yang sejak tadi memperhatikan. Tepat sesaat setelah kendaraan Dave berhenti di depan gedung sekolah Darren, mobil milik Aaron juga sampai.Pria itu sudah berhasil menyentuh hati Darren Taylor. Sesungguhnya tidak sulit walau anak itu terlihat begitu dingin. Dan, pagi ini ia bahkan mengantar Darren meski mereka baru bertemu dua kali.Tapi melihat bagaimana raut wajah Darren ketika melihat Dave, ia yakin kalau apa yang dikatakan Garvin adalah benar. Memang, Garvin juga disalahkan di sini, tapi Dave lah yang menjadi dalang dari sarana ini.Pria itu memang tidak mungkin bohong tapi sungguh tidak bisa di pahami. Bagaimana bisa Dave Taylor menjadi begitu kejam. Itu membuatnya marah namun ia bisa apa. Ia bukan siapa-siapa.Jadilah niatnya untuk menjemput dan mengajak Darren bermain tidak jadi. Ia hanya mampu menatap dengan marah dari kejauhan.***Suara itu tidak akan tidak didengar dari luar.
"Apa Dave benar-benar pulang untuk Chloe? Aish dasar.""Apa wanita jauh lebih penting daripadabanaknya. Menjengkelkan sekali.""Oh, dengarlah perempuan egois itu." Ansel mencibir ketika telinganya mendengar gerutuan Celine perihal suaminya yang tidak mengunjunginya dan lebih mementingkan Chloe."Kenapa kau tidak menghubungiku?!" Maka dengan gerakan sedikit keras dan setengah membentak Ansel meninggikan suaranya. Mengejutkan seorang pelayan yang ada di ruangan itu bersama Celine."Ansel?""Kau pikir siapa? Lelaki yang kau cintai Dave Taylor?!"Oh, astaga kenapa kau terdengar marah Ansel!***“Ketika kita bertemu tragedi nyata dalam hidup, kita dapat bereaksi dengan dua cara – entah dengan kehilangan harapan dan jatuh ke dalam kebiasaan merusak diri sendiri, atau dengan menggunakan tantangan untuk menemukan kekuatan batin kita.”Sementara seorang Ansel Joh
Pada awalnya Felix juga ingin menempuh pendidikan ditempatyang sama dengan Darren tapi mempertimbangkan nanti orang tuanya hanya bertiga saja jadi Felix memilih tinggal. Anak itu menempuh pendidikan di tempat yang sama dengan Mario."Kau terlihat senang sekali?" Dave yang baru selesai mandi segera menghampiri Chloe yang tengah mempersiapkan bajunya sambil tersenyum bahagia."Tentu saja. Aku sangat merindukan Darren." katanya."Kalian video call setiap hari dan masih mengatakan rindu? Astaga." Dave mengacak pelan rambut Chloe yang sudah tertata membuat wanitanya itu mengerutkan bibirnya lucu. "Melihatnya secara langsung jelas berbeda dengan melihat dilayar. Aku terkadang iri dengan Celine dan Garvin." katanya."Felix anak yang ceria dan tidak pergi jauh sehingga Celine bisa melihatnya setiap hari. Sedangkan Garvin melihat Darren setiap hari.""Kau benar juga. Daripada kita
"Jika, kau dan Dokter itu saling mencintai. Ceraikan saja Dave. Aku juga tidak ingin memiliki menantu jalang sepertimu."Perkataan sarkas yang di luncurkan Nyonya Taylor berhasil membuat lubang di hati Celine, begitu terjal sampai terasa sangat ngilu. Sungguh, rasanya mulutnya ingin meluapkan segala perkataan yang ingin ia katakan, tapi sayangnya hanya mampu sampai di tenggorokan karena rasa nyeri di hatinya sudah sepenuhnya mengambil alih. Bahkan, untuk mengeluarkan sepatah kata saja rasanya sangat sulit."Mama."Perhatian dua orang wanita dewasa itu teralihkan saat Felix tiba-tiba saja datang dan menghampiri mereka."Sayang.""Mama kenapa menangis?"Celine langsung merengkuh tubuh si anak tapi tak dapat membuat tangisannya terhenti. Nyonya Taylor memalingkan wajahnya tidak tega melihat keadaan cucu dan juga menantunya. Tapi, ma
"Dan, kau berniat menghancurkan rumah tangganya." sela Nyonya Taylor dengan pandangan bengis. Mungkin, jika muncul sinar laser di sana Ansel sudah tinggal nama."Iya, pada awalnya memang seperti itu. Tapi, ketika aku melihat Felix, aku kasihan pada anak itu.""Lantas, mengapa kau bisa berbuat seperti itu pada Celine?""Saya bukanlah orang munafik yang mengatakan bahwa saya sudah tidak lagi mencintai Celine. Saya masih mencintai menantu Nyonya."Nyonya Taylor menggertak giginya kuat-kuat. Dave dan Chloe belum usai, menanti pertamanya itu masih berada di rumah intensif dan belum ada kemajuan untuk penyakitnya. Sekarang, di tambah lagi dengan permasalahan Celine dengan Dokter yang bern
Dave yang menyadari kehadiran sang anak tak berani mendekat. Darren sedang dikabuti dengan kesedihan dan ia tidak ingin Darren semakin tertekan melihatnya jika ia menghampiri anak itu. Toh, Darren sedang bersama Emily dan ia percaya jika wanita itu dapat menjadi tumpuan untuk Darren. Lengkap sudah penderitaan Dave, ia sangat tidak becus menjadi ayah dan sangat tidak bertanggung jawab sebagai suami. Pantas saja, Chloe menggugat cerai padanya."Terkadang Tuhan menggunakan rasa sakit untuk mengingatkan, mengoreksi, mengarahkan, dan menyempurnakan hidup kita. Bertahanlah, Chloe. Aku janji aku akan menjadi ayah dan suami yang baik untukmu.""Baiklah, Bi. Aku mau." Darren berbalik dan langsung mengangguk pada Emily.Emily tersenyum. "Darren memang anak baik. Kita makan sekarang, yuk."Nyonya Jacobs itu menuntun Darren agar duduk di kursi tunggu dan mulai menyiapkan m
"Wow, kau bahkan rela mengungkap identitas mu sebagai dokter tripel-board, Nona Joko, demi menyelamatkan Chloe?" Ansel yang sedari tadi menunggu di luar berkomentar saat Yuna keluar ruanganDokter Joko atau si kelinci kuning adalah salah satu dari beberapa dokter terhebat yang pernah ada karena memiliki kemampuan super jenius juga menjadi kebanggaan rumah sakit tempatnya bekerja selama ini. Joko atau Yuna selama ini begitu dihormati ketika berkarir di Amerika karena kemampuannya. Berbagai pujian sering mendatanginya karena hasil kerjanya yang selalu memuaskan. Petinggi rumah sakit mereka yang terdahulu yang pernah divonis lumpuh bahkan kini menunjukan perubahan signifikan setelah di operasi oleh Yuna, oh ya dia juga bagian dari tim peneliti yang menciptakan vaksin untuk sebuah virus berbahaya. Walau masih muda perstasinya sangat mengagumkan. Yuna selain pada dasarnya cerdas dia juga sangat ambisius dan selalu ingin menjadi yang terdepan maka inilah hasilnya.
Pesta besar di kediaman Taylor sekaligus penyambutan kembalinya putra sulung yang menempuh pendidikan di negeri jauh, Amerika Serikat.Kedatangannya telah ditunggu dan rupanya bukan hanya oleh keluarga dirumah tapi satu negara ini karena bahkan di bandara internasional yang menjadi tempatnya mendarat nanti bak pesta sambutan pribadi telah diatur dengan sedemikian rupa oleh penggemar keluarga pengusaha.Sementara dibandara begitu diramaikan oleh orang yang menunggu anak pertama keluarga Taylor, dirumah kediaman diramaikan oleh gelak tawa anak-anak yang katanya ikut membantu para orang tua untuk menyiapkan acara penyambutan.Di pimpin oleh Axel yang mana paling tua diantara rombongan anak-anak entah sudah berapa kali mereka memecahkan balon hingga mengagetkan. Meskipun sudah di tegur pun akan terjadi lagi dan lagi. Itu yang disebut membantu?"Kak~" suara Mario yang merengek karena terus saja di jahili Felix dan Leo.
Sebagai jawaban dari pihak salah satu rumah sakit ternama di Amerika - John Hopkins yang dimintai tolong oleh dokter rumah sakit Indonesia, mereka mengatakan kalau salah dua dari dokter hebat mereka tengah berada di negara tersebut dan dengan senang hati akan memberikan bantuan.Ketika mereka menanyakan apakah bisa membantu seorang pasien yang sedang dalam keadaan kritis karena sumsum tulang belakangnya yang patah dan menusuk dada hampir mengenai jantung sosoknya langsung terpikirkan. Dokter dengan sertifikat tripel-board yang juga merupakan lulusanterbaik universitas John Hopkins dan bahkan meraih gelarnya di usia muda.Namun tidak terpikirkan sebelumnya kalau dokter tersebut terlihat begitu belia. Yeah, di mata para dokter senior tentu saja sosok yang kini berdiri sambil menunjukan tandapengenal dari rumah sakit bergengsi itu masih sangat belia bahkan mungkin bisa terlihat seperti anaknya kalau mereka jalan bersama.Yang mereka pi
"Kalau kau sungguh ingin dia sembuh, maka jangan bertindak seenak jidatmu. Biarkan mereka yang mengerti menanganinya. Setidaknya dengan begitu aku bisa merasakan sedikit simpatimu."Rasanya sesuatu ikut meremas hati Emily, ia bisa merasakan bagaimana kesakitan dalam setiap ucapan yang keluar dari mulut Garvin, cinta seorang kakak kepada sang adik yang luar biasa besar dan ketakutan akan kehilangan. Entah bagaimana sesungguhnya rumah tangga pasangan Taylor ini hingga tampaknya Garvin sangat membenci seorang Dave Taylor.Dan, Dave sendiri terlihat begitu bersalah. Apakah rumor yang beredar tentang rumah tangga Dave Taylor dan kedua permaisurinya adalah kebenaran? Bahwa dia hanya mencintai salah satunya saja dan tidak dengan keduanya? Bahwa sang ratu sesungguhnya di anggap oleh Dave hanya sebatas tragedi sementara selirnya adalah cinta yang sesungguhnya?Astaga. la tidak berani membayangkan hal itu terjadi padanya. Membayangkan membagi
Pada sebuah taman bunga yang luas, yang udaranya terasa segar dan sangat sulit ditemukan di kota Jakarta. Chloe Moretz Lautner merasakan kalau dia seperti sudah berada di belahan bumi yang lain karena betapa menyegarkannya tempat ini.Tenang, segar dan sangat nyaman. Bunga-bunga yang tumbuh juga menebarkan semerbak wewangian memanjakan penciumannya."Di mana ini?" ia bertanya-tanya sembari kakinya melangkah pada jalan setapak untuk menyusuri semakin dalam padang bunga tersebut."Tempat yang indah dan nyaman. Tapi, apakah aku seorang diri?" Oh ya, apa tidak ada orang lain lagi yang mengunjungi tempat seindah ini? Kenapa hanya ada dirinya. Padahal tempat ini sangat cocok untuk piknik keluarga atau kalau tidak mungkin bisa berkencan. Seperti Edward Cullen dan Bella Swan."Chloe." baru saja gadis cantik itu memikirkan tentang piknik atau kencan, telinganya mendengar suara seseorang memanggil namanya.Di