Share

Bab 2 : Pelindung.

Penulis: Queen yu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bandung, pukul 07.00 WIB.

Riski bangun dari tidurnya dan terkejut ketika melihat ia sudah ada di kamar miliknya. Padahal semalam dia kabur dari rumah dan kenapa dia bisa ada di kamar miliknya lagi? Pertanyaan memenuhi pikiran Riski. Adam masuk dan menutup kembali pintu kamar adiknya. Ia menghampiri sang Adik yang tengah duduk di atas kasur sambil mengigit kukunya.

"Riski, jika Ibu marah padamu jangan dimasukkan ke dalam hati ya," ucap Adam mengusap rambut adiknya.

Riski hanya diam dan masih tetap menggigit kukunya, tiba-tiba ayahnya masuk dan menarik pria itu keluar kamar.

"Ayah jangan kasar pada adikku!" teriak Adam sambil mengejar Riski yang ditarik ayahnya.

Ayahnya langsung mendorong Riski hingga terjatuh, lutut pria itu terluka. Riski memegang lututnya dan menunduk karena takut pada ayahnya, Ibu dari dua pria tampan itu datang dan menampar wajah Riski hingga menimbulkan memar.

"Beraninya kabur dari rumah! Kalau ada orang yang melihatmu bagaimana? Itu bisa merusak reputasi keluarga kita! Harusnya yang seperti kamu ini tetap di rumah!" bentak sang Ibu.

"Ibu cukup! Kasihan Riski! Ku mohon jangan siksa adikku lagi!" ucap Adam yang sudah muak dengan perilaku kedua orang tuanya pada Adik kesayangannya.

"Bawa Adam masuk ke dalam kamarnya. Kurung dia!" perintah sang Ayah.

Para pengawal Tuan Bima membawa Adam masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu kamar. Ayah mereka membuka ikat pinggang dan mencambuk tubuh Riski dengan tali pinggang keras miliknya.

"Ayah sakit," ucap Riski yang menangis, karena dipukul oleh ayahnya.

"Ini hukuman untuk anak pembawa sial sepertimu!" bentak sang Ayah.

Baju Riski sudah dipenuhi darah, kedua orang tuanya masuk ke dalam kamar tanpa merasa iba pada anaknya. Riski terus menangis, karena kesakitan di ruang tamu. Asisten rumah tangga yang bekerja di rumahnya terkejut, melihat baju tuan-nya sudah dipenuhi darah.

"Astaga, Tuan Riski." ucap sang asisten menolongnya untuk berdiri.

Riski hanya bisa menangis terisak-isak sambil menggigit kuku tangan miliknya. Asisten rumah tangga itu pun membantu Riski masuk ke kamarnya dan mengobati luka yang ada di punggung anak majikan-nya.

'Tuan, kasihan sekali kamu,' batin Art.

"Bi, semalamkan aku kabur, tapi kenapa aku bisa kembali kerumah lagi?" tanyanya yang penasaran.

"Ah, Tuan Adam menjemput kamu di Minimarket karena jam yang Riski pakai berbunyi, makanya Tuan Adam mengetahui keberadaanmu," jelas wanita paruh baya yang bekerja di rumah keluarga Riski.

Flashback ~

"Hm, bagaimana mengabari keluarga pria tampan ini ya? Kasihan sekali kalau dia tidur disini.." gadis itu berpikir keras.

Ia kembali melihat memar yang ada di punggung Riski dan mengelus punggung tersebut, dengan lembut. Bukan modus, tapi ia hanya tidak tega melihat keadaan punggungnya yang di penuhi luka cambuk.

"Kamu pasti menderita," ucap gadis itu mengelus rambut Riski.

Gadis itu tidak sengaja melihat bibir tipis milik Riski dan mendekatkan wajahnya ke wajah Riski untuk mencium bibir tipis pria itu. Namun, terhenti dan gadis itu memukul kepalanya, lalu menjauh dari laki-laki yang tengah tertidur pulas.

"Kamu memang mesum! Jangan nodai pria polos ini..." ucapnya pada dirinya sendiri.

Lalu ia mengusap kembali rambut Riski dan ia melihat jam tangan yang ada di tangan kiri laki-laki tersebut.

"Ah, ini kan jam tangan canggih ya. Mungkin ini bisa menghubungi keluarganya," ucap gadis itu menekan tombol jam tangan, lalu terdengar suara pria yang membuat gadis itu sontak terkejut.

'Riski kamu dimana?' tanya Adam.

Gadis itu menarik tangan penjaga Minimarket dan menyuruh penjaga itu yang berbicara. Setelah selesai Adam langsung mematikan telepon-nya dan menjemput adik kesayangannya. Gadis yang tadi menyelamati Riski, memilih untuk bersembunyi di balik rak makanan dan melihat Riski yang sedang digendong oleh kakaknya.

Ia mendekati meja tempat Riski tertidur dan mengambil mainan robot kecil milik laki-laki tadi yang tertinggal di Minimarket.

"Dia meninggalkannya," ucap gadis itu dan keluar dari Minimarket sambil membawa robot milik pria itu.

**

"Berarti itu nyata. Soalnya semalam Riski melihat gadis cantik menyelamatkanku dari orang jahat," ucap Riski.

"Benarkah? Berarti Tuan sedang di lindungi oleh Tuhan," balas Bibi.

Riski tersenyum dan memainkan mainan-nya. Namun, ia merasa kehilangan robot kecil mainan kesayangannya. Ia mencari-cari robot tersebut tapi tetap tidak menemukannya. Riski hanya diam dan tidak ingin merepotkan orang banyak.

"Tuan jangan kabur lagi ya, Bibi tidak kuat melihat Tuan seperti ini," ucap Bibi.

Riski menghadap ke arah wanita paruh baya yang selalu mengobati lukanya, saat disiksa oleh kedua orang tua kandungnya. Ia menggenggam tangan wanita tersebut dan menghapus air mata yang membasahi wajah asisten rumah tangga yang sayang padanya.

"Riski janji tidak akan kabur lagi, tapi Bibi tidak boleh sedih ya, maafkan Riski." balas Riski sambil tersenyum.

Wanita paruh baya itu tersenyum dan mengusap rambut anak majikannya, lalu ia keluar kamar untuk kembali bekerja.

***

Tunangan Adam datang bersama adiknya ke rumah, keluarga Adam. Mereka tengah duduk bersama Adam dan kedua orang tuanya. Riski datang sambil menunduk dan duduk di sofa.

"Riski apa kabar?" ucap Indah yang berstatus tunangan Adam.

Ia adalah gadis yang baik, ia sangat menyayangi Riski. Bahkan dia sudah menganggap Riski sebagai Adik kandungnya, berbeda dengan Saskia adik dari gadis tersebut ia begitu membenci Riski.

"Baik kak," balas Riski.

Saskia berdiri dan pura-pura terjatuh, membuat kedua orang tua Riski kaget dan menuduh putranya yang sengaja mendorong Adik dari calon menantunya.

"Sakit Riski!" teriak Saskia.

"Aku tidak ngapa-ngapain kok," ucap Riski yang bingung.

"Sini kamu!" ucap Tuan Bima sambil menarik tangan putranya.

Indah dan Adam mengejar sang Ayah yang menarik tangan Riski, lalu menampar pria itu hingga terjatuh.

"Apa kamu tidak malu dengan calon Kakak ipar mu, ha!" bentak sang Ayah.

"Om, Riski benar-benar tidak mendorong adikku, Saskia jangan diam saja! Riski tidak pernah membuatmu terjatuh!" bentak Indah kepada adiknya.

"Kakak selalu membela Riski! Dia membuat kakiku luka Kak!" jawab Saskia dengan kesal.

"Sudah, jangan karena anak sialan ini kalian bertengkar," ucap Nyonya Putri.

Adam akan membantu Riski untuk berdiri. Namun, segera mungkin ayahnya menahan tangan putra pertamanya.

"Jangan menolong dia! Bawa tunanganmu pergi! Jika terlalu lama disini, anak ini akan membuat kita malu!" tegas sang Ayah.

"Tap--," ucapannya terpotong saat menatap ayahnya yang begitu marah.

Ia takut jika ayahnya semakin marah, akan berakibat fatal pada adiknya. Adam akan pergi membawa tunangan dan calon adik iparnya. Saskia hanya tertawa menatap Riski yang menderita.

Di luar rumah keluarga Bima.

"Kenapa ribut sekali, Bi Minah?" ucap seorang gadis.

Bibi segera masuk dan gadis itu akhirnya mengikuti ia dari belakang. Gadis itu terkejut melihat pria yang ia tolong semalam sedang terduduk dengan wajah memar.

"Kamu jahat Saskia! Aku tidak pernah membuatmu terluka!" teriak Riski.

Tuan Bima mendekati Riski dan akan menampar wajah anaknya kembali, tiba-tiba gadis yang bersama Bi Minah menggantikan posisi pria itu. Sehingga darah segar mengalir disudut bibirnya, Adam dan tunangannya terkejut bukan main. Bahkan Riski ikut terkejut dan langsung memeluk gadis itu sambil menangis.

"Ayah jahat! Kenapa Ayah memukul gadis baik ini! Riski benci Ayah!" ucapan pertama kebencian keluar dari mulut anak bungsu-nya.

Entah kenapa, hatinya begitu sakit melihat gadis yang menyelamatinya terluka akibat ulah ayahnya. Hati Tuan Bima seperti tertusuk duri saat mendengar ucapan anak bungsu-nya.

"Kamu sudah berani melawan, ha?! Kamu tau jika kamu tidak membuat Perawat mu mengundurkan diri, Ayah tidak akan berbuat kasar padamu! Sekarang kamu menyusahkan aku dan ibumu!" bentak Tuan Bima.

Bi Minah mendekati majikannya dan memberikan amplop coklat pada majikan. "Dia keponakan saya Tuan besar, namanya Cinta. Dia mau melamar menjadi perawat anak Tuan," ucap Bi Minah sambil menatap Riski yang masih memeluk keponakannya.

Ya, nama gadis yang menolong Riski semalam adalah Cinta. Anak yatim piatu yang harus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Adam dan Indah menatap Cinta yang tampak menepuk pelan punggung Riski agar tenang, dan mendengar ucapan gadis itu. Membuat mereka percaya pada Cinta, bahwa ia bisa menjaga Adik mereka dengan baik.

"Jangan benci pada kedua orang tuamu. Minta maaf ya pada orang tuamu..." bisik Cinta yang menengangkan Riski. [.]

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Qeqe Sunarya
Kasian Riski huhuhu...
goodnovel comment avatar
Glow Peridote
duh kasihan riski, semoga ada yang mencintaimu dengan tulus nak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Unconditional Love for Riski   Bab 3 : Perawat Berhati Malaikat.

    "Baiklah kamu boleh bekerja hari ini," ucap Tuan Bima.Cinta menganggukkan kepalanya dan membantu Riski untuk berdiri. Tuan Bima mendekati Riski, namun pria itu malah langsung bersembunyi di belakang punggung, Cinta. Gadis itu menggenggam tangan Riski agar tidak takut dan akhirnya pria itu keluar dari persembunyian sambil menatap sang Ayah."Awas kalau sampai kamu membuat perawatmu tidak betah! Akan Ayah siksa kamu sampai mati!" bentak Tuan Bima.Riski menunduk, karena takut dan langsung menggenggam tangan Cinta dengan kuat. Kedua orang tua Riski keluar dari rumah menuju kantor, sedangkan Adam dan Indah memilih menghampiri adiknya."Aku percaya padamu, untuk menjaga adikku," ucap Adam pada Cinta."Jaga dia dengan baik," sambung Indah mengusap rambut Riski."Saya akan menjaganya dengan baik Tuan, Nyonya," balas Cinta.Mereka tersenyum manis ke arah Cinta, lalu keluar dari rumah menuju mobil yang terparkir di depan. Saskia menatap tajam ke arah Cinta yang sedang membalas tatapannya. Cint

  • Unconditional Love for Riski   Bab 4 : Kenyamanan.

    Saat sampai di dalam kamar, Cinta langsung membuka baju Riski dan mengobati memar yang ada di dada majikannya. Riski menggigit bahu Cinta, karena merasa perih saat diobati oleh perawatnya. Cinta sontak terkejut dan memilih tetap diam saat bahunya digigit oleh Riski. Ia tetap fokus mengobati memar di dada Riski, sambil menahan sakit di bahu karena gigitan sang Majikan.Riski tiba-tiba melepaskan gigitan tersebut dan mengelus bahu Cinta sambil menangis. Ia merasa bersalah telah melukai perawat yang melindunginya dari segala siksaan tadi."Sakit ya? Maaf," ucap Riski memeluk Cinta dengan erat."Tidak apa, jangan menangis," balas Cinta yang tiba-tiba membalas pelukkan majikannya dan menenangkan Riski yang tengah menangis.Pria tersebut melepas pelukkan dan menghapus air matanya, lalu ia membuka sedikit baju gadis itu untuk melihat keadaan bahu perawatnya. Terlihat bekas gigitan yang cukup dalam dan memerah di bahu Cinta. Ia mencoba untuk mengobati bekas gigitan itu, namun perawatnya malah

  • Unconditional Love for Riski   Bab 5 : Kekejaman manusia.

    Setelah keluar dari rumah sakit, mereka pun langsung pulang ke rumah. Setelah menempuh 20 menit perjalanan, Adam memarkirkan mobil-nya di depan halaman rumah. Mereka masuk ke dalam rumah yang begitu mewah milik kedua orang tua 2 pria tampan itu."Cinta," panggil Adam."Iya Tuan? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Cinta membalikkan badannya dan menatap Adam yang ada di belakangnya.Riski ikut membalikkan badan dan tetap setia memeluk tangan Perawat-nya. "Riski, bisakah Kakak pinjam perawatmu sebentar saja? Nanti Kakak kembalikan lagi padamu, hanya sebentar," ucap Adam menatap adiknya.Riski menatap Cinta dan saat melihat perawatnya mengangguk, ia langsung berjalan masuk ke dalam kamar. Adam membawa Cinta untuk ke teras rumah agar lebih nyaman berbicara di sana."Ada apa Tuan? Sepertinya ada hal penting yang ingin Tuan bicarakan..." tanya Cinta berdiri di belakang Adam."Apa kamu tulus merawat, Riski?" tanya Adam menatap serius ke arah Cinta."Saya tulus merawat Tuan Riski, karena dia mema

  • Unconditional Love for Riski   Bab 6 : Kesedihan dan Pelindung.

    Cinta masih setia menemani Riski di belakang gedung acara tersebut. Pria itu mainkan kukunya, karena masih takut untuk masuk ke dalam gedung dengan keadaan wajah yang dipenuhi memar."Kak, coba tatap aku deh." ucap Cinta jongkok di depan Riski.Ia pun langsung menatap perawatnya dengan ekspresi sendu. Cinta mengambil tas makeup-nya dan mengeluarkan foundation miliknya. Ia melihat mainan yang sering ia mainkan saat masih berumur 5 tahun. Cinta memberikan mainan tersebut pada Riski dan menggenggam tangan majikannya."Simpan mainan ini, semoga Kakak suka dengan mainanku," sambung Cinta menatap Riski."Ini cuma bunga mainan sih, tapi aku yakin mainan ini bisa membuat Kakak tenang," sambungnya."Wah, mainan ini bagus sekali." jawab Riski yang melihat mainan tersebut."Kakak suka dengan mainan itu?" tanya Cinta.Riski merespon dengan senyuman manis dan mengusap mainan bunga tersebut. Cinta ikut tersenyum dan merapikan rambut Riski yang berantakan. "Kak Riski semakin lama, semakin tampan ya,"

  • Unconditional Love for Riski   Bab 7 : Sedikit Perubahan.

    Kamar Riski, pukul 21.00 WIB.Riski sudah tertidur pulas di atas kasur, setelah wajahnya diobati oleh perawatnya. Cinta menyelimuti Riski dan berjongkok di bawah kasur. Ia terus memperhatikan wajah pria lugu yang ada di hadapannya, terkadang ia tersenyum karena wajah lucu Riski ketika tidur."Padahal dia anak yang baik, lucu dan pintar. Tapi kenapa keluarganya selalu menyiksa pria baik ini ya. Ah ralat! Ibu dan ayahnya saja, karena kalau Tuan Adam, sangat menyayangi Tuan Riski." ungkap Cinta mengusap rambut Riski."Cepat pulih, dan tunjukkan pada semua orang kamu adalah pria normal yang membutuhkan kebahagian. Tentunya membutuhkan kasih sayang," sambungnya sambil tersenyum.Cinta tiba-tiba merasakan perih di bagian punggungnya. Ia langsung berdiri dan keluar dari kamar Riski. Cinta mematikan lampu kamar dan menutup pintu kamar Riski, setelah itu ia masuk ke dalam kamarnya sambil membawa kotak P3K, untuk mengobati luka yang ada di punggungnya. Gadis itu membuka baju kemeja-nya dan berdi

  • Unconditional Love for Riski   Bab 8 : Teman yang Tulus.

    Gang sempit,Bayu dan Vendra berjalan mundur untuk menjauhi pria yang menendang punggung mereka. Namun, sudah terlambat, dua pria tampan dan seorang gadis menghadang jalan mereka sambil membawa kayu di tangan."Nah, hari ini kalian bakal mati dengan kami berempat," sambung pria yang menendang punggung Bayu dan Vendra.Riski memeluk lututnya, karena ketakutan. Tubuhnya pun mulai gemetar. Ia menggigit kuku tangannya dan berkeringat dingin, wajah sedikit pucat."Cinta, biar mereka kami yang urus," ucap pria yang ada di samping Cinta.Gadis itu mengangguk dan menatap tajam pada dua pria yang telah memukul majikan-nya. Ia langsung berlari menghampiri Riski dan memeluknya. Riski membalas pelukkan Cinta sambil menenggelamkan wajahnya di dada milik Cinta. Tubuhnya benar-benar gemetar, Cinta menggengam tangan Riski agar pria itu tenang."Kakak, tatap aku. Jangan pernah tatap kemana pun, fokus padaku saja. Mengerti?" ucap Cinta menggenggam tangan Riski.Pria yang menendang Bayu dan Vendra menata

  • Unconditional Love for Riski   Bab 9 : Saling Melindungi.

    Riski dan Cinta sudah berada di dalam kamar. Pria itu mengambil kotak P3K dan duduk di depan perawatnya, sambil menuangkan obat merah ke atas kapas yang ia pegang. Cinta hanya diam sambil menatap ke arah Riski, yang sedang menuangkan obat merah. Riski mulai mengobati bibir Cinta yang berdarah, akibat tamparan tadi dengan perlahan, agar gadis itu tidak merasa perih saat diobati."Sakit ya?" tanya Riski.Cinta hanya mengangguk dan memegang tangan majikannya, sambil menatap manik mata, Tuan mudanya. Riski membalas tatapan tersebut dan tersenyum manis pada Cinta."Kenapa?" tanya Riski."Tidak kenapa-napa Kak," balas Cinta dengan senyum tipisnya.Riski mengusap rambut Cinta dengan lembut membuat gadis itu menjadi gugup. Cinta mengambil kapas dan menuangkan obat merah, lalu mengobati kepala Riski, untuk mencoba menghilangkan rasa gugupnya."Kita saling mengobati ya," ujar Cinta sambil tersenyum."Cinta mau jadi kekasih Riski gak? Riski sudah lihat di internet, dan sekarang Rizki tahu artinya

  • Unconditional Love for Riski   Bab 10 : Perjuangan Cinta.

    Riski dan Cinta sudah berada di belakang gedung pernikahan. Riski mengobati bibir Cinta yang robek, karena tamparan ayahnya. Gadis itu memegang tangan Riski dan memuntahkan darah dari mulutnya. "Cinta baik-baik saja'kan? Tamparan Ayah sangat menyakitkan ya?" tanya Riski yang panik saat kekasihnya memuntahkan darah."Aku baik-baik saja, itu hanya darah bekas bibirku yang masih di ada dalam mulut," balas Cinta tersenyum.Riski menghela napas lega dan melanjutkan mengobati bibir Cinta. Ia hanya bisa diam dan menatap Riski dengan tatapan sendu, ia menganggam erat tangan kekasihnya sambil tersenyum kecil."Ada apa Cinta?" tanya Riski yang menatap Cinta dengan tatapan bingung."Tidak kenapa-napa, memangnya gak boleh pegang tangan kekasihku sendiri?" tanya Cinta sambil tersenyum tipis."Boleh. Pegang saja sepuasnya, hehe." balas Riski yang ikut tersenyum.Yogi yang sedari tadi melihat kedekatan mereka berdua sedikit kesal. Ia memilih untuk masuk menghadiri acara pernikahan Adam dan Indah.'S

Bab terbaru

  • Unconditional Love for Riski   Bab 60 : Akhir.

    Dua tahun kemudian.Riski tengah berada di ruang kerjanya, sambil menanda tangani dokumen yang dibawa oleh sekretarisnya. Terpasang di jari manisnya, sebuah cincin pernikahan. "Siang, Tuan." sapa sekretaris cantik yang bekerja dengan Riski."Iya, ada apa?" tanya Riski dengan ramah."Ada beberapa dokumen lagi, yang harus Tuan tanda tangani..." sambungnya.Riski menganggukkan kepalanya dan sekretaris itu pun meletakkan dokumen yang ia bawa di meja kerja Riski. Ia dengan sengaja memegang tangan Riski dengan lembut."Apa maksudmu?" tanya Riski yang langsung menatap datar sekretarisnya.Sekretaris itu pun malah mengelus punggung tangan atasannya. Riski mulai kesal dan menepis tangan sekretarisnya dengan kasar."Jangan sentuh tanganku! Ingat aku sudah menikah! Kau pikir aku akan tertarik denganmu ha!" tegas Riski.Sekretarisnya pun langsung tertunduk saat mendengar bentakan dari atasannya. "Maaf, Tuan." ucapnya dengan gugup."Pergi dari ruanganku sekarang!" perintah Riski dengan nada yang c

  • Unconditional Love for Riski   Bab 59 : Kecelakaan.

    Satu minggu kemudian.Semua persiapan sudah Hampir semua selesai. Kesempatan bagi Riski, Cinta dan kawan-kawan berlibur ke puncak, Bogor. Mereka tengah asik mempersiapkan keperluan untuk selama 3 hari disana."Celana dalam udah, hand body udah, parfum udah, skincare udah, ini udah, itu udah, oke udah semua." Gumam Alex."Eh buruan tai, lama banget jadi cowok. Ngapain lo di dalem kamar, cukur bulu!" teriak Kenzo yang sudah sedari tadi menunggu Alex.James dan Cinta hanya diam sambil menunggu sahabatnya. Entah kenapa perasaan Cinta tentang kepergiannya untuk berlibur tidak enak. Ingin menolak, tapi dia tidak ingin melihat sahabatnya kecewa. Apalagi ini kesempatan mereka untuk bersama, karena setelah menikah tentunya dia dan Riski fokus ke rumah tangga mereka yang telah mereka bangun."Sabar ngapa?" ketus Alex."Buju buset, setan salto sampe planet pluto. Lo mau liburan atau pindah rumah, banyak banget bawaan lo. Mabok alkohol lo?" tegas Kenzo yang bingung melihat barang bawaan Alex."Jel

  • Unconditional Love for Riski   Bab 58 : Persiapan Pernikahan.

    Tuan Bima sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah, karena keadaannnya sudah membaik. Riski dan Adam membantu ayahnya untuk masuk ke dalam mobil. Nyonya Putri, Cinta dan Indah membawa beberapa barang, kemudian memasukkannya ke dalam bagasi mobil."Hati-hati, Ayah." ucap Riski.Tuan Bima mengangguk dan tersenyum ke arah Riski. Mereka masuk ke dalam mobil dan menuju kediaman keluarga Tuan Bima.Tiga puluh menit di perjalanan, akhirnya mereka tiba di depan rumah megah milik keluarga Tuan Bima. Riski turun lebih dulu, kemudian membantu ayahnya untuk keluar dari mobil. Adam membawa barang-barang yang ada di bagasi, dibantu oleh Cinta. Mereka masuk ke dalam rumah, dan duduk di atas sofa ruang tamu."Akhirnya pulang juga," ujar Tuan Bima yang lega."Iya, sayang. Mau minum teh?" tanya Nyonya Putri. "Tidak perlu, sayang." balas Tuan Bima.Adam dan Cinta meletakkan barang-barang Tuan Bima di dalam kamar. Setelah itu, mereka berdua berjalan ke arah ruang tamu."Bagaimana, dua minggu lagi kalian

  • Unconditional Love for Riski   Bab 57 : Restu.

    Agus dan anggota kepolisian datang ke alamat yang diberikan oleh Marcel. Mereka sudah berpencar ke sekeliling rumah, agar Yogi tidak melarikan diri. Agus mendekati rumah yang letaknya cukup jauh dari kota Bandung, kemudian mengetuk pintu rumah tersebut.TokTokSudah tiga kali ketukan, namun tidak ada respon dari siapapun. Agus berinisiatif untuk mendobrak rumah, namun tanpa sengaja ia memegang ganggang pintu hingga terbuka."Terbuka?" ucap Agus yang bingung.Tanpa pikir panjang, ia dan tim yang lain masuk ke dalam rumah. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Yogi di dalam rumah. Agus memerintahkan anggotanya, untuk segera mencari ke sekeliling rumah, bahkan keseluruh jalanan. Tetap saja nihil tidak ada jejak Yogi sama sekali, seakan pria itu bak ditelan bumi."Pasti dia sudah tau, kita akan menangkapnya..." ujar Agus."Tetap cari keberadaan buronan itu! Periksa CCTV, kita harus menemukan buronan itu secepat mungkin. Karena nyawa temanku dalam bahaya.." perintah Agus yang langsung masuk ke

  • Unconditional Love for Riski   Bab 56 : Sadar dan Terbukti.

    Pagi Hari, pukul 07.00 WIB.Riski membuka matanya, dan membenarkan jaket yang menyelimuti tubuh kekasihnya. Ia berdiri di depan pintu ruang ICU, sambil menatap Tuan Bima dari kaca pintu ruangan. Saat ia asik melihat ayahnya, tiba-tiba jari telunjuk Tuan Bima bergerak. Riski terkejut dan langsung masuk ke dalam ruangan, kemudian menekan tombol yang ada di samping brankar sang Ayah.Dokter dan perawat langsung berlari masuk ke dalam ruang ICU. Cinta terbangun dari tidurnya, dan langsung berdiri saat melihat tim medis masuk ke dalam ruangan dengan tergesa. Riski keluar dari ruangan, terlihat Cinta sudah berdiri di depan ruangan. Riski memeluk kekasihnya dan air mata bahagia pun membasahi wajah tampannya. "Jari Ayah bergerak, aku bahagia sekali." ucap Riski yang begitu bahagia."Benarkah? Syukurlah, sebentar lagi Tuan Bima akan sadar dan bisa beraktivitas seperti biasanya, Kak." balas Cinta yang ikut bahagia.Adam, Indah dan Nyonya Putri langsung berlari ke arah ruang ICU, saat melihat Ri

  • Unconditional Love for Riski   Bab 55 : Rencana Balas Dendam.

    Saskia merasakan ada sebuah mobil yang mengikutinya dari belakang, ia langsung membelokkan mobil-nya ke jalanan yang cukup banyak orang. Saskia menghentikan mobil miliknya dan ternyata mobil tersebut hanya berjalan melewati mobilnya."Aish, hanya perasaanku saja ternyata..." ucap Saskia yang tertawa kecil.Wanita itu langsung menghidupkan kembali mobil-nya dan melanjutkan perjalanannya menuju rumah. Joshua hanya tersenyum kecil menatap kepergian wanita tersebut. Ia langsung menghidupkan kembali mobilnya dan berbalik arah menuju rumah sakit.'Belum waktunya,-' batin Joshua.***Cinta dan Riski meminjam mobil Alex untuk ke rumah sakit. Mereka masuk ke dalam mobil dan menuju rumah sakit, untuk bergantian menjaga Tuan Bima yang masih dalam keadaan koma."Wah, ternyata sayangku sudah bisa menyetir mobil. Keren banget," ucap Cinta yang bertepuk tangan."Ehehe, makasih sayang." jawab Riski yang tersenyum bahagia."Yasudah, fokus melihat jalan..." sambung Cinta memegang tangan kekasihnya denga

  • Unconditional Love for Riski   Bab 54 : Joshua.

    Dokter Joshua menahan tangan Yogi yang memegang pisau, hingga pisau itu terjatuh ke lantai kamar. Yogi terkejut dengan reaksi sang Dokter yang berani melawannya."Aku bukan seperti Dokter yang lainnya, Tuan. Kau menantangku, aku akan menerima tantangan mu.." ucap Dokter Joshua mengikat tangan Yogi dengan tali yang ada di dalam tas kerjanya."Lepaskan aku!" teriak Yogi sambil memberontak."Mama, tolong aku." teriak Yogi."Tidak akan terdengar, karena kamar anda 'kan kedap suara, Tuan muda." sambung Joshua sambil tersenyum kecil ke arah Yogi."Maaf, ini jam kerjaku. Jadi kau harus menuruti perintah ku, atau kau akan ku hukum..." ucap Dokter Marcel kembali.Yogi memberontak dan berusaha menendang perut Joshua. Namun, Dokter itu malah menahan kaki Yogi dan mengikatnya dengan tali. Joshua mengeluarkan peralatan yang ia gunakan untuk melakukan terapi dan mulai menghipnotis Yogi.Pria itu akhirnya tertidur dan Joshua mulai untuk melakukan terapi pada Kakak kandung almarhum Dokter Wahyu. "Ter

  • Unconditional Love for Riski   Bab 53 : Psikiater.

    Pagi Hari, Pukul 07.00 WIB.Riski dan yang lain tengah bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Sebelum pergi, mereka lebih dulu menonton berita yang disiarkan oleh salah satu channel televisi. "Korupsi mulu, kagak pernah selesai dah masalahnya," ucap James."Hooh, malah makin banyak yang korupsi. Bikin Negara miskin aja," sambung Riski yang duduk di samping James."Kamu benar-benar sudah baik 'kan?" tanya James."Sudah, nanti selepas pulang kerja, aku ingin terapi lagi dan menjenguk ayahku. Kasihan Kak Adam semalam seharian menjaga Ayah dan Ibu," jawab Riski.James menganggukkan kepalanya dan mereka langsung berdiri, saat melihat Cinta, Alex dan Kenzo sudah keluar dari dalam kamar. James mengambil remote televisi, berencana ingin mematikannya namun terhenti saat melihat kasus pembunuhan wanita paruh baya sudah terbongkar.- Selamat Pagi, hari ini anggota kepolisian berhasil mecahkan kasus tentang pembunuhan di sungai 3 hari yang lalu, Minah dinyatakan telah dibunuh di sebuah sungai yang

  • Unconditional Love for Riski   Bab 52 : Penyelesaian.

    "Maaf," ucap Riski yang langsung melepas tangan gadis yang ternyata bukan kekasihnya."Mbak, ngapain di sini?" tanya James."Saya mau mengambil selendang milik saya," jawab gadis tersebut."Butuh bantuan?" tanya Alex."Tidak perlu, terima kasih." jawab gadis tersebut yang berhasil mengambil selendang miliknya.James, Riski, Kenzo dan Alex hanya mengangguk, kemudian melanjutkan untuk mencari Cinta yang belum juga mereka temui. Mereka kembali masuk ke dalam mobil, dan memilih mencari Cinta di tempat lain, berharap agar mereka bisa bertemu dengan gadis cantik itu."Semoga kita bisa bertemu dengannya," harapan Kenzo."Aamiin, aku khawatir dengan Cinta..." jawab Alex yang terus menatap ke luar jendela mobil."Kamu tau tidak dimana tempat paling disukai Cinta? Aish, dia tidak pernah memberitahu kami tentang tempat favoritnya. Jadi kami tidak tau, Riski." ucap James."Aku, tau." jawab Riski."Dimana?" tanya Kenzo."----,"James memutar arah dan menuju tempat yang disebutkan Riski.***Di Kawa

DMCA.com Protection Status