"Satu...dua...tiga..." ujar Anna sambil mengambil beberapa foto dengan ponsel Brandon.
Usai memfoto, Anna segera mengecek foto yang ia ambil, dengan cepat ia membuka aplikasi gallery di ponsel itu, betapa kagetnya ia saat seluruh foto pada ponsel Brandon hanya berisi dokumen-dokumen penting, tak ada satu pun foto dirinya atau keluarganya.
Brandon yang berjalan mendekat ke arah Anna seketika panik, ia khawatir jika Anna melihat namanya dalam ponsel miliknya itu, sebab terakhir kali, Brandon menyuruh Jarvis untuk mengirim semua data mengenai Anna termasuk fioto-foto dokumen data diri milik Anna.
"Terima kasih ya," ujar Brandon yang dengan gesit mengambil ponselnya dari tangan Anna.
"Kau tipe orang yang jarang sekali berfoto ya?" tanya Anna yang keheranan karena masih ada orang-orang yang jarang mengabadikan momen seperti Brandon.
"Iyaaa begitulah, kau bisa menilainya sendiri," ujar Brandon, mengingat keluarganya yang selalu sibuk dengan urusan p
Beberapa menit kemudian, mobil yang ditumpangi Anna dan Brandon akhirnya sampai juga di depan kos-kosan Anna. "Brandon..." panggil Anna. "Iyaaa, ada hal yang ingin kau sampaikan?" tanya Brandon yang masih berandai-andai, dirinya sangat ingin tahu apa yang sedari tadi berada dalam benak Anna. "Ada satu hal yang ingin kutanyakan padamu," ujar Anna yang mulai takut mengutarakan pertanyaannya setelah ini, bahkan ia sendiri tak sanggup menatap Brandon. "Iyaaaa, silakan..." tanya Brandon yang masih menatap Anna dengan tatapan tulus. "B-Bisakah kau membatalkan p-perjodohanmu dengan Reva?" tanya Anna, perasaannya semakin berkecamuk, untuk sesaat ia sangat menyesal telah mengatakannya. Brandon yang mendengar pertanyaan Anna merasa senang sekaligus bingung di saat yang bersamaan, ia berpikir mungkin Anna mengatakan itu karena dirinya sudah mulai menyukai Brandon atau hanya demi mendapatkan uang dari Reva dan pergi begitu saja. "Sebelum a
"Terima uang ini, kau berhak mendapatkannya Ann, aku sangat berterima kasih atas semua hal yang telah kau lakukan untuk membantuku." Tulis pesan tersebut. Anna seketika masih terpaku dengan nominal sepuluh juta yang terdapat pada rekeningnya, di saat yang bersamaan ia pun cukup senang, artinya tinggal lima juta lagi nominal yang harus ia kumpulkan. Saat jam bertugas selesai, Anna memutuskan untuk bertanya pada Jasmine mengenai cara menggantikan tugas jaga orang lain, lalu Jasmine pun mengundang Anna ke sebuah grup percakapan khusus untuk transaksi itu. Detik itu juga Anna berhasil mendapatkan tawaran menggantikan jam jaga selama tiga kali dengan perjanjian bayaran sebesar lima juta, yang artinya dalam beberapa hari kedepan, ia sudah dapat melunasi seluruh biaya akhir semesternya. "Semangat Ra, kamu pasti bisa!" pikir Anna, berusaha menyemangati dirinya, karena selama beberapa hari kedepan, ia akan berada di rumah sakit selama hampir dua puluh
"B-Brandon?" tanya Anna yang kebingungan. Seketika Brandon menoleh, ia tak menyadari jika sedari tadi Anna telah terbangun. "Ann kau sudah bangun?" tanya Brandon sambil segera menjauh dari ponsel Anna yang terletak tepat di atas meja sebelumnya. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Anna, sejujurnya ia bingung apakah ia harus senang bertemu pria tersebut atau malah menyuruhnya pergi seketika. "Untuk apalagi jika bukan untuk menemuimu Ann," ujar Brandon, ia sangat berharap agar Anna tak mengusirnya keluar dari ruangan tersebut. "Jam berapa sekarang?" tanya Anna dalam hati sambil mengambil ponselnya untuk melihat jam. Betapa terkejut dirinya saat mengetahui bahwa ia telah tertidur akibat kelelahan dalam ruangan ini selama kurang lebih lima belas menit. Anna tahu, ia tak seharusnya bertemu kembali dengan Brandon, semua yang ia butuhkan sudah ia dapatkan hari ini, tak ada lagi alasan untuk bertemu pria tersebut. "Aku harus segera k
Tepat pukul dua di siang hari, Michael terlihat sedang menunggu kehadiran Anna, keduanya mendapatkan giliran jaga hari ini sampai nanti pukul sembilan malam, dan tak sengaja ia melihat tanda tangan Anna yang berada hampir di seluruh buku absen tugas jaga. “Ann!” panggil Michael yang melihat Anna kini baru saja sampai di lobby rumah sakit. “Hi! Sudah dari tadi kau di sini?” tanya Anna sambil bersiap-siap memakai jas dokternya. “Iya, kan jaga dari pagi tadi,” ujar Michael, nadanya bersemangat karena kini ia dapat bertugas kembali dengan Anna. “Oooo iyaaa iyaaa baru ingat aku,” ujar Anna sambil memeriksa data-data pasien. “Aku baru sadar, mengapa pembagian tugas jaga untukmu lebih banyak dibandingkan yang lainnya?" tanya Michael sambil menatap kembali ke arah Anna. "Oh soal itu, aku lupa menceritakan sesuatu kepadamu, jadi beberapa hari yang lalu aku memutuskan untuk menggantikan jadwal tugas anak-anak yang lain, dan melalui hal itu aku j
"Kau yakin Ann?" tanya Michael yang masih berusaha untuk menbantu Anna entah bagaimana pun caranya."Iyaaa Mic, lagian kau sudah membantuku sebelumnya, itu sangat lebih dari cukup..." ujar Anna."Baiklah...oh iya Ann, kau sudah dengar mengenai perayaan ulang tahun rumah sakit?" tanya Michael."Oh perayaan lusa nanti ya, iya aku sudah dengar sebelumnya," ujar Anna."Kau datang nanti?" tanya Michael, matanya menatap penuh ke arah Anna, berharap gadis itu datang ke acara tersebut."Entahlah...aku masih bingung memikirkan apakah hadir atau tidak..." ujar Anna, jauh dalam lubuk hatinya ia tak ingin datang akibat fakta jika Brandon juga pasti akan ada di perayaan tersebut, secara itu rumah sakit milik keluarganya."Kalau begitu kau temani aku saja di pesta itu, mereka menunjukku sebagai perwakilan dari dokter di angkatan kita ditambah perwakilan dari universitas atas kerja sama dengan pihak rumah sakit selama bertahun-tahun," jelas Michael.
Sore itu Anna dan Jasmine berangkat bersama, Anna terlihat sudah siap dengan mengenakan gaun sabrina putih miliknya, gaun itu dengan anggun memperlihatkan sedikit bahunya yang sangat indah, ditambah sedikit riasan menambah kecantikan pada wajah Anna.Sesampainya di tempat perayaaan ulang tahun rumah sakit, Anna kini dapat melihat banyak sekali pegawai rumah sakit yang ia tahu, kedua sahabat itu kini berjalan memasukki gedung megah tersebut, terlihat acara kali ini diadakan di sebuah ruangan indoor juga outdoor di saat yang bersamaan.Anna terlihat bersemangat melihat ratusan orang yang begitu antusias menyambut acara begitu juga dengan dirinya, ditambah gedung megah dengan hiasan-hiasan indah dan tulisan ucapan selamat di sekitarnya."Mana Michael?" bisik Jasmine pada Anna."Entah, mungkin dia sibuk mempersiapkan pidatonya untuk nanti," ujar Anna sambil memperhatikan sekitarnya, bukannya ia tak peduli dengan keberadaan Michael, namun ia malah lebih takut
"Asal kau tau ya, sejak beberapa hari yang lalu, aku sudah—" seketika Anna terdiam karena melihat kehadiran Michael. Brandon yang tengah memperhatikan kalimat Anna kata demi kata lalu segera melepaskan genggaman tangannya dari tangan Anna. "Baguslah sekarang kalian sudah saling kenal, kalau begitu aku dan Anna pergi sebentar ya Bran, ada hal yang harus kami urus," ujar Michael sambil pergi dengan diikuti Anna di sebelahnya. "Mic! Mengapa kau tak bilang akan memperkenalkanku pada Brandon???!!!" ujar Anna pada Michael, ia kesal karena tiba-tiba harus dipertemukan dengan canggung seperti tadi. "Ya aku pikir semakin banyak relasi yang kau kenal, akan semakin bagus untuk karirmu kedepannya, bukan begitu?" tanya Michael. Anna terdiam, ada benarnya juga kata-kata Michael, ia tak salah, Anna sadar ia tak boleh bertingkah seperti ini, jika tidak, Michael dapat mencurigai jika selama ini ia berusaha menjauhi Brandon. Michael menatap sahabatnya i
"Pasangan? Oh maksudmu pasangan dansa?" tanya Anna. "Bukan, maksudku pasangan asli, kau tau kan?" "Oh bukan bukan, kau pasti salah mengira, aku dan Michael hanya sebatas sahabat..." ujar Anna, tak mau membuat gosip yang tidak tidak di sekitarnya. "Oooo, baiklah aku mengerti..." ujar Victoria sambil tersenyum lega, seketika kekhawatirannya itu berubah menjadi kesenangan yang tak tertandingi, ini artinya, ia masih memiliki harapan untuk menarik perhatian Michael. Tiba-tiba Anna teringat sesuatu, jika Victoria dan Brandon ada di sini, pasti Jevon juga ada di sini, seingatnya terakhir kali ia bertemu Adik laki-laki Brandon itu, ia menganggapnya sebagai Reva dan bukannya Anna. "Gawat, kalau Jevon ada di sini, dia pasti akan memberitahu semua orang jika Reva datang," pikir Anna, mengingat Reva memberitahunya jika dirinya tak akan datang ke acara ini, semua bisa semakin kacau seketika. "Eum Victoria, boleh aku tanya sesuatu?" tanya Anna pada
“Kita tak akan pernah bisa bersama Brandon, kau tahu itu kan? A-Ayahmu tidak akan setuju, ditambah lagi bagaimana jika Ayahku tau jika aku…” Anna diam, tidak melanjutkan perkataannya. “Jika aku apa Ann?” tanya Brandon, wajahnya semakin mendekati Anna sampai-sampai membuat pipi Anna semakin memerah. “Jika selama ini aku me-nyu-ka-aimu—“ Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Brandon seketika langsung memeluk Anna, sambil mengekspresikan betapa bahagia dirinya dapat bertemu dengan Anna dan berakhir jatuh cinta dengan gadis tersebut. Sore itu Anna mengajak Brandon berjalan menuju taman rumah sakit menggunakan kursi roda, di sela-sela waktu tersebut, Anna melihat sebuah sosok berjas yang sangat tidak asing dalam benaknya. Saat sosok itu menoleh, ia batu tersadar jika orang itu adalah Jackson, pria itu adalah laki-laki yang dahulu ingin dijodohkan degannya sebelum Anna memulai kuliahnya. “Untuk apa dia ada di sini? Terkahir kali ia meneleponku dan sekarang dia datang ke sini?” pikir
Brandon juga tak lupa posisinya sebagai atasan, ia memutuskan untuk memberikan hadiah pada Anna karena ia telah membantu menyelamatkan nyawanya saat peristiwa sebelumnya.Mendapat informasi mengenai kepindahannya sebentar lagi menuju apartemen barunya, Anna segera mengucapkan terima kasih pada atasannya itu, namun ada satu hal yang masih mengganjal dalma pikiranya, yaitu salah satu alasannya ingin pindah ke apartemen yang kini juga menjadi tempat tinggal Brandon adalah karena ia sungguh ingin tahu keadaan Brandon.Tak butuh waktu lama bagi Anna untuk mengemas pindahannya itu. Kehidupannya kini serasa bukan yang dulu lagi, kamar megah yang berada di hadapannya membuatnya sangat tak layak untuk mendapatkan itu semua.“CTIIINGGG!” tiba-tiba sebuah pesan masuk, rupanya Brandon mengabari Anna jika gadis itu butuh bantuan maka dirinya persis ada di kamar tepat di samping kamar Anna.Hari itu Anna berusaha memberanikan diri untuk mengetuk kamar Brand
Sementara itu Ayah Brandon terlihat sedang menunggu kabar mengenai putranya di koridor rumah sakit, ia duduk di sebuah bangku yang terletak tepat di samping ruangan di mana Brandon sedang diperiksa.Di saat yang sama, Jarvis baru saja kembali setelah mengantar Anna menuju Jakarta, sehingga ia tak sengaja bertemu Nicholas, Ayah atasannya itu.Sejatinya setelah mendengar melihat Nicholas yang sedang duduk di bangku kursi rumah sakit, Jarvis segera menghentikan langkahnya dan ia tersenyum."Sepertinya rencana Pak Brandon kali ini berhasil untuk mengungkap semuanya," pikir Jarvis dalam hati.Saat itu juga, dokter yang menangani Brandon keluar. Segera Jarvis berusaha bertingkah jika seakan-seakan ia baru sampai di tepat itu dan tak sengaja berpapasan dengan Nicholas ketika hendak mendengarkan mengenai penjelasan dokter."Bagaimana dok keadaan Brandon anak saya?" tanya Nicholas yang terlihat cemas."Kondisinya baik-baik saja Pak, untung saja luka
Beberapa hari setelah menunggu Brandon akhirnya memberikan kabar jam berapa dirinya dan Anna akan berangkat, Anna pun segera bersiap-siap menunggu kehadiran Brandon untuk menjemputnya. Brandon sendiri saat ini sedang berada di dalam mobilnya, ia sungguh bingung apakah akan menceritakan semua yang sudah ia ketahui beserta rencana-rencananya, namun yang pasti sesampainya ia di kos-kosan Anna, pria itu memutuskan untuk tak menceritakan semuanya pada Anna. Dalam perjalanan kali ini berbeda seperi biasa, Anna dan Brandon sudah tak terlihat canggung seperti biasanya. Beberapa jam berlalu, jalanan yang sebelumnya tidak bisa dilewati oleh Jarvis dan Brandon, kini masih saja tertutup, Brandon sadar ada yang aneh dengan jalanan tersebut, semua ini pasti disengaja oleh orang-orang itu. Saat semua mobil berputar balik, mobil Brandonlah yang masih diam di sana, ia perlahan berusaha mengamati gerak-gerik orang tersebut. "Sepertinya konstruksinya belum seles
Lampu merah lagi-lagi menghiasi perjalanan Michael menuju tempat kos-kosannya, sialnya kali ini ia harus menunggu sekitar seratur dua puluh detik sampai lampu berubah warna menjadi hijau, ia pun memutuskan untuk melihat-lihat ke sekitarnya untuk menghilangkan rasa ngantuk dan rasa bosan yang ia rasakan.Pandangannya tertuju pada seorang gadis yang sedang memakai jaket hitam tepat tak jauh dari mobil yang ia kendarai. Entah mengapa sekilas ia melihat gadis itu, pikirannya mendadak membawanya pada Victoria karena Michael dapat merasakan betul ada sesuatu yabg mirip di antara kedua sosok itu.Michael pun memutuskan untuk mengamati gadis itu kembali, namun ia malah dikejutkan dengan fakta jika wajah gadis itu terlihat sangat mirip dengan Victoria."A-Apa j-jangan-jangan itu..."Michael dengan cepat segera memarkirkan mobilnya ke pinggir jalanan, ia terburu-buru turun dari mobilnya ingin mengecek apakah gadis barusan benar-benar Victoria atau bukan. Namu
"Baiklah itu saja?" tanya Anna yang sedari tadi masih memperhatikan Brandon."T-Tidak, aku menyuruhmu ke sini sekalian ingin mengajakmu untuk...eum...""Untuk apa?" tanya Anna."Untuk pergi denganku ke Depok," ujar Brandon.Anna hanya terdiam, ia bingung, jika dirinya pergi lantas apa yang harus ia katakan pada sahabat-sahabatnya, juga ia masih memiliki tanggung jawab untuk melakukan tugas jaga di rumah sakit."B-Bagaimana dengan Jarvis? B-Bukankah biasanya kau pergi dengannya?" tanya Anna, ia sungguh bingung sekaligus khawatir dirinya hanya akan membebani Brandon selama perjalanan."I-Iya, namun Jarvis memiliki kesibukan lain untuk menyelidiki lebih dalam mengenai orang-orang komplotan berpakaian hitam itu, jadi dari pada aku pergi sendiri, aku memutuskan untuk megajakmu bagaimana? tanya Brandon, sebenarnya Jarvis bisa saja ajak pergi meskipun asistennya itu sedang menjalankan pekerjaan lain, namun kali ini Brandon ingin Anna yang men
"Lalu bagaimana setelahnya?" tanya Michael kembali, rupanya ia masih tak mau menyerah."S-Setelahnya...aku hanya membantu Pak Brandon mengenai urusan yang berhubungan dengan rumah sakit, mungkin dari semua mahasiswa, dia mempercayaiku, itu saja," jelas Anna, semua yang ia katakan sebenarnya bisa dikaitkan dengan fakta yang sebenarnya.Setelah mendengar jawaban Anna, Michael merasa ia masih memiliiki kesempatan untuk menjalin hubungan lebih dekat dengan Anna, lebih dari sekedar sahabat.Ia juga memberitahukan kepada sahabatnya itu untuk percaya kepadanya, Michael dapat menjamin jika hal yang ia lakukan ini hanya untuk memberikan ganjaran pada orang-orang yang telah melakukan korupsi terhadap beasiswa milik Anna itu, dan berita ini tak akan menyebar sampai ke publik, ia berjanji.Setelah hari pertemuannya dengan Anna dan Jasmine, Michael merasa entah mengapa hubungannya dengan Victoria semakin renggang.Biasanya setiap pagi, Victoria akan selalu meny
Seperti biasanya, siapa pun jika ingin masuk ke dalam ruangan Brandon, pasti harus mengetuk pintu terlebih dahulu. "Ya, masuk!" ujar Brandon dari dalam ruangan. Awalnya ia kira itu hanya Jarvis yang seperti biasa selalu membawakannya berkas-berkas perusahaan. Namun saat ia melihat bahwa orang yang datang ke ruangannya itu adalah Anna, tatapannya segera terpaku pada kemunculan gadis itu dari balik pintu. Brandon yang berdiri segera menyambut Anna. "A-Anna?" "Maaf mengganggu waktumu, aku ke sini untuk menanyakan mengenai hal yang ingin kau bicarakan kemarin," ujar Anna. Mendengar hal itu, Brandon segera menceritakan hal yang ia lihat waktu ia sedang dalam perjalanan dengan Jarvis menuju Depok untuk mendatangi lokasi sekretaris lama Ayahnya untuk mencari sertifikat saham Calvin. Ia menceritakan pada Anna jika sosok orang-orang yang ia temui di area jalanan saat itu terlihat sangat mirip bahkan sama dengan orang-orang yang waktu itu
Sesampainya di kamar, Anna mendadak terdiam. Entah mengapa ia merasa tidak enakan pada Michael, karena beasiswanya yang terputus, sahabatnya itu tiba-tiba saja menjadi terpangil untuk membantu dirinya.Tidak cuma sampai situ, Anna sendiri pun merasa bersalah pada Brandon, karena baru saja beberapa menit yang lalu dirinya seperti seakan-akan tak ingin mendengarkan sepatah kata pun yang keluar dari mulut pria itu.Sementara itu, Brandon di sisi lain memutuskan untuk segera kembali ke rumahnya setelah mendengar jika Anna menyuruhnya untuk menyimpan apa yang mau ia katakan sampai besok.Sebenarnya bukan hal itu yang membuatnya kepikiran, melainkan fakta jika ia baru saja melihat dengan mata kepalanya sendiri dari kejauhan dan juga dari foto yang dikirim oleh Victoria, jika Anna dan Michael memang menyimpan sesuatu di antara mereka."Kamu memang datang di waktu yang tidak tepat, bagaimana mungkin seseorang sepertimu yang baru ditemui oleh Anna, bisa menjalin h