Share

BAB 4

Author: Nhana
last update Last Updated: 2021-01-16 18:55:16

Alan mendesah berat, sepertinya hari ini akan berlalu sangat panjang. Baru tadi pagi dia merasa lega karena istrinya sudah kembali mengingat dia dengan sang putra, tapi sekarang dia malah dihadapkan dengan persoalan lain. Persoalan yang selalu datang bersamaan dengan datangnya perempuan cantik di hadapannya.

"Tidak perlu menatapku seperti itu, aku kemari dengan niat baik," ucap seorang perempuan yang berada di ruangan yang sama dengan Alan. Perempuan yang juga sama-sama mengenakan seragam dokter.

"Ck," Alan hanya memutar bola matanya malas. "Jadi niat baik apa yang kau bawa kali ini?"

"Aku membawakan mu makanan." perempuan tersebut mengangkat dua paper bag yang ada di tangan kiri dan kanannya.

"Perlu aku ingatkan! Aku bukan tunawisma dan aku bisa mengurus diriku sendiri," jawab Alan tidak suka dan terkesan dingin.

"Sebenarnya aku juga tidak peduli, tapi ibu memintaku membawakan makanan untukmu. Katanya istrimu berulah lagi."

Alan me

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • (UN)REMEMBER (Indonesia)   BAB 1

    Suasana pagi kembali datang dan menyapa sebuah kota besar yang mulai sesak oleh jutaan manusia. Setiap hari saat pagi menjelang, orang-orang mulai lalu lalang dan memenuhi beberapa titik di kota tersebut. Diantaranya sekolah, perkantoran hingga pasar. Semua orang mulai sibuk menjalani aktivitas hidup masing-masing.Berbeda dengan kebanyakan orang yang sudah sibuk beraktivitas di luar, seorang perempuan berusia awal tiga puluhan justru tengah melamun di atas tempat tidur dengan pandangan kosong.Lagi, untuk kesekian kalinya Ara terbangun di tempat yang menurutnya sangat asing. Ini bukan kamarnya, dan juga bukan rumahnya tapi tempat ini terlihat familiar untukn

    Last Updated : 2020-11-19
  • (UN)REMEMBER (Indonesia)   BAB 2

    Esa mendengus pelan saat memasuki ruang kelasnya yang masih tampak kosong, dia memang sengaja berangkat sangat pagi agar tidak banyak berpapasan dengan para penghuni sekolah terutama teman-temannya. Entahlah dia hanya malas berinteraksi dengan mereka, terlebih teman-temannya suka bergosip tentangnya di belakang dan itu membuat dia malas untuk berteman."Baguslah, setidaknya aku bisa tidur sebentar," gumamnya seraya menyimpan tas di atas meja dan dia jadikan bantal untuk menopang kepalanya.Sekitar sepuluh menit berlalu, tiba-tiba saja kepala Esa terjatuh dengan keras di atas permukaan meja karena seseorang baru saja menarik tas miliknya yang berada tepat di bawah kepala."Apa yang kau lakukan sinting!" desis Esa saat melihat sang pelaku yang hanya menatapnya datar.

    Last Updated : 2020-12-21
  • (UN)REMEMBER (Indonesia)   BAB 3

    Ara menendang-nendang udara di sekitar trotoar jalan, tepat di depan sebuah cafe klasik yang tengah ramai oleh pengunjung. Dia tidak peduli jika orang-orang menatapnya aneh dan mulai berbicara yang tidak-tidak tentangnya, Ara hanya ingin melampiaskan kekesalannya dengan menggerutu sepanjang jalan.Pada dasarnya Ara memang bukan orang yang sabar, emosinya mudah sekali tersulut. Hal-hal kecil saja bisa membuat dia badmood seharian atau bahkan membuatnya memaki orang yang lalu lalang tanpa alasan.Menurut Ara, pertemuannya dengan bocah yang bernama Mahesa Arsalan tadi pagi sukses membuat harinya berantakan. Bagaimana tidak, bocah berumur sekitar 13-14 tahun tersebut sudah membuatnya jengkel bahkan sejak dirinya baru saja bangun.Kekesalannya semakin bertambah, karena Ara harus kembali berhadapan dengan sikap keras kepala anak itu, dan juga ayahnya yang menurutnya seolah menjadi budak cinta dari sang anak. Entah kenapa Ara kesal melihat interaksi E

    Last Updated : 2021-01-16

Latest chapter

  • (UN)REMEMBER (Indonesia)   BAB 4

    Alan mendesah berat, sepertinya hari ini akan berlalu sangat panjang. Baru tadi pagi dia merasa lega karena istrinya sudah kembali mengingat dia dengan sang putra, tapi sekarang dia malah dihadapkan dengan persoalan lain. Persoalan yang selalu datang bersamaan dengan datangnya perempuan cantik di hadapannya."Tidak perlu menatapku seperti itu, aku kemari dengan niat baik," ucap seorang perempuan yang berada di ruangan yang sama dengan Alan. Perempuan yang juga sama-sama mengenakan seragam dokter."Ck," Alan hanya memutar bola matanya malas. "Jadi niat baik apa yang kau bawa kali ini?""Aku membawakan mu makanan." perempuan tersebut mengangkat dua paper bag yang ada di tangan kiri dan kanannya."Perlu aku ingatkan! Aku bukan tunawisma dan aku bisa mengurus diriku sendiri," jawab Alan tidak suka dan terkesan dingin."Sebenarnya aku juga tidak peduli, tapi ibu memintaku membawakan makanan untukmu. Katanya istrimu berulah lagi."Alan me

  • (UN)REMEMBER (Indonesia)   BAB 3

    Ara menendang-nendang udara di sekitar trotoar jalan, tepat di depan sebuah cafe klasik yang tengah ramai oleh pengunjung. Dia tidak peduli jika orang-orang menatapnya aneh dan mulai berbicara yang tidak-tidak tentangnya, Ara hanya ingin melampiaskan kekesalannya dengan menggerutu sepanjang jalan.Pada dasarnya Ara memang bukan orang yang sabar, emosinya mudah sekali tersulut. Hal-hal kecil saja bisa membuat dia badmood seharian atau bahkan membuatnya memaki orang yang lalu lalang tanpa alasan.Menurut Ara, pertemuannya dengan bocah yang bernama Mahesa Arsalan tadi pagi sukses membuat harinya berantakan. Bagaimana tidak, bocah berumur sekitar 13-14 tahun tersebut sudah membuatnya jengkel bahkan sejak dirinya baru saja bangun.Kekesalannya semakin bertambah, karena Ara harus kembali berhadapan dengan sikap keras kepala anak itu, dan juga ayahnya yang menurutnya seolah menjadi budak cinta dari sang anak. Entah kenapa Ara kesal melihat interaksi E

  • (UN)REMEMBER (Indonesia)   BAB 2

    Esa mendengus pelan saat memasuki ruang kelasnya yang masih tampak kosong, dia memang sengaja berangkat sangat pagi agar tidak banyak berpapasan dengan para penghuni sekolah terutama teman-temannya. Entahlah dia hanya malas berinteraksi dengan mereka, terlebih teman-temannya suka bergosip tentangnya di belakang dan itu membuat dia malas untuk berteman."Baguslah, setidaknya aku bisa tidur sebentar," gumamnya seraya menyimpan tas di atas meja dan dia jadikan bantal untuk menopang kepalanya.Sekitar sepuluh menit berlalu, tiba-tiba saja kepala Esa terjatuh dengan keras di atas permukaan meja karena seseorang baru saja menarik tas miliknya yang berada tepat di bawah kepala."Apa yang kau lakukan sinting!" desis Esa saat melihat sang pelaku yang hanya menatapnya datar.

  • (UN)REMEMBER (Indonesia)   BAB 1

    Suasana pagi kembali datang dan menyapa sebuah kota besar yang mulai sesak oleh jutaan manusia. Setiap hari saat pagi menjelang, orang-orang mulai lalu lalang dan memenuhi beberapa titik di kota tersebut. Diantaranya sekolah, perkantoran hingga pasar. Semua orang mulai sibuk menjalani aktivitas hidup masing-masing.Berbeda dengan kebanyakan orang yang sudah sibuk beraktivitas di luar, seorang perempuan berusia awal tiga puluhan justru tengah melamun di atas tempat tidur dengan pandangan kosong.Lagi, untuk kesekian kalinya Ara terbangun di tempat yang menurutnya sangat asing. Ini bukan kamarnya, dan juga bukan rumahnya tapi tempat ini terlihat familiar untukn

DMCA.com Protection Status