Share

39. Mengintai Tunangan

Author: Diosa
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Saat Elora terbangun, Damio sudah tidak ada di atas ranjang. Dia terbiasa dengan hal ini. Tunangannya itu selalu datang dan pergi secara tiba-tiba.

Dan, seperti biasa— Elora diminta untuk tetap di rumah saja dalam beberapa hari ini. Sementara itu, Damio pergi ke luar tanpa mengatakan apapun.

Terkadang, Elora merasa terpenjara, terkekang, kesepian di rumah besar itu. Dia paham tunangannya ingin dia aman, tapi entah mengapa— malah seperti binatang peliharaan.

Ke mana Damio pergi? Kenapa tidak pernah menjelaskan apapun kepadanya? Bukankah mereka ini pasangan?

Saat tengah malam, ada suara berisik di koridor depan pintu kamar Elora. Dia bisa mendengar kalau Damio sedang mengobrol dengan Fionnan— dan sedang ingin pergi ke suatu tempat karena darurat.

"Pesta? Lady Rosalie?" ulang Elora samar-samar mendengar pembicaraan mereka. "Bangsawan Monly? Itu 'kan—"

Berdasarkan penyelidikan Damio, ada kemungkinan Elora si vampire bertemu dengan bangsawan Monly sebelum akhirnya dikejar-kejar pihak pembu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   40. Terjebak di Kebakaran

    Elora tak bisa berbuat banyak. Dia terpaksa diam, menuruti permintaan Leandro untuk melihat apa yang terjadi.Dia dibawa ke lantai atas, tepatnya di balkon belakang kediaman Bangsawan Monly. Leandro memaksanya duduk di atas kursi, lalu mengikatnya dengan tali khusus yang bertabur perak. Benda itu cukup efektif melemahkan tubuh vampire. Pria itu menggunakan sarung tangan untuk menyentuhnya."Kenapa sampai ... Perak ..." Elora kehabisan tenaga. Sekalipun Vampire Vesper kebal matahari, tapi tetap lemah terhadap perak.Untuk menggerakkan jari saja, dia kesulitan, bicara pun— mulutnya sudah terangkat."Benda ini cukup bagus, aku mendapatkannya dari bangsawan di kerajaan,“ kata Leandro tersenyum melihat Elora tak berdaya.Elora tak kaget mendengarnya. Dia sudah curiga kalau Leandro ada hubungan dengan keluarga bangsawan Tordes. Iya, itu pasti penyebab pria itu bisa ada di toko mereka tanpa ada masalah.Dia sangat lemas. "Apa maumu— aku ... Kenapa ... kamu ... mengikatku?”"Aku akan buktika

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   41. Pilihan Sulit

    Setelah tidur panjang, Elora terbangun. Begitu membuka mata, dia melihat pemandangan lampu bertabur berlian yang tergantung di langit-langit kamar. Dia tersadar sedang terbaring di atas ranjang. Selama satu menit lamanya, dia hanya diam.Samar-samar, ada suara musik yang merdu— kemungkinan jelas itu adalah gesekan biola.Elora bangkit dari ranjang, lalu turun. Dia memperhatikan dirinya sendiri dalam balutan gaun tidur warna putih. Seseorang pasti sudah mengganti bajunya yang berlumuran darah.Kepalanya masih sakit, tapi masih ingat apa yang terjadi sebelum ini.Dijebak oleh penjaga rumah bangsawan, lalu dijebak juga oleh Leandro— dan akhirnya terperangkap di kebakaran hebat, terakhir ....Elora menyentuh dada, sebelumnya sudah ditusuk sampai berlubang. Namun, lukanya sudah hilang, tak berbekas. Apa sudah sembuh? Mana mungkin luka tusukan dari perak sembuh begitu saja? Berapa lama dia tak sadarkan diri?"Kenapa aku bisa masih hidup? Aku sudah ditusuk perak?" Elora bertanya-tanya. KE

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   42. Rencana Damio

    Damio duduk di kursi ruang kepala keluarga di kediaman Grim. Ruangan itu terakhir dimasuki oleh kepala keluarga Grim sebelumnya alias ayah angkat Damio, sang keturunan Grim terakhir— Duke Deidrich Grim.Damio menghindari tempat ini karena sejak dulu tak sanggup menerima kepergian sang ayah. Apalagi, dia bukanlah keturunan langsung dari keluarga Grim, jadi merasa tak pantas berada di sini. Satu-satunya yang membuatnya bertahan adalah demi menjaga warisan keluarga.Tetapi, situasinya sudah sangat mendesak. Sekarang— dia harus bertindak sebagaimana seorang kepala keluarga bangsawan.Ruangan itu disebut juga ruang tahta, ruangan yang sangat luas dengan langit-langit tinggi terhias oleh lampu gantung bertabur berlian asli.Banyak jendela tinggi yang ada di di situ, semuanya tertutup oleh kelambu putih yang memiliki bordir lambang keluarga Grim— dua sayap perak.Lambang yang diartikan sebagai malaikat pembunuh vampire.Sejak dahulu, keluarga Grim memang dianggap sebagai bangsawan bawah yang

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   43. Di Pesta Topeng

    Pesta topeng.Elora memanfaatkan keadaan ini untuk menyusup ke istana raja. Iya, malam ini— mereka sedang mengadakan pesta ulang tahun dari sang raja Bernardo II.Untuk memutuskan kerjasama atau tidak dengan Leandro, dia ingin mengetahui lebih lanjut tentang "karakter utama". Berada dekat dengannya adalah cara tercepat mengetahui tentang itu.Karena wajahnya sudah diketahui oleh banyak bangsawan sebagai vampire, maka pesta ini cocok untuk menyembunyikan jati diri. Dia menggunakan topeng berbulu dengan warna merah darah, selaras dengan warna gaun malam yang dia kenakan.Cantik. Elegan.Berkat pembelajaran tata Krama bangsawan dari Damio, dia mampu berkamuflase dengan para tamu undangan lain tanpa masalah. Selain itu, dia bisa masuk ke sini juga berkat Leandro. Pria itu seolah-olah mengontrol penuh Marquess Tordes. Elora penasaran hubungan mereka— entah mengapa Leandro seperti dimanja, apapun yang dia inginkan dipenuhi oleh bangsawan tersebut."Minumanmu, Lady Eloyna," ucap Leandro s

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   44. Vampire Lain Muncul

    Elora berlari keluar dari ruang pesta raja itu tanpa hambatan. Namun, salah satu penjaga raja yang sedari tadi curiga padanya— mengejar.Lari pria penjaga itu lebih cepat, lalu berhasil menghadangnya ketika baru keluar dari bangunan itu.Elora terkejut. "Apa?"Suasana di luar bangunan istana lumayan sepi, seluruh amu sudah masuk ke dalam— sementara di luar hanya ada beberapa penjaga yang berpatroli.Malam ini cukup dingin, tapi langit lumayan cerah. Udara saat mendekati musim dingin memang seperti ini.Si penjaga memiliki insting yang kuat. Dia sudah sangat curiga kalau Elora bukan manusia biasa. "Maaf, Nona— apa saya boleh tahu, Nona ini dari keluarga mana?""Beraninya kamu menghentikan langkahku, lalu bertanya seperti itu tiba-tiba?" Elora berpura-pura tak senang. Dagunnya sedikit dinaikkan sehingga memperlihatkan sikap angkuh seorang putri bangsawan. Dia memperkenalkan diri, "aku adalah keponakan dari Marquess Tordes, Lady Ellianna Tordes. Aku datang bersama Lord Leandro."Penjaga

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   45. Berciuman dengan Tunangan

    Damio masuk ke dalam ruang tahta kediamannya. Di ruangan bercahaya redup itu, dia tesenyum kepada dua orang paling berjasa dalam melakukan kegaduhan malam ini.Fionnan dan seorang pria berjubah hitam dengan banyak rantai berkarat— alias si Vampire yang mengamuk di istana raja."Tuanku, Tuan Lucien ...“ sambut sang Vampire yang langsung berlutut begitu Damio sudah ada di depan mata.Damio memandangi vampire itu. Bibirnya langsung mengembangkan senyuman licik. Senjata rahasia yang tersimpan di kediaman keluarga Grim memang berbahaya.Dia berkata, "Bagus, Marko. Aktingmu sangat mengagumkan. Aku bangga denganmu.""Terima kasih, tapi saya mohon maaf— saya tidak menemukan dimana sang raja.""Tidak masalah, aku hanya menyuruhmu mengamuk di istana— itu yang terpenting. Sekarang, pergilah untuk membersihkan diri, Haervis akan membantumu. Besok kita bicarakan semua ini.“ Damio menoleh ke belakang— tepat di ambang pintu terlihat sang kepala pelayan sudah berdiri menanti.Tanpa menunggu lagi, vam

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   46. Mesra di Pagi Hari (++)

    Elora masih ingin terlelap, tapi panggilan-panggilan mesra terus saja memenuhi telinga. Tidurnya jadi terganggu. Belum lagi, tangan jahil juga mengelus-elus pipinya.Mau tak mau, dia membuka mata— dan melihat sosok yang sedari tadi mengganggu. "Damio?“"Selamat pagi, Sayang." Damio berada di atas tubuh wanita itu. Dia seakan tak puas menatap wajahnya sejam bangun setengah jam yang lalu."Aku masih mengantuk— jangan ganggu aku.""Mengantuk? Kenapa kamu seperti lelah sekali? Kita semalam tidak melakukan apapun yang melelahkan.""Pokoknya aku mengantuk. Vampire memang harusnya tidur di pagi hari.""Masalahnya kamu tidur juga kalau malam. Ini sih kamu saja yang malas.""Pokoknya ngantuk.""Ayo bangun, kita sarapan. Aku punya kejutan buat kamu.""Nanti saja.""Ayo banguuun~""Tidak maaauuuu." Elora mendorong tubuh Damio sampai berguling di sampingnya. Setelah itu, dia berguling membelakangi pria itu, menyembunyikan wajah di bantal.Damio tersenyum. Dia menyibakkan rambut dari leher samping

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   47. Mesra di Atas Ranjang

    Elora seperti kucing jinak yang suka mendusel majikan. Dia melingkarkan tangan di lengan Damio, kemudian menyandarkan kepala di atas bahunya.Mereka masih bersama di bawah selimut tebal, menikmati sisa-sisa permainan pagi barusan.Cahaya matahari sudah semakin terang, sehingga suasana kamar menjadi tak terlalu redup lagi.Elora membuka obrolan. "Aku selalu penasaran."Damio menatapnya. "Penasaran apa?“"Penyihir itu selain berumur panjang, bisa mengeluarkan sihir 'kan? Kamu bisa?”"Kamu jangan membayangkan sesuatu yang seperti kilat memancar-mancar saat melafalkan mantera. Aku tidak bisa.“Elora tertawa lirih. "Bukannya penyihir memang seperti itu? Mengucapkan mantera, lalu sesuatu yang fantastis terjadi. Apa karena kamu cuma setengah penyihir, makanya tidak bisa?”"Sihir di dunia ini lebih tentang kutukan. Harusnya kamu tahu. Bukannya kamu bilang sendiri mengetahui apapun tentang dunia ini?“Elora tertegun. Ucapan Damio memang benar. Semakin lama berada di dunia ini, dia sudah hampir

Latest chapter

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   110. TAMAT

    Elora bangun dari tidur panjangnya. Dia mengerjap-ngerjapkan mata, melihat langit-langit yang familiar.Ah, kamar tidurnya yang biasa saja.Dia bangun sambil memijat keningnya. "Bangun tidur bukannya tubuh membaik, tapi malah sakit kepala. Apa aku kebanyakan kerja? Untung saja sekarang Minggu ... Minggu 'kan?"Dia meraih ponselnya yang ada di meja nakas samping ranjang, dan memang benar sekarang adalah Minggu jam tujuh pagi.Dia tertegun sejenak, melihat kamarnya yang berantakan seperti biasa. Entah mengapa dia merasa sangat sedih.Dia menyentuh dadanya, air mata mendadak keluar dari kedua matanya. Ini membuatnya makin bingung.Dia mengusap air mata itu, lalu bergumam, "ada apa denganku? Aku menangis? Rasanya seperti sudah bermimpi lama sekali ... Apa ini alasan kenapa tubuhku kaku?"Tak mau membuang-buang waktu, dia turun dari ranjangnya, lalu melihat diri sendiri di depan cermin meja rias. Untuk sejenak, dia memperhatikan wajah sendiri."Aneh ... Aku seperti bermimpi sangat aneh, ta

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   109. Tidak Ada Gunanya Hidup (b)

    'Jangan ... Damio ... Cepat pergi, tinggalkan aku di sini. Jangan mati bersamaku.'Itu adalah kata yang seharusnya diucapkan Elora, tapi tak bisa keluar. Dia hanyalah sisa jiwa yang masih bersemayam di tubuh Elora si vampire. Suara Damio pun semakin lirih, membuktikan bahwa sebentar lagi dia benar-benar akan menghilang.Tetapi, dia tidak mau Damio ikut pergi bersamanya. Ini sangat tidak masuk akal. Kenapa pria ini mau mati bersamanya, orang yang hanya bisa menjadi beban.Dia ingin menangis.Damio membelai pipi Elora, bibirnya tersenyum. Entah mengapa dia seperti bisa mengetahui perasaan Elora yang masih tertinggal.Dia berkata, "aku tahu kamu pasti memintaku untuk pergi dari sini, tapi tidak bisa. Kakiku terluka. Aku akan menemanimu sebentar lagi. Aku sudah tidak ingin berada di dunia ini, Sayang. Jika kehidupan lain itu memang ada ... Aku ingin hidup bersamamu."Usai mendengar itu, Elora benar-benar terharu. Dia tak lagi bisa mendengarkan apapun, yang bisa dia lakukan adalah pasrah s

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   108. Tidak Ada Gunanya Hidup (a)

    Pertarungan puncak sudah berlangsung berjam-jam, pasukan kerajaan yang dipimpin oleh sang raja Bernardo II dan jenderal perangnya telah mendominasi peperangan itu.Saat jenderal perang menghabisi seluruh pasukan yang bukan manusia biasa dan penyihir-penyihir kuat, Bardo dibantu oleh Hanter berhasil memojokkan Tordes.Pada dasarnya Tordes memiliki kemampuan sihir yang luar biasa, tapi fisiknya cukup lemah. Lama kelamaan, dia tidak bisa mengimbangi kecepatan dari hanter. Semua orang sudah tumbang, menyisakan dirinya dan beberapa penyihir saja.Sementara itu, para pendeta yang juga merupakan anggota dari bangsawan yang ikut berperang menetralisir efek dari ritual dengan berbagai barang suci. Beruntung, mereka tidak terlalu terlambat untuk menutup lagi gerbang menuju ke neraka.Kejadian ini mengingatkan Bardo akan deskripsi di buku semasa perang ratusan tahun silam yang menghilangkan banyak nyawa penyihir. Seperti inilah wujud dari peperangan itu.Hampir separuh pasukannya harus tiada, te

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   107. Kematian Menyedihkan

    Api menjalar sangat cepat di bangunan tempat persembunyian. Elora mulai panik merasakan Hawa panas yang familiar. Kenapa setiap kali pergi selalu saja ada yang membakar tempat yang dia jadikan persembunyian?Ini memuakkan.Dia berlari di bersama si kembar untuk mengungsi ke area bangunan yang belum terbakar. Mereka menunggu kedatangan Fionnan dulu.Bagaimana pun, di luar juga cukup darurat, di mana para manusia serigala menyerang dari berbagai arah.Leandro pun masih dihadang oleh Haervis yang sudah ngos-ngosan. Sedangkan, Fionnan sibuk di belakang dengan para manusia serigala.Elora menjadi khawatir dengan mereka berdua. Dia juga khawatir terhadap Damio. Tak berselang lama dari itu, dia merasakan kehadiran yang familiar pula.Langkahnya pun terhenti.Ini membuat pelayan kembar menjadi panik dan menoleh. Mita bertanya, "nona kenapa berhenti? Ayo kita tetap berlari."Mina ikut mengatakan, "iya, Nona. Area ini sudah terbakar. Kita harus ke belakang. Di sana ada Sir Fionnan.""Damio ...

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   106. Kematian Kedua Kali

    Leandro datang ke bangunan tempat persembunyian Elora. Dia sedikit beruntung karena ada serangan dari kelompok manusia serigala yang mendekat. Dengan begini, dia bisa mendekat ke jendela, tepat di mana ruangan Elora berada. Dia berniat untuk memecah jendela itu, lalu masuk.Akan tetapi, sebelum niatnya terpenuhi, Haervis sudah terlebih dahulu menghampirinya, lalu berniat menendangnya.Leandro berhasil menghindar sehingga tendangan Haervis hanya mengenai udara."Serigala sialan," umpatnya.Haervis bersiap untuk menyerang lagi. Mimik wajahnya terlihat serius, tapi sebenarnya dia juga sedikit lelah. Dia sudah bertarung terus menerus, wajar saja kehabisan tenaga.Dia tidak yakin bisa menahan vampire itu lebih lama, jadi berharap agar Fionnan segera membereskan para manusia serigala yang mengamuk.Leandro tersenyum. Dia sudah tahu kalau Haervis sudah mencapai batasnya. "Kamu pasti mati kalau melawanku begini.""Aku tidak peduli.""Kenapa kalian sangat protektif pada Elora? Aku cuma ingin m

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   105. Untuk Terakhir Kali

    Serangan Leandro terpaksa terhenti karena kekacauan yang terjadi tepat di tengah malam. Dia tidak bisa berkonsentrasi karena pepohonan banyak yang tersambar petir dan roboh.Dia juga tidak melihat Fionnan kembali. Pengawal itu jelas sudah kembali ke rumah untuk memperingatkan akan bahaya.Dia sendiri juga tidak mengira kalau terdengar lolongan serigala di kejauhan. Pandangannya menengadah ke langit, mendengarkan lolongan itu yang tiada henti.Semakin dekat .. dekat .. dan dekat saja."Sialan." Dia mengumpat karena tidak rela Elora diserang oleh para serigala. Tetapi, dia tidak ada waktu meladeni musuh yang tiada habisnya ini.Selain itu, manusia serigala saat bulan purnama begini sangatlah kuat, berkali-kali lipat kuatnya dari biasa. Akan butuh banyak waktu untuk meladeni mereka.Dia tidak peduli apapun, dan berlari menuju ke bangunan tempat Elora seharusnya berada.Begitu keluar hutan, dia langsung disambut oleh petir yang hampir saja menyambarnya. Berdiam diri di tengah halaman sep

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   104. Pertarungan Puncak

    Damio dan Marko perjalanan menuju ke ibu kota. Keduanya sampai dalam waktu singkat. Sesampainya di sana, tidak ada yang melihat ada seseorang yang masih hidup.Darah berceceran di mana-mana, tubuh- tubuh tercabik ada di mana-mana. Tidak ada yang enak di pandang di sini.Marko melihat semua kekacauan ini. Dia melihat juga ke tembok-tembok bangunan yang sudah rusak parah."Tuan, sepertinya pertarungan di sini baru saja selesai, saya masih bisa mencium bau vampire itu," kata Marko masih melihat sekitar.Damio tertegun melihat segalanya. Dia tidak merasa ada yang berbahaya di sini. Segalanya terlihat sudah selesai.Dia berkata, "aku tidak merasakan kehadiran seseorang yang masih hidup di sini. Apa vampire sialan itu berhasil membunuh mereka semua?""Iya, Tuan, sepertinya dia baru saja pergi.""Aku penasaran ke mana dia pergi? Kamu bisa melacaknya? Apa dia ke istana? Atau mencari Lady Eizabell?""Saya tidak yakin merasakan kehadiran vampire lain di sini, Tuan, tidak ada manusia serigala at

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   103. Kedatangan Leandro Lagi

    Jarum jam tinggal beberapa menit lagi sudah menuju ke tengah malam. Tidak ada kabar juga dari Damio.Elora terdiam di tempat yang sama dan di posisi yang sama, dekat dengan jendela. Dia menjadi tidak tenang. Entah apa yang terjadi pada tunangannya itu. Apakah dia berhasil mengalahkan Leandro, Tordes dan semua musuh-musuhnya? Ataukah malah terjebak oleh permainan licik mereka?Yang membuatnya khawatir adalah Leandro. Pria vampire itu memang kuat. Dia tidak bisa tenang menghadapi ini. Tetapi, dia berusaha menguatkan diri karena percaya terhadap Marko. Marko lebih lama hidup daripada Leandro. Lagipula, dia yakin vampire itu juga jauh lebih kuat.Hanya saja, Leandro menang dalam hal pemikiran licik. Pria itu bisa membuatnya hampir terpengaruh dahulu. Untung saja, dia diselamatkan Damio, dan kesalahpahaman di antara mereka bisa teratasi."Bagaimana keadaan Damio sekarang ..." Elora tertegun sejenak, tak melanjutkan gumamnya kala melihat ada cahaya berkedip-kedip di depan sana.Iya, di luar

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   102. Mencari Leandro

    Peperangan sudah mencapai puncaknya. Bardo menyerang barisan penyihir bertudung hitam yang menjaga tempat ritual sihir berlangsung. Di sebelahnya selain ada Hanter juga ada panglima perang kerajaan Lux. Pria setengah baya itu jarang sekali kelihatan di publik, dan memang hanya muncul ketika diperlukan seperti ini.Pria tersebut maju sambil menebas semua penyihir yang menghalangi. Secara menakjubkan, tubuhnya kebal terhadap sihir, karena itulah dia bisa menerobos saja tanpa terkena efek apapun."MUSTAHIL!" salah satu penyihir yang tak percaya. Dia sudah melemparkan rapalan sihirnya terhadap pria itu tetapi tidak ada efek. Padahal, sihir-sihir mereka mampu membuat para prajurit biasa berjatuhan. Mereka semua terkena sihir yang melumpuhkan otot-otot sehingga terasa seperti mati, tapi hanya tak sadarkan diri."ARRRGH!" "aagrrh!" satu per satu suara para prajurit berjatuhan terdengar di seluruh area itu. Ruangan yang sangat luas, besar, berlangit-langit tinggi, benar-benar mampu menampu

DMCA.com Protection Status