Share

Cerita Kakek

Author: DeealoF3
last update Last Updated: 2023-03-06 08:59:01

Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan jejak ya, Kak. Makasi udah mampir. Semoga suka. 

Kuusap pelan gambar seorang pria bersama dengan seorang wanita, di dalam album foto berwarna keemasan ini. Seorang pria tampan dengan senyum hangat yang menenangkan siapapun yang melihatnya. Garis wajahnya tegas, tulang rahangnya besar dan ada sebuah lesung pipit di kedua pipinya saat ia tersenyum. Rambutnya hitam bergelombang. Iris mata coklatnya mengingatkanku pada seseorang yang juga mempunyai warna lensa mata yang sama. Diriku. Jika bercermin, aku akan memiliki garis wajah yang serupa dengan pria di foto ini.

"Jadi pria ini adalah ayahku?" tanyaku masih sambil memandangi gambar tak bergerak itu.

"Iya, Cinde. Dia Arjuna, anak Kakek satu-satunya yang juga ayahmu."

"Lalu, wanita di sebelahnya ini ... apa dia ibuku?"

Kakek Sultan menggeleng pelan. 

"Dia Selena. Istri kedua ayahmu," jawabnya pelan seraya mengalihkan pandangan ke arah luar jendela yang terletak persis di sebelah kanannya. "Ibumu bernama Ratu, dia berasal dari keluarga sederhana. Dulu dia bekerja sebagai karyawan hotel milik keluarga kami. Ayahmu bertemu ibumu saat dulu dia sedang mengunjungi hotel kami yang ada di Malang. Waktu itu, ayahmu tidak sengaja menabrak ibumu dengan mobil. Peristiwa itulah yang membuat hubungan ayah dan ibumu semakin dekat. Sayangnya, Kakek, tidak mempunyai foto ibumu," sesal Sultan. 

"Ayahmu yang jatuh cinta kepada ibumu menikahinya secara diam-diam, karena nenekmu Suri, tidak setuju kalau ibumu menjadi  menantunya. Waktu itu ayahmu sempat meninggalkan rumah selama seminggu demi untuk menikah dengan Ratu."

"Nenek tidak setuju karena ibuku berasal dari keluarga miskin?" tanyaku.

Kakek mengangguk mengiyakan.

"Pernikahan diam-diam ayahmu di Malang, membuat Suri marah, hingga menyebabkan ia jatuh sakit. Kondisi jantungnya sudah tidak baik. Dokter tidak memperbolehkan Suri untuk bekerja lagi, untuk mencegah agar ia tidak stress dengan segala masalah di kantor. Karena alasan itulah, nenekmu bersikeras menyuruh Arjuna kembali ke Jakarta, untuk menyerahkan posisinya di hotel milik keluarga Andromeda. Nenekmu juga telah menyiapkan calon pengganti ibumu untuk diperistri Arjuna," sambung Kakek.

"Lalu, demi menjaga kesehatan ibunya, ayahmu bersedia untuk menikah dengan Selena, wanita yang telah nenekmu pilih untuk menjadi istrinya. Tapi, waktu itu, ayahmu meminta kalau Ratu, istri pertamanya, harus tau tentang ini. Arjuna tidak mau menikah diam-diam di belakang Ratu. Bahkan, ia sempat meminta izin kepada Suri untuk kembali ke Malang, tapi Suri menolaknya. Akhirnya untuk memenuhi permintaan Arjuna, Suri membawa ibumu ke sini, tapi ia tidak diperbolehkan untuk bersama dengan Arjuna. Ia hanya dijadikan sebagai pembantu di rumah ini."

Aku tercekat mendengar cerita Kakek. Mengapa nasibku saat ini tidak jauh berbeda dengan nasib Ibu dulu? 

"Tanpa tahu bahwa Ratu sedang mengandung,  ayahmu pergi ke Australia untuk menikah dengan Selena dan selanjutnya menetap di sana," sambung Kakek. 

"Jadi ayah meninggalkan Ibu dan aku, serta menelantarkan kami begitu saja?" tanyaku dengan suara menahan emosi. 

Seketika aku merasa benci dengan sosok ayah dan nenekku. Merekalah penyebab ibuku menderita dan juga yang menyebabkan aku sering mendapat penghinaan karena miskin.

"Tidak Cinde. Ayahmu tidak bersalah. Jangan membencinya."

Sepertinya Kakek bisa membaca apa yang sedang aku pikirkan. 

"Justru, sebelum berangkat ke Australia, ayahmu menitipkan Ratu pada Suri. Selama berada di sana, ayahmu juga sudah berusaha untuk menghubungi ibumu, tapi selalu mendapat halangan dari Suri. Nenekmu mengatakan pada Arjuna kalau keadaan ibumu baik-baik saja. Bahkan ia juga yang merencanakan agar ayahmu bisa menetap di Australia dan meminta pada Selena untuk membuat Arjuna melupakan Ratu."

"Lalu apa yang terjadi dengan Ibu? Mengapa ia tidak memaksa untuk tetap bersama ayahku? Biar bagaimanapun, ibuku adalah istrinya."

"Itu semua untuk menjaga kesehatan nenekmu, Cinde. Ayahmu terpaksa meninggalkan ibumu di sini. Sepeninggal ayahmu, ibumu memutuskan untuk pergi dari rumah ini. Ia kembali ke rumah orang tuanya di Malang. Tentu saja Suri mengizinkan, bahkan ia menunggu agar Ratu bisa segera keluar dari rumah ini tanpa perlu mengusirnya. Ratu juga belum mengatakan pada siapapun mengenai kehamilannya." Kakek mengakhiri ceritanya. 

Tanpa terasa bulir bening sudah memenuhi pelupuk mataku, "Lalu, buat apa sekarang Kakek mencariku? Mengapa dulu Kakek tidak berusaha melindungi Ibuku?" isakku.

"Maafkan Kakek, Cinde. Saat itu, Surilah yang memegang kuasa atas semua keputusan di rumah ini, termasuk mengatur kehidupan Kakek dan Arjuna, anaknya. Lagi pula, saat peristiwa itu terjadi, Kakek sedang tidak ada di Indonesia. Kakek buyutmu menugaskan kakek untuk mengurus bisnis hotel kami di Jepang. Sedangkan nenekmu tidak menceritakan apapun tentang ibumu. Kakek mohon, maafkanlah sikap nenekmu dulu, Cinde. Biar ia tenang di sana," pinta Kakek.

Aku bergeming, masih tidak menerima perlakuan keluarga ini pada ibuku. 

"Semua yang tadi Kakek ceritakan, berdasarkan apa yang disampaikan oleh Asykar dan Bi Aidah, pelayan nenekmu dulu. Bahkan saat ayahmu menikah dengan Selena, kakek tidak diberitahu kalau sebelumnya ia sudah pernah menikah dengan ibumu. Waktu kakek kembali ke Indonesia, Ratu sudah tidak tinggal di sini. Bi Aidah bilang pada saat meninggalkan rumah ini, Ratu dalam keadaan hamil, karena sebelumnya ia sempat melihat Ratu mengelus-elus dan berbicara kepada perutnya," jelas Kakek.

"Saat itu juga, Kakek secara diam-diam langsung memerintahkan Asykar untuk mencari Ratu di rumah orang tuanya di Malang. Tapi, karena kondisi Suri yang masih sakit, Kakek tidak bisa mengajak ibumu untuk kembali tinggal di rumah ini. Kakek juga tidak bisa menghubungi ayahmu sesuai permintaan nenekmu. Kakek hanya bisa menawarkan bantuan pada ibumu. Tapi, Ratu menolak semua bantuan Kakek. Ia tidak mau anaknya berhubungan lagi dengan keluarga Andromeda."

Aku makin tersedu, membayangkan bagaimana ibuku dulu, harus mengandung dan melahirkanku seorang diri tanpa sosok suami di sampingnya. 

Mendadak hatiku merasa rindu akan sosoknya, bagaimanakah wajahmu Ibu? Agar jika kelak Cinde merasa rindu, Cinde bisa membayangkanmu. 

Kakek juga bilang kalau sebelum melahirkanku, Ibuku kembali menghilang. Saat Asykar dan anak buah kakek mencarinya ke rumah kakek nenekku di Malang, rumahnya kosong, bahkan sudah dijual. Kakek nenekku sudah wafat. Akhirnya Om Asykar bisa menemukan Ibu kembali di sebuah panti asuhan, di daerah Bekasi, Jawa Barat. 

Setelah melahirkanku, ibuku meninggal dunia. Ia sempat mewasiatkan pada pemilik panti agar aku bisa tinggal dan tumbuh besar di panti asuhan itu dan tidak mengizinkan keluarga Andromeda untuk membawaku, serta merahasiakan kalau aku adalah seorang Andromeda.

Kakek bilang, Ibu juga sudah menyiapkan nama bayinya jika kelak anaknya terlahir perempuan. Cindelaras Putri Arjuna.

Bersambung.

Related chapters

  • Upik Abu jadi Nyonya   Senyuman sang Prabu

    Selamat membaca. Mohon bantuannya untuk love dan komennya ya Kak. Makasi udah mampir. Semoga suka."Cindelaras Putri Arjuna. Ibumu tidak mengizinkan nama Andromeda ada di belakang namamu," sambung Kakek lagi. "Tapi berkat bujukan dari Asykar, Ibu pemilik panti tempat kau tinggal tetap bersedia untuk terus mengabarkan mengenai tumbuh kembangmu. Ia rutin mengirimi kami fotomu setiap kau berulang tahun."Kuhirup napas dalam dan mencoba meredam rasa sedih yang saat ini sedang kurasakan."Apa ayahku masih hidup?"Dengan kursi rodanya kakek Sultan berjalan menghampiriku, lalu mengenggam erat tanganku."Cinde, kau adalah satu-satunya cucu kakek.  Arjuna sudah ... " Ia menjeda kalimatnya, terlihat matanya mulai mengembun. "Empat tahun lalu, saat hendak kembali ke tanah air, ayahmu beserta istri dan anaknya, yang juga adikmu, mengalami kecelakaan. Pesawatnya jatuh dan meledak," ujarnya nyaris tanpa suara."Kemudian satu tahun setelahnya,

    Last Updated : 2023-03-06
  • Upik Abu jadi Nyonya   Bekerja di Hotel

    "Cinde, nanti sebelum memimpin hotel, kamu akan kakek sekolahkan ke New York untuk mempelajari bisnis. Setelah itu ke Jepang untuk mengetahui tentang hotel kita di sana," ucap Kakek setelah kami selesai makan siang.Saat itu kami tengah berada di teras belakang, tepat di depan ruang makan. Tempat yang langsung mengarah ke sebuah taman yang juga berukuran luas. Di sisi kirinya terdapat sebuah kolam renang berhiaskan bebatuan alam di sekelilingnya. Selain itu juga terdapat banyak bunga bougenville dan soka di beberapa tempat.Kakek duduk di atas kursi rodanya dengan menghadap ke arah taman belakang. Sedangkan Prabu berada di belakangnya. Ia mendorong kursi roda kakek  karena Om Asykar diminta kakek untuk mengurus sesuatu di hotel."Apa Cinde sanggup, Kek?" jawabku sambil menunduk."Kamu adalah gadis yang cerdas, Cinde. Kakek yakin kamu sanggup. Lagi pula seperti yang tadi kakek ucapkan, Kakek sendiri yang akan membimbingmu. Tentu saja dengan bantuan

    Last Updated : 2023-03-07
  • Upik Abu jadi Nyonya   Bertemu Lagi

    "Iya, Pak. Maaf," Sahutku sambil menunduk.Selesai melampiaskan kekesalannya, Pak Bimo pergi meninggalkanku yang masih terdiam di depan wastafel cuci piring.Sudah satu bulan aku bekerja di bagian dapur hotel milik Kakek. Sejak itu, dalam satu minggu selalu ada saja benda yang kupecahkan. Padahal pekerjaanku hanya mencuci piring. Pekerjaan yang sudah sangat biasa kulakukan sejak tinggal bersama ibu angkatku dulu. Namun, memang jumlah piring yang aku cuci berjumlah sangat banyak dan harus kukerjakan dalam waktu cepat."Udah, sini, Gue bantu."Raja, rekanku sesama karyawan dapur langsung mengambil alih tugasku. Tangannya cekatan mencuci semua tumpukan piring yang masih tersisa."Eh, nggak usah, Ja. Ini, kan, tugasku. Nanti kalau  kamu yang ngerjain, bisa-bisa aku kena omel Pak Bimo lagi," sahutku tetap ber-aku-kamu padanya, walaupun ia menggunakan gue dan o."Udah, nggak apa. Gue ngerjain ini sekalian mau ngasih lo contoh. Biar lo

    Last Updated : 2023-03-07
  • Upik Abu jadi Nyonya   Dua Pria

    Mas Pangeran sama terkejutnya denganku. Matanya melebar dan mulutnya menyebut namaku tanpa suara. Mungkin kalau kakekku tidak ada di sini, ia akan langsung menyerbuku dengan banyak pertanyaan. Karena saat terakhir kali kami bertemu, aku meninggalkannya begitu saja di halte bus depan komplek perumahan ibu. "Cinde, kok, malah melamun begitu?" tanya Kakek sambil nenautkan alisnya. "Ini, lho, gurunya sudah datang.""Iya, Kek.""Putri Cinde?"Akhirnya Mas Pange mengeluarkan suara. Aku menunduk untuk menghindari tatapan heran Mas Pange."Jadi, kalian sudah saling kenal?" tanya Kakek. Matanya bergantian melihatku dan Mas Pange. "Pangeran ini adalah tetangga Cinde di rumah lamanya, Tuan." Om Asykar mewakiliku menjawab pertanyaan Kakek. "Oo. Malah bagus kalau begitu, kalian bisa lebih santai belajarnya. Sekarang, kakek tinggal dulu, ya. Kamu belajar yang rajin," ucap Kakek sambil me

    Last Updated : 2023-03-07
  • Upik Abu jadi Nyonya   Bertemu Kak Drew

    "Kamu, siapa nama kamu?" tanya Prabu kepada Mas Pange."Pangeran, Mas," jawab Mas Pangeran sambil berdiri. Lalu mulai berjalan perlahan menghampiri Prabu. "Ok, Pangeran, duduknya tidak perlu sedekat itu sama Cinde, dan matamu tidak perlu seperti itu saat melihat dia." Prabu menunjukku dengan dagunya.Membuat Mas Pange segera menghentikan  langkahnya. Sontak kalimat terakhirnya membuat wajahku merah. Apa maksudnya? Tadi Dia bilang penampilanku saat ini cantik, terus dia tidak mengizinkan Mas Pange untuk duduk terlalu dekat denganku. Kami, kan, sedang belajar, masa belajar duduknya jauh-jauhan."Oh, iya. Mas. Kenalin, itu Prabu, cucu kakek juga. Kak, ini Mas Pange, guru privat aku."Dua laki-laki itu saling memandang dan tidak ada satu pun yang mau memulai untuk mengulurkan tangannya ke yang lain. Mas Pange yang tadi sempat berdiri, juga langsung kembali ke posisinya semula. Dengan keberanian yang tersisa, aku mencoba b

    Last Updated : 2023-03-08
  • Upik Abu jadi Nyonya   Dibully

    Chef Rena tiba-tiba mendorongku kasar, sesaat aku baru saja tiba di ruangan yang terletak di sebelah dapur. Tempat yang biasanya digunakan untuk berganti pakaian atau sekedar beristirahat. Chef Rena bahkan tidak segan menghinaku, meski di sana ada beberapa staf dapur. Namun aku tidak melihat sosok Raja di antara mereka. Kemana dia? Apa hari ini dia tidak masuk kerja? Ini sudah hampir jam masuk, seingatku Raja tidak pernah terlambat. Apa ia sudah duluan ke dapur, ya? Sejak tadi aku berpikir kesalahan apa yang kubuat kali ini? Perasaan aku belum terlambat, masih ada waktu sekitar lima belas menit hingga waktu masuk. Biasanya juga kalau aku melakukan kesalahan, Pak Bimo sebagai penanggung jawab dapurlah, yang seharusnya marah. "Chef, apa salah, Saya? Kenapa saya di dorong-dorong?""Masih nanya lagi! Lo tu jangan pura-pura bodoh, Cinde! Lo jangan sok kecakepan juga, deh, jadi cewek. Di dapur, lo udah berani-beraninya godain Raja. Eh, ini di lu

    Last Updated : 2023-03-08
  • Upik Abu jadi Nyonya   Dipecat

    "Kalian mau apa!" tanyaku pada sekelompok wanita di depanku.Mereka semua terlihat begitu menakutkan. Terutama pimpinan mereka Chef Rena dan Kak Drewnella.Kak Drew lalu mengikat tanganku dengan tali, sambil memaksaku berlutut, kemudian ia mendongakkan kepalaku ke arah Chef Rena. "Malam ini, kita cuma mau kasih peringatan buat lo. Tapi ... kalau besok gue masih ngeliat lo kegenitan sama Raja dan Pak Prabu, maka yang lo terima, akan jauh lebih menyedihkan daripada ini. Ngerti, Lo!" pekik Chef Rena penuh emosi. Padahal wajahnya sangat manis, tapi sayang kelakuannya minus. Sosok wanita cantik yang sangat menakutkan. Lebih menyedihkan dari ini? Memangnya apa yang akan mereka perbuat padaku? "Drew." Chef Rena membuka tangannya seperti meminta sesuatu. Tak lama kemudian Kak Drew memberinya sebuah gunting.Ia lalu mulai menggunting rambutku.  Aku yang masih dalam keadaan terikat berusaha untuk menolak dan melepaskan di

    Last Updated : 2023-03-09
  • Upik Abu jadi Nyonya   Bersama Prabu

    "Apa, Dipecat? Tapi kenapa, Ja? Memang kamu sudah ngelakuin kesalahan apa sampai harus dipecat?" tanyaku tak terimaRaja hanya mengangkat kedua bahu. "Kata Pak Bimo, dia hanya menyampaikan, Itu sudah keputusan Pak Prabu, ga bisa diganggu gugat.""Sini, biar aku yang bicara langsung sama Pak Prabu!" ucapku dengan nada yang sedikit emosi. Raja menautkan alis, "Sebagai apa, Cin?""Ya sebagai cucu dari ...." "Lo yakin omongan lo bakal di denger sama Pak Prabu? Orang Pak Bimo aja ga dianggap. Apalagi omongan karyawan rendahan macam kita berdua ini." Raja memutus kalimatku barusan. Oh iya, di sini kan, tidak ada yang tau kalau aku adalah cucu kakek. Hampir saja aku membuka identitasku.Tapi, kalau Raja tidak ada, bagaimana dengan nasibku? Selama ini, kan, di dapur ini, cuma Raja yang mau jadi temanku. Dia juga yang udah ngajarin aku banyak hal, dan sering membantuku agar terbebas dari omelan Pak Bimo. Besok-b

    Last Updated : 2023-03-09

Latest chapter

  • Upik Abu jadi Nyonya   Bantuan Gita

    "Saya nggak pa-pa, Ustaz. Kalau diizinkan, saya mau izin dari pelajaran."Ustaz Novan sedikit terkejut dengan sikap ketus Ananta. Ia kemudian terdiam beberapa detik. "Silakan. Salma kamu tolong antar Ananta ke kamar, ya.""Baik, Pak Ustaz."Ustaz Novan hanya memandang punggung Ananda yang semakin mengecil. Kelas pun seketika hening.Sepeninggal Ananta, Ustaz Novan meneruskan kembali pelajaran. Tapi tetap saja ia tidak bisa kembali berkonsentrasi dengan apa yang ia sampaikan. Sikap Ananta tadi terus membayangi kepalanya. Ia sangat yakin pasti Bu Nyai sudah menyampaikan maksud baiknya pada Ananta. Dan ia juga yakin bahwa perempuan itu menolak untuk berta'aruf dengannya. "Pasti ia tidak mau," gumam Ustaz Novan. Sama seperti Ustaz Novan, setelah keluar dari kelas Ananta pun dilanda kegelisahan. Ia mendadak diam seribu bahasa. Salma pun jadi bingung dibuatnya. Sahabat Ananta itu ingin sekali menasehati Ananta bahwa sikapnya tidak baik. Tapi ia yakin Ananta pasti tahu apa yang ia lakukan *

  • Upik Abu jadi Nyonya   Kisah Prabu

    Jutaan detik berlalu hingga mampu mengikis nama Cinde di hati seorang Prabu Andromeda. Keputusannya menetap di Jepang adalah keputusan tepat karena di sana ia bisa menyibukkan diri dengan banyak aktivitas. Namun, meski usianya sudah hampir kepala tiga, ia masih belum bisa menemukan wanita yang mampu membuat hatinya gemetar. Seperti dulu, saat ia bersama Cinde. "Pagi, Pak Prabu," sapa Yuki, sekretaris pribadinya. Meski tahun ini ia sudah merayakan hari jadinya yang ke 45, tapi Yuki sangat cekatan. Ia adalah salah satu orang kepercayaan Prabu. "Pagi, Yuki san. Ada menu apa hari ini?"Tidak hanya piawai dalam pekerjaan, Yuki pun dikenal sangat pandai memasak. Dia bisa membuat banyak menu enak hanya dalam waktu singkat. Setiap hari ia selalu membuat eksperimen yang akan ia berikan pada Prabu. "Ini, cobalah. Aku baru selesai membuat muffin isi ayam." Yuki menyajikan dua buah kue berwarna keeemasan yang dialasi alumunium foil. Sontak, wangi tumisan ayam yang berpadu dengan bumbu dan iri

  • Upik Abu jadi Nyonya   Sikap Ananta

    "Apa? Ustad Novan? Ustadz Novan mau taaruf sama saya, Bu Nyai? Nggak, nggak mungkin. Bu Nyai pasti salah." Wanita berparas ayu itu lalu menggeleng keras. "Tidak, Ananta. Ustadz Novan sendiri yang minta bantuan ibu untuk menyampaikan niat baiknya ke kamu.""Tapi, Bu Nyai, kenapa Ustadz Novan mau taaruf sama saya? Masih banyak gadis lain yang bisa diajak taaruf, kan?" Ananta masih tidak habis pikir. "Ya, ibu juga nggak tau. Itu sudah keputusan Ustaz Novan. Ibu hanya menyampaikan. Gimana, Nanta? Apa kamu bersedia?""Maaf kalau mengecewakan Bu Nyai, tapi saya enggak bisa, Bu Nyai! Saya nggak mau. Tolong katakan sama Ustadz Novan, saya menolak tawaran taaruf itu.""Kamu nggak mau coba dulu? Hanya taaruf aja, kok. Kalau misalnya kamu tidak cocok karena suatu hal, kamu tidak harus lanjut ke proses selanjutnya, kan.""Maafkan saya, Bu Nyai. Keputusan saya sudah bulat."Lagipula kalau aku menyetujui ta'aruf ini, aku takut ke depannya hatiku akan semakin terluka, batin Ananta. "Kamu yakin?"

  • Upik Abu jadi Nyonya   Tawaran Taaruf

    "Apa Ibu tidak salah dengar, Van? Kamu mau menikah dengan gadis cacat? Apa tidak ada gadis lain? Kamu itu masih muda, masih perlu dilayani oleh istrimu nanti. Aktivitas padat. Kalau tidak ada istri yang melayanimu kamu akan kesulitan."Novan terdiam mendengar untaian kata keluar satu persatu dari mulut ibunya. Ia sudah mengira jika ibunya pasti tidak akan mudah menerima keputusannya. Namun, Novan tidak akan menyerah. Ia akan berusaha membujuk Ibunya dan keluarga besarnya agar bisa menerima Ananta. "Iya. Mbak setuju sama apa yang ibu bilang. Sebaiknya kamu simpan saja rasa cinta kamu sama gadis itu. Cari wanita lain yang bisa membuatmu menjadi lelaki sempurna dan bisa melayanimu seperti istri pada umumnya." Setali tiga uang dengan sang ibu, begitu juga dengan Lastri, kakak sulung Novan yang dengan terang-terangan menolak maksud Novan untuk melamar Ananta. Novan meremas ke sepuluh jemarinya yang ia letakkan di atas lutut. Ia lalu menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan l

  • Upik Abu jadi Nyonya   Perasaan Ustaz Novan

    Di dalam kamarnya Novan merebahkan tubuh sambil melihat ke langit-langit. Memandang wajah Ananta membuatnya teringat akan seseorang yang sudah lama berada dalam hatinya: gadis yang dulu pernah ia sukai semasa kuliah di Turki. Namun, karena perbedaan status, Novan hanya menyimpan perasaannya dalam-dalam.Novan tahu tidak seharusnya menatap wajah Ananta. Karena sebagai guru harus menundukkan pandangan. Ia hanya sesekali menatap wajah itu. Makanya kemarin saat Pak Kiyai memanggilnya, dadanya berdegup kencang. Ia takut perasaannya pada Ananta akan diketahui oleh Pak Kyai.Novan Berencana untuk melamar Ananta tetapi tidak secepat itu, karena mereka juga baru bertemu beberapa kali. Ia ingin menyelidiki keluarga Ananta dulu dan melamarnya langsung pada sang Ibu. Setelah ibunya Ananta merestui baru ia akan mengatakan semuanya pada Pak Kyai. Novan pun berencana untuk menyampaikan maksudnya itu pada sahabat baiknya Ustadz Fadil. Yang juga merupakan pengajar di pesantren itu. "Aku tahu sebenarn

  • Upik Abu jadi Nyonya   Iri

    "Nggak papa, kok, Sal. Aku mau jawab. Apa yang kamu denger emang bener. Aku udah pernah nikah."Ucapan Ananta membuat bola mata Salma membulat. Kemudian ia bangkit dari duduknya dan mendekati Ananta. "Terus gimana ceritanya kamu bisa masuk ke pesantren ini? Suami kamu tahu? Dia ngijinin? Seingatku, kamu datang ke sini cuma sama ibu, teman dan adikmu."Raut wajah Ananta langsung berubah sedih. "Suamiku nggak ikut, Sal, karena dia udah meninggal. selain kehilangan kaki, di kecelakaan itu aku juga kehilangan suami. Dan enggak cuma itu, aku juga kehilangan calon anak," ucap Ananta sambil tersenyum."Ya Allah, Ta." Salma pun langsung memeluk erat Ananta. Beberapa menit ke depan kedua sahabat itu saling mengeluarkan tangis. "Ujian kamu berat banget, sih. Sabar, ya," ucap Salma sambil mengusap pelan punggung Ananta. "Allah memberikan ujian itu karena cuman kamu yang bisa. Orang lain nggak mungkin sanggup. Kalau aku yang diuji kayak gitu, mungkin aku bisa gila kali, Ta.""Iya, Sal. Aku udah

  • Upik Abu jadi Nyonya   Sahabat Baru

    Ananta membuka album foto di mana terdapat gambarnya dengan Tezza. Lagi-lagi air matanya menetes deras. Meski ia belum terlalu ingat, tapi melihat wajah pria itu saja bisa membuat lukanya kembali terbuka. Tak lama kemudian, pintu kamarnya diketuk seseorang. Dan setelahnya muncul seorang gadis berjilbab panjang berwajah manis dengan tahi lalat di sudut bibir kanan."Assalamualaikum, Ta. Yuk, sebentar lagi kelas dimulai," ujar gadis bernama Salma. Ia mendekati Ananta lalu mendorong kursi roda sahabatnya itu. "Hari ini kita akan belajar mengenai ilmu fiqih," ujar Salma lagi. "Kamu pasti bakal suka. Karena pengajarnya itu adalah salah satu ustaz terbaik di pesantren ini. Oh ya, rata-rata sih yang diajar sama beliau bilang, kalau mereka suka sama pelajarannya." Salma menjelaskan tanpa diminta. "Ya maklum sih, mereka rata-rata menyukai pengajarnya, bukan apa yang beliau ajarkan."Mata Ananta membulat. Ia lalu mengangkat kepalanya ke arah Salma. "Memang ada apa dengan ustaz itu?""Dia mas

  • Upik Abu jadi Nyonya   Surat Alfa

    Pesantren Tahfizhullah, Bogor. Dear Dyari,Sesuai dengan keinginanku sendiri, hari ini aku sudah mulai tinggal di pesantren. Alhamdulillah suasana di sini sangat nyaman dan menyenangkan. Semua pengurus pesantren, dan keluarga Pak Kyai sangat welcome dan selalu siap menawarkan bantuan padaku kapan pun aku butuh.Dy, beberapa hari lalu, Ibu, Abqo dan Fenita sendiri yang mengantarku ke sini. Meski berat, tapi aku tetap harus memilih jalan ini, Dy. Aku nggak mau terus menjadi beban untuk mereka. Aku sadar seperti apa kondisiku. Jika tinggal bersama ibu, ibu yang mulai tua, akan kerepotan mengurusku, sedangkan Abqo dan Fenita, meski mereka bilang kalau akan selalu membantu, tapi saat mereka nanti sudah disibukkan dengan aktivitas harian, dan saat mereka punya anak, aku pasti akan membuat mereka susah. Aku tidak mau itu, Dy. Aku tidak sampai hati lagi menyusahkan mereka, orang-orang yang sangat aku sayang. Jadi, Dy, mulai hari ini selain kepada Robb-ku, hanya padamulah aku akan berkeluh-k

  • Upik Abu jadi Nyonya   Memulai dari Awal

    Kupandangi bangunan kokoh yang kini berdiri angkuh di hadapan. Rumah yang cukup besar. Halamannya juga luas. Ada energi kuat yang seakan menarikku untuk segera masuk ke dalam. Bola mataku langsung berputar ke segala arah dengan perasaan yang gamam. Aku memang merasa kalau dulu pernah tinggal di sini, tetapi untuk mengingat semua aktivitas apa saja yang kulakukan saat berada di dalamnya aku masih belum bisa. Fenita terus mendorong kursi rodaku menuju ke dalam. Di ruang tamu aku langsung disambut dengan aneka fotoku bersama dengan seseorang yang kuyakin dialah Mas Tezza. Lalu Alfa? Seperti apa wajahnya? Di buku harian pun aku tidak menyimpan gambarnya. "Nah, ini dulu kamar kamu sama Om Tezza," ucap Fenita. "Kamu mau tidur di ranjangnya, Ta? Biar aku bantu."Aku menggeleng pelan. "Nggak usah, Fen. Aku duduk di sini aja."Kepala ini kembali berputar ke segala arah. Di dalam kamar ini juga banyak sekali foto-fotoku bersama Mas Tezza. Ah, iya, itu aku atau Lisfi? Yang tertulis di buku

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status