Home / Romansa / Unconditional Love for Riski / Bab 42 : Hilangnya Bukti.

Share

Bab 42 : Hilangnya Bukti.

Author: Queen yu
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Jam sudah menujukkan pukul 18.00 WIB.

Riski keluar dari ruang terapi dan menghampiri Cinta yang tengah duduk sambil melamun dibangku, saat melihat jasad teman lamanya tadi.

"Cinta," ucap Riski sambil memegang bahu sang kekasih.

Cinta terkejut dan langsung melihat ke arah samping, kemudian dia tersenyum saat melihat Riski tengah duduk di sampingnya. "Sudah selesai terapinya?" tanya Cinta.

Riski mengangguk dan tanpa sengaja ia melihat Adam tengah berjalan ke arahnya. Ia langsung mengejar sang Kakak dan tersenyum ke arah Adam.

"Eh, kenapa disini?" tanya Adam.

"Tadi Riski baru siap terapi. Kakak ngapain di sini?" balas Riski.

"Ah, Saskia masuk rumah sakit makanya Kakak ada di sini..." sambung Adam.

Riski hanya diam dan menganggukkan kepalanya, James masuk ke dalam rumah sakit membawa beberapa makanan, dan tidak sengaja melihat sahabatnya, kemudian ia menghampiri Cinta yang masih melamun.

"Dor! Li ngapain melamun? Mau kesurupan setan nyai ronggeng?" ucap James.

Namun tidak ada respon sed
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Unconditional Love for Riski   Bab 43 : Tempat Sampah.

    Setelah Agus dan anggota kepolisian lainnya, pergi dari rumah sakit. Adam dan Bi Minah masuk ke rumah sakit, mereka pun menuju ke ruangan tempat Saskia di rawat. Saat sudah berada di depan ruangan, Cinta langsung memeluk bibinya dan mencium pipi wanita paruh baya yang sudah menjaganya selama 3 tahun lamanya."Bi, kenapa penampilannya kusut seperti ini?" tanya Cinta yang merapikan rambut bibinya, yang berantakan."Tadi Bibi naik ke mobil yang mengangkut banyak sayur-sayuran, makanya penampilan Bibi kusut, seperti ini." jawab Bi Minah."Kok gak pakai taksi, Bi?" tanya Alex."Yang masih kecil harap diam," sambung Bi Minah sambil tertawa."Hua, iya Bi. Ini curut masih kecil, bantet lagi, haha." ucap Kenzo yang tertawa puas. "Ngajak baku hantam lo!" teriak Alex."Aish, kalian mah sehari kagak ribut bisa gak? Kepala gue sakit ini, bukti yang gue ambil kok bisa hilang ya? Padahal gua letakin di saku jaket tadi," ujar James yang bingung."Bukti apa?" tanya Adam."Yang tadi kita lihat di ruang

  • Unconditional Love for Riski   Bab 44 : Jatuhnya Tuan Bima.

    "Pak Dadang, lagi ngapain disana?" tanya Cinta yang baru saja keluar rumah dan menghampiri satpam kompleks."Eh, Neng Cinta. Ini neng ada orang yang hancurin tempat sampah. Jadi, Pak Dadang suruh ganti rugi, dianya malah kabur. Pak Dadang mah gak punya uang, gaji udah habis beliin obat buat anak. Tapi kalau gak diganti nanti Pak Dadang dimarahain, Neng." jawab Pak Dadang satpam kompleks.Cinta mengeluarkan uang dari saku celananya dan memberikan pada Pak Dadang. "Ini Pak, jadi gak perlu pusing lagi..." ucap Cinta. "Alhamdullilah, makasih atuh Neng. Kalau gak ada Neng, mungkin Pak Dadang dimarahin atasan dan ujung-ujungnya dipecat..." balas Pak Dadang."Gak papa, Pak. Jadi gak perlu mikirin uang untuk ganti tempat sampah," ujar Cinta yang membantu Pak Dadang membersihkan sampah yang berserakan.Pak Dadang dan Cinta pun bekerja sama memindahkan sampah yang berserakan ke tempat sampah depan kompleks. Setelah itu mereka berjalan masuk ke dalam kompleks dan berhenti di depan rumah Kenzo."

  • Unconditional Love for Riski   Bab 45 : Hilangnya Bi Minah.

    Mark menghentikan mobilnya di depan warung yang tidak jauh dari rumah sakit. Ia memukul stir mobil dan mengacak rambutnya karena kesal dengan ucapan Bi Minah tadi."Aku akan memusnahkan orang yang berusaha menghalangi rencanaku! Kau akan mati di tanganku nenek peyot! Siapa suruh kau bermain-main denganku?" tegas Mark memukul mobilnya.Semua orang yang berada di luar mobil menghampiri Mark, dan pria itu langsung menghidupkan mobilnya menjauh dari warga yang berdiri di dekat mobilnya tadi.***Bi Minah masuk ke dalam rumah sakit dan menghampiri Cinta. Ia langsung memeluk keponakannya dengan erat yang berada di ruang tunggu, ia seperti orang yang ingin mengucapkan perpisahan pada keponakan kesayangannya. Cinta membalas pelukkan bibinya dan menatap bingung saat melihat Bi Minah meneteskan air mata."Bibi kenapa?" tanya Cinta."Bibi tidak kenapa-napa kok, kamu sudah makan?" jawab Bi Minah."Sudah, Bi." balas Cinta."Yah, padahal Bibi mau makan bersamamu," sambung Bi Minah."Kalau begitu bai

  • Unconditional Love for Riski   Bab 46 : Sungai.

    Jam sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB. Sudah hampir 5 jam Bi Minah belum juga ditemukan. Cinta masih setia terduduk di lantai ruang tamu, sambil memeluk Riski dengan sangat erat. James, Alex dan Kenzo masuk ke dalam rumah, membawakan makanan untuk sepasang kekasih tersebut."Makanlah, kalian dari tadi belum makan," ucap James mengeluarkan makanan dan minuman, kemudian meletakkan di depan Riski dan Cinta."Terima kasih, James." jawab Riski yang mengambil makanan tersebut dan menyodorkan makanan ke arah Cinta."Makanlah," ujar Riski sambil menyodorkan sendok yang berisi makanan, namun Cinta membalas dengan menggelengkan kepalanya."Makanlah sedikit, isi perutmu sayang..." sambung Riski.Cinta tetap tidak mau, dan mengeratkan pelukannya. Riski meletakkan makanan di lantai, James, Alex dan Kenzo hanya diam menatap sahabatnya yang sudah sangat lemas, dipelukan Riski."Cinta, makanlah. Satu sendok saja ya, dari tadi kamu belum makan Lo. isi perut kamu," ucap Kenzo duduk di depan Cinta, samb

  • Unconditional Love for Riski   Bab 47 : Search.

    Jenazah Bi Minah sedang berada di ruang autopsi. Cinta, James, Kenzo dan Alex, menunggu hasil di depan ruang autopsi. Mereka ingin mengetahui penyebab kematian Bi Minah, sedangkan Riski berada di depan ruang ICU, karena harus menjaga ayahnya yang masih dalam keadaan koma. Sampai Adam dan Nyonya Putri kembali, dari rumah mereka. Cinta terus saja melamun di depan ruangan, Kenzo terus merangkul sahabatnya dan memegang tangan Cinta dengan sangat erat."Kita cari makan ya, dari tadi kamu belum makan loh.." ucap Kenzo."Iya Cinta, kamu harus makan..." sambung Alex."Aku belikan makanan ya, kalau kamu malas untuk bergerak..." ujar James berjongkok di depan sahabatnya.Ucapan ketiga pria tampan itu, tidak juga di respon oleh Cinta. Ia tetap terus melamun sambil menatap ke arah pintu ruang autopsi. Tiba-tiba Cinta sadar dan menatap ke sekelilingnya, karena ia tidak melihat keberadaan kekasihnya."Riski dimana?" tanya Cinta menatap James yang berjongkok di depannya."Dia sedang berada di ruang I

  • Unconditional Love for Riski   Bab 48 : Mark Tiada.

    Riski terbangun dari tidurnya dan terkejut saat tidak ada Cinta di atas brankar ruangan. Ia membangunkan ketiga sahabatnya, mereka pun terbangun dengan wajah masih mengantuk."Kalian lihat Cinta gak?" tanya Riski."Lah, bukannya dia tidur di---, eh kemana tuh anak?" jawab James dan langsung berdiri saat melihat Cinta tidak ada di dalam ruangan."Woi, jangan-jangan Cinta diculik," teriak Alex."Wah! Kita cari dia sekarang. Perasaan gue gak enak ini." sambung Kenzo.Mereka pun akan keluar ruangan dan terkejut saat melihat Cinta, tengah berdiri di depan pintu dengan kedua tangan dilipat pada dadanya. Riski langsung berlari dan memeluk kekasihnya dengan erat."Kamu kemana saja? Membuat kami panik, tau gak. Aku kira kamu diculik," ucap Riski."Aku hanya keluar sebentar, bosan tau di ruangan bau obat ini," jawab Cinta membalas pelukan kekasihnya."Kenapa tidak membangunkan ku, di luar sangat bahaya loh," sambung Riski mengeratkan pelukkannya."Aku tidak ingin mengganggu tidur nyenyak mu," ba

  • Unconditional Love for Riski   Bab 49 : Kebersamaan.

    Dikediaman Kenzo.James dan yang lain sudah berada di dalam rumah. Mereka duduk di ruang keluarga sambil menatap ke layar televisi."Wah, asli gue gak nyangka dia mati secepat itu..." ujar Alex."Sudah ajalnya, toh kalau dia di bunuh sudah hukuman untuknya. Siapa suruh dia jahat dan membunuh orang yang tak bersalah. Jadi mati kena azab 'kan, dibunuh sama orang." jawab Kenzo."Kamu benar juga, Zo. Tumben pinter, biasanya bego banget." sambung Alex sambil tertawa."Minta gue tampol mulut Lo, ha." balas Kenzo menatap tajam Alex.James, Cinta dan Riski hanya diam, mereka terus menatap ke layar televisi. Setelah beberapa menit kemudian. Mereka semua memilih untuk masuk ke dalam kamar masing-masing. Riski dan Cinta masuk ke satu kamar, mereka ingin melakukan sedikit pekerjaan disana.***"Kita mau ngapain di kamar?" tanya Cinta.Riski mendekati kekasihnya sehingga ia terjatuh ke atas kasur. Cinta membulatkan kedua matanya dengan sempurna dan sangat terkejut, saat Riski terus mendekati wajahn

  • Unconditional Love for Riski   Bab 50 : Riski dan Cinta.

    Pukul 00.00 WIB.Cinta dan Riski tertidur di kursi depan ruang ICU. Nyonya Putri keluar dari kamar, kemudian menyelimuti tubuh Cinta dan Riski. Sontak Cinta merasa terganggu, ia membuka kedua matanya dan menatap Nyonya Putri yang tengah berdiri di hadapannya."Eh, Nyonya." ucap Cinta yang membenarkan duduknya."Maaf membuatmu terganggu, Tante hanya ingin menyelimuti kalian. Agar tidak kedinginan." jawab Nyonya Putri."Tidak apa-apa, Nyonya mau kemana?" tanya Cinta."Mau ke toilet sebentar, bisa jaga Ayah Riski sebentar," sambung Nyonya Putri yang menatap Cinta."Bisa, Nyonya." balas Cinta."Baiklah, Tante ke toilet bentar ya," jawab Nyonya Putri.Cinta membalas dengan anggukan, dan Nyonya Putri pun melangkahkan kakinya ke arah toilet. Riski masih saja tertidur pulas di samping Cinta, tanpa disengaja kepala Riski bersandar ke bahu kekasihnya. Gadis itu tersenyum kecil dan menggenggam tangan kekasih, kemudian mencium punggung tangan Riski. Cinta menyelimuti tubuh kekasihnya dan menatap w

Latest chapter

  • Unconditional Love for Riski   Bab 60 : Akhir.

    Dua tahun kemudian.Riski tengah berada di ruang kerjanya, sambil menanda tangani dokumen yang dibawa oleh sekretarisnya. Terpasang di jari manisnya, sebuah cincin pernikahan. "Siang, Tuan." sapa sekretaris cantik yang bekerja dengan Riski."Iya, ada apa?" tanya Riski dengan ramah."Ada beberapa dokumen lagi, yang harus Tuan tanda tangani..." sambungnya.Riski menganggukkan kepalanya dan sekretaris itu pun meletakkan dokumen yang ia bawa di meja kerja Riski. Ia dengan sengaja memegang tangan Riski dengan lembut."Apa maksudmu?" tanya Riski yang langsung menatap datar sekretarisnya.Sekretaris itu pun malah mengelus punggung tangan atasannya. Riski mulai kesal dan menepis tangan sekretarisnya dengan kasar."Jangan sentuh tanganku! Ingat aku sudah menikah! Kau pikir aku akan tertarik denganmu ha!" tegas Riski.Sekretarisnya pun langsung tertunduk saat mendengar bentakan dari atasannya. "Maaf, Tuan." ucapnya dengan gugup."Pergi dari ruanganku sekarang!" perintah Riski dengan nada yang c

  • Unconditional Love for Riski   Bab 59 : Kecelakaan.

    Satu minggu kemudian.Semua persiapan sudah Hampir semua selesai. Kesempatan bagi Riski, Cinta dan kawan-kawan berlibur ke puncak, Bogor. Mereka tengah asik mempersiapkan keperluan untuk selama 3 hari disana."Celana dalam udah, hand body udah, parfum udah, skincare udah, ini udah, itu udah, oke udah semua." Gumam Alex."Eh buruan tai, lama banget jadi cowok. Ngapain lo di dalem kamar, cukur bulu!" teriak Kenzo yang sudah sedari tadi menunggu Alex.James dan Cinta hanya diam sambil menunggu sahabatnya. Entah kenapa perasaan Cinta tentang kepergiannya untuk berlibur tidak enak. Ingin menolak, tapi dia tidak ingin melihat sahabatnya kecewa. Apalagi ini kesempatan mereka untuk bersama, karena setelah menikah tentunya dia dan Riski fokus ke rumah tangga mereka yang telah mereka bangun."Sabar ngapa?" ketus Alex."Buju buset, setan salto sampe planet pluto. Lo mau liburan atau pindah rumah, banyak banget bawaan lo. Mabok alkohol lo?" tegas Kenzo yang bingung melihat barang bawaan Alex."Jel

  • Unconditional Love for Riski   Bab 58 : Persiapan Pernikahan.

    Tuan Bima sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah, karena keadaannnya sudah membaik. Riski dan Adam membantu ayahnya untuk masuk ke dalam mobil. Nyonya Putri, Cinta dan Indah membawa beberapa barang, kemudian memasukkannya ke dalam bagasi mobil."Hati-hati, Ayah." ucap Riski.Tuan Bima mengangguk dan tersenyum ke arah Riski. Mereka masuk ke dalam mobil dan menuju kediaman keluarga Tuan Bima.Tiga puluh menit di perjalanan, akhirnya mereka tiba di depan rumah megah milik keluarga Tuan Bima. Riski turun lebih dulu, kemudian membantu ayahnya untuk keluar dari mobil. Adam membawa barang-barang yang ada di bagasi, dibantu oleh Cinta. Mereka masuk ke dalam rumah, dan duduk di atas sofa ruang tamu."Akhirnya pulang juga," ujar Tuan Bima yang lega."Iya, sayang. Mau minum teh?" tanya Nyonya Putri. "Tidak perlu, sayang." balas Tuan Bima.Adam dan Cinta meletakkan barang-barang Tuan Bima di dalam kamar. Setelah itu, mereka berdua berjalan ke arah ruang tamu."Bagaimana, dua minggu lagi kalian

  • Unconditional Love for Riski   Bab 57 : Restu.

    Agus dan anggota kepolisian datang ke alamat yang diberikan oleh Marcel. Mereka sudah berpencar ke sekeliling rumah, agar Yogi tidak melarikan diri. Agus mendekati rumah yang letaknya cukup jauh dari kota Bandung, kemudian mengetuk pintu rumah tersebut.TokTokSudah tiga kali ketukan, namun tidak ada respon dari siapapun. Agus berinisiatif untuk mendobrak rumah, namun tanpa sengaja ia memegang ganggang pintu hingga terbuka."Terbuka?" ucap Agus yang bingung.Tanpa pikir panjang, ia dan tim yang lain masuk ke dalam rumah. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Yogi di dalam rumah. Agus memerintahkan anggotanya, untuk segera mencari ke sekeliling rumah, bahkan keseluruh jalanan. Tetap saja nihil tidak ada jejak Yogi sama sekali, seakan pria itu bak ditelan bumi."Pasti dia sudah tau, kita akan menangkapnya..." ujar Agus."Tetap cari keberadaan buronan itu! Periksa CCTV, kita harus menemukan buronan itu secepat mungkin. Karena nyawa temanku dalam bahaya.." perintah Agus yang langsung masuk ke

  • Unconditional Love for Riski   Bab 56 : Sadar dan Terbukti.

    Pagi Hari, pukul 07.00 WIB.Riski membuka matanya, dan membenarkan jaket yang menyelimuti tubuh kekasihnya. Ia berdiri di depan pintu ruang ICU, sambil menatap Tuan Bima dari kaca pintu ruangan. Saat ia asik melihat ayahnya, tiba-tiba jari telunjuk Tuan Bima bergerak. Riski terkejut dan langsung masuk ke dalam ruangan, kemudian menekan tombol yang ada di samping brankar sang Ayah.Dokter dan perawat langsung berlari masuk ke dalam ruang ICU. Cinta terbangun dari tidurnya, dan langsung berdiri saat melihat tim medis masuk ke dalam ruangan dengan tergesa. Riski keluar dari ruangan, terlihat Cinta sudah berdiri di depan ruangan. Riski memeluk kekasihnya dan air mata bahagia pun membasahi wajah tampannya. "Jari Ayah bergerak, aku bahagia sekali." ucap Riski yang begitu bahagia."Benarkah? Syukurlah, sebentar lagi Tuan Bima akan sadar dan bisa beraktivitas seperti biasanya, Kak." balas Cinta yang ikut bahagia.Adam, Indah dan Nyonya Putri langsung berlari ke arah ruang ICU, saat melihat Ri

  • Unconditional Love for Riski   Bab 55 : Rencana Balas Dendam.

    Saskia merasakan ada sebuah mobil yang mengikutinya dari belakang, ia langsung membelokkan mobil-nya ke jalanan yang cukup banyak orang. Saskia menghentikan mobil miliknya dan ternyata mobil tersebut hanya berjalan melewati mobilnya."Aish, hanya perasaanku saja ternyata..." ucap Saskia yang tertawa kecil.Wanita itu langsung menghidupkan kembali mobil-nya dan melanjutkan perjalanannya menuju rumah. Joshua hanya tersenyum kecil menatap kepergian wanita tersebut. Ia langsung menghidupkan kembali mobilnya dan berbalik arah menuju rumah sakit.'Belum waktunya,-' batin Joshua.***Cinta dan Riski meminjam mobil Alex untuk ke rumah sakit. Mereka masuk ke dalam mobil dan menuju rumah sakit, untuk bergantian menjaga Tuan Bima yang masih dalam keadaan koma."Wah, ternyata sayangku sudah bisa menyetir mobil. Keren banget," ucap Cinta yang bertepuk tangan."Ehehe, makasih sayang." jawab Riski yang tersenyum bahagia."Yasudah, fokus melihat jalan..." sambung Cinta memegang tangan kekasihnya denga

  • Unconditional Love for Riski   Bab 54 : Joshua.

    Dokter Joshua menahan tangan Yogi yang memegang pisau, hingga pisau itu terjatuh ke lantai kamar. Yogi terkejut dengan reaksi sang Dokter yang berani melawannya."Aku bukan seperti Dokter yang lainnya, Tuan. Kau menantangku, aku akan menerima tantangan mu.." ucap Dokter Joshua mengikat tangan Yogi dengan tali yang ada di dalam tas kerjanya."Lepaskan aku!" teriak Yogi sambil memberontak."Mama, tolong aku." teriak Yogi."Tidak akan terdengar, karena kamar anda 'kan kedap suara, Tuan muda." sambung Joshua sambil tersenyum kecil ke arah Yogi."Maaf, ini jam kerjaku. Jadi kau harus menuruti perintah ku, atau kau akan ku hukum..." ucap Dokter Marcel kembali.Yogi memberontak dan berusaha menendang perut Joshua. Namun, Dokter itu malah menahan kaki Yogi dan mengikatnya dengan tali. Joshua mengeluarkan peralatan yang ia gunakan untuk melakukan terapi dan mulai menghipnotis Yogi.Pria itu akhirnya tertidur dan Joshua mulai untuk melakukan terapi pada Kakak kandung almarhum Dokter Wahyu. "Ter

  • Unconditional Love for Riski   Bab 53 : Psikiater.

    Pagi Hari, Pukul 07.00 WIB.Riski dan yang lain tengah bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Sebelum pergi, mereka lebih dulu menonton berita yang disiarkan oleh salah satu channel televisi. "Korupsi mulu, kagak pernah selesai dah masalahnya," ucap James."Hooh, malah makin banyak yang korupsi. Bikin Negara miskin aja," sambung Riski yang duduk di samping James."Kamu benar-benar sudah baik 'kan?" tanya James."Sudah, nanti selepas pulang kerja, aku ingin terapi lagi dan menjenguk ayahku. Kasihan Kak Adam semalam seharian menjaga Ayah dan Ibu," jawab Riski.James menganggukkan kepalanya dan mereka langsung berdiri, saat melihat Cinta, Alex dan Kenzo sudah keluar dari dalam kamar. James mengambil remote televisi, berencana ingin mematikannya namun terhenti saat melihat kasus pembunuhan wanita paruh baya sudah terbongkar.- Selamat Pagi, hari ini anggota kepolisian berhasil mecahkan kasus tentang pembunuhan di sungai 3 hari yang lalu, Minah dinyatakan telah dibunuh di sebuah sungai yang

  • Unconditional Love for Riski   Bab 52 : Penyelesaian.

    "Maaf," ucap Riski yang langsung melepas tangan gadis yang ternyata bukan kekasihnya."Mbak, ngapain di sini?" tanya James."Saya mau mengambil selendang milik saya," jawab gadis tersebut."Butuh bantuan?" tanya Alex."Tidak perlu, terima kasih." jawab gadis tersebut yang berhasil mengambil selendang miliknya.James, Riski, Kenzo dan Alex hanya mengangguk, kemudian melanjutkan untuk mencari Cinta yang belum juga mereka temui. Mereka kembali masuk ke dalam mobil, dan memilih mencari Cinta di tempat lain, berharap agar mereka bisa bertemu dengan gadis cantik itu."Semoga kita bisa bertemu dengannya," harapan Kenzo."Aamiin, aku khawatir dengan Cinta..." jawab Alex yang terus menatap ke luar jendela mobil."Kamu tau tidak dimana tempat paling disukai Cinta? Aish, dia tidak pernah memberitahu kami tentang tempat favoritnya. Jadi kami tidak tau, Riski." ucap James."Aku, tau." jawab Riski."Dimana?" tanya Kenzo."----,"James memutar arah dan menuju tempat yang disebutkan Riski.***Di Kawa

DMCA.com Protection Status