Dikediaman Kenzo.James dan yang lain sudah berada di dalam rumah. Mereka duduk di ruang keluarga sambil menatap ke layar televisi."Wah, asli gue gak nyangka dia mati secepat itu..." ujar Alex."Sudah ajalnya, toh kalau dia di bunuh sudah hukuman untuknya. Siapa suruh dia jahat dan membunuh orang yang tak bersalah. Jadi mati kena azab 'kan, dibunuh sama orang." jawab Kenzo."Kamu benar juga, Zo. Tumben pinter, biasanya bego banget." sambung Alex sambil tertawa."Minta gue tampol mulut Lo, ha." balas Kenzo menatap tajam Alex.James, Cinta dan Riski hanya diam, mereka terus menatap ke layar televisi. Setelah beberapa menit kemudian. Mereka semua memilih untuk masuk ke dalam kamar masing-masing. Riski dan Cinta masuk ke satu kamar, mereka ingin melakukan sedikit pekerjaan disana.***"Kita mau ngapain di kamar?" tanya Cinta.Riski mendekati kekasihnya sehingga ia terjatuh ke atas kasur. Cinta membulatkan kedua matanya dengan sempurna dan sangat terkejut, saat Riski terus mendekati wajahn
Pukul 00.00 WIB.Cinta dan Riski tertidur di kursi depan ruang ICU. Nyonya Putri keluar dari kamar, kemudian menyelimuti tubuh Cinta dan Riski. Sontak Cinta merasa terganggu, ia membuka kedua matanya dan menatap Nyonya Putri yang tengah berdiri di hadapannya."Eh, Nyonya." ucap Cinta yang membenarkan duduknya."Maaf membuatmu terganggu, Tante hanya ingin menyelimuti kalian. Agar tidak kedinginan." jawab Nyonya Putri."Tidak apa-apa, Nyonya mau kemana?" tanya Cinta."Mau ke toilet sebentar, bisa jaga Ayah Riski sebentar," sambung Nyonya Putri yang menatap Cinta."Bisa, Nyonya." balas Cinta."Baiklah, Tante ke toilet bentar ya," jawab Nyonya Putri.Cinta membalas dengan anggukan, dan Nyonya Putri pun melangkahkan kakinya ke arah toilet. Riski masih saja tertidur pulas di samping Cinta, tanpa disengaja kepala Riski bersandar ke bahu kekasihnya. Gadis itu tersenyum kecil dan menggenggam tangan kekasih, kemudian mencium punggung tangan Riski. Cinta menyelimuti tubuh kekasihnya dan menatap w
Cinta dan Riski menghampiri yang lain di ruang ICU. Saskia menatap datar Cinta, dan menatap ponsel miliknya. Saat ia membaca pesan dari Yogi, gadis itu langsung berdiri."Aku pulang dulu ya, Tante. Yogi sudah menunggu di tempat parkir," ucap Saskia."Baiklah, terima kasih ya Saskia." balas Nyonya Putri.Saskia mengangguk dan berjalan keluar rumah sakit. James, Kenzo, dan Alex menatap datar kepergian Saskia. Mereka sebenarnya tidak tega dengan gadis cantik itu, tapi Saskia memang cocok bersama Yogi. Gadis jahat dan Pria jahat adalah pasangan paling cocok di mata mereka.Riski masih kesal dengan perilaku Yogi pada kekasihnya. Ia menarik tangan Cinta dengan paksa dan membawa gadis itu ke belakang rumah sakit. Riski mendorong Cinta dan menatap kekasihnya dengan tatapan tajam."Kamu kenapa, Kak? Apa yang sedang kakak pikirkan?" tanya Cinta yang bingung melihat sikap Riski."Kalian melakukan apa di belakangku!" tegas Riski."Aku tidak melakukan apa-apa, percayalah. Dia tadi ingin mencium ku,
"Maaf," ucap Riski yang langsung melepas tangan gadis yang ternyata bukan kekasihnya."Mbak, ngapain di sini?" tanya James."Saya mau mengambil selendang milik saya," jawab gadis tersebut."Butuh bantuan?" tanya Alex."Tidak perlu, terima kasih." jawab gadis tersebut yang berhasil mengambil selendang miliknya.James, Riski, Kenzo dan Alex hanya mengangguk, kemudian melanjutkan untuk mencari Cinta yang belum juga mereka temui. Mereka kembali masuk ke dalam mobil, dan memilih mencari Cinta di tempat lain, berharap agar mereka bisa bertemu dengan gadis cantik itu."Semoga kita bisa bertemu dengannya," harapan Kenzo."Aamiin, aku khawatir dengan Cinta..." jawab Alex yang terus menatap ke luar jendela mobil."Kamu tau tidak dimana tempat paling disukai Cinta? Aish, dia tidak pernah memberitahu kami tentang tempat favoritnya. Jadi kami tidak tau, Riski." ucap James."Aku, tau." jawab Riski."Dimana?" tanya Kenzo."----,"James memutar arah dan menuju tempat yang disebutkan Riski.***Di Kawa
Pagi Hari, Pukul 07.00 WIB.Riski dan yang lain tengah bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Sebelum pergi, mereka lebih dulu menonton berita yang disiarkan oleh salah satu channel televisi. "Korupsi mulu, kagak pernah selesai dah masalahnya," ucap James."Hooh, malah makin banyak yang korupsi. Bikin Negara miskin aja," sambung Riski yang duduk di samping James."Kamu benar-benar sudah baik 'kan?" tanya James."Sudah, nanti selepas pulang kerja, aku ingin terapi lagi dan menjenguk ayahku. Kasihan Kak Adam semalam seharian menjaga Ayah dan Ibu," jawab Riski.James menganggukkan kepalanya dan mereka langsung berdiri, saat melihat Cinta, Alex dan Kenzo sudah keluar dari dalam kamar. James mengambil remote televisi, berencana ingin mematikannya namun terhenti saat melihat kasus pembunuhan wanita paruh baya sudah terbongkar.- Selamat Pagi, hari ini anggota kepolisian berhasil mecahkan kasus tentang pembunuhan di sungai 3 hari yang lalu, Minah dinyatakan telah dibunuh di sebuah sungai yang
Dokter Joshua menahan tangan Yogi yang memegang pisau, hingga pisau itu terjatuh ke lantai kamar. Yogi terkejut dengan reaksi sang Dokter yang berani melawannya."Aku bukan seperti Dokter yang lainnya, Tuan. Kau menantangku, aku akan menerima tantangan mu.." ucap Dokter Joshua mengikat tangan Yogi dengan tali yang ada di dalam tas kerjanya."Lepaskan aku!" teriak Yogi sambil memberontak."Mama, tolong aku." teriak Yogi."Tidak akan terdengar, karena kamar anda 'kan kedap suara, Tuan muda." sambung Joshua sambil tersenyum kecil ke arah Yogi."Maaf, ini jam kerjaku. Jadi kau harus menuruti perintah ku, atau kau akan ku hukum..." ucap Dokter Marcel kembali.Yogi memberontak dan berusaha menendang perut Joshua. Namun, Dokter itu malah menahan kaki Yogi dan mengikatnya dengan tali. Joshua mengeluarkan peralatan yang ia gunakan untuk melakukan terapi dan mulai menghipnotis Yogi.Pria itu akhirnya tertidur dan Joshua mulai untuk melakukan terapi pada Kakak kandung almarhum Dokter Wahyu. "Ter
Saskia merasakan ada sebuah mobil yang mengikutinya dari belakang, ia langsung membelokkan mobil-nya ke jalanan yang cukup banyak orang. Saskia menghentikan mobil miliknya dan ternyata mobil tersebut hanya berjalan melewati mobilnya."Aish, hanya perasaanku saja ternyata..." ucap Saskia yang tertawa kecil.Wanita itu langsung menghidupkan kembali mobil-nya dan melanjutkan perjalanannya menuju rumah. Joshua hanya tersenyum kecil menatap kepergian wanita tersebut. Ia langsung menghidupkan kembali mobilnya dan berbalik arah menuju rumah sakit.'Belum waktunya,-' batin Joshua.***Cinta dan Riski meminjam mobil Alex untuk ke rumah sakit. Mereka masuk ke dalam mobil dan menuju rumah sakit, untuk bergantian menjaga Tuan Bima yang masih dalam keadaan koma."Wah, ternyata sayangku sudah bisa menyetir mobil. Keren banget," ucap Cinta yang bertepuk tangan."Ehehe, makasih sayang." jawab Riski yang tersenyum bahagia."Yasudah, fokus melihat jalan..." sambung Cinta memegang tangan kekasihnya denga
Pagi Hari, pukul 07.00 WIB.Riski membuka matanya, dan membenarkan jaket yang menyelimuti tubuh kekasihnya. Ia berdiri di depan pintu ruang ICU, sambil menatap Tuan Bima dari kaca pintu ruangan. Saat ia asik melihat ayahnya, tiba-tiba jari telunjuk Tuan Bima bergerak. Riski terkejut dan langsung masuk ke dalam ruangan, kemudian menekan tombol yang ada di samping brankar sang Ayah.Dokter dan perawat langsung berlari masuk ke dalam ruang ICU. Cinta terbangun dari tidurnya, dan langsung berdiri saat melihat tim medis masuk ke dalam ruangan dengan tergesa. Riski keluar dari ruangan, terlihat Cinta sudah berdiri di depan ruangan. Riski memeluk kekasihnya dan air mata bahagia pun membasahi wajah tampannya. "Jari Ayah bergerak, aku bahagia sekali." ucap Riski yang begitu bahagia."Benarkah? Syukurlah, sebentar lagi Tuan Bima akan sadar dan bisa beraktivitas seperti biasanya, Kak." balas Cinta yang ikut bahagia.Adam, Indah dan Nyonya Putri langsung berlari ke arah ruang ICU, saat melihat Ri
Dua tahun kemudian.Riski tengah berada di ruang kerjanya, sambil menanda tangani dokumen yang dibawa oleh sekretarisnya. Terpasang di jari manisnya, sebuah cincin pernikahan. "Siang, Tuan." sapa sekretaris cantik yang bekerja dengan Riski."Iya, ada apa?" tanya Riski dengan ramah."Ada beberapa dokumen lagi, yang harus Tuan tanda tangani..." sambungnya.Riski menganggukkan kepalanya dan sekretaris itu pun meletakkan dokumen yang ia bawa di meja kerja Riski. Ia dengan sengaja memegang tangan Riski dengan lembut."Apa maksudmu?" tanya Riski yang langsung menatap datar sekretarisnya.Sekretaris itu pun malah mengelus punggung tangan atasannya. Riski mulai kesal dan menepis tangan sekretarisnya dengan kasar."Jangan sentuh tanganku! Ingat aku sudah menikah! Kau pikir aku akan tertarik denganmu ha!" tegas Riski.Sekretarisnya pun langsung tertunduk saat mendengar bentakan dari atasannya. "Maaf, Tuan." ucapnya dengan gugup."Pergi dari ruanganku sekarang!" perintah Riski dengan nada yang c
Satu minggu kemudian.Semua persiapan sudah Hampir semua selesai. Kesempatan bagi Riski, Cinta dan kawan-kawan berlibur ke puncak, Bogor. Mereka tengah asik mempersiapkan keperluan untuk selama 3 hari disana."Celana dalam udah, hand body udah, parfum udah, skincare udah, ini udah, itu udah, oke udah semua." Gumam Alex."Eh buruan tai, lama banget jadi cowok. Ngapain lo di dalem kamar, cukur bulu!" teriak Kenzo yang sudah sedari tadi menunggu Alex.James dan Cinta hanya diam sambil menunggu sahabatnya. Entah kenapa perasaan Cinta tentang kepergiannya untuk berlibur tidak enak. Ingin menolak, tapi dia tidak ingin melihat sahabatnya kecewa. Apalagi ini kesempatan mereka untuk bersama, karena setelah menikah tentunya dia dan Riski fokus ke rumah tangga mereka yang telah mereka bangun."Sabar ngapa?" ketus Alex."Buju buset, setan salto sampe planet pluto. Lo mau liburan atau pindah rumah, banyak banget bawaan lo. Mabok alkohol lo?" tegas Kenzo yang bingung melihat barang bawaan Alex."Jel
Tuan Bima sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah, karena keadaannnya sudah membaik. Riski dan Adam membantu ayahnya untuk masuk ke dalam mobil. Nyonya Putri, Cinta dan Indah membawa beberapa barang, kemudian memasukkannya ke dalam bagasi mobil."Hati-hati, Ayah." ucap Riski.Tuan Bima mengangguk dan tersenyum ke arah Riski. Mereka masuk ke dalam mobil dan menuju kediaman keluarga Tuan Bima.Tiga puluh menit di perjalanan, akhirnya mereka tiba di depan rumah megah milik keluarga Tuan Bima. Riski turun lebih dulu, kemudian membantu ayahnya untuk keluar dari mobil. Adam membawa barang-barang yang ada di bagasi, dibantu oleh Cinta. Mereka masuk ke dalam rumah, dan duduk di atas sofa ruang tamu."Akhirnya pulang juga," ujar Tuan Bima yang lega."Iya, sayang. Mau minum teh?" tanya Nyonya Putri. "Tidak perlu, sayang." balas Tuan Bima.Adam dan Cinta meletakkan barang-barang Tuan Bima di dalam kamar. Setelah itu, mereka berdua berjalan ke arah ruang tamu."Bagaimana, dua minggu lagi kalian
Agus dan anggota kepolisian datang ke alamat yang diberikan oleh Marcel. Mereka sudah berpencar ke sekeliling rumah, agar Yogi tidak melarikan diri. Agus mendekati rumah yang letaknya cukup jauh dari kota Bandung, kemudian mengetuk pintu rumah tersebut.TokTokSudah tiga kali ketukan, namun tidak ada respon dari siapapun. Agus berinisiatif untuk mendobrak rumah, namun tanpa sengaja ia memegang ganggang pintu hingga terbuka."Terbuka?" ucap Agus yang bingung.Tanpa pikir panjang, ia dan tim yang lain masuk ke dalam rumah. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Yogi di dalam rumah. Agus memerintahkan anggotanya, untuk segera mencari ke sekeliling rumah, bahkan keseluruh jalanan. Tetap saja nihil tidak ada jejak Yogi sama sekali, seakan pria itu bak ditelan bumi."Pasti dia sudah tau, kita akan menangkapnya..." ujar Agus."Tetap cari keberadaan buronan itu! Periksa CCTV, kita harus menemukan buronan itu secepat mungkin. Karena nyawa temanku dalam bahaya.." perintah Agus yang langsung masuk ke
Pagi Hari, pukul 07.00 WIB.Riski membuka matanya, dan membenarkan jaket yang menyelimuti tubuh kekasihnya. Ia berdiri di depan pintu ruang ICU, sambil menatap Tuan Bima dari kaca pintu ruangan. Saat ia asik melihat ayahnya, tiba-tiba jari telunjuk Tuan Bima bergerak. Riski terkejut dan langsung masuk ke dalam ruangan, kemudian menekan tombol yang ada di samping brankar sang Ayah.Dokter dan perawat langsung berlari masuk ke dalam ruang ICU. Cinta terbangun dari tidurnya, dan langsung berdiri saat melihat tim medis masuk ke dalam ruangan dengan tergesa. Riski keluar dari ruangan, terlihat Cinta sudah berdiri di depan ruangan. Riski memeluk kekasihnya dan air mata bahagia pun membasahi wajah tampannya. "Jari Ayah bergerak, aku bahagia sekali." ucap Riski yang begitu bahagia."Benarkah? Syukurlah, sebentar lagi Tuan Bima akan sadar dan bisa beraktivitas seperti biasanya, Kak." balas Cinta yang ikut bahagia.Adam, Indah dan Nyonya Putri langsung berlari ke arah ruang ICU, saat melihat Ri
Saskia merasakan ada sebuah mobil yang mengikutinya dari belakang, ia langsung membelokkan mobil-nya ke jalanan yang cukup banyak orang. Saskia menghentikan mobil miliknya dan ternyata mobil tersebut hanya berjalan melewati mobilnya."Aish, hanya perasaanku saja ternyata..." ucap Saskia yang tertawa kecil.Wanita itu langsung menghidupkan kembali mobil-nya dan melanjutkan perjalanannya menuju rumah. Joshua hanya tersenyum kecil menatap kepergian wanita tersebut. Ia langsung menghidupkan kembali mobilnya dan berbalik arah menuju rumah sakit.'Belum waktunya,-' batin Joshua.***Cinta dan Riski meminjam mobil Alex untuk ke rumah sakit. Mereka masuk ke dalam mobil dan menuju rumah sakit, untuk bergantian menjaga Tuan Bima yang masih dalam keadaan koma."Wah, ternyata sayangku sudah bisa menyetir mobil. Keren banget," ucap Cinta yang bertepuk tangan."Ehehe, makasih sayang." jawab Riski yang tersenyum bahagia."Yasudah, fokus melihat jalan..." sambung Cinta memegang tangan kekasihnya denga
Dokter Joshua menahan tangan Yogi yang memegang pisau, hingga pisau itu terjatuh ke lantai kamar. Yogi terkejut dengan reaksi sang Dokter yang berani melawannya."Aku bukan seperti Dokter yang lainnya, Tuan. Kau menantangku, aku akan menerima tantangan mu.." ucap Dokter Joshua mengikat tangan Yogi dengan tali yang ada di dalam tas kerjanya."Lepaskan aku!" teriak Yogi sambil memberontak."Mama, tolong aku." teriak Yogi."Tidak akan terdengar, karena kamar anda 'kan kedap suara, Tuan muda." sambung Joshua sambil tersenyum kecil ke arah Yogi."Maaf, ini jam kerjaku. Jadi kau harus menuruti perintah ku, atau kau akan ku hukum..." ucap Dokter Marcel kembali.Yogi memberontak dan berusaha menendang perut Joshua. Namun, Dokter itu malah menahan kaki Yogi dan mengikatnya dengan tali. Joshua mengeluarkan peralatan yang ia gunakan untuk melakukan terapi dan mulai menghipnotis Yogi.Pria itu akhirnya tertidur dan Joshua mulai untuk melakukan terapi pada Kakak kandung almarhum Dokter Wahyu. "Ter
Pagi Hari, Pukul 07.00 WIB.Riski dan yang lain tengah bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Sebelum pergi, mereka lebih dulu menonton berita yang disiarkan oleh salah satu channel televisi. "Korupsi mulu, kagak pernah selesai dah masalahnya," ucap James."Hooh, malah makin banyak yang korupsi. Bikin Negara miskin aja," sambung Riski yang duduk di samping James."Kamu benar-benar sudah baik 'kan?" tanya James."Sudah, nanti selepas pulang kerja, aku ingin terapi lagi dan menjenguk ayahku. Kasihan Kak Adam semalam seharian menjaga Ayah dan Ibu," jawab Riski.James menganggukkan kepalanya dan mereka langsung berdiri, saat melihat Cinta, Alex dan Kenzo sudah keluar dari dalam kamar. James mengambil remote televisi, berencana ingin mematikannya namun terhenti saat melihat kasus pembunuhan wanita paruh baya sudah terbongkar.- Selamat Pagi, hari ini anggota kepolisian berhasil mecahkan kasus tentang pembunuhan di sungai 3 hari yang lalu, Minah dinyatakan telah dibunuh di sebuah sungai yang
"Maaf," ucap Riski yang langsung melepas tangan gadis yang ternyata bukan kekasihnya."Mbak, ngapain di sini?" tanya James."Saya mau mengambil selendang milik saya," jawab gadis tersebut."Butuh bantuan?" tanya Alex."Tidak perlu, terima kasih." jawab gadis tersebut yang berhasil mengambil selendang miliknya.James, Riski, Kenzo dan Alex hanya mengangguk, kemudian melanjutkan untuk mencari Cinta yang belum juga mereka temui. Mereka kembali masuk ke dalam mobil, dan memilih mencari Cinta di tempat lain, berharap agar mereka bisa bertemu dengan gadis cantik itu."Semoga kita bisa bertemu dengannya," harapan Kenzo."Aamiin, aku khawatir dengan Cinta..." jawab Alex yang terus menatap ke luar jendela mobil."Kamu tau tidak dimana tempat paling disukai Cinta? Aish, dia tidak pernah memberitahu kami tentang tempat favoritnya. Jadi kami tidak tau, Riski." ucap James."Aku, tau." jawab Riski."Dimana?" tanya Kenzo."----,"James memutar arah dan menuju tempat yang disebutkan Riski.***Di Kawa