Share

Bab 72

Jadi, inilah yang dinamakan kencan. Mengapa Lintang baru menyadari hal itu, saat sudah duduk manis di hadapan Raga. Harusnya, ia menolak ajakan makan malam yang sungguh terasa sangat intim dan romantis ini. Ditemani sinar bulan purnama, dan hanya ada mereka berdua di area outdoor restoran mewah tersebut.

“Mas.” Lintang sedikit mencondongkan tubuh, saat pelayan sudah pergi dari sisi mejanya. “Di sini sepi, kenapa nggak pindah di dalam aja?”

“Kita lagi pacaran, ngapain harus cari tempat yang rame.”

Pacaran katanya? Lintang sampai ternganga lebar, saat mendengar pernyataan Raga. Memangnya, kapan Lintang pernah mengatakan bersedia menjadi kekasih pria itu?

“Jangan semena-mena kalau ngomong,” sahut Lintang lalu berdecak. Menarik diri, dan melipat kedua tangan di atas meja. “Memangnya siapa yang pacaran.”

“Kita,” balas Raga dengan mudahnya. “Kamu nggak sadar, dengan perjanjian tadi pagi? Dalam jangka waktu satu bulan ke depan, kamu adalah pacarku.”

“Jangan diplesetin ke mana-mana.” Decaka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Wati Yarafa
deeeeh....gemeeeesssyyyy
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
ini itu awal Lintang. masih ada part lain dari rencana Raga. kamu dah terperangkap tpi gk sadar. hehe
goodnovel comment avatar
Iin Rahayu
sabar Raga.... sabar...... memang susah, tp jangan menyerah yaaaa minta bantuan Rama pasti Lintang menyerah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status