“Apa kau sungguh-sungguh, Tuan?” tanya Thomas untuk kesekian kalinya pada Deric, “aku sama sekali tidak merekomendasikan hal ini. Keputuasan Anda sangat berbahaya untuk keselamatan Anda sendiri.”
“Tidak ada salahnya jika aku mencoba. Lagi pula cepat atau lambat hal ini memang akan terjadi. Aku melakukannya dengan perhitungan yang jelas,” balas Deric dengan ekspresi tenang.
“Tapi, ini terlalu berbahaya untuk Anda, Tuan.” Thomas menggeleng. “Aku tidak bisa membiarkan Anda dalam bahaya.”
“Aku sudah memutuskannya.” Deric melanjukan kursi rodanya ke pinggiran danau. Pria itu menoleh ketika Thomas sudah berada di sampingnya.
“Tuan, aku mohon jangan lakukan hal ini. Ini demi kesalamatan diri Tuan sendiri,” kata Thomas, “kita bisa melakukannya dengan cara lain.”
Deric mengambil ponselnya dari saku celana, lalu memberikannya pada Thomas. “Kau tahu harus men
“Tentu saja,” jawab Diego dari seberang telepon, “apa yang harus kupersiapkan untuk menyambutmu?”“Kau tidak perlu melakukan apa pun,” ujar Caraline dingin, “aku sedang dalam perjalanan menuju kantormu saat ini.”“Baiklah, aku akan menunggumu di sini.”Caraline memutuskan panggilan. Ponselnya menjauh dari daun telinga. “Aku akan pastikan kau akan membusuk di penjara, Diego. Kau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu di sana.”Lima belas menit kemudian, Caraline sudah berada di kantor Diego. Wanita itu tak peduli dengan tatapan para pegawai di sana yang memandanganya dengan tatapan terkejut. Ketika tiba di lantai atas, ia disambut oleh beberapa pengawal dan pegawai. Caraline diarahkan untuk menuju ruangan Diego.“Anthony ikutlah bersamaku ke dalam ruangan,” ujar Caraline.“Baik, Nona.” Anthony mengangguk.Caraline mamasuki ruangan ketika s
“Deric,” gumam Caraline dengan tatapan penuh ketidakpercayaan.Diego langsung terbahak ketika melihat keterkejutan di wajah Caraline. “Jadi anjing yang sering kau sebut-sebut itu adalah pria cacat ini?”“Apa yang sebenarnya kau mau, sialan?” bentak Caraline, “dia sama sekali tidak pernah melakukan kesalahan apa pun padamu! Lepaskan dia!”“Dia yang sudah merebutmu dariku dan dia sudah menghina harga diriku karena kau lebih memilihnya dibanding aku!” hardik Diego.“Kau benar-benar monster!” jerit Caraline dengan tangan terkepal erat. Wajanya merah padam dengan rahanyanya yang mengeras. “Kau benar-benar, monster!”Anthony segera menghubungi pihak keamanan di rumah, tetapi semua panggilan sama sekali tidak terhubung.“Percuma saja.” Diego menekan remote. Dalam sekejap tayangan berganti menjadi keadaan di kediaman Caraline di mana para pengawal dan
“Apa yang baru saja kau katakan, sialan?” jerit Caraline dengan tangan yang sudah terkepal kuat. “Bagaimana mungkin kau tega melakukan ini pada semua orang yang bahkan tidak memiliki kesalahan apa pun padamu?”Diego tertawa. “Aku tidak peduli dengan orang lain. Selama keinginanku tercapai, itu sudah cukup untukku. Aku bisa dengan mudah menghancurkan hidup seseorang atau bahkan membunuh mereka jika aku mau. Kau tahu, aku bahkan yang membunuh ayahku ketika aku masih remaja. Ayah brengsekku selalu memukuliku ketika aku melakukan kesalahan sekecil apa pun. Aku membunuhnya dengan cara menabrakkan mobil yang kukendarai bersama ayahku ke jurang. Aku berhasil selamat dan dia mati terpanggang di dalam mobil”Caraline terpejam sesaat, berusaha menekan amarah kuat-kuat. “Selentingan yang mengatakan bahwa kau berada di belakang beberapa tindakan kejahatan itu nyatanya benar.”Diego terbahak. “Ya, aku memang berada di bel
“Apa kau gila?” pekik Caraline tiba-tiba.Diego terkekeh, mendorong tubuh Caraline ke belakang agar memudahkannya untuk duduk di sofa. “Menurutmu siapa yang lebih gila, aku atau kau, Caraline? Kau justru menikahi pria cacat sialan dan lebih memilih untuk mengabaikanku.”“Kau yang gila, pria sialan!” jerit Caraline, “kau yang gila! Kau tega melakukan cara kotor hanya agar kau bisa meraih keinginanmu!”Diego kembali tertawa. “Kau seharusnya menyalahkan dirimu sendiri, Caraline. Jika kau sejak awal memilihku, maka kejadian ini tidak akan pernah terjadi padamu. Kau akan mendapat perlakuan manis dariku dan kau akan menjadi wanita paling beruntung karena sudah berhasil menaklukkanku.”“Kau benar-benar monster!” Caraline mengentak lantai.Diego bangkit dari sofa, menghubungi seseorang. “Lakukan sekarang.”“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Caraline den
Sepanjang perjalanan pulang, Caraline lebih banyak diam dengan pandangan yang tertuju ke sisi jalan. Sesekali ia mengecek ponselnya yang penuh dengan berita mengenai hubungannya dengan Diego yang terkuak ke publik berdasarkan foto yang beredar. Kebenciannya pada pria menjijikkan itu kian bertambah ketika melihat senyuman Diego yang amat memuakkan.Caraline dengan cepat menyeka air mata, berusaha tenang dalam menghadapi masalah ini. Ia mendadak teringat dengan ucapan Deric yang mengatakan bahwa dirinya tidak menyukai Diego. Awalnya Caraline mengira jika ucapan itu hanya sekadar bentuk kecemburuan Deric. Akan tetapi, pada kenyataannya hal itu justru menjadi sebuah peringatan.Caraline terpejam, mengusap wajahnya yang sudah sembap oleh air mata. Di pemakaman tadi, wanita itu menangis sejadi-jadinya tanpa takut dilihat siapa pun. Ia benar-benar tidak menduga jika peristiwa ini akan menimpanya.Caraline menyimpan ponselnya ke dalam tas. Tatapannya tertuju pada botol
Caraline tiba di lokasi setengah jam kemudian. Kedatangannya langsung disambut oleh berondongan pertanyaan dan sorotan kamera dari para wartawan. Wanita itu hanya tersenyum tipis ketika melihat awak media dengan antusias mendekat ke arahnya. Para pengawalnya dengan cekatan memblokade jalan. Akan tetapi, hingga memasuki bangunan, ia sama sekali tidak mengatakan apa pun.Caraline mengembus napas panjang, membuka kacamata, lalu memasukkannya ke dalam tas. Tangannya tanpa sengaja melihat botol minuman pemberian Deric yang sudah kosong. Timbul niatan untuk membuangnya, tetapi urung dilakukan ketika ia menyadari bahwa dirinya masih membutuhkan kehadiran pria itu di dekatnya. Tak masalah jika digantikan dengan sebuah botol minuman.“Nona mohon ikuti aku,” ujar salah satu pegawai wanita.Caraline mengangguk, memasuki elevator. Beberap menit kemudian, ia kembali mengikuti pegawai wanita tadi hingga berhenti di depan sebuah pintu.“Tuan Diego bera
“Berbicara mengenai pernikahan, apa kau sudah menyiapkan semuanya, Diego?” tanya Caraline sembari mendekat. “Aku ingin pernikahan kita menjadi pernikahan yang paling megah dibandingkan pernikahan putra presiden negara ini sekalipun. Selain itu, aku ingin Henry Hulbert juga hadir dalam acara kita. Kau bisa melakukannya?”“Kau benar-benar menjijikkan.” Diego mendorong Caraline menjauh, menatap merendahkan. Akting wanita itu benar-benar buruk.“Aku belajar dari ahlinya.” Caraline tertawa.Diego mengambil ponsel dari saku celana, menerima panggilan dari seseorang, kemudian menutupnya kembali. “Acara sebentar lagi dimulai. Bersandiwaralah dengan baik atau aku akan melenyapkan pria cacat sialan itu.”“Sepertinya aku harus banyak belajar darimu, Diego,” sahut Caraline dengan tatapan meremehkan, “kau berakting dengan sangat sempurna selama ini.”“Berhenti mengoceh!&rd
Caraline langsung mengalihkan pandangan ke sembarang arah ketika Deric menatapnya. Hatinya bagai diiris sembilu saat melihat keadaan pria itu. Kondisi Deric benar-benar buruk. Ia ikut dibuat sakit hanya dengan melirik sekilas. Diego dan Wilson benar-benar monster yang sangat mengerikan. Keduanya tega melakukan semua ini pada Deric yang notabene adalah seseorang yang kekurangan.“Kau baik-baik saja?” ulang Deric sembari berusaha untuk mengubah posisi menjadi duduk. Tatapannya menajam ketika melihat Diego berada di belakang Caraline. “Apa ada sesuatu yang menganggumu?”Caraline hanya bisa diam selama beberapa waktu. Wanita itu mendongak, berusaha agar air mata tak kembali berderai. Rasanya sungguh perih ketika melihat orang yang dicinta menderita. Ada bagian hatinya yang retak dan patah saat ini.Diego yang melihat kebekuan Caraline dengan cepat mengcengkeram tangan wanita itu, lalu berbisik dengan nada penuh amarah, “Selesaikan hal i
Jeremy, Jonathan dan James tampak tegang saat mengikuti seorang pengawal menuju pinggiran taman. Deburan ombak menjadi musik pengiring degup jantung mereka yang menggila. Ketiganya mendadak terdiam ketika melihat Deric tengah memunggungi mereka di dekat pagar. Tak lama setelahnya, pengawal tadi memilih pamit. Untuk beberapa detik lamanya hanya ada keheningan yang meruang di antara keempat pria itu. Jeremy, Jonathan dan James saling melempar tatapan satu sama lain, bingung dengan tindakan apa yang akan mereka ambil saat ini. Haruskah mereka pamit? Deric perlahan berbalik, tersenyum menyambut ketiga saudara tirinya. Ia berjalan mendekat, tetapi Jeremy, Jonathan dan James sama sekali tidak bergerak dari tempat mereka atau bahkan menoleh ke arahnya. “Aku sudah menunggu kedatangan kalian,” kata Deric. Jeremy, Jonathan dan James sama sekali belum menggubris pertanyaan Deric. Wajah mereka juga belum sepenuhnya terangkat. “Bukankah kau sangat merinduk
Enam bulan kemudian Kabar pernikahan Presiden Universe Corporation membuat satu negara menjadi heboh. Banyak para wanita yang memimpikannya menjadi pasangan tiba-tiba merasakan patah hati dan kesedihan mendalam. Tak sedikit yang menjadikan hari itu sebagai hari patah hati nasional.Desas-desus beredar bak jamur di musim hujan mengenai siapa wanita beruntung yang akan menjadi pasangan seorang Jacob Balderic. Setelah enam bulan lalu sosok Presiden Universe Corporation itu muncul di publik dan memperkenalkan dirinya, pria itu sama sekali tidak pernah muncul kembali di hadapan media. Namun, beritanya terus memenuhi lini berita dan tayangan televisi.Kemudian setelah seminggu kabar penikahan itu terdengar, media berhasil membongkar siapa wanita beruntung tersebut yang tak lain adalah Caraline. Banyak pihak yang setuju dengan hal itu, berpendapat jika kedua sangat cocok. Akan tetapi, tak sedikit yang justru mencibir dan merundung Caraline di
Hampir semua mata tertuju pada seorang pria tampan bermanik biru yang baru saja mengakui dirinya sebagai pemilik perusahaan nomor satu di negara ini. Suasana acara seketika sunyi senyap, begitupun dengan orang-orang yang melihat berita dari saluran televisi dan internet. Tak lama setelahnya, decak kagum penuh pujian bersahutan dengan tepuk tangan yang bergemuruh.“Astaga, Nona.” Helen yang terkejut tanpa sadar mengguncang tubuh Caraline. “Bukankah itu Tuan Deric? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Dia bisa berjalan dengan kedua kakinya dan saat ini dia berada di depan Nona.”Helen menoleh pada Caraline yang tengah menunduk dengan wajah diliputi senyuman. Saat menyadari sesuatu, Helen dengan cepat mengendalikan diri. Kini, ia tahu alasan di balik perubahan Caraline selama dua minggu ini.“Nona Caraline,” panggil Helen dengan senyum merekah. Meski ada retakan di hatinya, ia ikut berbahagia ketika melihat Caraline saat ini.
Seminggu berlalu setelah pertemuan Caraline dengan Deric di rooftop gedung. Namun, senyum bahagianya tak kunjung juga reda. Helen, Stevan serta seluruh maid dibuat tak mengerti akan sikap wanita itu. Jika beberapa bulan yang lalu Caraline dirundung kesedihan, maka selama seminggu terakhir, ia justru diliputi kebahagiaan.Caraline mengunjungi sebuah acara yang diselenggerakan oleh salah satu anak perusahaan Universe Coporation di sebuah taman luas. Banyak pejabat dan pengusaha terkenal ikut hadir dalam acara, termasuk Henry Hulbert.Caraline benar-benar tak bisa duduk dengan tenang ketika melihat Henry Hulbert tampil di atas panggung. Pandangannya seringkali tertuju ke sekeliling. Besar kemungkinan jika Deric juga berada di acara ini, pikirnya.Caraline sama sekali tidak menerima pesan apa pun dari Deric selama seminggu ini. Ia juga sengaja tidak menghubungi pria itu. Jika dahulu rindu sangat menyiksa, maka kerinduaan ini justru kian membesarkan rasa cin
Caraline dan Deric saling memandang satu sama lain selama beberapa waktu, ternggelam dalam perasaan masing-masing. Cahaya lampu di sekeliling rooftop tampak berganti warna seiring waktu berjalan.“Aku hanya takut jika kau tidak sadarkan diri lagi seperti waktu itu,” ujar Deric tiba-tiba.“Apa maksudmu?” tanya Caraline dengan pipi merona merah.“Kau tahu, kau tiba-tiba pingsan saat kita akan melakukan ... ‘itu’ di kamarmu.” Deric tertawa, mengelus lembut rambut Caraline.“Pingsan?” Caraline menaikkan satu alis. “Bukankah kita memang pernah melakukannya?”“Sama sekali tidak,” ungkap Deric, “kau sepertinya sangat gugup sampai kau tak sadarkan diri, terlebih selama tertidur kau tidak berhenti tersenyum.”Caraline tiba-tiba saja membelakangi Deric, menutup mata dengan wajah yang sudah sangat merah. Ia benar-benar malu ketika mendengarnya. Jadi
Sekujur tubuh Caraline kian bergetar ketika melihat sosok Deric tengah berdiri di depannya. Ponselnya sampai terjatuh saking tak bisa menahan keterkejutan. Untuk beberapa saat, ia hanya bisa menahan napas dengan tatapan tak berkedip.Caraline serasa ditimpa keterkejutan di atas keterkejutan. Ia memang sangat menginginkan Deric kembali berjalan, tetapi saat melihat hal itu secara langsung, Caraline justru hanya bisa tercenung tanpa bisa melakukan apa pun. Bibirnya setengah terbuka, tetapi dengan cepat kembali tertutup.Bukankah Deric tampak sempurna dengan penampilannya saat ini?Caraline mencubit lengan kirinya kuat-kuat. Ia merasakan sakit yang luar biasa di sana. Hal itu menandakan bahwa dirinya tengah berada di alam nyata. Meski demikian, Caraline masih merasa tersesat di alam mimpi. Deric yang selama ini ia anggap pria yang sudah kehilangan mimpi-mimpinya justru adalah sosok misterius yang selama ini orang-orang ingin ketahui. Deric tak lain adalah sosok pri
“Deric.”Untuk beberapa detik lamanya Caraline hanya bisa terdiam dengan mata membulat lebar. Mulutnya setengah terbuka dengan tatapan penuh ketidakpercayaan. Semua bayangan kebersamaannya dengan Deric seketika menyergap, membuat tubuhnya hampir saja ambruk di lantai. Tetesan air mata tanpa bisa dibendung kian membanjiri pipi.Caraline tahu bahwa dirinya sangat merindukan Deric lebih dari apa pun. Akan tetapi, ketika pria itu sudah berada di depannya saat ini, ia hanya bisa diam tanpa ada keinginan untuk mendekat atau bahkan memeluknya erat.Waktu terasa berhenti bagi Caraline. Semua pemandangan di sekelilingnya mendadak berubah menjadi hitam dan putih, kecuali Deric seorang. Di saat yang bersamaan, dunia menjadi menjadi sunyi senyap.Apa mungkin kerinduannya yang sangat besar pada Deric justru membawa pria itu kembali ke hadapannya?Apa mungkin ini semua khayalan?Apa mungkin saat ini ia berada di alam mimpi?Caraline mas
Dua bulan kemudian Acara pencarian bakat yang diselenggarakan salah satu anak perusahan Universe Corporation mendapat sambutan yang sangat luar biasa dari masyarakat. Acara tersebut menduduki peringkat tertinggi selama beberapa minggu acara tersebut berlangsung. Puncaknya pada laga final yang ditayangkan kemarin malam. Para peserta menampilkan hiburan sekaligus penampilan yang sangat luar biasa. Acara tersebut bahkan sampai ditayangkan di beberapa negara tetangga. Antusiasme masyarakat dan warganet pada program tersebut sangat tinggi hingga pihak penyelenggaran berniat untuk kembali menyelenggarakan acara serupa dengan konsep segar dan baru. Sebagai bentuk apresiasi pencapaian dan keberhasilan, diadakan penjamuan makan mewah untuk seluruh mitra yang bergabung dalam program tersebut. Beberapa petinggi Universe Corporation ikut hadir di mana salah satunya adalah Henry Hulbert. Caraline nyatanya masih berada di dalam kama
Satu bulan berlalu dengan cepat. Caraline kembali menata hidupnya yang baru. Diego dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara untuk semua kejahatan yang sudah diperbuatnya. Meski tak sebanding, tetapi hal itu cukup membuat dirinya merasa lega. Di sisi lain, Wilson juga ikut terseret ke dalam jeruji besi. Meski keluarga Wattson berusaha untuk membebaskannya, tetapi pria itu tetap mendapat hukuman tiga tahun penjara.Kehidupan Caraline lmabat laun kembali ke sedia kala seperti sebelum mengenal Deric. Wanita itu disibukkan dengan pekerjaan kantor. Akan tetapi, kerinduan dan rasa cintanya pada pria itu justru kian tak dapat dibendung.Caraline memiliki kebiasan baru saat ini. Ketika dirinya sangat merindukan Deric, ia akan pergi ke bekas kediaman pria itu, lalu bermalam di sana. Caraline akan tersenyum saat melihat deretan foto yang terpampang di dinding dan tak lama setelahnya menangis.Pencarian Deric, Lucy dan Thomas masih terus berlangsung hingga saat ini. Namun, be