Beranda / Fantasi / Vampire Kesayangan Duke Berbahaya / 32. Menikmati Waktu Berdua (a)

Share

32. Menikmati Waktu Berdua (a)

Penulis: Diosa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Elora dan Damio masih betah saling pandang. Mata mereka bertautan, saling mengagumi satu sama lain.

Damio tak mungkin terang-terangan menunjukkan perasaannya, tapi sudah jatuh hati kepada Elora. Jadi, dia tak mau membuang-buajg waktu dengan bersikap dingin.

Di hadapan Elora, dia ingin menjadi yang paling perhatian, lembut, dan penuh cinta.

Dari tadi, tangannya terus meraba pipi sang tunangan itu. Dia tak bisa berhenti menatapnya.

Elora sampai tegang. Dia bahagia melihat ketampanan Damio, bahagia melihat senyumannya. Namun, tentu saja hasrat dalam dirinya bergejolak. Tidak mungkin ada wanita yang bisa tenang kalau berhadapan dengan pria seperti itu.

"Kamu cantik," puji Damio memecah keheningan di antara mereka.

Elora masih gugup. "Terima kasih."

"Padahal tadi sudah kubilang jangan kaku denganku. Nada bicara kamu sopan sekali, aku ini tunangan kamu. Santai saja."

"Habisnya kamu aneh banget."

"Apanya yang aneh?"

Elora melirik tingkah jemari Damio yang menggulung sedikit rambut depannya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   33. Menikmati Waktu Berdua (b)

    Tepat di tengah malam, Damio membuka mata. Lengannya agak kaku akibat tindihan kepala Elora. Sudah dua jam sejak mereka tidur.Dia menurunkan kepala wanita itu, lalu bangun dan mengambil baju yang berserahkan di ujung ranjang. Dia meregangkan otot-otot bahu serta leher yang sudah digigit Elora. Rasa nyeri masih ada, tetapi tak masalah untuknya.Dia sedikit malas berpakaian, jadi hanya beberapa kancing kemejanya yang terpasang. Setelah itu, dia turun dari ranjang— berjalan menuju ke jendela yang tirai putihnya agak kebuka."Siapa itu ..." ia bergumam pelan sambil menyibakkan tirai itu sedikit.Seperti ada yang mengintai di luar sana. Akan tetapi, tak jelas siapa itu. Segalanya terlihat gelap, pencahayaan minim sekali akibat beberapa lampu taman telah mati, langit pun mendung."Tumben Haervis tidak tahu kalau lampu tamannya mati. Apa dia terlalu sibuk mengurus semuanya? Apa aku harus mencari tukang kebun? Iya ... sejak awal ini bukan tugasnya ..." Damio bicara sendiri.Tiba-tiba, dia me

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   34. Rahasia Diketahui?

    Elora pura-pura untuk tetap berada di dalam kamar tidur. Dia mengintip dari balik jendela kaca, dan melihat Damio pergi ke arah hutan. Pasti ada sesuatu, itu yang dia pikirkan.Selama beberapa menit, dia hanya berdiam diri di dekat jendela. Tak diduga, seekor kelelawar mendekat ke jendela itu. Cakar binatang malam itu memegang sebuah gulungan kertas yang sudah menguning.Penasaran, Elora membuka kaca jendelanya kembali. Kemudian, dia mengambil kertas itu.Setelahnya, si kelelawar pergi. Tugasnya mengantar pesan sudah selesai.Elora buru-buru menutup jendela, takut ketahuan pelayan. Tak lama kemudian— tiba-tiba ada Damio di sekitar. Dia melemparkan pisau kecil ke arah kelelawar barusan.Kelelawar itu menghilang menjadi asap hitam yang lantas lenyap bersama angin malam. Damio tahu itu adalah keahlian dari vampire. Dia melihat ke jendela kamar Elora yang telah tertutup.Ada yang tidak beres.Tunangannya terus saja diincar oleh vampire misterius itu. Tetapi, kenapa?Elora sendiri terdia

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   35. Vampire Itu Lagi?

    "Nona, coba yang ini ... cantik, bukan?" Di balik sikap kakunya, Mina bisa menjadi cukup ceria saat diminta memilihkan baju untuk Elora. Sudah satu rak, dia memilih-milih gaun.Toko baju yang mereka datangi bersebelahan dengan toko jimat Tordes. Karena itulah, Elora sama sekali tidak bisa fokus dengan dirinya di tempat ini.Dia sedang berdiri di depan cermin besar, melihat dirnya sendiri yang mengunakan gaun kasual berwarna biru muda. "Mina, Fio ada di mana?""Seperti permintaan anda, Sir Fionnan berjaga di luar toko, Nona. Sejak tadi memperhatikan ke sini, jadi jangan cemas. Lagipula, Sir Fionnan sangat peka penciumannya, lebih baik dari saya ... pasti tahu kalau ada yang tidak beres.""Sebenarnya aku ingin ke toko jimat sebelah.""Kita pergi saja sekarang.""Tapi aku ingin sendiri, aku ingin bicara dengan penjaga tokonya, lalu memilih jimat keberuntungan untuk Damio.""Kami takkan menganggu, Nona, kami temani.""Tidak, tolong .. maukah kamu mencari cara agar aku bisa menyelinap ke t

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   36. Takdir Kematian

    Apa maksud ucapan Leandro?Elora tidak paham dengan perkataannya. Dia hanya bisa bungkam, menganggap mungkin saja ini jebakan. Iya, mungkin saja Leandro sedang bekerjasama dengan penyihir.Leandro menaruh pot yang dia bawa di atas meja, kemudian berjalan mendekati rak buku. Dia mengambil salah satu buku yang ada di dalam situ, yang sampulnya hitam. "Aku sudah terjebak di dunia ini selama ratusan tahun, hampir dua ratus tahun mungkin," katanya sambil menyerahkan buku itu kepada Elora."Apa?""Baca saja awalannya."Elora masih waspada. Namun, mau tidak mau, dia harus membuka buku tersebut. Dahinya mengerut tatkala membaca judul buku yang tertera di halaman paling depan:HEINRICH LUX"Ini 'kan leluhur keluarga kerajaan ..." Elora mengenali nama leluhur itu karena namanya digunakan sebagai nama tengah Damio.Dia membuka lembar selanjutnya. Tertulis kalau itu memang novel dengan ciri khas adegan kejar-kejaran di prolog atau awal cerita.Sekilas, Elora membacanya:[Leandro berlari dari kej

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   37. Karakter Utama Wanita

    Elora berpura-pura tidak terjadi apapun di toko jimat Tordes. Dia tidak mau mengatakan semua kepada Damio. Ini sulit— kemarin saja, dia sudah cerita, tapi pria itu tidak paham sama sekali, apalagi sekarang?Damio terlalu khawatir sehingga membawa Elora kembali pulang secepat mungkin. Dia tidak tenang kalau tunangannya itu masih berkeliaran di ibu kota.Sesampainya di rumah, dia mengomel, "jangan pernah berkeliaran sendiri di kota lagi. Kamu memanfaatkan kebaikan Mina untuk membuatmu bepergian tanpa dikawal.""Maaf." Elora berjalan di belakangnya. Dia bisa tahu kalau Damio benar-benar kesal. "Jangan marah terus, jangan berjalan terlalu cepat, aku sudah minta maaf dari tadi, aku cuma ingin membeli jimat untuk kamu."Damio berhenti berjalan, lalu berbalik badan, melihat sang tunangan.Mereka berdiam diri di tengah-tengah koridor panjang. Untuk satu menit lamanya, tak ada yang bicara, keduanya saling pandang."Elora ..." Damio melihat sekitar.Dia merasakan kehadiran Fio yang ada di bal

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   38. Gelisah Karena Cemburu?

    "Ada apa?" Rosalie heran dengan ekspresi wajah Damio yang tiba-tiba serius saat menoleh. Dia ikut melihat ke arah yang dipandangnya, sebuah jendela dari salah satu ruangan di rumah Grim.Damio melemaskan otot wajahnya, lalu tersenyum lagi ke wanita itu. Dia menjawab, "maaf, bukan apa-apa.""Ada yang mengintip, ya?""Sepertinya kita dari tadi diawasi Elora. Entah mengapa, aku merasa tatapannya tidak enak sekali.""Oh." Rosalie senyum-senyum memahami sesuatu. "Duke, tolong yang peka sedikit— mungkin Lady Elora cemburu melihat kita berduaan minum teh di sini.""Cemburu? Untuk apa?""Karena dia mencintaimu."Damio menahan napas sesaat. Dia sama sekali tidak menduga kalau tunangannya akan cemburu. Benarkah?Tanpa disadari, bibirnya sedikit naik— membentuk sebuah senyuman kecil. Akan tetapi, ekspresi wajahnya menunjukkan raut wajah seperti sedang kepikiran.Dia senang kalau Elora cemburu, tapi rasanya seperti ada yang disembunyikan.Rosalie masih tersenyum. "Aku senang melihatmu bersama El

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   39. Mengintai Tunangan

    Saat Elora terbangun, Damio sudah tidak ada di atas ranjang. Dia terbiasa dengan hal ini. Tunangannya itu selalu datang dan pergi secara tiba-tiba.Dan, seperti biasa— Elora diminta untuk tetap di rumah saja dalam beberapa hari ini. Sementara itu, Damio pergi ke luar tanpa mengatakan apapun.Terkadang, Elora merasa terpenjara, terkekang, kesepian di rumah besar itu. Dia paham tunangannya ingin dia aman, tapi entah mengapa— malah seperti binatang peliharaan.Ke mana Damio pergi? Kenapa tidak pernah menjelaskan apapun kepadanya? Bukankah mereka ini pasangan?Saat tengah malam, ada suara berisik di koridor depan pintu kamar Elora. Dia bisa mendengar kalau Damio sedang mengobrol dengan Fionnan— dan sedang ingin pergi ke suatu tempat karena darurat."Pesta? Lady Rosalie?" ulang Elora samar-samar mendengar pembicaraan mereka. "Bangsawan Monly? Itu 'kan—"Berdasarkan penyelidikan Damio, ada kemungkinan Elora si vampire bertemu dengan bangsawan Monly sebelum akhirnya dikejar-kejar pihak pembu

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   40. Terjebak di Kebakaran

    Elora tak bisa berbuat banyak. Dia terpaksa diam, menuruti permintaan Leandro untuk melihat apa yang terjadi.Dia dibawa ke lantai atas, tepatnya di balkon belakang kediaman Bangsawan Monly. Leandro memaksanya duduk di atas kursi, lalu mengikatnya dengan tali khusus yang bertabur perak. Benda itu cukup efektif melemahkan tubuh vampire. Pria itu menggunakan sarung tangan untuk menyentuhnya."Kenapa sampai ... Perak ..." Elora kehabisan tenaga. Sekalipun Vampire Vesper kebal matahari, tapi tetap lemah terhadap perak.Untuk menggerakkan jari saja, dia kesulitan, bicara pun— mulutnya sudah terangkat."Benda ini cukup bagus, aku mendapatkannya dari bangsawan di kerajaan,“ kata Leandro tersenyum melihat Elora tak berdaya.Elora tak kaget mendengarnya. Dia sudah curiga kalau Leandro ada hubungan dengan keluarga bangsawan Tordes. Iya, itu pasti penyebab pria itu bisa ada di toko mereka tanpa ada masalah.Dia sangat lemas. "Apa maumu— aku ... Kenapa ... kamu ... mengikatku?”"Aku akan buktika

Bab terbaru

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   110. TAMAT

    Elora bangun dari tidur panjangnya. Dia mengerjap-ngerjapkan mata, melihat langit-langit yang familiar.Ah, kamar tidurnya yang biasa saja.Dia bangun sambil memijat keningnya. "Bangun tidur bukannya tubuh membaik, tapi malah sakit kepala. Apa aku kebanyakan kerja? Untung saja sekarang Minggu ... Minggu 'kan?"Dia meraih ponselnya yang ada di meja nakas samping ranjang, dan memang benar sekarang adalah Minggu jam tujuh pagi.Dia tertegun sejenak, melihat kamarnya yang berantakan seperti biasa. Entah mengapa dia merasa sangat sedih.Dia menyentuh dadanya, air mata mendadak keluar dari kedua matanya. Ini membuatnya makin bingung.Dia mengusap air mata itu, lalu bergumam, "ada apa denganku? Aku menangis? Rasanya seperti sudah bermimpi lama sekali ... Apa ini alasan kenapa tubuhku kaku?"Tak mau membuang-buang waktu, dia turun dari ranjangnya, lalu melihat diri sendiri di depan cermin meja rias. Untuk sejenak, dia memperhatikan wajah sendiri."Aneh ... Aku seperti bermimpi sangat aneh, ta

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   109. Tidak Ada Gunanya Hidup (b)

    'Jangan ... Damio ... Cepat pergi, tinggalkan aku di sini. Jangan mati bersamaku.'Itu adalah kata yang seharusnya diucapkan Elora, tapi tak bisa keluar. Dia hanyalah sisa jiwa yang masih bersemayam di tubuh Elora si vampire. Suara Damio pun semakin lirih, membuktikan bahwa sebentar lagi dia benar-benar akan menghilang.Tetapi, dia tidak mau Damio ikut pergi bersamanya. Ini sangat tidak masuk akal. Kenapa pria ini mau mati bersamanya, orang yang hanya bisa menjadi beban.Dia ingin menangis.Damio membelai pipi Elora, bibirnya tersenyum. Entah mengapa dia seperti bisa mengetahui perasaan Elora yang masih tertinggal.Dia berkata, "aku tahu kamu pasti memintaku untuk pergi dari sini, tapi tidak bisa. Kakiku terluka. Aku akan menemanimu sebentar lagi. Aku sudah tidak ingin berada di dunia ini, Sayang. Jika kehidupan lain itu memang ada ... Aku ingin hidup bersamamu."Usai mendengar itu, Elora benar-benar terharu. Dia tak lagi bisa mendengarkan apapun, yang bisa dia lakukan adalah pasrah s

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   108. Tidak Ada Gunanya Hidup (a)

    Pertarungan puncak sudah berlangsung berjam-jam, pasukan kerajaan yang dipimpin oleh sang raja Bernardo II dan jenderal perangnya telah mendominasi peperangan itu.Saat jenderal perang menghabisi seluruh pasukan yang bukan manusia biasa dan penyihir-penyihir kuat, Bardo dibantu oleh Hanter berhasil memojokkan Tordes.Pada dasarnya Tordes memiliki kemampuan sihir yang luar biasa, tapi fisiknya cukup lemah. Lama kelamaan, dia tidak bisa mengimbangi kecepatan dari hanter. Semua orang sudah tumbang, menyisakan dirinya dan beberapa penyihir saja.Sementara itu, para pendeta yang juga merupakan anggota dari bangsawan yang ikut berperang menetralisir efek dari ritual dengan berbagai barang suci. Beruntung, mereka tidak terlalu terlambat untuk menutup lagi gerbang menuju ke neraka.Kejadian ini mengingatkan Bardo akan deskripsi di buku semasa perang ratusan tahun silam yang menghilangkan banyak nyawa penyihir. Seperti inilah wujud dari peperangan itu.Hampir separuh pasukannya harus tiada, te

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   107. Kematian Menyedihkan

    Api menjalar sangat cepat di bangunan tempat persembunyian. Elora mulai panik merasakan Hawa panas yang familiar. Kenapa setiap kali pergi selalu saja ada yang membakar tempat yang dia jadikan persembunyian?Ini memuakkan.Dia berlari di bersama si kembar untuk mengungsi ke area bangunan yang belum terbakar. Mereka menunggu kedatangan Fionnan dulu.Bagaimana pun, di luar juga cukup darurat, di mana para manusia serigala menyerang dari berbagai arah.Leandro pun masih dihadang oleh Haervis yang sudah ngos-ngosan. Sedangkan, Fionnan sibuk di belakang dengan para manusia serigala.Elora menjadi khawatir dengan mereka berdua. Dia juga khawatir terhadap Damio. Tak berselang lama dari itu, dia merasakan kehadiran yang familiar pula.Langkahnya pun terhenti.Ini membuat pelayan kembar menjadi panik dan menoleh. Mita bertanya, "nona kenapa berhenti? Ayo kita tetap berlari."Mina ikut mengatakan, "iya, Nona. Area ini sudah terbakar. Kita harus ke belakang. Di sana ada Sir Fionnan.""Damio ...

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   106. Kematian Kedua Kali

    Leandro datang ke bangunan tempat persembunyian Elora. Dia sedikit beruntung karena ada serangan dari kelompok manusia serigala yang mendekat. Dengan begini, dia bisa mendekat ke jendela, tepat di mana ruangan Elora berada. Dia berniat untuk memecah jendela itu, lalu masuk.Akan tetapi, sebelum niatnya terpenuhi, Haervis sudah terlebih dahulu menghampirinya, lalu berniat menendangnya.Leandro berhasil menghindar sehingga tendangan Haervis hanya mengenai udara."Serigala sialan," umpatnya.Haervis bersiap untuk menyerang lagi. Mimik wajahnya terlihat serius, tapi sebenarnya dia juga sedikit lelah. Dia sudah bertarung terus menerus, wajar saja kehabisan tenaga.Dia tidak yakin bisa menahan vampire itu lebih lama, jadi berharap agar Fionnan segera membereskan para manusia serigala yang mengamuk.Leandro tersenyum. Dia sudah tahu kalau Haervis sudah mencapai batasnya. "Kamu pasti mati kalau melawanku begini.""Aku tidak peduli.""Kenapa kalian sangat protektif pada Elora? Aku cuma ingin m

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   105. Untuk Terakhir Kali

    Serangan Leandro terpaksa terhenti karena kekacauan yang terjadi tepat di tengah malam. Dia tidak bisa berkonsentrasi karena pepohonan banyak yang tersambar petir dan roboh.Dia juga tidak melihat Fionnan kembali. Pengawal itu jelas sudah kembali ke rumah untuk memperingatkan akan bahaya.Dia sendiri juga tidak mengira kalau terdengar lolongan serigala di kejauhan. Pandangannya menengadah ke langit, mendengarkan lolongan itu yang tiada henti.Semakin dekat .. dekat .. dan dekat saja."Sialan." Dia mengumpat karena tidak rela Elora diserang oleh para serigala. Tetapi, dia tidak ada waktu meladeni musuh yang tiada habisnya ini.Selain itu, manusia serigala saat bulan purnama begini sangatlah kuat, berkali-kali lipat kuatnya dari biasa. Akan butuh banyak waktu untuk meladeni mereka.Dia tidak peduli apapun, dan berlari menuju ke bangunan tempat Elora seharusnya berada.Begitu keluar hutan, dia langsung disambut oleh petir yang hampir saja menyambarnya. Berdiam diri di tengah halaman sep

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   104. Pertarungan Puncak

    Damio dan Marko perjalanan menuju ke ibu kota. Keduanya sampai dalam waktu singkat. Sesampainya di sana, tidak ada yang melihat ada seseorang yang masih hidup.Darah berceceran di mana-mana, tubuh- tubuh tercabik ada di mana-mana. Tidak ada yang enak di pandang di sini.Marko melihat semua kekacauan ini. Dia melihat juga ke tembok-tembok bangunan yang sudah rusak parah."Tuan, sepertinya pertarungan di sini baru saja selesai, saya masih bisa mencium bau vampire itu," kata Marko masih melihat sekitar.Damio tertegun melihat segalanya. Dia tidak merasa ada yang berbahaya di sini. Segalanya terlihat sudah selesai.Dia berkata, "aku tidak merasakan kehadiran seseorang yang masih hidup di sini. Apa vampire sialan itu berhasil membunuh mereka semua?""Iya, Tuan, sepertinya dia baru saja pergi.""Aku penasaran ke mana dia pergi? Kamu bisa melacaknya? Apa dia ke istana? Atau mencari Lady Eizabell?""Saya tidak yakin merasakan kehadiran vampire lain di sini, Tuan, tidak ada manusia serigala at

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   103. Kedatangan Leandro Lagi

    Jarum jam tinggal beberapa menit lagi sudah menuju ke tengah malam. Tidak ada kabar juga dari Damio.Elora terdiam di tempat yang sama dan di posisi yang sama, dekat dengan jendela. Dia menjadi tidak tenang. Entah apa yang terjadi pada tunangannya itu. Apakah dia berhasil mengalahkan Leandro, Tordes dan semua musuh-musuhnya? Ataukah malah terjebak oleh permainan licik mereka?Yang membuatnya khawatir adalah Leandro. Pria vampire itu memang kuat. Dia tidak bisa tenang menghadapi ini. Tetapi, dia berusaha menguatkan diri karena percaya terhadap Marko. Marko lebih lama hidup daripada Leandro. Lagipula, dia yakin vampire itu juga jauh lebih kuat.Hanya saja, Leandro menang dalam hal pemikiran licik. Pria itu bisa membuatnya hampir terpengaruh dahulu. Untung saja, dia diselamatkan Damio, dan kesalahpahaman di antara mereka bisa teratasi."Bagaimana keadaan Damio sekarang ..." Elora tertegun sejenak, tak melanjutkan gumamnya kala melihat ada cahaya berkedip-kedip di depan sana.Iya, di luar

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   102. Mencari Leandro

    Peperangan sudah mencapai puncaknya. Bardo menyerang barisan penyihir bertudung hitam yang menjaga tempat ritual sihir berlangsung. Di sebelahnya selain ada Hanter juga ada panglima perang kerajaan Lux. Pria setengah baya itu jarang sekali kelihatan di publik, dan memang hanya muncul ketika diperlukan seperti ini.Pria tersebut maju sambil menebas semua penyihir yang menghalangi. Secara menakjubkan, tubuhnya kebal terhadap sihir, karena itulah dia bisa menerobos saja tanpa terkena efek apapun."MUSTAHIL!" salah satu penyihir yang tak percaya. Dia sudah melemparkan rapalan sihirnya terhadap pria itu tetapi tidak ada efek. Padahal, sihir-sihir mereka mampu membuat para prajurit biasa berjatuhan. Mereka semua terkena sihir yang melumpuhkan otot-otot sehingga terasa seperti mati, tapi hanya tak sadarkan diri."ARRRGH!" "aagrrh!" satu per satu suara para prajurit berjatuhan terdengar di seluruh area itu. Ruangan yang sangat luas, besar, berlangit-langit tinggi, benar-benar mampu menampu

DMCA.com Protection Status